Pembimbing :
Disusun oleh :
Keyko L. M. S G4A014024
2015
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Varikokel merupakan suatu dilatasi abnormal dan tortuous dari vena pada
pleksus pampiniformis dengan ukuran diameter melebihi 2 mm. Dilatasi
abnormal vena-vena dari spermatic cord biasanya disebabkan oleh
ketidakmampuan katup pada vena spermatik internal (Rajeev dan Rupin,
2005).
B. Anatomi
Pada pria dewasa, masing-masing testis merupakan suatu organ berbentuk
oval yang terletak didalam skrotum. Beratnya masing-masing kira-kira 10-12
gram, dan menunjukkan ukuran panjang rata-rata 4 sentimeter (cm), lebar 2
cm, dan ukuran anteroposterior 2,5 cm. Testis memproduksi sperma dan
androgen (hormon seks pria) (Martini, 2004).
Tiap testis pada bagian anterior dan lateral diliputi oleh membran
serosa, tunika vaginalis. Membran ini berasal dari peritoneum cavum
abdominal. Pada tunika vaginalis terdapat lapisan parietal (bagian luar) dan
lapisan visceral (bagian dalam) yang dipisahkan oleh cairan serosa. Kapsul
fibrosa yang tebal, keputihan disebut dengan tunika albuginea yang
membungkus testis dan terletak pada sebelah dalam lapisan visceral dari
tunika vaginalis. Pada batas posterior testis, tunika albuginea menebal dan
berlanjut ke dalam organ sebagai mediastinum testis (Martini, 2004).
Duktus deferens juga disebut vas deferens, saluran ini meluas dari
tail epididimis melewati skrotum, kanalis inguinalis dan pelvis bergabung
dengan duktus dari vesica seminalis membentuk duktus ejakulatorius pada
glandula prostat (Martini, 2004).
C. Epidemiologi
Varikokel terdeteksi lebih sering pada populasi pria infertil dibanding pada
pria fertil. Sebagian besar varikokel terdeteksi setelah pubertas dan prevalensi
pada pria dewasa sekitar 10-15%. Pada 80-90% kasus, varikokel hanya
terdapat pada sebelah kiri; varikokel bisa bilateral hingga 20% kasus,
meskipun dilatasi sebelah kanan biasanya lebih kecil. Varikokel unilateral
sebelah kanan sangat jarang terjadi.
Varikokel pada remaja pria pernah dilaporkan sekitar 15% kasus. Varikokel
biasanya terdiagnosis pada 20-40% pria infertil. Insidensi varikokel
yang teraba diperkirakan 15% pada populasi umum pria dan 21-39% pria
subfertil. Meskipun varikokel pernah dilaporkan pada pria sebelum
remaja, varikokel jarang pada kelompok usia ini. Pada suatu penelitian
oleh Oster (1971) pada 1072 anak sekolah laki laki di Denmark, tidak ditemui
adanya varikokel pada 188 anak laki-laki yang berusia antara 6 sampai 9
tahun. Insidensi varikokel pada anak yang lebih tua (usia 10-25 tahun),
bervariasi antara 9% sampai 25,8% dengan suatu rerata 16,3%.
Varikokel ekstratestikular merupakan kelainan yang diketahui umum
terjadi, dimana terdapat pada 15% sampai 20% pria. Varikokel intratestikular
sebaliknya suatu kelainan yang jarang dan sesuatu yang relatif baru dimana
dilaporkan kurang dari 2% pada pria yang menjalani sonografi testis dengan
gejala.
D. Etiologi
Terdapat beberapa etiologi varikokel ekstratestikular seperti refluks
renospermatik, insufisiensi katup vena spermatika interna, refluks
ileospermatik, neoplastik, atau penyakit retroperitoneal lainnya, sindrom
malposisi visceral, dan pembedahan sebelumnya pada regio inguinal dan
skrotum. Varikokel intratestikular sering dihubungkan dengan atrofi testikular
ipsilateral terkait kelainan parenkhimal, tetapi apakah varikokel intratestikular
merupakan suatu penyebab atau akibat dari atrofi testikular tetap belum jelas.
Varikokel intratestikular biasanya, tetapi tak selalu, terjadi berkaitan dengan
suatu varikokel ekstratestikular ipsilateral (Sharlip et al., 2001).
E. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
Beberapa pasien dengan varikokel dapat mengalami nyeri skrotal
dan pembengkakan, namun yang lebih penting, suatu varikokel
dipertimbangkan menjadi suatu penyebab potensial infertilitas pria.
Hubungan varikokel dengan fertilitas menjadi kontroversi, namun telah
dilaporkan peningkatan fertilitas dan kualitas
sperma setelah terapi, termasuk terapi oklusif pada varikokel. Varikokel
pada remaja biasanya asimptomatik dan untuk itu diagnosis khususnya
diperoleh saat pemeriksaan fisik rutin. Kadang kadang pasien akan datang
karena adanya massa skrotum atau rasa tak nyaman di skrotum, seperti berat
atau rasa nyeri setelah berdiri sepanjang hari (Werner, 2014).
G. Diagnosis
H. Diagnosis Banding
I. Komplikasi
Chehval dan Porcell (1992) melakukan analisis semen pada 13 pria dengan
varikokel dan kemudian mengevaluasi kembali semen pria tersebut 9 sampai
96 bulan kemudian. Hasilnya menunjukkan suatu kemerosotan pada follow up
analisis semen mereka.Potensi komplikasi dari tatalaksana varikokel jarang
terjadi dan komplikasi biasanya ringan. Semua pendekatan pembedahan
varikokel berkaitan dengan suatu resiko kecil seperti infeksi luka, hidrokel,
varikokel berulang dan jarang terjadi yaitu atrofi testis. Potensi komplikasi
dari insisi inguinal karena tatalaksana varikokel mencakup mati rasa
skrotal dan nyeri berkepanjangan.
J. Penatalaksanaan
Terdapat beberapa pedoman dimana suatu varikokel sebaiknya
dikoreksi karena: 1) pembedahan berpotensi mengubah suatu keadaan
patologis; 2) pembedahan meningkatkan sebagian besar parameter semen; 3)
pembedahan memungkinkan meningkatnya fertilitas; 4) resiko terapi kecil.
Suatu varikokel sebaiknya dikoreksi ketika: 1) Varikokel secara klinis teraba;
2) pasangan dengan infertilitas; 3) istri fertil atau telah dikoreksi
infertilitasnya; 4) paling tidak satu parameter semen abnormal.
Pembedahan
Cara ini dilakukan dengan sedasi intra vena dan anestesi lokal. Kateter
angiografi dimasukkan ke dalam sistem vena (bisa melalui vena femoralis
dextra, vena jugularis dextra maupun vena basilika). memasukkan bahan
sklerotik ke dalam vena spermatika interna. Terapi ini dikaitkan dengan rasa
nyeri yang lebih minimal dibandingkan dengan tindak pembedahan terbuka.
Tapi pada metode ini dibutuhkan ketersediaan dokter dengan pengalaman
dalam tekhnik akses radiologi intervensi. Karena dalam beberapa kasus
kurangnya pengalaman dan pengetahuan menyulitkan dalam penemuan vena
spermatika interna (Smith dan White, 2012).
BAB. III
KESIMPULAN
Rajeev, K., Rupin, S. Varicocele and Male Infertility: current status. The Journal
of Obstetrics and Gynecology of India. 2005. Vol. 55: 505-516.