Tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Tagihan yang dimiliki
perusahaan dapat dibagi menjadi :
Penilaian Piutang
Piutang termasuk komponen aktiva lancar. Dalam hubungannya dengan penyajian piutang di
dalam neraca digunakan dasar pengukuran Nilai Realisasi/Penyelesaian (Realizable,Settlement
Value). Dasar ini mengatyr bahwa piutan dinyatakan sebesar jumlah bruto. Tagihan dikurangi
dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima.
Dari prinsip diatas dapat diketahui bahwa untuk melaporkan piutang dalam neraca adalah
sebesar jumlah yang akan direalisasikan yaitu jumlah yang diharpkan akan ditagih dihitung dengan
mengurangkan jumlah yang diperkirakan akan tidak dapat ditagih kepada jumlah piutang. Karena
neraca disusun setiap akhir periode maka setiap akhir tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari
putang – piutang. Kerugian piutang ini dibebankan pada periode yang bersangkutan sehinga dapat
dihibungkan antara kerugian piutang dngan penjualan-penjualan yang mengakibatkan timbulnya
piutang tsb. Pencatatan kerugian piutang sebelah debit akan dikreditkn ke rekening cadangan
kerugian piutang, sehingga tidak diperlukan perubahan dalam buku pembantu piutang.
Apabila jelas bahwa piutang sudah tidak dapat ditagih maka rekening cadangan kerugian
piutang di debit dan piutangnya dihapuskan, pada saat ini buku pembantu piutang baru dikredit .
Penghapusan piutang baru dilakukan jika terdapat bukti-bukti yang jelas seperti, debiturya bangkrut,
meninggal, dll.
Selain menggunakan cadangan kerugian piutang, terdapat satu cara lain yaitu metode
penghapusan langsung. Dalam metode ini kerugian piutang baru diakui pada waktu piutang
dihapuskan dan penghapusan piutang baru dilakukan bila melaporkan piutang dengan jumlah yang
diharapkan bisa ditagih, tetapi neraca menunjukkan jumlah bruto piutang, sehingga tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi di muka.
Cadangan Kerugian Piutang
Sesudah adanya jurnal di atas, saldo rekening cadangan kerugian piutang menunjukan
saldo sebesar Rp.75.000,00 .
Metode ini berusaha untuk menghubungkan cadangan kerugian piutang dengan saldo
piutang yang ada sehingga dapat menunjukan jumlah piutang yang ada sehingga dapat
menunjukan jumlah piutang yang diharapkan dapat ditagih yaitu sebesar Rp. 7.500.000 –
Rp.75.000 = Rp. 7.425.000 .
c. Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang dihitung dengan menganlisis umur
piutang.
Dibagi dalam 2 kelompok yaitu : Belum menunggak & menunggu jumlah kerugian piutanf
yang dihitung dengan cara ini sesudah mempertimbangkan saldo rekening cadangan kerugian
piutang = jumlah kerugian piutang.
Contohnya :
Pada tanggal 31 Desember 2006 saldo rekening piutang PT Indah menunjukan jumlah Rp.7.500.000
dengan rincian umur sbb :
PT Indah
Analisis Umur Piutang 31 Desember 2006
Menunggak
Belum Lebih
Nama Jumlah 1-30 31-60 61-90 91-180 181-
Menunggak dari 1
hari hari hari hari 365hari
tahun
Citra 270.000 250.000 20.000 - - - - -
Risa 500.000 500.000 - - - - - -
Toko Jaya 320.000 250.000 30.000 40.000 - - - -
Abadi 1.410.000 1.300.000 - 110.000 - - - -
Fadila 1.200.000 1.200.000 - - - - - -
Sinar 180.000 - - - - - - 180.000
Yuli 600.000 400.000 - - - 200.000 - -
Alun 400.000 400.000 - - - - - -
CV Sindo 1.000.000 800.000 - 100.000 100.000 - - -
Rizki 350.000 100.000 250.000 - - - - -
Linda 250.000 - - - - - 250.000 -
Toko
320.000 200.000 - - - 120.000 - -
Shifa
Awan 50.000 - - - 50.000 - - -
UD
650.000 600.000 50.000 - - - - -
Sejahtera
Jumlah 7.500.000 6.000.000 350.000 250.000 150.000 320.000 250.000 180.000
Setelah piutang masing – masing langganan dikelompokkan berdasar umur, langkah berikutnya
adalah menentukan besarnya persentase kerugian piutang untuk masing-masing kelompok umur
piutang.
PT INDAH
Taksiran Kerugian Piutang
31 Desember 2006
Persentase kerugian Taksiran kerugian
Kelompok Umur Jumlah
piutang piutang
Belum Menunggak 6.000.000 0,50 30.000
Menunggak 1-30 hari 350.000 1,00 3.500
Menunggak 31-60 hari 250.000 2,00 5.000
Menunggak 61-90 hari 150.000 5,00 7.500
Menunggak 91-180 320.000 10,00 32.500
hari
Menunggak 181-365 250.000 30,00 75.000
hari
Menunggak >1 tahun 180.000 50,00 90.000
7.500.000 243.000
Dari perhitungan di atas diperoleh jumlah kerugian piutang sebesar Rp. 243.000 , tetapi jumlah tsb
bukannya jumlah kerugian piutang yang dibebankan dalam tahun 2005. Jumlah kerugian piutang
yang dibebankan dalam tahun 2006 adalah adalah 243.000 ditambah saldo debit atau dikurangi
saldo kredit rekening cadangan piutang. Apabila pada tanggal 31 Desember 2006 rekening cadangan
kerugian piutang menunjukkan saldo kreditsebesar Rp.10.500 , maka kerugian piutang sebesar
Rp.243.000-Rp.10.000 = Rp 233.000 . Jurnalnya :
Kerugian piutang Rp. 233.000 -
Cadangan Kerugian piutang - Rp. 233.000
Cadangan Kerugian Piutang
31-12-2006 Rp. 10.000
Kerugian Piutang Rp.233.000
Rp.243.000
Bila dibandingkan dengan metode pertama, jumlah piutang yang dilaporakn dalam neraca akan lebih
mendekati kenyataan, dan mempunyai kelemahan dapat menunjukkan kerugian yang sesuai untuk
periode tsb dan memakan banyak waktu dan biaya, namun jika pembukuan dengan komputer akan
mudah an tidak akan memakan waktu lama.
Piutang Wesel
Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang. Piutang
wesel dipisahkan menjadi 2 yaitu :
1. Piutang Wesel Tidak Berbunga
2. Piutang Wesel Berbunga
Mendiskontokan Wesel
Maksudnya meminjam uang ke bank dengan menggunakan wesel sebagai jaminan .Bank
meminjamkan tetapi dikurangi dengan bunga yang diperhitungkan selama jangka waktu diskonto .
Bunga (diskonto) wesel dihitung dengan cara :
Bunga Nilai Jatuh Tarif Periode
(diskonto) tempo diskonto diskonto
Penghitungan bunga satu tahun = 360 hari dan hari bunga / diskonto dihitung berdasarkan
jumlah hari sesungguhnya sejak wesel diterima sampai tanggal jatuh tempo, namun tanggal
transaksi tidak diperhitungkan tetapi tanggal jatuh tempo dihitung. Misalnya wesel dengan nominal
300.000 , jangka waktu 2 bulan, tertanggal 1 Maret 2005 didiskontokan pada tanggal 26 Maret
dengan diskonto 10%. Periode dihitung :