Anda di halaman 1dari 26

HALAMAN PENGESAH

LAPORAN PENELITIAN
LOMBA KREATIVITAS MAHASISWA
FORMULASI “NASI KUPET” (NANOEMULSI FRAKSI
KUNCI PEPET (Kaempferia rotunda)) DAN UJI
AKTIVITASNYA TERHADAP SEL KANKER KOLON HELA

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Listya Wahyu Mardyaningrum 15612183 2015
Sugesti Nur Amaliah 15612184 2015
Eka Zunita Pratiwi 16612072 2016

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


YOGYAKARTA
2018

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan berkat
dan rahmat-Nya penulis diberi kesehatan, sehingga dapat menyelesaikan laporan
penelitian yang menjadi bentuk pertanggungjawaban untuk memenuhi hibah
lomba kreativitas mahasiswa 2017 sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Dalam laporan ini penulis mengulas tentang proses penelitian kunci pepet
yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Melalui laporan yang berjudul
FORMULASI “NASI KUPET” (NANOEMULSI FRAKSI KUNCI PEPET
(Kaempferia rotunda)) DAN UJI AKTIVITASNYA TERHADAP SEL KANKER
KOLON HELA, penulis menguraikan cara memperoleh fraksi kunci pepet yang
dapat dibuat menjadi sediaan nanoemulsi dan dapat diujikan terhadap sel kanker
serviks. Selain untuk memenuhi hibah penelitian, laporan ini juga memberikan
pengetahuan secara umum tentang manfaat kunci pepet dalam bidang kesehatan.

Dalam laporan penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.
Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dhina Fitriastuti, M.Sc.
selaku dosen pembimbing yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan
laporan ini sehinga dapat selesai tepat waktu.

Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan memberi
wawasan ataupun menjadi referensi kita dalam mengetahui dan mempelajari
tentang proses penelitian kunci pepet. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 14 Januari 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 2
1.5 Luaran Penelitian............................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 3
2.1 Kanker Serviks............................................................................... 3
2.2 Kunci Pepet (Kaempferia rotunda)................................................ 3
2.3 Nanoemulsi..................................................................................... 4
BAB 3. METODE PENELITIAN.............................................................. 6
3.1 Isolasi dan Identifikasi Struktur Flavanon dari Ekstrak Kunci
Pepet.............................................................................................. 6
3.2 Pembuatan Nanoemulsi.................................................................. 7
3.3 Uji Fraksi Kunir Putih dengan Sel Kanker Serviks........................ 7
3.3.1 Pembuatan Media RPMI 1640........................................ 7
3.3.2 Pengaktifan Sel HeLa...................................................... 7
3.3.3 Panen Sel HeLa............................................................... 7
3.3.4 Uji Sitotoksik dengan Metode MTT................................ 8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 9
BAB 5. PENUTUP....................................................................................... 11
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 11
5.2 Saran............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................... 13
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota...................................................... 13
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas.......... 20
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan.............................................................. 21

DAFTAR GAMBAR

iv
Gambar 1. Kunci pepet ................................................................................. 3
Gambar 2. Beberapa senyawa dari rimpang tumbuhan kunci pepet............. 4

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kanker merupakan masalah kesehatan di berbagai negara termasuk
Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, kanker
menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia yaitu sebesar 13% setelah
penyakit kardiovaskular (Depkes, 2014). Saat ini, penyakit non menular yang
cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat terutama kaum wanita adalah kanker
serviks. Berdasarkan data statistik, penderita penyakit kanker serviks di Indonesia
berjumlah 15.000 tiap tahun dan 7.500 penderita yang meninggal karenanya.
Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan
kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya
menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel
kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim
(Henderson, 2005).
Terapi pengobatan penyakit kanker yang sering dilakukan adalah operasi,
radiasi, dan kemoterapi. Pada umumnya, terapi-terapi tersebut memiliki efek
samping yang membuat para penderita merasa tidak nyaman dan malah
mengeluhkan mual, rasa terbakar, saraf perasa tak berfungsi untuk sementara
(Gklinis, 2004). Dewasa ini penggunaan bahan alami sebagai obat untuk
mengendalikan kanker banyak dikembangkan, karena bahan alami dianggap tidak
memiliki efek samping yang membahayakan apabila dibandingkan dengan
kemoterapi yang memiliki toksisitas dan efek samping tinggi.
Beberapa spesies tumbuhan dari famili Zingiberaceae banyak digunakan
dan terdapat dalam semua ramuan obat tradisional, seperti jamu. Tumbuhan kunci
pepet (Kaempferia rotunda) selain sebagai rempah-rempah juga digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit, seperti demam, diare, menstruasi tidak
teratur, tuberkolusis, radang gusi, penyakit kulit, radang hati, tumor, malaria,
maupun gatal-gatal. Hasil penelitian Sri Atun (2011) menunjukkan bahwa ekstrak
metanol kunci pepet, temu giring, temu ireng, dan laos memiliki aktivitas
antimutagenik yaitu bersifat mencegah mutasi gen yang dapat menyebabkan
terjadinya kanker. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa fraksi kunci pepet (K.
rotunda) mengandung tiga senyawa flavanon. Pengujian secara in vitro
menunjukkan kunci pepet (K. rotunda) dapat meningkatkan jumlah limfosit,
antibodi spesifik, dan dapat membunuh sel kanker (Dalimarta, 2003).
Aplikasi nanoteknologi untuk pangan menunjukkan kecenderungan yang
terus meningkat. Teknologi ini menawarkan keunggulan dalam meningkatkan
bioavailabilitas bahan aktif, pengendalian pelepasan bahan aktif serta
memperbaiki sifat sensoris (Prasetyorini, 2011 dan Kammona dkk., 2012).
Penyerapan bahan aktif meningkat karena kelarutan partikel meningkat dan luas
permukaan partikel yang besar. Tingkat penyerapan nanoherbal pada tubuh
2

manusia hampir dapat mencapai 100%, sedangkan pada ukuran mikron hanya
50%. Nanoemulsi memiliki luas permukaan dan energi bebas yang lebih besar,
kelebihan ini antara lain dapat mencegah terjadinya creaming, flokulasi, koalesen
dan sedimentasi. Selain itu, nanoemulsi juga dapat dibentuk dalam berbagai
formulasi, seperti busa, krim, cairan dan semprotan (Gupta dkk., 2010). Oleh
karena itu, pada penelitian ini akan dikembangkan inovasi teknologi sediaan
kunci pepet (K. rotunda) sebagai antikanker serviks dalam bentuk nanoemulsi
yang diharapkan memiliki kelarutan dan mampu diserap tubuh lebih baik. Hal ini
diharapkan akan mengefisienkan penggunaannya serta dapat digunakan pada
industri obat-obatan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan uraian tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mendapatkan fraksi yang mengandung flavanon dari kunci
pepet (K. rotunda)?
2. Bagaimana pembuatan nanoemulsi dari fraksi kunci pepet (K. rotunda)?
3. Bagaimana hasil uji aktivitas flavanon dengan metode MTT terhadap sel
kanker kolon HeLa?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rincian masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan
tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui cara mendapatkan fraksi yang mengandung flavanon dari kunci
pepet (K. rotunda).
2. Mengetahui pembuatan nanoemulsi dari fraksi kunci pepet (K. rotunda).
3. Mengetahui hasil uji aktivitas flavanon dengan metode MTT terhadap sel
kanker kolon HeLa.

1.4. Manfaat
Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan baru
dalam dunia farmasi dengan adanya senyawa flavanon dalam kunci pepet yang
dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan kanker serviks. Selain itu, sediaan
nanoemulsi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keefektifan obat yang
memiliki daya guna dan nilai ekonomi yang tinggi. Jika terbukti nanoemulsi kunci
pepet dapat dijadikan sebagai senyawa antikanker serviks maka dapat digunakan
sebagai obat khusus dan aplikasi dalam bidang kedokteran maupun farmasi.

1.5. Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan adalah akan dijadikan bahan menulis artikel
ilmiah yang akan dipublikasikan dalam jurnal Asian Pasific Journal of Tropical
Medicine (ELSEVIER) dan hak paten.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kanker Serviks


Kanker serviks disebabkan oleh adanya infeksi Human Papiloma Virus
(HPV). HPV merupakan suatu virus DNA yang digolongkan berdasarkan sekuens
DNA nya dan di bagi menjadi risiko onkogenik tinggi dan rendah. HPV
onkogenik risiko tinggi saat ini menjadi satu- satunya faktor yang sangat penting
pada proses keganasan serviks (Kumar, 2009). Dari segi patologi serviks, HPV
tipe 16 dan 18 adalah yang paling penting dimana HPV 16 bertanggung jawab
atas 60% kasus kanker serviks sedangkan HPV 18 mencakup 10% kasus.
Beberapa tipe lainnya masing-masing berkontribusi pada kurang dari 5% kasus.
Beberapa faktor lain yang berpengaruh yaitu perilaku seksual, seperti umur
pertama kali melakukan hubungan seksual, aktivitas seksual yang sering berganti-
ganti pasangan, jumlah paritas, sosial ekonomi yang rendah berkaitan dengan
pendidikan yang rendah serta kebiasaan merokok (Andrijono, 2007).

2.2. Kunci Pepet (kaempferia rotunda)

Gambar 1. Kunci Pepet


Kaempferia rotunda L. merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam
suku temu-temuan (Zingiberaceae), seperti umumnya sebagian besar tumbuhan
suku Zingiberaceae rimpangnya merupakan salah satu campuran dari ramuan obat
tradisional khususnya di Jawa. Rimpang dari Kaempferia rotunda ini biasa
digunakan dengan campuran rimpang jahe, lada dan gula jawa untuk mengobati
beberapa penyakit antara lain sakit perut, gondongan, obat luka, gangguan
tenggorokan, dan muntah-muntah. Penelitian terhadap beberapa ekstrak dan
fraksi-fraksi rimpang kunci pepet (Kaempferia rotunda) menunjukkan bahwa
ekstrak metanol, fraksi heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi kloroform kunci pepet
(Kaemferia rotunda) mempunyai aktivitas sitotoksik yang sangat aktif (IC50< 50
μg/ml) terhadap sel kanker payudara (MCF-7) dan kanker rahim (Ca Ski) (Atun,
2010). Disamping itu ekstrak metanol kunci pepet juga bersifat sebagai
antimutagenik, dengan aktivitas sebesar 81,9% pada dosis 300 mg/kg. Selanjutnya
komponen mayor yang berhasil diisolasi dari ekstrak metanol kunci pepet adalah
tiga senyawa flavanon, yaitu 5-hidroksi-7-metoksiflavanon (3), 7-hidroksi-5-
metoksiflavanon (4), dan 5,7-dihidroksiflavanon (5) (Atun, 2011), seperti
tercantum dalam Gambar 2.
4

Gambar 2. Beberapa senyawa dari rimpang tumbuhan kunci pepet


Penelitian terhadap tumbuhan famili Zingiberaceae sangat menarik untuk
dilakukan, mengingat banyak spesies lokal seperti temulawak, maupun kunir
mangga yang sangat prospektif untuk dikembangkan sebagai obat herbal. Selain
itu tumbuhan famili Zingiberaceae juga mudah dibudidayakan, sehingga apabila
akan dikembangkan menjadi produk obat bahan bakunya mudah diperoleh. Famili
Zingiberaceae terdiri dari 47 genus dan sekitar 1000 spesies, tersebar di Asia
Selatan dan Asia Tenggara. Tumbuhan ini dilaporkan banyak digunakan dan
terdapat dalam ramuan obat tradisionial jamu. Selain sebagai rempah-rempah,
juga digunakan untuk obat-obatan, seperti untuk pengobatan penyakit kulit,
penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan, sinusitis, asma, peluruh
dahak, nyeri perut, sembelit, bengkak, rematik, hepatitis, sakit mata, dan
pengobatan wanita sesudah melahirkan (Dalimarta, 2003). Penelitian kandungan
senyawa metabolit sekunder tumbuhan famili Zingiberaceae yang banyak
dilaporkan adalah dari tumbuhan C. domestica; C. longa; C.anthorrhiza; C.
zedoaria, sedangkan dari genus Kaempferia belum banyak dilaporkan (Syamsul
A.A, 2007).

2.3. Nanoemulsi
Nanoemulsi merupakan sistem penghantaran obat yang terdiri atas fase air
dan minyak yang distabilkan oleh kombinasi antara surfaktan dan kosurfaktan
dengan rata-rata droplet berukuran < 100 nm (Fulekar, 2010). Secara umum,
karakteristik nanoemulsi dapat diamati dari kejernihan sediaan serta stabilitas fisik
sediaan yang cenderung bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Nanoemulsi
dapat terbentuk secara spontan maupun tidak spontan bergantung pada energi
yang diberikan saat proses pembentukan. Secara spontan (emulsifikasi energi
rendah), nanoemulsi terbentuk dengan mencampurkan fase minyak dan fase air
secara perlahan dengan menggunakan stirrer (Bouchemal dkk., 2004).
Nanoemulsi yang terbentuk secara tidak spontan (emulsifikasi energi tinggi)
membutuhkan energi mekanik bertekanan tinggi dari luar untuk dapat memecah
ukuran droplet menjadi lebih kecil.
5

Komponen dalam nanoemulsi terdiri atas fase air, fase minyak, surfaktan,
dan atau kosurfaktan. Fase minyak merupakan komponen penting dalam
formulasi nanoemulsi karena berperan sebagai pembawa obat atau zat aktif yang
bersifat hidrofobik. Kelarutan obat pada fase minyak akan mempengaruhi
kemampuan nanoemulsi untuk menjaga obat dalam bentuk terlarut. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Jaworska dkk. (2014), semakin polar fase minyak
yang digunakan dalam pembuatan nanoemulsi, maka ukuran droplet yang
terbentuk akan jauh lebih besar dibandingkan ukuran droplet yang dihasilkan
dengan menggunakan fase minyak yang lebih non-polar. Stabilitas dari sediaan
nanoemulsi selama masa penyimpanan dapat dipengaruhi oleh fase minyak yang
digunakan karena memiliki pengaruh dalam aspek polaritas dan kelarutan molekul
minyak dalam air. Oleh karena itu, penting sekali untuk diketahui komposisi dari
fase minyak yang akan digunakan sehingga dapat diperoleh sediaan nanoemulsi
dengan stabilitas jangka panjang yang baik (Pardo dan McClements, 2015).
6

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan bahan


3.1.1. Alat
Rotary evaporator, FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR, PSA, alat gelas, pHmeter,
laminar air flow, waterbath, sentrifugator, ampul, conical tube, mikroskop,
inkubator, pipet pasteur, hemositometer, microplate, shaker, dan ELISA reader.

3.1.2. Bahan
Simplisia kunci pepet (K. rotunda), metanol, n-heksana, kloroform, etil
asetat, silika gel, plat KLT, tween 80 sebagai surfaktan, etanol 96% sebagai
kosurfaktan, minyak kelapa sawit dan virgin coconut oil sebagai fase minyak,
akuades, akuabides, metil paraben, propil paraben, propilen glikol, media RPMI,
natrium bikarbonat, HEPES, NaOH, HCl, filter, FBS, antibiotik penisilin-
steptomicin, fungison, sel HeLa, etanol 70%, tissue culture flask, DMSO, MTT,
dan reagen stopper.

3.2. Isolasi dan Identifikasi Struktur Flavanon dari Fraksi Kunci Pepet
Isolasi senyawa flavanon dari ekstrak kunci pepet (K. rotunda) dilakukan
dengan cara simplisia kunci pepet ditimbang kemudian diekstraksi menggunakan
metanol. Ekstrak yang didapatkan dipekatkan pada tekanan rendah dengan rotary
evaporator dan kemudian dipartisi sebanyak 3 kali berturut-turut menggunakan
pelarut n-heksana, kloroform, dan etil asetat. Setiap fraksi difraksinasi dengan
kromatografi cair vakum dan dimurnikan dengan kromatografi kolom gravitasi.
Fraksi tersebut akan digabungkan berdasarkan persamaan profil KLT dan
selanjutnya diuapkan kemudian dikristalisasi untuk senyawa-senyawa yang dapat
membentuk kristal. Identifikasi dan elusidasi struktur dilakukan dengan uji
kemurnian menggunakan kromatografi lapis tipis dengan beberapa eluen yang
memiliki kepolaran berbeda, selanjutnya analisis IR, 1H-NMR, dan 13C-NMR.

3.3. Pembuatan Nanoemulsi


Dilakukan identifikasi wilayah diri nanoemulsi dalam diagram fase.
Formulasi nanoemulsi dipilih dari komponen rasio yang diinginkan dari surfaktan,
kosurfaktan, dan air. Berdasarkan diagram fase terner yang terpilih, fase minyak,
surfaktan, kosurfaktan dicampur pada suhu 25 ᵒC, dilindungi dari terkena sinar
langsung sampai terbentuk larutan jernih. Kemudian, dimasukkan sejumlah fraksi
kunir putih kemudian dicampur pada suhu 25 ᵒC selama 72 jam dalam kondisi
terlindungi dari sinar langsung. Kemudian dilakukan penentuan ukuran partikel
dan zeta potensial menggunakan PSA (Particle Size Analyzer).
7

3.4. Uji Fraksi Kunci Pepet dengan Sel HeLa


3.4.1. Pembuatan Media RPMI 1640
Serbuk media RPMI untuk 1 L dilarutkan dengan 800 mL akuabides
dalam gelas beker 1 L, ditambahkan 2,2 g natrium bikarbonat dan 2 g
HEPES, lalu diaduk. Larutan diatur pH-nya sampai 7,2-7,4 dengan
menambahkan 1 M NaOH atau 1 M HCl. Larutan ditambah akuabides
hingga volumenya menjadi 1 L dan disterilkan di dalam laminar air flow
dengan penyaringan menggunakan filter 0,2 μm ke dalam botol yang
tertutup dan steril. Medium diberi label dan disimpan dalam almari es suhu
4ᵒC. Untuk membuat media RPMI 1640-serum, 100 mL media RPMI 1640
ditambah dengan FBS 10%, antibiotik penisilin-steptomicin 2% dan
fungison 1%.

3.4.2. Pengaktifan Sel HeLa


Sel HeLa diambil dari tangki nitrogen cair, segera dicairkan dalam
waterbath pada suhu 37ᵒC, kemudian ampul disemprot dengan etanol 70%.
Ampul dibuka dan sel dipindahkan kedalam conical tube steril yang berisi
10 mL medium RPMI 1640-serum. Suspensi disentrifugasi 10.000 g selama
5 menit, kemudian supernatan dibuang diganti medium RPMI yang baru,
kemudian disuspensikan pelan-pelan. Setelah didiamkan 20 menit, suspensi
sel disentrifugasi lagi 10.000 g selama 5 menit. Supernatan dibuang,
disisakan 1 mL untuk resuspensi pelet ditambah 1 mL medium penumbuh
yang mengandung 20% PBS, disuspensikan perlahan hingga homogen,
kemudian sel ditumbuhkan dalam beberapa (3-4) buah tissue culture flask
kecil, dan dilihat di bawah mikroskop. Sel hidup nampak bulat, jernih dan
bersinar. Tissue culture flask yang berisi sel diinkubasi pada suhu 37ᵒC
dengan aliran 5% CO2 dengan tutup dikendorkan. Setelah 24 jam, medium
diganti dan sel ditumbuhkan dalam flask lain hingga konfluen dan
jumlahnya cukup untuk penelitian.

3.4.3. Panen Sel HeLa


Setelah jumlah sel cukup, medium diganti dengan medium RPMI
1640 baru sebanyak 5 mL dan sel dilepas dari dinding flask menggunakan
pipet pasteur. Sel dipindah kedalam conical tube steril dan ditambah
medium RPMI sampai volume 10 mL dan disentrifugasi dengan kecepatan
10.000 g selama 5 menit. Sel dicuci dua kali menggunakan medium yang
sama dan dihitung jumlah selnya menggunakan hemositometer. Suspensi sel
ditambah sejumlah medium hingga memperoleh konsentrasi sel sebesar 3 x
104 sel/100 μL dan siap untuk penelitian uji sitotoksik.
8

3.4.4. Uji Sitotoksik dengan Metode MTT


Penelitian dilakukan dengan menggunakan microplate 96 sumuran.
Microplate dibagi menjadi 8 baris (A-H), tiap baris terdapat 12 sumuran (No
1-12). Sel dengan kepadatan 5 x 103 sel/sumuran didistribusikan ke dalam
sumuran dan diinkubasi 48 jam untuk beradaptasi dan menempel di bawah
sumuran. Setelah itu, media diambil dan sel dicuci dengan PBS. Pada baris
B-G kolom 2-4 yang mengandung senyawa uji (flavanon). Pada baris B
kolom 5-7 ditambahkan 100 μL media RPMI 1640 yang mengandung
DMSO 0,2% saja (kontrol pelarut). Pada baris B-G kolom 8 tidak
ditambah ataupun, hanya sel (kontrol sel). Setelah itu, microplate
inkubasi 24 jam. Pada akhir inkubasi, kepada masing-masing sumuran
ditambahkan 10 μL MTT 2,5 μg/mL dalam medium RPMI. Kemudian
diinkubasi lagi selama 4 jam pada suhu 37°C. Sel yang hidup akan bereaksi
dengan MTT membentuk formazan yang berwarna ungu. Kemudian,
morfologi sel diamati dengan mikroskop inverted. Setelah 4 jam, media
yang mengandung MTT dibuang, dicuci PBS kemudian reaksi MTT
dihentikan dengan reagen stopper (isopropanol dalam HCl). Microplate
digoyang dengan shaker selama 10 menit lalu serapan dibaca dengan ELISA
reader pada panjang gelombang 550 nm. Semakin banyak formazan yang
terbentuk berarti semakin besar absorbansinya, semakin besar pula %
viabilitasnya.
9

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian kali ini berjudul “Formulasi NASI KUPET (Nanoemulsi


fraksi kunci pepet (Kaempferia rotunda)) dan Uji Aktivitasnya terhadap Sel
Kanker Kolon HeLa. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua
komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan
pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi
masuk ke dalam pelarut. Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel
tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam
pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel
dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar.
Prinsip dari maserasi yaitu penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama lima hari
pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke
dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama
proses maserasi dilakukan pengadukan setiap hari. Endapan yang diperoleh
dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Metode maserasi digunakan untuk tahap awal pemisahan senyawa
flavanon dari campurannya. Maserasi merupakan proses penyarian yang paling
sederhana yang dilakukan dengan merendam simplisia pada cairan penyari. Mula-
mula simplisia kering kunci pepet ditimbang sebanyak 250 gram. Simplisia yang
telah ditimbang dimasukkan ke dalam beaker glass. Simplisia kemudian
ditambahkan dengan 1 L metanol p.a yang berfungsi sebagai cairan penyari.
Metanol digunakan sebagai cairan penyari karena senyawa flavanon yang bersifat
kurang polar dapat larut dalam metanol yang cenderung bersifat kurang polar
dibandingkan air. Metanol (CH3OH) memiliki dua gugus yang berbeda, yaitu
gugus hidroksi (OH) yang bersifat polar dan gugus alkana (CH 3) yang cenderung
bersifat non polar sehingga dapat melarutkan senyawa flavanon.
Pada penelitian kali ini, ekstraksi yang dilakukan dengan metode maserasi
memiliki beberapa tahapan diantaranya perendaman simplisia, pengadukan,
penyaringan dan penguapan maserat. Perendaman dilakukan selama 7 hari
bertujuan agar pelarut dapat menarik senyawa yang akan diambil ke luar dinding
sel dan larut dalam pelarut metanol p.a. Perendaman dilakukan dengan cara
pengadukan dengan shaker yang bertujuan untuk memperbesar luas permukaan
10

yang bersentuhan dengan simplisia sehingga semua simplisia dapat terkena


pelarut dan senyawa aktif dapat larut dalam pelarut yang digunakan. Tujuan lain
dari pengadukan adalah untuk memperluas kontak antara serbuk simplisia dengan
cairan penyari sehingga timbul gaya adhesi antara serbuk simplisia dan cairan
penyari. Adanya gaya adhesi ini menyebabkan cairan dapat membasahi simplisia
sehingga melarutkan zat aktif yang terkandung di dalamnya.
Pemeriksaan organoleptik ekstrak encer. Pengujian organoleptik adalah
pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Dari hasil pengamatan
didapat bahwa ekstrak kunci pepet yang didapat berwujud cair dengan warna
kuning kecoklatan, bau khas kunci pepet serta rasa yang pahit, kesat khas.
Maserasi dilakukan selama 7 hari dan kemudian dilakukan penyaringan
menggunakan kertas saring. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan maserat
dengan endapan sehingga akan didapatkan maserat yang telah mengandung zat
aktif. Maserat kemudian diuapkan dengan rotary evaporator. Proses ini dilakukan
hingga seluruh cairan penyari menguap dan diperoleh ekstrak kental. Ekstrak
kental yang diuapkan kemudian dihitung berat ekstrak kental totalnya. Penelitian
ini belum sampai mendapatkan ekstrak kentalnya, dalam artian kami masih
melakukan evaporasi. Hal ini dikarenakan jumlah pelarut yang banyak
memerlukan proses evaporasi yang cukup lama.
11

BAB 5 PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini baru mencapai
tahap isolasi fraksi flavanon yaitu proses evaporasi untuk memperoleh ekstrak
kental kunci pepet. Dari hasil pengamatan didapat bahwa ekstrak kunci pepet
yang didapat berwujud cair dengan warna kuning kecoklatan, bau khas kunci
pepet serta rasa yang pahit, kesat khas.

5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penulisan laporan yang
selanjutnya.
12

DAFTAR PUSTAKA

Andrijono. 2007. Vaksinasi HPV merupakan pencegahan primer kanker serviks.


Majalah Kedokteran Indonesia. 153-5.
Atun, Sri, dan Retno Arianingrum. 2011. Pengembangan potensi beberapa
rimpang tumbuhan family Zingiberaceae sebagai antimutagenik. Laporan
Penelitian Hibang Bersaing. LPPM UNY.
Atun, Sri, Nurfina, Retno A. 2010. Development of active compounds from temu
giring (Curcuma Heyneana) and Temu ireng (Curcuma aeruginosa)
against human cancer cell lines. Laporan Penelitian. FMIPA UNY.
Bouchemal, K., Briancon S., Perrier E., dan Fessi H. 2004. Nano-emulsion
Formulation Using Spontaneous Emulsification: Solvent, Oil, and
Surfactant Optimisation. International Journal of Pharmaceutics 280:
241-251.
Cronquist A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants.
New York: Columbia In Press
Dalimarta, S. 2003. Atlas tumbuhan obat Indonesia. jilid 2. Trubus Agriwidya
Depkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Fulekar, M.H. 2010. Nanotechnology: Importance and Applications. New Delhi:
I.K International Publishing House Pvt.Ltd
Gklinis. 2004. Pengobatan TB Paru. http://www.infecsious.com. Diakses: 28
Oktober 2017
Gupta P.K., Pandit, Kumar, Swaroop, Gupta S. 2010. Pharmaceutical
nanotechnology novel nanoemulsion-high energy emulsification
preparation, evaluation and application. The Pharm Res.
Henderson, M. 2005. Vaccine Could Wipe out Deadly Cervical Cancer. Alliance
for Microbicide Development Weekly. News Digest 6(4).
Jaworska, M., Sikora, E., dan Ogonowski, J. 2014. The Influence of Glicerides Oil
Phase on O/W Nanoemulsion Formation by PIC Method. Per. Pol. Chem.
Eng 58(1): 43-48.
Kumar. 2009. Pathologic Basis of Disease. Edisi ke-8. Philadelphia: Saunders
Elsevier.
Pardo, G.D., McClements, D.J. 2015. Nutraceutical Delivery Systems:
Resveratrol Encapsulation in Grape Seed Oil Nanoemulsions Formed by
Spontaneous Emulsification. Food Chemistry 167: 205-212
Prasetyorini. 2011. Penerapan Teknologi Nanopartikel propolis trigona Spp asal
Bogor sebagai antibakteri Escherichia coli secara In vitro. Ekologia 11(1):
36-43.
Sjamsul, A.A, Hakim E.H, Makmur L., Syah Y.M., Juliawaty L.D., Mujahidin D.
2007. Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh-tumbuhan obat Indonesia. Jilid
I. Bandung: Penerbit ITB.
13

LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Lampiran 1.1 Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Listya Wahyu Mardyaningrum
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kimia
4 NIM 15612183
5 Tempat dan Tanggal Lahir Karawang, 26 Oktober 1997
6 E-Mail listyawm@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085850589222

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN SMPN 1 SMK Bina
Nama Institusi Pandeyan I Maospati Farma
Madiun
Jurusan - - Farmasi
Tahun Masuk – Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah(Oral Presentation)


Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
Jamu Celup Anti 2-4 Juni 2014
1 Seminar Project Work 2014 Rematik Di SMK Farmasi
“CEMATIK” Bina Farma Madiun

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Peserta Seminar Sehari tentang hasil SMK Farmasi Bina
1 Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit, Farma Madiun 2015
Puskesmas, dan Apotek
Peserta The 1st International Seminar on Faculty of
2 Chemical Education 2015 (ISCE 2015) Mathematics and 2015
Natural Sciences, UII
Peserta Seminar Nasional “Perdagangan Universitas Islam
3 Global Produk Halal: Maningkatkan Indonesia 2015
Daya Saing Indonesia”
4 Peserta Workshop Minyak Atsiri 2015 Gedung Kuliah 2015
Umum (GKU) Prof.
dr. Sardjito,
Universitas Islam
14

Indonesia,
Yogyakarta.
Participant in Workshop on Faculty of Science,
Photocatalysis under student mobility Prince of Songkla
5 2017
program University, Hat Yai,
Thailand.
Delegasi Short Course Photo Catalyst Prince Of Songkla
6 2017
Chemistry Programme University Thailand
Participant in The 2nd International Abdul Kahar
Seminar on Chemical Education (ISCE Muzakkir Conference
2017) Hall, Islamic
7 2017
University of
Indonesia,
Yogyakarta.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM.

Yogyakarta, 14 Januari 2018


Pengusul,

( Listya Wahyu Mardyaningrum )


15

Lampiran 1.2 Biodata Anggota 1


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Sugesti Nur Amaliah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kimia
4 NIM 15612184
5 Tempat dan Tanggal Lahir Subang, 26 januari 1997
6 E-Mail amaliahsn26@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 089644001308

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN 1 SMPN 1 SMAN 1
Nama Institusi
Cikaum Cikaum Purwadadi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk – Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
1 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2014 Pemerintah Kabupaten
1 2014
Biologi Tingkat Kabupaten Subang Subang
Abdul Kahar
Muzakkir Conference
Participant in The 1st International
Hall, Islamic
2 Seminar on Chemical Education (ISCE 2015
University of
2015)
Indonesia,
Yogyakarta.
Gedung Kuliah
Umum (GKU) Prof.
dr. Sardjito,
3 Peserta Workshop Minyak Atsiri 2015 2015
Universitas Islam
Indonesia,
Yogyakarta.
4 Peserta Seminar Nasional Perdagangan Auditorium Prof. Dr. 2015
Global Produk Halal : Meningkatkan Abdul Kahar
Daya Saing Indonesia Muzakkir, Universitas
16

Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Faculty of Science,
Participant in Workshop on
Prince of Songkla
5 Photocatalysis under student mobility 2017
University, Hat Yai,
program
Thailand.
Delegasi Short Course Photo Catalyst Prince Of Songkla
6 2017
Chemistry Programme University Thailand
Abdul Kahar
Muzakkir Conference
Participant in The 2nd International
Hall, Islamic
7 Seminar on Chemical Education (ISCE 2017
University of
2017)
Indonesia,
Yogyakarta.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM.
Yogyakarta, 14 Januari 2018
Pengusul,

(Sugesti Nur Amaliah)


17

Lampiran 1.3 Biodata Anggota 2


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Eka Zunita Pratiwi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kimia
4 NIM 16612072
5 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 6 Mei 1998
6 E-Mail reinatiwi98@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085754083678

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN Dukuh SMPN 81 SMAN 01
Nama Institusi
01 Pagi Jakarta Suruh
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk – Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
1 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM.
Yogyakarta, 14 Januari 2018
Pengusul,

(Eka Zunita Pratiwi)


18

Lampiran 1.4 Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Dosen Pendamping
1 Nama Lengkap Dhina Fitriastuti
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1-Kimia
4 NIDN. 0524049001
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sleman, 24 April 1990
6 E-Mail dhinaf@uii.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081336414338

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Universitas Universitas
Nama Institusi Gadjah Gadjah -
Mada Mada
Jurusan Kimia Kimia -
Tahun Masuk – Lulus 2008-2012 2012-2016 -

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
5th JCS International Symposium Synthesis of Nara, Japan, 2013
on Theoretical Chemistry – Antimalarial of 1,10-
QCRI Phenanthrolinium
1
Bromide Derivatives
from Clove and
Wintergreen Oils
International Conference of Renewable energy in LSIS MIPA UGM-
2
ASEAN Students Current Time 2015
3rd ICRIEMS Quantitative Yogyakarta, 2016
Structure Activity
Relationship (QSAR)
Analysis of Xanthone
3
Derivatives as
Antimalaria using
Multi Linear
Regression Method

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


19

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Directorate General
1st Winner (Gold Medal), Poster of Higher Education,
1 category Ministry of 2012
Education and
Culture, Indonesia
Hokkaido University,
2 Participant 2013
Japan
Quantum Chemistry
3 Participant, poster presentation Research Institute 2013
(QCRI), Nara, Japan
Institute for Molecular
4 Participant, Poster presentation Science, Okazaki, 2013
Japan
LPDP, Ministry of
5 Awardee LPDP 2013
Finance, Indonesia
6 Moderator KMK, Yogyakarta 2014
Hokkaido University,
7 Participant 2014-2015
Japan
8 Reviewer and Keynote Speaker LSIS MIPA UGM 2015
ICICS 2016-HKI
9 Best poster 2016
Samarinda
10 Research Grant ITSF 2017 2017

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM.
Yogyakarta, 14 Januari 2018
Dosen Pendamping,

( Dhina Fitriastuti, M.Sc.)


20

Lampiran 2 (Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas)


Alokasi
Program Bidang
NO Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
1 Penyerbukan
simplisia,
Pembuatan fraksi
kunci pepet,
Listya Wahyu
S1 - 24 jam/ Pembuatan
Mardyaningrum/ Kimia
Kimia minggu nanoemulsi,
15612183
identifikasi
nanoemulsi, uji
fraksi kunci pepet
dengan sel HeLa
2 Penyiapan alat dan
bahan, pembuatan
Sugesti Nur fraksi kunci pepet,
S1 - 24 jam/
Amaliah/156121 Kimia Identifikasi fraksi,
Kimia minggu
84 uji fraksi kunci
pepet dengan sel
HeLa
Pembuatan fraksi
kunci pepet,
Eka Zunita Identifikasi fraksi,
S1 - 24 jam/
3 Pratiwi/ Kimia pembuatan
Kimia minggu
16612072 nanoemulsi,
identifikasi
nanoemulsi
21

Lampiran 3 (Dokumentasi Kegiatan)

Anda mungkin juga menyukai