Sunnah Hukumnya
Sunnah Hukumnya
Hal ini didasarkan kepada riwayat dari Abu Said mantan budak Abu Usaid berikut
ini :
قال وحذيفة ذر وأبو مسعود ابن فيهم وسلم عليه هللا صىل النبي أصحاب من نفرا فدعوت مملوك وأنا تزوجت: الصالة وأقيمت
قال: فقالوا ليتقدم ذر أبو فذهب: إليك، قال: قالوا ؟ كذلك أو: قال ! نعم: فقالوا وعلموني مملوك عبد وأنا إليهم فتقدمت:
أهلك وشأن شأنك ثم رشه من به وتعوذ عليك دخل ما خيي من تعاىل هللا سل ثم ركعتيي عليك فصل أهلك عليك أدخل إذا
Artinya:“يSayaيmenikahيketikaيmasihيmenjadiيhambaيsahaya,يlaluيsayaيmengundang sekelompok
sahabat Rasulullah -sholallahu‘يalaihiيwasallam- diيantaranyaيadaيIbnuيMas’udيdanيAbuيDzarيjugaي
Hudzaifah.يAbuيSaidيberkata:“يLaluيdibacakanيiqamatيuntukيshalat.يAbuيDzarيkemudianيberangkatي
untuk maju ke depan, para sahabat lainnya kemudianيberkata:“يKamuيjugaيikut”.يAbuيSaidيberkata:ي
“Apakahيharusيdemikian?”يMerekaيmenjawab:“يYa”.يAkuيlaluيmajuيkeيdepanيsedangkanيsayaيsaatيituي
masihيseorangيbudakيbelian.يMerekaيmengajarikuيdanيmerekaيberkata:“يApabilaيkamuيhendakي
menggauli isteri kamu (baru pengantin), shalatlah terlebih dahulu dua rakaat, kemudian berdoalah
kepada Allah untuk kebaikan apa yang telah kamu gauli, juga berlindunglah kepada Allah dari
kejahatannyaيdanيkejahatanيdiriيkamuيjugaيdiriيkeluargamu”(يHR.يIbnيAbiيSyaibahيdenganيsanad
Shahih).
Catatan: bagi ikhwan/akhwat TQN dapat dilanjutkan dengan dzikir 165 dan upayakan selalu dzikir
khofi berketerusan
Sebelum melakukan hubungan badan, disunnahkan seorang mempelai laki-laki untuk mengucapkan
salam kepada mempelai wanita. Hal ini untuk menenangkan hati dan pikiran si mempelai wanita
sekaligus menghilangkan rasa was-was dan segan. Di samping untuk lebih mengakrabkan dan lebih
mesra. Hal ini didasarkan kepada hadits berikut ini:
قالت عنها هللا رضي سلمة أم عن: تزوجها لما وسلم عليه هللا صىل النبي أن, عليها يدخل أن فأراد, سلم
Artinya:“يDariيUmmuيSalamahيberkata,يbahwasannyaيketikaيRasulullahي-sholallahu‘يalaihiيwasallam-
menikahinya dan beliau hendak menggaulinya, beliau mengucapkanيsalamيterlebihيdahulu”(يHR.يAbuي
Shaikh dengan sanad Hasan).
3. Meletakkan tangan di kepala bagian depan (kening, jidat) isteri anda, kecuplah sedikit kemudian
doakanlah kebaikan sebagaimana tertera dalam hadits berikut ini :
َ َ َّ َ َ ُ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َّ ُ َّ ِ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ ُ َ َ َ ْ َ ِ ََ َ رَ ِ ر
ج ِإذا
م تزو ي امرأةي أحدك ي، خ ِادما اش َيى أوي، ل
فليق ي: م
ن الله ي
ك ِإ ي
خيها أسأل ي، ي علي ِيه جبلتها ما وخ ي، وذ
ك وأع ي ن ِب ي
ش شها ِم ي
ما و ي
َْ َ
َعل ْي ِيه َج َبلت َها
4. Memakai wewangian dan penyegar mulut. Berdasarkan hadist Syuraih bin Hani berikut :
َ َ َ َّ ى َُ َ َ َ َ ُ ََْ ْ َ َ َ ِ
ْ َان ر
شءي ِبأ ِي
ى بك ي الن ِ ي-وسلم عليه هللا صىل- ل ِإذا َي ْبديأ
خيت بيته؟ د ي
اك قال ي
ِبالسو ِ ي
Artinya:ي”يSayaيpernahيbertanyaيkepadaيSitiيAisyah,يdenganيapaيRasulullahي-sholallahu‘يalaihiي
wasallam- memulai sebelum beliau menggauli isteri-isterinya?”يSitiيAIsyahيberkata:“يDenganيsiwakي
(pembersihيmulutيdanيgigi)”(يHR. Muslim).
5.يMenyebutيnamaيAllahيdanيberdoaيdenganيdo’aيJimaيberikutيiniيsebelumيandaيmenggaulinyaي:
َّ ْ َّ َ َّ َّ َ َ َّ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َّ َّ ُ َّ ِ
ض َع َّباسي ْابني َعني ن َعن ُه َما ُي
اَلل َر ِ َي بأ ي
الن ِ ي-وسلم عليه هللا صىل- ال ق َي: ن أ َمامإ ي
اد ِإذا أحدك ي
ن أر ينأ يال أهل يه يأ ِ يم يق ي
اَلل ِبس ِ ي
م ِي َجن ْب ِ ي
ب الله ي
َ َ ْ َّ ِ َ َ َ َ ْ َّ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ َ ُ ْ َ َ ُ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ َّ ُ َ ُ ِ َ ْ َّ
ب الشيط ي
ان ان وجن ِ ي م رزقتنا ما الشيط ي قثي ض أ يو رز ي
م ولدي بينهما ق ِ يان يضيه ل ي الشيط ي
Artinya:“يIbnuيAbbasيberkata,يRasulullahي-sholallahu‘يalaihiيwasallam- bersabda:“يApabilaيseseorang
membaca doa berikut ini sebelum menggauli isterinya: “bismillah
allahumma
jannibnis syaithan wa jannibis syaithan ma razaqtana” (Dengan
menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah syetan dari saya, dan
jauhkanlah ia dari apa yang akan Eukau rizkikan kepada kami (anak,
keturunan), kemudian dari hubungan tersebut ditakdirkan
menghasilkan seorang anak, maka ia tidak akan diganggu oleh
setan selamanya” (HR. Bukhari Muslim).
wallohua'lam...
Saya menikahi seorang wanita, ketika saya masih sebagai budak. Kemudian saya
mengundang beberapa sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara mereka
ada Ibnu Mas’ud, Abu Dzar, dan Hudzifah radhiallahu’anhum. Lalu tibalah waktu
salat, Abu Dzar bergegas untuk mengimami salat. Tetapi mereka mengatakan
‘Kamulah (Abu Sa’id) yang berhak!’ Ia (Abu Dzar) berkata, ‘Apakah benar
demikian?’ ‘Benar!’ jawab mereka. Aku pun maju mengimami mereka salat. Ketika
itu aku masih seorang budak. Selanjutnya mereka mengajariku
إذا دخل عليك أهلك فصل ركعتين ثم سل هللا من خير ما دخل عليك وتعوذ به من شره ثم
شأنك وشأن أهلك
“Jika isterimu nanti datang menemuimu, hendaklah kalian berdua salat dua rakaat.
Lalu mintalah kepada Allah kebaikan isterimu itu dan mintalah perlindungan kepada-
Nya dari keburukannya. Selanjutnya terserah kalian berdua.” (HR. Ibnu Abi
Syaibah Al-Mushannaf no. 29733 dan dishahihkan Al-Albani)
Dalil kedua,
Ada seseorang yang bernama Abu Hariz mengatakan, “Saya menikahi seorang
perawan yang masih muda, dan saya khawatir dia akan membenciku. Kemudian
Ibnu Mas’ud memberi nasihat,
إن اإللف من هللا والفرك من الشيطان يريد أن يكره إليكم ما أحل هللا لكم فإذا أتتك فأمرها أن
تصلي وراءك ركعتين
“Sesungguhnya kasih sayang itu dari Allah dan kebencian itu dari setan untuk
membenci sesuatu yang dihalalkan Allah kepadamu. Jika isterimu datang kepadamu,
perintahkanlah istrimu untuk melaksanakan salat dua rakaat di belakangmu. Lalu
ucapkanlah,
“Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka
dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku lantaran mereka, dan
berikanlah rezeki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami
(berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam
kebaikan.”(Diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf no. 17156 dan
dishahihkan Al-Albani).
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Sumber: https://konsultasisyariah.com/8726-sebelum-malam-pertama.html