YAKKUM DI LAMPUNG
NOMOR 800/2155/RSMW/XII/2014
TENTANG
KEBIJAKAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO METRO
Menimbang : a. bahwa salah satu hal dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di
Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro adalah diperlukan penyelenggaraan
pelayanan yang bermutu tinggi dari setiap gugus tugas/ unit pelayanan
yang ada;
ME MUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN RS MARDI WALUYO
SEBAGAIMANA TERLAMPIR DALAM KEPUTUSAN INI
Keempat : Ketua Komite Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) wajib
mensosialisasikan keputusan ini ke seluruh karyawan di Rumah Sakit
Mardi Waluyo
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Metro
Pada tanggal, Agustus 2014
Direktur Rumah Sakit Mardi Waluyo
Yakkum Di lampung
Tembusan :
1. Panitia Akreditasi
2. Arsip
3.
Lampiran
Keputusan Direktur RS Mardi Waluyo
Nomor : 800/2155/RSMW/XII/2014
Tanggal : Agustus 2014
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu dilandasi dengan cinta
kasih, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan memperhatikan mereka
yang lemah dan kurang mendapat perhatian (option for the poor).
2. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu
layanan, keselamatan pasien, dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi pasien,
keluarga dan masyarakat serta karyawan sesuai dengan Visi, Misi, Falsafah dan
Tujuan Rumah Sakit Mardi Waluyo Yakkum Lampung.
3. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berfokus pada pasien
(patient centeredness) dengan melaksanakan akses ke pelayanan dan kontinuitas
pelayanan, memenuhi hak pasien dan keluarga, asesmen pasien, pemberian
pelayanan pasien, serta memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan masyarakat
4. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan selama 24 jam setiap hari, kecuali beberapa unit
pelayanan tertentu.
5. Setiap unit pelayanan harus menjalankan upaya peningkatan mutu melalui kegiatan
Plan-Do-Check-Action (PDCA).
6. Setiap unit pelayanan harus menjalankan kewaspadaan universal melalui kegiatan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang menjangkau setiap pelayanan di rumah
sakit dan melibatkan berbagai individu.
7. Rumah sakit memberikan pelayanan terlebih dahulu tanpa memungut uang muka.
8. Rumah sakit bisa memberikan keringanan biaya untuk pasien yang kurang mampu.
9. Setiap pimpinan unit pelayanan harus mampu memberikan arahan, mengendalikan,
mengelola, dan memimpin unit pelayanan masing-masing untuk mencapai visi-misi
unit pelayanan maupun visi-misi rumah sakit.
10. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas rumah sakit wajib mematuhi ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan melakukan upaya untuk mengurangi
dan mengendalikan bahaya, resiko, mencegah kecelakaan dan cedera, dan
memelihara kondisi lingkungan dan keamanan, termasuk dalam penggunaan alat
pelindung diri (APD)
11. Semua individu yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit wajib melakukan 6
(enam) sasaran Keselamatan Pasien.
12. Peralatan di unit pelayanan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi secara
teratur sesuai ketentuan yang berlaku dan selalu dalam kondisi siap pakai
13. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan rumah sakit.
14. Semua petugas rumah sakit wajib memiliki ijin/ lisensi/ sertifikasi sesuai dengan
profesi dan ketentuan yang berlaku.
15. Setiap petugas rumah sakit harus bekerja sesuai standar profesi, standar kompetensi,
standar prosedur operasional, etika profesi, kode etik rumah sakit dan semua
peraturan rumah sakit yang berlaku.
16. Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapat dijadikan sebagai
sumber informasi dan pengambilan keputusan bagi kepentingan manajemen dan
pelayanan kepada masyarakat.
17. Setiap unit pelayanan harus berupaya memperoleh, mengolah dan menggunakan
informasi secara terintegrasi yang dikomunikasikan secara benar untuk
meningkatkan kesehatan pasien serta kinerja rumah sakit baik secara keseluruhan
maupun individu
18. Koordinasi dan evaluasi pelayanan disetiap unit pelayanan wajib dilaksanakan
melalui rapat rutin minimal 1 kali dalam satu bulan
19. Semua unit pelayanan wajib membuat laporan harian, bulanan, semester dan tahunan
kepada manajemen rumah sakit.
20. Rumah sakit menjalankan program keselamatan pasien melalui 6 (enam) Sasaran
keselamatan pasien,
21. Jika pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di rumah sakit, maka pasien
harus dirujuk ke rumah sakit lain yang bisa melayani setelah mendapat persetujuan
pasien/ keluarga.
22. Rumah sakit menghargai dan memenuhi hak pasien yang dilayani
23. Seluruh karyawan rumah sakit berkewajiban menjaga dan melindungi rahasia medis
pasien yang dilayani.
24. Rumah sakit melakukan pengumpulan, validasi dan analisis data baik internal
ataupun eksternal untuk pengembangan pelayanan rumah sakit.
B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Kebijakan Identifikasi
a. Identifikasi pasien rawat jalan
1) Tidak perlu menggunakan gelang identitas.
2) Sebelum melakukan suatu prosedur atau terapi,tenaga
medis/perawat/bidan/farmasi/staff administrasi serta petugas kesehatan
lainnya harus menanyakan identitas pasien berupa nama pasien. data ini
dikonfirmasi dengan yang tercantum pada rekam medis pasien atau
blangko/formulir permintaan pemeriksaan penunjang pasien
.
b. Identifikasi nama pasien yang sama di ruangan rawat inap .
1) Jika terdapat nama pasien yang sama, harus diinformasikan kepada
perawat yang bertugas setiap kali pergantian jaga.
2) Bila dalam satu ruang terdapat pasien dengan nama yang sama, pada
sampul status rekam medis pasien,lembar obat-obatan injeksi dan
oral,kartu obat/ kartu radiologi/kartu laboratorium,lembar
tindakan,lembar pencatatan dan semua formulir permintaan penunjang ,
harus diberi tanda “HATI - HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA”
yang di tulis dengan pena merah.
d. Setiap petugas medis maupun non medis harus melakukan tindakan cuci
tangan sesuai dengan lima Moment cuci tangan yaitu:
1) sebelum kontak dengan pasien
2) sebelum tindakan aseptic
3) setelah terkena cairan tubuh pasien
4) setelah kontak dengan pasien
5) setelah kontak dengan lingkungan pasien.
e. Rumah Sakit Mardi Waluyo menetapkan ada 3 jenis cuci tangan yaitu: hand
Wash, hand Rub dan cuci tangan bedah.
f. Setiap petugas Rumah Sakit Mardi Waluyo wajib mengetahui bagaimana
kebersihan tangan yang efektif.
g. Rumah Sakit Mardi Waluyo menyediakan peralatan untuk mencuci tangan
di setiap unit, baik medis maupun non medis.
h. Melakukan audit kepatuhan kebersihan tangan
i. Melakukan program edukasi pasien dan pengunjung yang merupakan salah
satu dari proses penerimaan pasien baru.
j. Setiap petugas RS Mardi Waluyo wajib mengikuti pelatihan cuci tangan
yang diadakan oleh rumah sakit secara berkesinambungan mengenai
prosedur cuci tangan
k. Seluruh proses cuci tangan bagian klinis maupun non klinis di RS Mardi
Waluyo mengacu kepada kebijakan cuci tangan dan prosedur (SPO) cuci
tangan yang telah ada.
Ditetapkan di Metro
Pada tanggal, Agustus 2014
Direktur Rumah Sakit Mardi Waluyo
Yakkum Di lampung