Anda di halaman 1dari 62

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seni musik merupakan salah satu cabang seni yang tidak dapat lepas dari

setiap kehidupan manusia. Dalam Websters’s New Collegiate Dictionary (1973:

291) pengertian kata seni berakar dari bahasa Inggris art, yang berasal dari kata

latin ars yang berarti keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman,

pengamatan atau proses belajar. Seni musik dapat mempengaruhi setiap segi

kehidupan manusia, baik segi spiritual atau rohani yang nantinya akan

mempengaruhi fisik manusia. Mereka yang berkecimpung dalam dunia musik

mengakui bahwa komposisi musik tidak mungkin dipisahkan dari gejolak

perasaan penciptanya, sementara bagi mereka yang menyukai musik, setiap

rangkaian melodi, irama, timbre, dan dinamika sangat mungkin menimbulkkan

perasaan tertentu yang berbeda-beda (Djohan, 2009 : 49).

Perkembangan jaman yang kian pesat mempengaruhi segala aspek

kehidupan, salah satunya di bidang seni. Perubahan ini didasari oleh pandangan

manusia yang dinamis dalam konsep, proses, dan hasil karya berkesenian. Oleh

sebab itu, kesenian harus dibina dan ditumbuh kembangkan di masyarakat karena

mempunyai peranan yang penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan kehidupan

manusia. Upaya tersebut dapat dilakukan di sekolah dan di luar sekolah.

Sekolah sebagai sebuah lembaga yang menjadi tempat untuk melakukan

pembelajaran dan mendidik anak, mempunyai peran tanggung jawab untuk

membantu setiap siswa dalam mengembangkan semua kemampuan, termasuk


2

salah satunya adalah mengembangkan kemampuan musikalnya. Untuk mencapai

hasil yang maksimal dan sesuai dengan harapan, sekolah membutuhkan tenaga

pengajar atau guru yang memadai dan profesional. Guru sebagai pelaku

pendidikan, dituntut untuk melakukan berbagai inovasi dalam metode yang

diterapkan. Inovasi dalam metode pembelajaran dilakukan oleh guru untuk

mengikuti perkembangan daya pikir dan daya tangkap siswa seiring dengan

kemajuan jaman yang ada. Bukan hanya itu saja, guru dituntut untuk membuat

metode yang akan digunakan menjadi menarik bagi siswa dan juga sebaiknya

tetap dimengerti oleh siswa yang mempunyai kemampuan musikal yang berbeda.

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta (Stero) telah membuat terobosan dengan

mengadakan ekstra kurikuler ansambel string sebagai sarana untuk siswa dalam

mengembangkan kemampuan musikalnya dan mendapat pengalaman bermusik.

Instrumen yang dipakai dalam ansambel string di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

terdiri dari biola, biola alto, cello. Walaupun menggunakan nama ansambel string

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, ansambel string SMA Stella duce 2 Yogyakarta

mempunyai instrumen musik lain yang sering dimainkan bersama dalam

ansambel, yaitu flute, klarinet dan keyboard. Instrumen flute dan klarinet

digunakan sebagai filler atau instrumen pengisi, sedangkan keyboard digunakan

untuk memperkuat harmoni pada akor di dalam arransemen lagu. Pengalaman

bermusik adalah penghayatan suatu lagu melalui kegiatan mendengarkan,

bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik (Jamalus,

1988:2). Dipilihnya SMA Stella Duce 2 Yogyakarta sebagai obyek penelitian ini

dikarenakan para siswa mampu memainkan arransemen lagu dalam ansambel


3

string dengan kemampuan musikal yang berbeda. Materi ansambel di sekolah ini

juga bukan merupakan materi intrakurikuler, melainkan materi ekstra kurikuler.

Ansambel string Stella Duce 2 Yogyakarta selalu mengadakan pegelaran pada

akhir ajaran sebagai agenda kegiatan siswa. Ansambel string SMA Stella Duce 2

Yogyakarta juga sering mengiringi Misa di gereja, acara reuni, pemberkatan

nikah, konser bersama teater dan karawitan dalam acara Tarakanita Edu Fair.

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta adalah sekolah menengah umum yang

memiliki ansambel string yang baik dan mempunyai pengalaman bermain yang

cukup banyak. Hal inilah yang menjadikan penulis tertarik untuk mengetahui

metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada para siswa dalam

ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Berdasarkan penjelasan di atas

maka penulis mencoba menggangkat skripsi dengan judul Metode pembelajaran

instrumen biola pada ekstrakurikuler ansambel string di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas, maka permasalahan

yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Bagaimanakah metode pembelajaran ansambel string di SMA Stella Duce

Yogyakarta?
2. Bagaimanakah hubungan antara musikalitas guru terhadap hasil belajar siswa?
3. Adakah hubungan antara musikalitas dengan prestasi siswa?
C. Pembatasan Masalah
4

Pembelajaran memiliki beberapa komponen, salah satunya adalah metode,

sehingga permasalahan pada penelitian ini akan dibatasi pada metode

pembelajaran biola pada ekstrakurikuler ansambel string di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta

D. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah “bagaimanakah metode

yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran instrumen biola pada

ansambel string di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan

pembelajaran instrumen biola pada ansambel string di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang pembelajaran ansambel string di SMA Stella Duce

2 Yogyakarta ini diharapkan akan bermanfaat baik secara teoritik maupun praktis.
1. Manfaat Teoritik
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa Program

Pendidikan Seni Musik yang tertarik dengan bentuk permainan ansambel

string.
b. Sebagai bahan acuan yang dapat digunakan untuk menambah apresiasi dan

wawasan tentang kegiatan ansambel string yang diselenggarakan di SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis
5

a. Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sarana

informasi tentang eksistensi kegiatan ansambel string yang

diselenggarakannya, sehingga kegiatan dan nama sekolah semakin dikenal.


b. Bagi guru-guru pendidik kesenian, khususnya pendidik seni musik, hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam proses

pembelajaran seni musik di tempat lain.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Metode
Memberikan materi belajar merupakan tugas dari sekolah yang di tujukan

kepada siswa, agar siswa mempunyai pengetahuan, kepandaian yang berguna bagi
6

siswa itu sendiri. Oleh sebab itu metode dalam memberikan materi mutlak

diperlukan dalam proses pembelajaran agar siswa dapat mendapatkan

pengetahuan dan kepandaian yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Menurut Hasibuan (2002: 3) istilah metode berasal dari bahasa Latin meta

dan hodos , Meta berarti jauh dan Hodos berarti jalan atau cara. Jadi metode bisa

diartikan sebagai cara atau jalan untuk mencapai tujuan. Pembelajaran adalah

proses pengelolaan lingkungan sekolah yang dengan sengaja dilakukan sehingga

memungkinkan siswa belajar untuk melakukan atau mempertunjukan tingkah laku

tertentu dan respon terhadap situasi-situasi tertentu pula (Mukminan, 2004 : 5).

Jadi Metode instruksional berfungsi sebagai cara dalam menyajikan

(menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada

mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu(Suparman, 2001 : 176).

Dalam metode pembelajaran sendiri dapat menggunakan lebih dari satu metode,

oleh karena itu metode mempunyai beberapa langkah dalam pencapaiannya.

Beberapa metode pembelajaran materi yang sering digunakan dalam

kegiatan belajar adalah sebagai berikut.

a. Metode ceramah

Metode ceramah adalah cara menyampaikan materi dengan cara langsung


atau lisan. Metode ini mempunyai kelebihan yaitu lebih ekonomis dan efektif
dalam menyampaikan materi. Metode ini juga mempunyai kelemahan yaitu siswa
akan menjadi pasif dan pendiam sehingga siswa tidak menunjukkan adanya
peningkatan (Hasibuan, 2002 : 13).
b. Metode demonstrasi
7

Metode demonstrasi adalah bentuk penyampaian yang berhubungan

dengan keterampilan praktik. Metode ini dapat di gunakan untuk menyampaikan

materi apabila guru mempunyai keahlian. Setelah guru mendemonstrasikan

materi, siswa diberi kesempatan untuk melakukan latihan dan proses yang sama

(Suparman, 2001 : 176 - 177).

c. Metode diskusi

Diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang

berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka untuk tujuan atau sasaran

tertentu melalui cara tukar–menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau

pemecahan masalah, sedang menurut Hasibuan (2002 : 20), metode diskusi yaitu :

“suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan


kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah yang
bertujuan untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun
berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah”.

d. Metode praktik
Metode praktik berbentuk pemberian tugas kepada siswa untuk

menyelesaikan suatu tugas dengan berpraktik dan menggunakan instrumen atau

alat tertentu ( Suparman, 2001 : 183).


e. Metode latihan

Proses latihan sangat di perlukan untuk meningkatkan keterampilan

memainkan alat musik, karena dalam proses latihan siswa akan menemukan

pengalaman bermusik. Di dalam proses latihan guru memerlukan metode latihan

atau drill untuk menyampaikan materi kepada siswa agar tidak ada penyimpangan
8

dalam proses latihan. Proses latihan tersebut menggunakan beberapa tahapan yaitu

: latihan individu, latihan seksional dan latihan gabungan yang bertujuan untuk

memudahkan dan membantu proses pembelajaran agar cepat dimengerti oleh

siswi dan digunakan untuk mengembangkan kecakapan psikomotor dan

keterampilan siswi dalam bermain biola. Bukan hanya itu saja, metode ini dapat

membantu pelatih untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran ansambel

string. Metode latihan keterampilan adalah:

“suatu metode mengajar, di mana siswa diajak ke tempat latihan


keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh
latihan keterampilan yaitu membuat tas dari pernak-pernik, latihan keterampilan
bermain musik, dan sebagainya (Hasibuan, 2002 ; 22)”.

f. Metode tanya jawab

Menurut Hasibuan (2002 : 14) metode tanya jawab adalah:

“metode yang di dalamnya terdapat pertanyaan dan jawaban yang


diutarakan oleh guru kepada murid atau murid kepada guru. Metode ini dapat
menumbuhkan keingintahuan siswa akan hal hal yang belum mereka ketahui.
Bukan hanya itu saja, metode ini juga dapat mengembangkan pola berpikir dan
memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah

alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang digunakan oleh pendidik atau guru

dalam menyampaikan materi pelajaran.


9

2. Pembelajaran
Istilah pembelajaran di sekolah sering diartikan sama dengan belajar dan

mengajar. Mengajar dan pembelajaran terjadi secara bersamaan. Belajar dapat

dilakukan tanpa guru, sedangkan mengajar harus terdapat interaksi antara guru

dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut teori Behavioristik,


“Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku
dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia mampu menunjukan perubahan
tingkah lakunya” (Budiningsih, 2003 : 20).

Istilah pembelajaran menurut Muhibbin (2007:109) diartikan dengan

proses belajar. Kata proses mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan

yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Sedangkan menurut Rumini

(1993 : 59):

“Dari berbagai pendapat yang berbeda tentang arti belajar, beberapa ahli
pendidikan menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif
menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara
langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam
interaksinya dengan lingkunganya.”
Sebagaimana telah dikatakan bahwa belajar adalah kegiatan pembelajaran

yang merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon yang menghasilkan

sesuatu. Dalam hal proses belajar menurut Wittig (dalam Muhibbin, 2007 : 110-

111) mengatakan bahwa proses belajar siswa selalu berlangsung dalam tiga tahap

yaitu :

a. Tahap penerimaan informasi (acquisition)


Pada tahap ini siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan
melakukan respon terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku
baru. Tahap penerimaam informasi merupakan tahapan yang paling mendasar.
10

Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap


berikutnya.
b. Tahap penyimpanan informasi (storage)
Pada tahap storage seorang secara otomatis akan mengalami proses
penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani
tahap penerimaan informasi. Dalam tahap ini pemahaman dan perilaku baru yang
diterima akan disimpan dalam memorinya yang disebut shorterm atau longterm
memori.
c. Tahap mendapatkan kembali informasi (retrieval)
Pada tingkatan retrieval seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-
fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab atau memecahkan
masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam
mengungkapkan dan memproduksi kembali apa yang tersimpan dalam memori
yang berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respon
atas stimulus yang sedang dihadapi.

Setelah kegiatan pembelajaran berlangsung tentu para siswa mendapatkan

kemampuan tertentu yang merupakan hasil belajar. Adapun kemampuan yang

dihasilkan dari kegiatan belajar menurut M. Gagne (dalam Hasibuan, 2002 : 5)

adalah :
1) Keterampilan intelektual yang merupakan hasil belajar yang terpenting dari
kegiatan belajar.
2) Kemampuan kognitif, cara berpikir seseorang dalam arti seluas-luasnya,
termasuk kemampuan memecahkan masalah.
3) Kemampuan verbal.
4) Kemampuan motorik, diantaranya yaitu keterampilan menulis, mengetik,
menggunakan jangka dan sebagainya.
5) Sikap dan nilai, kemampuan ini berhubungan dengan arah serta intensitas
emosional yang dimiliki seseorang.

Jadi, proses pembelajaran dapat diartikan sebagai tahapan perubahan

tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.

Perubahan itu bersifat positif yang artinya berjalan kearah yang lebih baik dari

sebelumnya.

3. Instrumen Biola
11

Keluarga instrumen gesek yang tertua, sebagai awal perkembangan

keluarga Violen adalah Rebec atau Rubebe, yang berasal dari arab. Rubebe (rebab,

rabab) yang mulai dikenal dalam abad 15 pada mulanya mempunyai 5 – 7 dawai

dengan jarak kwart dan kwint. Bentuk Lira Braccio dari Italia adalah

menggambarkan kesamaan model dengan Violin (Biola) seperti yang sekarang

kita kenal ( Banoe, 1984:145).


Violin mulai dipergunakan orang pada abad ke-16 pada zaman Itali tinggi.

Seperti yang kita kenal, maka violin ditala dalam urutan nada g, d1, a1, e2.

Menurut riwayatnya senar violin semula dibuat dari usus kering, tetapi sejak abad

ke-18 senar G dibuat dengan lilitan perak, dan sejak tahun 1920,senar A dan senar

E dibuat dari baja. (Banoe,1984:147).


Para pembuat Biola terkenal pada awal perkembangan biola adalah Andrea

Amati (meninggal tahun 1611), Nikelaus Amati (meninggal tahun 1684), Antonio

Stradivari (meninggal tahun 1737), dan masih banyak lagi yang lainnya. Mereka

telah membuat biola sebagai sesuatu kerajinan tangan yang tinggi mutunya

(Banoe, 1984 : 147).


Penggesek biola seperti bentuknya sekarang ini adalah bentuk yang

diciptakan oleh Tourte (meninggal tahun 1835), dan benang-benang penggeseknya

terdiri atas 150 – 250 lembar rambut ekor kuda (Banoe, 1984 : 147).
Berikut adalah jenis – jenis Biola
Violin-Biola alat gesek suara tinggi, yang ditala dalam g, d1, a1, e2. Violin

mempunyai beberapa ukuran, 4/4 untuk pemain dewasa, ukuran 3/4 , 2/ 4 dan 1/4

untuk anak-anak (Banoe, 1984 : 147).


12

Gambar 1 : Violin
(musicforlife.typepead.com)

Viola-Biola Alto; yang ditala dengan urutan c, g, d1, a1. Disebut pula

dengan nama Viola atau Tenor. Dalam bahasa Jerman disebut dengan istilah

Bratsche dari bahasa Italia Viola daraccio (Banoe, 1984 : 147).

Gambar 2 : Viola
(musicforlife.typepead.com)

Violoncello; Keluarga violin dalam jajaran bass diatas oktaf kontra. Kata

ello menyatakan nilai kecil. Violoncello ditala dalam urutan nama c, g, d, a.

Dimulai dari c besar (C oktaf besar). Pada saat itu dikenal sebagai viola pomposa,

namun saat ini dikenal dengan cello (Banoe, 1984 : 147).


13

Gambar 3 : Cello
(joyceandnorm.wordpress.com)

Violone; yang sekarang kita kenal kontra bass adalah instrument empat

senar dengan ditala berjarak kwart (E1, A1, D, G). Sebuah kontra bass

menghasilkan suara 1 oktaf lebih rendah dari apa yang ditulis (Banoe, 1984 :

147).

Gambar 4 : Contra Bass


(ehow.com )

4. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar rencana pelajaran atau kegiatan

tambahan (Hasan Alwi dkk, 2001 : 291) sedangkan Muhadjir (1973 : 118)

mengatakan bahwa:
“Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran
biasa( termasuk pada waktu libur) yang dilakukan sekolah maupun luar sekolah
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, menyalurkan bakat dan
minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.”
14

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi dkk, 2001 : 291),

ekstrakurikuler berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti

latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Jadi, ekstrakurikuler adalah kegiatan

yang bermuatan pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran

sekolah. Seperti halnya ansambel string, merupakan kegiatan yang dilakukan

diluar jam pelajaran sekolah, serta bermuatan pembinaan dan pelatihan. Kegiatan

ansambel string juga berhubungan dengan keterampilan dan keselarasan tim,

sehingga kegiatan ini mampu membuat karakter siswa menjadi lebih disiplin dan

mandiri.

5. Musik Ansambel
Kata ansambel dalam kamus bahasa Indonesia berarti “bersama”

(Marhijanto, 1999 : 26). Sedangkan dalam kamus bahasa Inggris kata ansambel

sama dengan kata ensemble yang artinya “secara bersama sama” (Wojowasito,

1991 : 52). Musik ansambel berarti permainan musik yang dimainkan secara

bersama terdiri dari dua orang atau lebih dengan menggunakan satu jenis atau

berbagai alat musik.


Agus Rusli mengemukakan (Wahjoedi, 2005 : 1) bahwa dengan bermain
musik lewat ansambel musik sejak dini merupakan cara yang mudah dan
menyenangkan untuk mengembangkan kecerdasan anak dan remaja. Musik
ansambel juga akan membentuk perilaku dan sikap anak-anak maupun remaja
menjadi lebih baik dan teratur. ” ….lewat musik, kecerdasan anak dan remaja
akan berkembang dengan baik. Perkembangan itu antara lain terjadi pada daya
konsentrasi belajar di sekolah, kemampuan mencerna, memecahkan dan
menyelesaikan soal-soal latihan dapat mereka lakukan dengan lebih cepat dan
tepat. “…. . Dengan bermain musik, sikap dan perilaku anak dan remaja juga
berkembang dengan baik. Rasa percaya diri anak atau remaja akan tumbuh
sehingga mereka mampu mengaktualisasikan diri dalam situasi dan kondisi yang
ada di sekitarnya.

Manfaat lain yang dapat diperoleh adalah kerjasama, karena musik bukan

permainan individu. Begitu juga dalam permainan sebuah ansambel yang terdiri
15

dari beberapa pemain, tentu mengajarkan anak-anak berada dalam sebuah team

work. Hal yang berkaitan dengan baik buruknya permainan ansambel musik juga

sangat tergantung pada jenis aransemen lagu, disiplin dan kemampuan para

pemain dalam menguasai alat musik, serta kekompakan para pemain ansambel.

Dengan kata lain bermain ansambel musik merupakan kerja sama tim, yang akan

berhasil jika disiplin, kekompakan dan kerjasama.

Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian metode pembelajaran biola pada

ansambel string ini adalah penelitian tentang metode pembelajaran drum yang

dilakukan oleh Iwan Suprianto (2008), mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik

FBS UNY angkatan 2001 dalam bentuk skripsi dengan judul “Metode

Pembelajaran Ansambel Drum Anak-anak DR. Ensemble Surakarta” sebagai

syarat kelulusan untuk meraih gelar sarjananya.

Penelitian yang dilakukan oleh Iwan Suprianto ini lebih menitikberatkan

pada bentuk metode pembelajaran ansambel drum pada anak-anak. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa metode yang digunakan dalam Pembelajaran

ansambel drum anak-anak DR. Ensemble Surakarta yaitu metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan strategi pembelajaran yang digunakan

terdiri dari beberapa tahap latihan yaitu, latihan individu, latihan seksional, dan

latihan gabungan.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa masih sangat terbuka

kemungkinannya untuk mengkaji pembelajaran instrumen musik, terutama


16

meneliti metode pembelajaran yang digunakannya, dalam hal ini metode

pembelajaran biola pada ansambel string, sehingga lebih ilmiah untuk dikaji.

Peneliti menambahkan hasil penelitian Ajie Ardri Asworo Universitas

Negeri Yogayakarta tahun 2004 dengan judul “Metode Pembelajaran Vokal Anak

Usia 5-10 Tahun di Bina Vokalia Mahayu PTPN Rasitania Surakarta ” sebagai

acuan yang kedua. Hasil penelitian menunjukan bahwa Metode Pembelajaran

Vokal Anak usia 5-10 tahun di Bina Vokalia Mahayu PTPN Rasitania dapat

disimpulkan yaitu metode ceramah, demonstrasi, bermain peranan atau roll

playing, metode kasus, dan metode latihan atau drill. Sedangkan strategi

pembelajaran yang digunakan adalah pementasan awal, koreksi, penyampaian

materi, pementasan akhir, dan evaluasi.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
17

Penelitian tentang pembelajaran ansambel string di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif. Dengan pendekatan

kulitatif ini dideskripsikan tentang proses pembelajaran ansambel string di SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta.


B. Data Penelitian
Data yang diperoleh dari kegiatan penelitian adalah data tentang

pembelajaran ansambel string khususnya dan bagaimana langkah-langkah dalam

kegiatan pembelajaran ansambel string atau biola tersebut.


C. Tempat Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Seni Budaya dan

Kerajinan SMA Stella Duce 2 dan siswa SMA Stella Duce 2 sebagai peserta

ansambel string di SMA Stella Duce 2. Ansambel string SMA Stella Duce 2

beralamat di Jl. Gayam No. 16 Yogyakarta.


D. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2006 : 305), dalam penelitian kualitatif, yang menjadi

instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai

human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis

data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya ( Soegiyono,

2006 : 306). Dari pengertian di atas, maka instrumen penelitian dalam penelitian

ini adalah peneliti sendiri.


Sesuai dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti

sebagai instrumen utama di lapangan menggunakan lembaran catatan-catatan dan

pedoman observasi. Oleh karena itu, dalam proses pengumpulan data, peneliti

mengamati dan berinteraksi dengan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian. Peneliti juga menggunakan teknik wawancara yang mendalam,


18

dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun atau dirinci.

Dalam penelitian ini juga digunakan alat-alat pengumpul data yang lain, yaitu,
1. Peralatan tulis
Peralatan tulis dan bloknot digunakan untuk mencatat semua informasi
yang diperoleh dalam kegiatan penelitian.
2. Tape recorder
Tape recorder digunakan untuk merekam semua informasi pada saat
wawancara, sehingga hasilnya dapat disimpan secara audio.
3. Kamera
Alat bantu kamera digunakan untuk mendokumentasikan secara visual
semua informasi yang didapat pada saat proses penelitian berlangsung.

E. Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kualitatif, maka teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu,


1) Wawancara
Wawancara dilakukan kepada nara sumber, yaitu:
a) Guru mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan SMA Stella Duce 2

Yogyakarta
b) Siswi ansambel string khususnya biola SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Tabel 1. Kisi- kisi Wawancara

N Aspek yang diwawancarai Daftar pertanyaan

No
1 Awal mula adanya ansambel Kapan mulai diajarkan

1. musik biola di SMA Stella Duce 2 ansambel musik biola di SMA

Yogyakarta Stella Duce 2 Yogyakarta

2 Latar belakang
a. Apa yang menjadi latar

2. penyelenggaraan ansambel musik biola belakang dilaksanakan

ansambel musik biola di SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta


b. Siapa peserta ansambel musik
19

biola ?
c. Hambatan apa yang dialami

selama kegiatan pembelajaran

ansambel musik biola?


d. Apa tanggapan siswa terhadap

pembelajaran ansambel musik

biola?

3 Sistem pembelajaran a. Apa tujuan pembelajaran

3. ansambel musik biola?


b. Materi dipakai dalam proses

pembelajaran
c. Bagaimana metode yang

digunakan?
d. Bagaimana dengan alat yang

dipakai?
e. Bagaimana dengan proses

pembelajaran ansambel musik

biola?
f. Bagaimana langkah- langkah

pembelajaran ansambel musik

biola?
g. Bagaimana penilaian hasil

belajar?

2) Observasi

Observasi sangat penting dalam penelitian kualitatif. Teknik observasi

dilakukan untuk mendapatkan data tentang kegiatan pembelajaran,dalam hal ini


20

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Dengan observasi kita dapat melakukan

pengamatan secara langsung dengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih

lengkap. Observasi ini dilakukan dengan melihat, mendengarkan dan merasakan

yang kemudian dicatat seobjektif mungkin. Fokus yang diamati dalam penelitian

ini adalah metode pembelajaran ansambel string di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta.

3) Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang

pembelajaran ansambel string di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Dokumentasi

dalam penelitian ini merupakan dokumentasi pribadi milik ansambel string di

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang berupa foto, rekaman video konser maupun

pementasan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kegiatan ansambel string.

Hal ini sangatlah penting karena dokumentasi dapat menguatkan data yang

diambil pada saat wawancara dan observasi. Bukan hanya itu saja, dokumentasi

juga dapat digunakan untuk keabsahan data.


F. Analisis Data
Data yang sudah terkumpul disusun sesuai dengan permasalahan dalam

penelitian. Selanjutnya data-data dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu

dengan menguraikan penggunaan komponen-komponen pembelajaran salah

satunya yaitu metode pembelajaran ansambel string di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta.
Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam. Data yang diperoleh

pada umumnya adalah data kualitatif, sehingga teknik yang digunakan untuk

menganalisis data harus jelas dan sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Metode
21

yang digunakan untuk mendeskripsikan metode pembelajaran ansambel string di SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta adalah Teknik Analisis Metode Deskriptif (Descriptive

Method): yaitu, proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain

(Soegiyono, 2006 : 334). Dalam analisis data digunakan rencana analisis data

yang meliputi:
1. Penyajian data secara ringkas
2. Pola-pola serta hubungan antar data maupun data dengan konteksnya
3. Deskripsi data
4. Pengambilan keputusan

G. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Data dalam penelitian ini diusahakan merupakan data yang valid, maka

validitas data yang dilakukan adalah meng-crosscheking-kan data yang sudah ada

dengan kaidah Trianggulasi data. Dalam penelitian kualitatif uji keabsahan data

meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal),

dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas) (Sugiyono, 2006:

366). Namun, yang paling penting dalam penelitian kualitatif adalah uji

kredibilitas.

Menurut Soegiyono (2006 : 368)


“Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa uji kredibilitas atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,
diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member ceck.”
22

1. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan adalah melakukan pengamatan penelitian secara

cermat dan kesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan

peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

“Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan


pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.
Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan
deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang penelitian yang sedang
dilakukan” (Sugiyono, 2006: 371).

2. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Dengan demikian terdapat

triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2006:

372).

a. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber, sehingga

keabsahanya data dapat dipertanggung-jawabkan (Sugiyono, 2006: 373). Untuk

mendapatkan keabsahan data peneliti melakukan crosscheck, yaitu dengan

melakukan wawancara dengan siswi peserta ansambel string SMA Stella Duce 2

Yogyakarta setelah melakukan wawancara dengan narasumber atau pelatih

ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.


23

Pelatih

Siswa ansambel string Pimpinan ansambel string

Triangulasi Sumber Data


(Sugiyono 2006:373)

b. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya

data yang diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan observasi, dan

dokumentasi. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut

menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih

lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan mana yang

dianggap paling benar (Sugiyono, 2006: 373-374).


24

Data Observasi

Data Wawancara Data Dokumentasi

Triangulasi Teknik Pengumpulan Data


(Sugiyono, 2006 : 374)

Sesuai dengan teori triangulasi di atas penulis melakukan cross check

untuk mendapatkan data yang valid, yaitu dengan melakukan wawancara dengan

siswi peserta ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta setelah melakukan

wawancara dengan pelatih ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta pada

waktu yang berbeda. Dalam melakukan wawancara penulis memberikan

pertanyaan yang sama baik kepada pelatih dan siswi. Pertanyaan tersebut di buat

setelah penulis melakukan pengamatan atau observasi.


25

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakart
a. Awal mula ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Kegiatan ansambel string di mulai pada bulan Juni 1996. Kegiatan

pembelajaran ansambel string tersebut dilakukan pada pertama kali di Aula SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta. Lokasi SMA Stella Duce 2 terletak di tengah kota

Yogyakarta bagian timur. Letak SMA Stella Duce 2 berada di lingkungan

pemukiman penduduk walaupun demikian keduanya tidak saling mengganggu,

karena SMA Stella Duce 2 Yogyakarta di kelilingi oleh tembok yang tinggi.
Saat ini SMA Stella Duce 2 mempunyai tenaga pengajar musik sebanyak

3 orang meliputi 1 tenaga pengajar utama yang mengajar intrakurikuler dan

ekstrakurikuler, dan 2 pengajar ekstrakurikuler. Sarana dan prasarana untuk

kegiatan musik siswi SMA Stella Duce 2 meliputi 1 aula, 1 pendapa, ruang

penyimpanan alat musik, 20 biola sopran, 6 buah biola alto, 2 buah cello, 4 buah

flute, 1 buah klarinet, 1 buah keyboard.


Keberadaan ansambel string di SMA Stella Duce 2 ini tidak lepas dari

seseorang yang bernama Jendra dengan nama lengkap Antonius Jendra Raharja

yang merupakan penggagas terbentuknya ansambel string di SMA Stella Duce 2.

Bapak Antonius Jendra Raharja belajar musik di Universitas Negeri Yogyakarta

pada tahun 1984 - 1991 dan Pusat Musik Liturgi gereja Kotabaru pada tahun

1986 - 1991. Kegiatan ansambel string di SMA Stella Duce 2 di bentuk dengan

tujuan sebagai kegiatan siswi SMA Stella Duce 2 yang menjadi ciri khas SMA

Stella Duce 2. Peserta ansambel string tersebut adalah siswi kelas 10, 11, 12 SMA

Stella Duce 2.
26

b. Sejarah ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta


Kegiatan ansambel string tersebut di mulai pada tahun 1996, di SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta hanya dengan tidak lebih dari 15 peserta dan hanya

mempunyai 6 buah biola sopran, 2 buah biola alto. Pada awal terbentuknya

ansambel string ini, penulisan partitur dilakukan dengan cara manual yaitu ditulis

dengan tulisan tangan.


Dengan berjalannya waktu, ansambel string SMA Stella Duce 2 ini

mengalami peningkatan jumlah siswa yang berminat mendaftar untuk menjadi

peserta. Oleh karena itu pihak sekolah menambah jumlah alat musik menjadi 20

buah biola sopran, 6 buah biola alto, 2 buah cello, 4 buah flute, 1 buah klarinet, 1

buah keyboard.
Dengan berkembangnya teknologi pada jaman sekarang ini Penulisan

partitur sudah lebih modern dan efisien dengan menggunakan program encore.

Pihak sekolah juga menambah 2 tenaga pengajar musik sebagai tenaga pengajar

untuk membantu tenaga pengajar utama. Tenaga pengajar pembantu ini membantu

dalam hal arransemen dan penyampaian teknik bermain musik dalam sebuah

ansambel sekaligus menjadi conductor. Tenaga pengajar pembantu di ansambel

SMA Stella Duce2 ini merupakan praktisi musik. Tenaga pengajar pembantu yang

pertama adalah Kurniawan Wahyu Putranto. Kurniawan Wahyu Putranto

merupakan mahasiswa semester akhir Universitas Negeri Yogyakarta jurusan seni

musik dan lulusan Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma. Tenaga

pengajar yang kedua adalah Carolus Boromeus Tri Aryanto merupakan

mahasiswa semester akhir Universitas Negeri Yogyakarta, praktisi musik,


27

mengajar di Seminari Menengah Mertoyudan, dan pemain musik di gereja

khatolik Banteng.
Ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta mempunyai cukup

banyak pengalaman pentas. Beberapa pengalaman mereka adalah mengisi acara

pagelaran pada akhir ajaran, mengiringi misa di gereja, mengiringi pemberkatan

nikah, acara reuni, konser bersama teater dalam acara Tarakanita Edu Fair .

c. Instrumen yang digunakan pembelajaran ansambel string

Ansambel string SMA Stella Duce 2 didominasi oleh alat musik biola,

selain itu dalam pementasan ansambel biola juga didukung oleh alat musik lain

seperti flute,klarinet dan keyboard.

Berikut instrumen yang digunakan dalam permainan ansambel string di

SMA Stella Duce 2 :


1) Biola
Alat musik biola merupakan alat musik dawai yang cara memainkanya

digesek. Alat musik biola terdiri atas beberapa jenis alat musik sebagai suatu

kesatuan yang membentuk instrumen gesek bagian- bagian tersebut antara lain :

biola sopran, biola alto, cello.

a) Violin-Biola
Biola merupakan alat musik dawai yang cara memainkanya digesek., yang

ditala dalam g, d1, a1, e2. Violin mempunyai beberapa ukuran, 4/4 untuk pemain

dewasa, ukuran 3/4 , 2/ 4 dan 1/4 untuk anak-anak. Pada ansambel string SMA

Stella Duce 2Yogyakarta violin berfungsi sebagai suara 1 dan suara 2, seperti

halnya dengan suara sopran dan alto pada sebuah paduan suara. (Lihat gambar 1).
b) Viola-Biola Alto
Biola alto ditala dengan urutan c, g, d1, a1. Disebut pula dengan nama

Viola atau Tenor. Dalam bahasa Jerman disebut dengan istilah Bratsche dari
28

bahasa Italia Viola daraccio. Antonius Jendra Raharjo menggunakan viola atau

biola alto sebagai suara 3. (Lihat gambar 2).


c) Violoncello
Keluarga violin dalam jajaran bass diatas oktaf kontra. Kata cello

menyatakan nilai kecil. Violoncello ditala dalam urutan nama c, g, d, a. Dimulai

dari c besar (C oktaf besar). Pada saat itu dikenal sebagai viola pomposa, namun

saat ini dikenal dengan cello. Pada ansambel string SMA Stella Duce 2 Cello

berfungsi sebagai root atau bass menggantikan Contra bass. (Lihat gambar 3).
2) Flute
Flute merupakan salah satu alat musik aerophone. Alat musik aerophone

adalah alat musik yang memerlukan getaran udara sebagai sumber bunyinya dan

hole sebagai sumber bunyinya. Pada ansambel string di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta, flute digunakan sebagai filler sekaligus alat musik untuk melodi

utama di dalam salah satu arrasemen lagu.

Gambar 5 : Flute
(musicfactoryblog.com)

3) Klarinet
Klarinet juga termasuk alat musik aerophone, yang memerlukan getaran

udara untuk menggetarkan reed sebagai sumber bunyinya. Reed klarinet terbuat

dari bambu yang dipotong tipis seperti tembok rumah pada jaman dulu yang

disebut “gedhek”. Pada ansambel string di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta


29

klarinet digunakan sebagai filler dan berfungsi sebagai suara 2 atau ters

mendampingi flute.

Gambar 6 : Klarinet
(intersalesteaching.co.uk)

4) Keyboard
Untuk menunjang harmonisasi arransemen lagu, ansambel string di SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta menggunakan keyboard yang berfungsi untuk menjaga

tempo dan harmonisasi chord. Keyboard merupakan alat musik elektronik yang di

adopsi dari piano. Dengan kata lain keyboard adalah piano yang telah mengalami

banyak penambahan. Salah satu contoh penambahan keyboard adalah

penambahan suara dan teknologi.

Gambar 7 : Keyboard
(www.bengkelmusik.com)
30

2. Pembelajaran Ansambel string SMA Stella Duce 2


a. Tujuan pembelajaran

Dari hasil wawancara dengan Bapak Antonius Jendra Raharja diketahui

bahwa tujuan kegiatan Ansambel string SMA Stella Duce 2 adalah untuk

menumbuh kembangkan kreatifitas siswi, membantu perkembangan kepribadian

siswi dan mempersiapkan ansambel string SMA Stella Duce 2 menjadi

ekstrakurikuler yang menjadi ciri khas SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Sedangkan

tujuan pembelajaran ansambel string anak-anak menurut Bapak Antonius Jendra

Raharja, adalah untuk membentuk rasa percaya diri pada anak, menumbuhkan

rasa toleransi dan kerjasama serta membentuk mental anak

Pembelajaran ansambel string SMA Stella Duce 2 dilakukan secara

individual, seksional, dan gabungan. Pembelajaran individual bertujuan untuk

melatih kemampuan siswi dalam bermain biola secara individu. Pembelajaran

seksional diadakan dengan tujuan untuk melatih siswi untuk bekerja sama dalam

kelompok musik sesuai dengan jenis alat musik yang sama, sehingga pelatih dapat

mengevaluasi kembali bila ada kesalahan dalam memainkan biola, misal,

menyamakan posisi penjarian dan bow. Pembelajaran terakhir adalah secara

gabungan atau bersama-sama. Pembelajaran ini dilakukan oleh seluruh siswi

dengan alat musik yang berbeda. Evaluasi tetap dilakukan oleh pelatih pada

pembelajaran gabungan ini, seperti halnya pada pembelajaran seksional, sehingga

pelatih mengetahui sampai dimana siswi dapat memainkan alat musik dalam
31

sebuah ansambel, dimana di dalamnya terdapat beberapa jenis alat musik, seperti

biola,biola alto, dan cello.

Dari uraian di atas tujuan pembelajaran Ansambel string SMA Stella Duce

2 jelas tidak bersifat kompetitif apalagi komersial. Kegiatan ansambel string

tersebut lebih bertujuan pada proses penanaman mental, pengasahan kreativitas,

dan mengembangkan kemampuan sosial anak, melalui kebersamaan, rasa

toleransi, kerjasama dan saling menghormati.

b. Pembentukan Tim Ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta


Pembentukan tim atau kelompok dalam Ansambel string SMA Stella

Duce 2 Yogyakarta dilakukan dengan membuka pendaftaran oleh tenaga pengajar

di awal pembentukan yaitu pada tahun 1996. Akan tetapi hanya beberapa siswi

saja yang mempunyai ketertarikan terhadap Ansambel string SMA Stella Duce 2

dan mendaftar sebagai peserta Ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta,

dengan tingkat musikalitas yang kurang baik. Dengan berjalannya waktu, jumlah

siswi yang mempunyai minat untuk menjadi peserta ansambel string SMA Stella

Duce 2 ini meningkat, oleh karena itu pegajar tidak hanya membuka pendaftaran,

tetapi menentukan materi sebagai seleksi masuk menjadi peserta ansambel string

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Pembentukan tim atau kelompok menjadi lebih

ketat, calon peserta harus melalui beberapa proses seleksi. Seleksi tahap awal

adalah seleksi kemampuan solfegio dan kemampuan membaca notasi balok. Dari

seleksi awal tersebut dipilih siswi yang mempunyai kemampuan solfegio

kemampuan membaca notasi balok dengan baik. Siswi yang terpilih mendapatkan

pendalaman materi yaitu melalui tahap biola dasar terlebih dahulu. Kemudian
32

setelah lulus seleksi biola dasar, siswi dapat mengikuti ansambel string SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta.


1) Seleksi Awal
Pada seleksi tahap awal siswi ini mendapatkan tes berupa solfegio dan

membaca notasi balok.


a) Solfegio
Solfegio adalah metode latihan pendengaran, biasanya ditirukan dengan

vokal(Banoe; 2003 : 384). Dalam tes solfegio ini siswi diminta untuk menirukan

nada-nada dari suara keyboard yang dimainkan oleh pelatih dengan suara mereka

sendiri.

b) Membaca notasi balok


Dalam tes kedua pada seleksi tahap awal ini, siswi dituntut untuk

membaca melodi dan ritme dalam notasi balok. Di dalam membaca notasi balok

pelatih tidak hanya menggunakan tangganada c sebagai materi membaca nptasi,

tetapi menggunakan tangganada lain.


2) Biola Dasar
Pada tahap biola dasar hanya siswi yang mempunyai kemampuan yang baik

diterima, yaitu siswi yang mempunyai kemampuan solfegio dan membaca notasi

balok baik ritme maupun melodi. Dalam tahap ini pelatih memberikan banyak

materi dasar bermain biola yang benar kepada siswi. Materi yang di berikan

pelatih kepada siswi berupa teknik dasar dalam bermain biola seperti, fingering,

arco, posisi bow dan membaca notasi balok. Materi yang digunakan untuk latihan

membaca notasi yaitu buku Suzuki dan etude yang dibuat oleh tenaga pengajar.

Berikut adalah materi dasar yang dibuat oleh pelatih :


a) Fingering
33

Fingering merupakan salah satu teknik penjarian, tata jari atau petunjuk

penggunaan jari. Dengan jari tertentu dapat mempermudah dalam memainkan

sebuah lagu (Banoe; 2003 : 145).


b) Arco
Arco mempunyai arti gesekan.Di dalam permainan biola arco adalah cara

menggesek dawai, walaupun biola dapat dimainkan dengan di petik atau pizzicato

(Banoe; 2003 : 30).


c) Posisi Bow
Pada pembekalan materi dasar pelatih melengkapi dengan memberikan

teknik posisi bow. Teknik posisi bow sangat berguna bagi siswi dalam memainkan

biola karna dapat memudahkan siswi dalam memainkan arransemen lagu. Posisi

bow meliputi whole bow, upper half of the bow, lower half of the bow, middle of

the bow.

Gambar 7 :
posisi bow upper half of the bow
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)
34

Gambar 8 :
posisi bow middle of the bow
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

Gambar 9 :
posisi bow lower half of the bow
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

3) Seleksi tahap akhir


Setelah siswi menjadi peserta biola dasar, para siswi harus mengikuti seleksi

tahap akhir yaitu seleksi untuk menjadi peserta ansambel string SMA Stella Duce

2 Yogyakarta. Seleksi tahap akhir ini hanya peserta yang mempunyai kemampuan

solfegio, kemampuan membaca notasi balok dengan baik dan di tambah dengan

kemampuan bekerjasama dengan sesama peserta ansambel string yang akan


35

diterima menjadi peserta ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Pelatih

mencoba untuk membuat beberapa kelompok yang di dalamnya terdiri dari 2

orang pemain biola yang berperan sebagai biola 1 dan biola 2, 1 orang pemain

biola alto dan 1 orang pemain cello untuk memenuhi kriteria yang terakhir yaitu

kemampuan bekerjasama dengan sesama peserta ansambel string. Kemudian ke 4

orang tersebut di beri materi lagu yang harus mereka mainkan secara bersama

sesuai dengan partitur yang menjadi bagian masing-masing instrumen. Setelah

semua siswi memainkan lagu bersama kelompoknya, pelatih mencoba

mengadakan pertukaran pemain dari kelompok satu dengan kelompok yang lain.

Pertukaran tersebut dilakukan oleh pelatih agar siswi mampu beradaptasi dengan

lawan bermainnya dengan cepat, sehingga pada saat di gabungkan dengan siswi

yang lebih dulu menjadi peserta ansambel string, siswi yang merupakan calon

peserta ansambel string yang baru bisa beradaptasi dengan cepat.

1 1 12 1 2 2

1 1 1 1 2 2 2
Kelompok 1 Kelompok 2
3 3 3 4 4

3 3 3 3 4 4

Kelompok 3 Kelompok 4

menjadi
36

1 1 2 2 2 3

3 43 4 1 4 1

3 3 4 4 1

2 11 2 2 3

Gambar 10 :
Pola pertukaran pemain
(gambar pribadi)

Keterangan :
: biola 1
: biola 2
: biola alto
: cello

Menurut Antonius Jendra Raharja, pengajar ansambel string SMA Stella

Duce 2 Yogyakarta, tujuan diadakanya seleksi atau audisi siswa ansambel string

adalah untuk mengetahui kemampuan dan kepribadian setiap siswa sehingga

memudahkan pengajar untuk penempatan siswa dalam permainan ansambel string

yang disesuaikan dengan keterampilan atau kemampuan siswa dalam bermain

string. Hal ini merupakan strategi atau metode pengajar ansambel string sendiri

yang digunakan dalam pembelajaran ansambel string.


c. Guru

Guru merupakan faktor pendukung utama yang sangat berpengaruh bagi

siswa dalam proses pembelajaran. Guru yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah seorang pelatih ansambel string. Pelatih atau guru yang mengajarkan

ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta adalah Antonius Jendra Raharja.

Dalam pembelajaran ansambel string pelatih mengajarkan teknik bermain string


37

dan materi lagu yang disampaikan dengan metode ceramah, demonstrasi, tanya-

jawab dan metode latihan.

d. Siswa (peserta didik)

Peserta didik adalah seseorang yang diajarkan dan diberi ilmu

pengetahuan oleh seorang guru. Saat ini siswa yang tergabung dalam ansambel

ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berjumlah lebih dari 30 anak.

Peserta ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta didominasi oleh siswi

kelas 11 dan 12, sedangkan peserta biola dasar adalah siswi kelas 10. Dalam

pembelajaran ansambel string setiap siswa bermain biola dengan mengikuti

teknik-teknik permainan biola yang diajarkan pengajar atau pelatih ansambel

string dengan membaca partitur hasi arransemen pengajar atau pelatih yang telah

disesuaikan dengan kemampuan peserta ansambel string.

e. Materi

Materi pembelajaran merupakan bahan ajar yang disiapkan atau

dilatihkan kepada siswa atau peserta didik. Materi yang diajarkan dalam

pembelajaran ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta sangat bervariasi

yang meliputi materi teknik bermain, materi membaca partitur, materi lagu, dan

materi bermain biola secara ansambel. Dalam penelitian ini, materi lagu yang

dipelajari dalam pembelajaran ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

yaitu ; lagu 1000 tahun lamanya dan E’ Dayohe teka dalam pagelaran akhir tahun

ajaran 2008/2009 di Auditorium SMA Stella Duce 2, The Prayer dan Kolam Susu

yang dimainkan bersama dengan Tarakanita theater dalam acara Tarakanita Edu

Fair tanggal 24 Desember 2009 di Jogja Expo Center (JEC).


38

f. Metode

Metode merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh pengajar

dalam pembelajaran dengan tujuan agar proses pembelajaran berjalan dengan

efektif. Adapun metode yang digunakan pelatih dalam mengajar ansambel string

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta meliputi: metode ceramah, demonstrasi, tanya-

jawab, dan metode latihan. Metode ceramah digunakan pelatih untuk mengawali

proses latihan ansambel string, ceramah untuk memberikan pengertian dan

penjelasaan tentang materi yang akan dipelajari, ceramah untuk memberikan

koreksi terhadap permainan ansambel string, dan ceramah yang dilakukan untuk

mengakhiri proses latihan ansambel string dengan memberikan masukan tentang

hasil latihan.

Kegiatan demonstrasi diawali oleh pengajar dengan cara memainkan

permainan biola, dimulai dari posisi pada leher, cara menopang biola dengan

tangan kanan, memegang bow dan cara menggesek senar pada biola. Selanjutnya

setelah pelatih memberikan gambaran tentang semua yang akan dipelajari, satu

persatu siswa mencoba dan mempraktekan apa yang telah dicontohkan atau

dipraktekan oleh pelatih secara bergantian dengan pengawasaan pelatih dan

asisten pelatih. Sedangkan kegiatan tanya-jawab diawali oleh pelatih dengan

memberikan pengarahan setelah latihan ansambel string dan selanjutnya

memberikan kesempatan kepada semua siswa ansambel string untuk berbicara

atau bertanya yang berhubungan dengan proses latihan ansambel string. Setelah

diberikan kesempatan untuk bertanya, ternyata banyak sekali siswa yang ingin

bertanya tentang apa yang belum diketahuinya. Untuk metode latihan menggesek
39

atau bowing, pelatih memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih semua

materi yang diajarkan pelatih dari materi pemanasan sampai latihan ansambel

string secara bersama.

Dalam pembelajaran ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

pelatih menggabungkan berbagai macam metode belajar tersebut dengan tujuan

supaya materi pembelajaran cepat di mengerti oleh anak didiknya. Metode yang

digunakan oleh pelatih untuk mendasari semua metode yang ada adalah metode

pendekatan yang bersifat afektif yaitu dengan memperhatikan siswi saat

pembelajaran berlangsung, apakah diantara siswi ada yang tidak mampu

menyerap materi yang disampaikan oleh pelatih. Kemudian setelah kegiatan

pembelajaran selesai, pelatih melakukan pendekatan kepada siswi yang tidak

mampu menyerap materi dengan cara berbicara dari hati ke hati dan menanyakan

apa yang menjadi penyebab ketidakmampuan siswi dalam menyerap materi dari

pelatih. Setelah pelatih mengetahui penyebab ketidakmampuan siswi dalam

menyerap materi, pelatih memberi solusi dan dorongan agar siswa mampu

menyerap materi seperti siswi yang lain . Oleh sebab itu pelatih lebih

menggunakan istilah “sentuhlah dia tepat di hatinya” dalam proses pembelajaran,

yaitu pelatih tidak hanya memperhatikan skill saja tetapi psikologis anak sehingga

peserta didik yang mempunyai tingkat musikalitas yang rendah merasa mendapat

dorongan untuk lebih rajin dalam belajar.

g. Evaluasi

Evaluasi atau penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran ansambel

string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta bertujuan untuk mengoreksi kekurangan-


40

kekurangan yang ada dan selanjutnya diperbaiki. Dalam pembelajaran ansambel

string indikator keberhasilan adalah anggota tim ansambel string dapat bermain

dengan kompak dan benar. Sistem evaluasi atau penilaian dilakukan setiap akhir

latihan.

3. Metode Pembelajaran Ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Pembelajaran ansambel string merupakan pembelajaran yang sangat

langka dan menarik. Menurut Antonius Jendra Raharja, sebagai pengajar

ansambel string kita harus mengetahui, memahami, dan siap dengan segala hal

yang berhubungan dengan pembelajaran, baik yang berhubungan dengan

komponen-komponen pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang harus

diterapkan kepada siswa dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ansambel

string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta pelatih ansambel string menggunakan

beberapa tahap penyampaian materi pelajaran yaitu : tahap penyampaian materi

lagu dan penyampaian permainan ansambel string.

a. Penyampaian materi
Dalam pembelajaran ansambel string SMA Stella Duce 2, pelatih

ansambel string dalam penyampaian materi lagu menggunakan beberapa metode

yaitu:
1) Metode Ceramah
Dengan menggunakan metode ceramah pelatih menyampaikan,

menjelaskan atau menerangkan materi lagu yang akan digunakan dalam ansambel

string. Dalam kegiatan ceramah pelatih memberikan penjelasan tentang materi

lagu dan tentang hal yang berhubungan dengan ansambel string SMA Stella Duce

2 Yogyakarta. Adapun kegiatan ceramah yang dilakukan pelatih dalam


41

pembelajaran ansambel string adalah: ceramah untuk mengawali latihan,

penjelasan cara memainkan instrumen musik yang dipilih siswa, penjelasan materi

lagu, mengadakan tanya jawab dengan siswa agar dapat di ketahui sampai dimana

materi dapat dimengerti oleh siswa, pemberian evaluasi, ceramah untuk

mengakhiri kegiatan pembelajaran.


2) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang identik dengan kegiatan

mencontohkan. Dalam metode demonstrasi pelatih memberikan ceramah terlebih

dahulu, kemudian memberikan contoh dalam memainkan istrumen biola yang

sesuai dengan materi yang sudah ada, seperti bagaimana cara memegang biola

dengan benar, cara memegang bow dengan benar, menggesek senar dengan benar

dan memainkan melodi sebuah etude atau lagu dengan benar.

3) Metode Tanya jawab


Metode tanya-jawab digunakan untuk mengetahui kekurangan dan

kesulitan siswa dalam belajar sehingga pengajar mengetahui apa yang harus

dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kegiatan ini diawali oleh

pelatih dengan memberikan pengarahan setelah latihan ansambel string dan

selanjutnya memberikan kesempatan kepada semua siswa ansambel string untuk

berbicara atau bertanya yang berhubungan dengan proses latihan ansambel string.

Setelah diberikan kesempatan untuk bertanya, ternyata banyak sekali siswa yang

ingin bertanya tentang apa yang belum diketahuinya, hal yang belum dimengerti

oleh kebanyakan siswa ansambel string yaitu tentang kekompakan dalam bermain

string. Hal ini wajar karena permainan ansambel string dimainkan oleh beberapa

anak yang jumlahnya 35 pemain string. Menanggapi permasalahan seperti ini

pelatih memutuskan dan menciptakan tahapan dalam latihan string yaitu : latihan
42

individu, latihan seksional, dan latihan gabungan. Dengan adanya kegiatan tanya-

jawab ini diharapkan tercapai pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan

pembelajarannya. Kegiatan tanya-jawab dalam pembelajaran ansambel string

dilakukan pada waktu istirahat dan setelah latihan selesai.


4) Metode Latihan
Kegiatan latihan atau drill dalam pembelajaran ansambel string SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta sangat diperlukan sekali karena ansambel string

merupakan kegiatan belajar yang mengutamakan praktik untuk mencapai hasil

belajar. Kegiatan ini diawali oleh pelatih dengan memberikan demonstrasi atau

contoh tentang permainan string kepada semua siswa sebelum latihan ansambel

string dan selanjutnya pelatih memberikan kesempatan kepada semua siswa

ansambel string untuk melakukan latihan ansambel string di bawah pengawasan

pelatih. Dalam kegiatan ini siswa melatih semua materi yang diajarkan pelatih

dari latihan pemanasan sampai latihan ansambel string secara bersama. Menurut

pelatih kegiatan latihan atau drill sangat diperlukan sekali dalam pembelajaran

yang berhubungan dengan praktik.

b. Penyampaian Permainan Ansambel String

Pembelajaran ansambel string merupakan pembelajaran yang tidak

mudah dilaksanakan oleh seorang pengajar. Dalam pembelajaran ansambel string

banyak sekali permasalahan yang dihadapi seorang pengajar, diantaranya yaitu:

memilih metode yang sesuai dengan pembelajaran, menciptakan suasana belajar

yang nyaman, dan menciptakan kekompakan dalam belajar ansambel string.


43

Menurut Antonius Jendra Raharja untuk menciptakan pembelajaran yang

efektif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, setiap pengajar harus memahami

siswa, dapat memilih metode yang sesuai dengan pembelajaran, dan mempunyai

strategi atau metode belajar sendiri yang sangat berpengaruh terhadap proses

pembelajaran dan hasil pembelajaran.

Dalam pembelajaran ansambel string pelatih membagi siswa ansambel

sesuai dengan jenis instrumen. Pembagian siswa menjadi beberapa kelompok ini

merupakan salah satu strategi pelatih ansambel string untuk mengatasi

permasalahan dalam penyampaian materi lagu dan permainan ansambel string

yang terdiri dari 35 anak. Adapun metode atau teknik yang digunakan pelatih

ansambel string dalam penyampaian permainan ansambel string yang terdiri dari

beberapa tahap latihan, yaitu : latihan individu, latihan seksional, dan latihan

gabungan atau latihan ansambel string secara bersama.

1) Latihan Individu

Dalam pembalajaran ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

pelatih ansambel mempunyai tahap-tahap dalam mengajar siswanya. Adapun

tahap latihan itu adalah latihan individu, latihan seksional, dan latihan gabungan.

Latihan individu merupakan latihan tahap awal yang dilaksanakan dalam

pembelajaran ansambel string. Adapun langkah–langkah yang digunakan pelatih

ansambel string dalam latihan individu yaitu :

a) Persiapan latihan Individu


44

Sebelum pelatih ansambel memulai latihan string secara individu, pelatih

mengawali kegiatan belajar dengan berdoa. Menurut pelatih ansambel string

dengan berdoa merupakan wujud sadar untuk mengetahui tujuan belajar dan

mengetahui apa yang seharusnya dilakukan serta memohon kepada Tuhan semoga

kegiatan belajar dan semua kegiatan yang dilakukan bermanfaat.

Setelah berdoa selesai pelatih melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan

melakukan pemanasan. Dalam latihan pemanasan kegiatan diawali dengan tuning

agar setiap instrument mempunyai tinggi atau rendah nada yang sama. Untuk

latihan pemanasan tangan siswa memainkan teknik gesekan, whole bow, upper

half of the bow, lower half of the bow, middle of the bow, latihan ini dilakukan

secara berulang-ulang dengan menggunakan tempo lambat menuju tempo yang

paling cepat yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. Untuk menghindari

kejenuhan pelatih menggabungkan latihan tersebut dengan latihan tangga nada

minor dan mayor dengan menggunakan pola ritmis yang berbeda. Menurut

Antonius Jendra Raharja bahwa pemanasan adalah suatu hal yang wajib dilakukan

sebelum bermain string, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap permainan

string setiap siswa.

Berikut ini adalah gambar pola latihan ansambel string yang di buat oleh

pelatih :
45

Gambar 11
Pola ritmis
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)
46

Gambar 12
Pola Ritmis
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

Gambar 13
Pola Ritmis
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)
47

Gambar 14
Pola Ritmis
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta).
b) Latihan String secara Individu

Setelah persiapan latihan individu, pelatih ansambel string melanjutkan

ke tahap latihan selanjutnya yaitu latihan string secara individu. Dalam latihan

string secara individu pelatih ansambel string menjelaskan tentang materi lagu

yang akan dimainkan, dalam kegiatan ini pelatih menggunakan metode ceramah

untuk menjelaskan materi kepada siswa. Pelatih ansambel string juga

mencontohkan permainan string kepada siswa. Menurut Antonius Jendra Raharja

dengan melihat dan mendengar contoh materi lagu dari pelatih secara nyata, siswa

akan terangsang untuk memperhatikan dan menikmati, sampai anak dapat

mengikuti dan mempraktekannya.

Setelah siswa mendapat pengenalan materi dan contoh permainan string

dari pelatih ansambel string, maka kegiatan selanjutnya yaitu latihan string secara

individu. Dalam tahap latihan ini siswa mempraktekan semua yang telah

dijelaskan dan apa yang telah dicontohkan oleh pelatih string, sedangkan pelatih

ansambel string dalam latihan ini hanya mengawasi dan memberikan penjelasan

atau keterangan kepada siswa apabila siswa melakukan kesalahan dalam bermain

string.
48

c) Koreksi dan Tugas

Setelah siswa melaksanakan praktik permainan ansambel secara individu

pada latihan tahap awal, setiap siswa mendapat koreksi dan masukan dari pelatih

ansambel string. Bagi siswa yang belum bisa memainkan materi hari ini

diwajibkan pada latihan selanjutnya harus sudah bisa, hafal, dan lancar dalam

bermain string, sedangkan bagi yang sudah bisa memainkan materi hari ini, siswa

hanya memperlancar materi di rumah. Jadi dalam pembelajaran ansambel string

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta pada tahap latihan individu setiap siswa mendapat

tugas yang sama untuk belajar bermain string di rumah.

2) Latihan Seksional

Latihan seksional yang dimaksudkan dalam pembelajaran ansambel

string adalah latihan kelompok satu jenis string, yang terdiri dari biola 1

berjumlah 12 siswa, biola 2 berjumlah 14 siswa, biola alto berjumlah 6 siswa,

cello berjumlah 3 siswa. Dalam latihan seksional pelatih ansambel string

membagi latihan menjadi beberapa tahap yaitu :

a) Persiapan Latihan Seksional

Berdoa merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap

siswa sebelum latihan dimulai. Setelah berdoa selesai, Antonius Jendra Raharja

memberikan pelatihan mental kepada siswa. Dalam kegiatan pelatihan mental,

pelatih mengajarkan bagaimana cara-cara menghadapi penonton apabila kita

pentas. Menurut Antonius Jendra Raharja banyak sekali permasalahan yang


49

dihadapi pemain ansambel string apabila sudah di atas panggung, seperti : minder,

grogi, bingung, pusing, takut, malu, dan lain-lain, maka dari itu pelatihan mental

terhadap siswa ansambel string sangat diperlukan untuk mengatasi keadaan

tersebut.

Setelah berdoa dan kegiatan pelatihan mental selesai pelatih melanjutkan

kegiatan pembelajaran dengan melakukan pemanasan. Dalam latihan pemanasan

setiap siswa melakukan latihan pemanasan tangan dan pemanasan kaki sesuai

yang diajarkan pelatih, setelah pemanasan selesai pelatih melakukan pengecekan

terhadap permainan setiap individu. Dalam pengecekan, pelatih mengecek semua

tugas latihan yang diberikan kepada siswa, apabila dalam pengecekan ternyata

siswa belum bisa bermain, maka siswa tersebut diberi kesempatan untuk berlatih

di depan teman-temanya sampai siswa itu benar-benar bisa memainkan apa yang

menjadi tugasnya. Hal ini dilakukan supaya dalam latihan seksional tidak ada

permasalahan dengan permainan string setiap siswa, sehingga latihan seksional

tidak terlalu lama dan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.

b) Latihan string secara Seksional

Latihan secara seksional merupakan latihan ansambel string yang

dilakukan perkelompok sesuai dengan jenis instrument yang terdiri dari biola 1

berjumlah 12 siswa, biola 2 berjumlah 14 siswa, biola alto berjumlah 6 siswa,

cello berjumlah 3 siswa. Latihan ansambel string secara seksional dilaksanakan

setelah kegiatan berdoa, pelatihan mental siswa, pemanasan, dan pengecekan

terhadap permainan string secara individu. Dalam latihan seksional ini semua

siswa yang tergabung dalam satu kelompok memainkan permainan yang sama.
50

Latihan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai setiap siswa tidak ada yang

melakukan kesalahan dalam bermain string, sedangkan pelatih ansambel string

dalam latihan seksional menjadi conductor mereka. Dalam memimpin ansambel

string secara seksional pelatih mempunyai gerakan-gerakan tersendiri yang harus

diperhatikan oleh setiap siswa, karena dalam setiap gerakan yang dilakukan oleh

conductor itu mengandung maksud tertentu yang sangat berpengaruh terhadap

permainan string secara seksional.

Gambar 15
Latihan Seksional Violin 1
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)
51

Gambar 16
Latihan seksional Violin 2
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

Gambar 17
Latihan Seksional Viola
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)
52

Gambar 18
Latihan Seksional Cello
(Arsip SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

c) Koreksi dan Penugasan

Dalam latihan seksional pelatih ansambel string masih menerapkan

penugasan kepada setiap siswa. Dalam proses pembelajaran, bagi siswa yang

belum menguasai permainan ansambel string diwajibkan latihan di rumah dan

diharapkan pada latihan berikutnya bisa bermain string lebih baik. Menurut

pelatih ansambel string, koreksi dan pemberian tugas latihan kepada setiap siswa

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap siswa ansambel

string karena dengan pemberian tugas latihan dapat mendidik siswa untuk lebih

mandiri dan bertanggung jawab tidak hanya dengan dirinya sendiri tetapi kepada

siswa lain dalam satu kelompok seksional. Bukan hanya itu saja, siswa yang tidak

pernah berlatih sendiri dapat dipastikan akan mengganggu proses latihan seksional

dan menyebabkan proses latihan seksional akan terhenti, karena siswa yang lain

akan menunggu siswa yang bersangkutan untuk berlatih terlebih dahulu.


53

3) Latihan Gabungan/Latihan Ansambel String

Latihan gabungan merupakan latihan ansambel string SMA Stella Duce 2

Yogyakarta secara bersama yang diikuti oleh siswa sebanyak 35 anak, yang

terbagi dalam 4 kelompok pemain string, yaitu biola 1 berjumlah 12 siswa, biola 2

berjumlah 14 siswa, biola alto berjumlah 6 siswa, cello berjumlah 3 siswa. Dalam

latihan gabungan pelatih ansambel string membagi proses latihan string menjadi 4

tahap yaitu :

a) Persiapan Latihan Ansambel String

Dalam persiapan latihan ansambel string diawali dengan kegiatan berdoa

yang yang dipimpin oleh pelatih. Selanjutnya kegiatan latihan dilanjutkan dengan

pemanasan yang berfungsi untuk memperlancar pergerakan tangan dan kaki yang

sangat berpengaruh terhadap permainan string. Dalam latihan ansambel string

secara bersama, pemanasan dilakukan oleh semua siswa ansambel string secara

bergantian dalam setiap kelompok. Setelah kegiatan pemanasan selesai, pelatih

memberikan pelatihan mental terhadap semua siswa ansambel string. Pelatihan ini

merupakan pembelajaran tersendiri yang sangat berpengaruh terhadap psikologi

anak dalam permainan ansambel string. Menurut Antonius Jendra Raharja

pelatihan mental terhadap anak sangat diperlukan karena dengan pelatihan mental

siswa bisa mengetahui dan memahami dirinya sendiri sehingga rasa takut,

bingung, stres, dan lain-lain yang dihadapi di atas panggung pementasan dapat

diatasi. Setelah kegiatan pelatihan mental selesai kegiatan dilanjutkan dengan

pengecekan permainan secara individu dan dilanjutkan dengan pengecekan

permainan string secara seksional.


54

b) Latihan Ansambel String

Latihan ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dimulai setelah

melakukan beberapa persiapan-persiapan, seperti : kegiatan berdoa, pemanasan,

pelatihan mental, pengecekan permainan string secara individu, dan pengecekan

permainan string secara seksional. Dalam latihan ansambel string pelatih dibantu

beberapa asisten yaitu asisten pelatih dan crew instrumen. Asisten pelatih dalam

ansambel string bertugas melakukan pengecekan terhadap permainan string dan

memberikan pembetulan atau pembelajaran yang benar terhadap permainan string

apabila siswa melakukan kesalahan dalam permainan ansambel string.

Dalam pembelajaran ansambel string selain pelatih ansambel dibantu oleh

asisten pelatih, pelatih juga di bantu oleh beberapa crew instrumen. Crew

instrumen bertugas dalam mengawasi instrumen atau string disaat latihan

ansambel string sedang berlangsung. Menurut pelatih ansambel string crew

instrumen sangat diperlukan karena dengan adanya crew instrumen semua

permasalahan yang berhubungan dengan instrumen string dapat teratasi, sehingga

pembelajaran ansambel string dapat berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang

telah direncanakan oleh pelatih. Adapun tugas seorang crew instrumen yaitu :

mempersiapkan setting tempat instrumen string dalam proses pembelajaran

maupun saat pentas,mempersiapkan setting sound pada saat pentas yang berupa

microphone, sound monitor dan perangkat mixer. crew instrumen yang bertugas

dalam pengawasan instrumen dalam proses pembelajaran ansambel string terdiri

dari 1 orang saja, karena setiap siswa bertanggng jawab atas instrumen masing-

masing.
55

Dalam proses pembelajaran ansambel string pelatih menjadi pemimpin

ansambel string dengan menjadi conductor. Dalam memberikan aba-aba kepada

semua siswa ansambel string pelatih mempunyai gerakan tambahan sendiri untuk

menarik perhatian semua siswa, seperti melebarkan tangan ke samping untuk

memberi tanda agar siswa memainkan instrumen dengan dinamik forte keras,

menutup mulut sebagai tanda bahwa siswa harus memainkan instrumen dengan

dinamik lembut atau piano. Setiap gerakan yang baik gerakan tangan, jari, mata,

mulut, dan wajah yang dilakukan pelatih mempunyai arti sendiri, oleh karena itu

dalam proses pembelajaran ansambel string semua siswa diwajibkan

memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan pelatih, disamping siswa bermain

string, karena dengan memperhatikan setiap gerakan conductor semua siswa bisa

bermain string dengan kompak dalam permainan ansambel string yang terdiri dari

35 anak.

Koreksi latihan ansambel string merupakan tahap latihan yang digunakan

pelatih ansambel string untuk melakukan pengecekan terhadap permainan string

secara individu, seksional, dan keseluruhan atau permainan ansambel string.

kegiatan ini dilakukan untuk memberikan koreksi, masukan dan pembetulan

dalam permainan ansambel string. dalam koreksi pelatih ansambel memberikan

penjelasan dengan ceramah dan memberikan demonstrasi kepada siswa ansambel

string. Setelah pengecekan selesai dan ada pembetulan terhadap permainan

ansambel string dari pelatih kegiatan dilanjutkan dengan latihan ansambel string

lagi. Kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang antara latihan ansambel dan

koreksi atau pengecekan.


56

Gambar 19
Latihan gabungan
(foto pribadi)

Gambar 20
Latihan gabungan
(foto pribadi)
57

Gambar 21
Latihan gabungan dengan SMA Stella Duce 1
(foto pribadi).

c) Penugasan Terhadap Siswa Ansambel String

Pelatih ansambel string selalu memberikan tugas kepada setiap siswa

setelah kegiatan latihan string selesai. Tujuan dari penugasan ini adalah

membiasakan siswa untuk belajar string, karena menurut pelatih perkembangan

keterampilan seseorang cepat berkembang apabila keterampilan tersebut sering

dilatih atau dipraktikkan. Oleh karena itu pelatih selalu memberikan tugas latihan

di rumah kepada siswa dengan tujuan supaya keterampilan siswa dalam bermain

string lebih baik, dan berkembang. Diharapkan dengan banyak latihan di rumah

siswa dapat menghafal materi lagu dan dapat bermain ansambel string dengan

baik, benar, lancar dan dapat bermain ansambel string secara kompak.
58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang metode pembelajaran instrumen biola

pada ekstrakurikuler ansambel string di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, maka

dapat disimpulkan yaitu :

1. Kegiatan eksrakurikuler ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

dimulai pada tahun 1996 yang bertujuan sebagai kegiatan siswi dan menjadi

ciri khas dari SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Materi yang digunakan pelatih
59

ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta adalah buku Suzuki dan etude

yang dibuat oleh pelatih. Ansambel string SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

mengalami peningkatan dari awal hingga saat ini. Peningkatan tersebut berupa

penambahan jumlah siswi yang mempunyai minat menjadi peserta ansambel

string, penulisan partitur etude dan arransemen, penambahan jumlah

instrumen musik.

2. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ansambel string yaitu; metode

ceramah, demonstrasi, drill, dan tanya-jawab. Metode ceramah digunakan

untuk memberikan pengertian dan penjelasan tentang materi pelajaran yang

bersifat teori, metode demonstrasi digunakan untuk memberikan gambaran

secara nyata tentang materi pelajaran, metode drill digunakan untuk

membentuk dan mengembangkan kecakapan psikomotor dan keterampilan

bermain biola, dan dalam pembelajaran ansambel string metode tanya-jawab

digunakan pelatih untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar,

sehingga metode ini membantu seorang guru untuk menentukan langkah-

langkah yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Metode di atas digunakan dalam pembelajaran instrumen biola

pada ekstrakurikuler ansambel string di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

terdapat tahap-tahap latihan yaitu : latihan individu, seksional, dan latihan

gabungan. Penggunaan beberapa tahap dalam pembelajaran ansambel string

bertujuan untuk memudahkan dan membantu proses pembelajaran agar

cepat dimengerti oleh siswi dan membantu pelatih untuk mengatasi


60

permasalahan dalam pembelajaran ansambel string di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta yang terdiri dari 30 siswi.

3. Pelatih melakukan evaluasi di setiap akhir pembelajaran atau latihan, sehingga

dapat di ketahui kekurangan-kekurangan yang ada dan selanjutnya diperbaiki.

B. Saran

1. Bagi pelatih ansambel string, perlu dikembangkan metode latihan dan metode

praktik dalam penyampaian materi belajar agar siswa tidak terlalu jenuh

atau bosan dalam proses pembelajaran ansambel string.

2. Bagi siswi ansambel string di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, terus

kembangkan keterampilan bermain string dan tingkatkan prestasi, sehingga

eksistensi ansambel string di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dapat

dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka


Banoe, Pono. 1984. Pengetahuan Alat Musik. Jakarta : CV. Baru
__________. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius.
Budiningsih, Asri. 2003. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta : Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta : Percetakan Galangpres.
Hasibuan. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
61

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik, Jakarta: Dep


Pendidikan dan Kebudayaan.
Marhijanto, Bambang. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini.
Surabaya : Terbit Terang.
Muhadjir, Noeng. 1987. Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial: Suatu teori
pendidikan. Yogyakarta. Gadjah Mada Univesity Press.
Muhibbin, Syah. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Mukminan. 2004. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Yogyakarta.
Rumini, Sri. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UPP Universitas Negeri
Yogyakarta.
Safrina, Rien. 2005. Pendidikan musik untuk anak : Mengapa Penting ?. Makalah
disajikan dalam seminar Nasional Musik Bagi Masyarakat. Di Universitas
Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. 2006. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif
dan R &D. Bandung : Alfabeta.
Sumaryanto, Totok. 2003. Paradigma pendidikan musik untuk aktualisasi diri dan
masyarakat. Makalah disajikan dalam seminar Nasional Musik Bagi
Masyarakat. Di Universitas Negeri Yogyakarta.
Suparman, M.Atwi. 2001. Desain Instruksional. Jakarta : Direktorat jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Supriyanto, Iwan. 2008. Metode Pembelajaran Ansambel Drum Anak-anak DR
Ensembel. Skripsi S1. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Seni
Musik, FBS Universitas Negeri Yogyakarta
Wahjoedi, Sri. 2005. Bermain Musik Kembangkan Kecerdasan Anak. Diambil
tanggal 12 januari 2010. http://www.google.co.id/search?hl=id&
q=ansambel+anak+&meta
Wojowasito, S. 1991. Kamus Lengkap Inggeris-Indonesia, Indonesia Inggeris.
Bandung : Hasta.
Webster’s New Collegiate Dictionary. 1973. Springfield, Massachusetts. G & C
Merriam Company.
62

Anda mungkin juga menyukai