1. LATAR BELAKNG
Diabetes (diabetes mellitus) digolongkan sebagai gangguan metabolisme.
Metabolisme mengacu pada cara tubuh kita menggunakan makanan dicerna untuk energi
dan pertumbuhan. Kebanyakan dari apa yang kita makan dipecah menjadi glukosa. Glukosa
adalah suatu bentuk gula dalam darah - ini adalah sumber utama bahan bakar bagi tubuh
kita.
Ketika makanan kita dicerna glukosa membuat jalan ke dalam aliran darah kami.
Seperti pada Diabetes Melitus Mitos dan Faktanya sel kita menggunakan glukosa untuk
energi dan pertumbuhan. Namun, glukosa tidak bisa masuk ke sel kami tanpa kehadiran
insulin - insulin memungkinkan sel-sel kita untuk mengambil di glukosa.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Setelah makan, pankreas
melepaskan secara otomatis jumlah yang cukup insulin untuk memindahkan glukosa dalam
darah ini kami ke dalam sel, dan menurunkan tingkat gula darah.
Seseorang dengan diabetes memiliki kondisi di mana jumlah glukosa dalam darah
terlalu tinggi (hiperglikemia). Ini karena tubuh tidak baik memproduksi cukup insulin, tidak
menghasilkan insulin, atau memiliki sel-sel yang tidak merespon dengan benar ke pankreas
memproduksi insulin.
Hal ini menyebabkan terlalu banyak glukosa menumpuk di dalam darah. kelebihan
glukosa darah akhirnya lolos keluar dari tubuh dalam urin. Jadi, meskipun darah telah
mengandung banyak glukosa, sel tidak mendapatkan energi penting untuk mereka dan
kebutuhan pertumbuhan.
2. PENGERTIAN
Diabetes berasal dari bahasa Yunani, dan itu berarti sebuah siphon. Aretus yang
Kapadokia, seorang dokter Yunani pada abad kedua Masehi, bernama diabainein. Dia
menggambarkan pasien yang melewati air terlalu banyak (poliuria) - seperti sebuah siphon.
Kata menjadi "diabetes" dari adopsi bahasa Inggris dari Latin Pertengahan diabetes.
Pada tahun 1675 Thomas Willis ditambahkan mellitus dengan istilah tersebut,
meskipun sering disebut hanya sebagai diabetes. Mel dalam bahasa Latin berarti madu, air
kencing dan darah penderita diabetes memiliki kelebihan glukosa, dan glukosa manis seperti
madu. Diabetes mellitus harfiah bisa berarti "menyedot air manis".
Pada orang Cina kuno diamati bahwa semut akan tertarik pada urin dibeberapa orang,
karena manis. Istilah "Penyakit Kencing Manis" diciptakan.
Penyakit Diabetes Mellitus atau kencing manis merupakan suatu penyakit atau
gangguan kesehatan yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah hal ini
disebabkan karena gula darah tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh sebagai sumber
energi karena kurangnya hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas atau tidak
berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula secara maksimal.
Pada orang normal, karbohidrat yang berupa makanan yang mengandung zat tepung
ketika dikonsumsi akan diubah menjadi glukosa dalam saluran pencernaan, dengan bantuan
insulin Glukosa ini kemudian akan dibawa oleh darah keseluruh tubuh dan masuk kedalam
sel untuk dimanfaatkan sebagai energi.
Pada penderita diabetes mellitus gula tidak dapat atau sukar masuk ke dalam sel. hal
ini disebabkan karena kelenjar pankreas memproduksi insulin kurang dari yang dibutuhkan
atau bisa juga disebabkan karena aktivitas reseptor insulin menurun sehingga sel tidak dapat
memberikan respon yang baik terhadap insulin walaupun insulinnya berkecukupan sehingga
kadar glukosa dalam darah meningkat
Faktor keturunan
Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
Tekanan darah tinggi
Angka Triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi
Level kolesterol yang tinggi
Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
Kerusakan pada sel pankreas
4. GEJALA
Gangguan metabolisme karbohidrat ini menyebabkan tubuh kekurangan energi, itu
sebabnya penderita diabetes melitus umumnya terlihat lemah, lemas dan tidak bugar. Gejala
umum yang dirasakan bagi penderita diabetes yaitu :
Semua Gejala itu merupakan efek dari kadar gula darah yang tinggi yang akan
mempengaruhi ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan untuk
mengencerkan glukosa sehingga penderita sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak
(poliuri) dan Akibat poliuri ini maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga
banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita
mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali
merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
5. PEMERIKSAAN
ADA (American Diabetes Association) di tahun 2003 dimana mereka mengadakan
perubahan standard dan memicu WHO untuk menilai standard yang telah mereka keluarkan
sebelumnya. Hal ini terjadi karena memang data ilmiah yang ada menunjukkan telah terjadi
pergeseran batas kandungan aman kadar gula darah di masyarakat Amerika.
Ada kondisi dimana seseorang mengalami gangguan kadar gula dalam darahnya dan
dimasukkan dalam kelompok IGT (Impaired Glocose Tolerance=Toleransi Glukosa
Terganggu). Ada juga kelompok IFT (Impaired Fasting Glucose=Glukosa Puasa
Terganggu). Ini kaitannya erat dengan penilaian gangguan kesehatan apa yang berpotensi
muncul di kemudian hari dan juga penatalaksanaannya. Penatalaksanaan disini maksudnya
bukan hanya pengobatannya, tetapi lebih mengutamakan rangkaian tindakan yang dapat
mempertahankan kondisi sehat dari orang yang mengalami gangguan kadar gula darah
secara optimal.
Patokan tersebut adalah :
1.1 Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar gula darah. Pada ketetapan terakhir yang
dikeluarkan oleh WHO (Dalam petemuan tahun 2005) disepakati bahwa angkanya
tidak berubah dari ketetapan sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun 1999, yaitu:
KADAR GULA
DALAM
DARAH
(KONDISI) NORMAL DIABETES IGT IFG
METODE
PENGUKURAN
Tidak
spesifik.
Nilai yang
GULA DARAH
sering 7.8 < X < 11.1 < 7.8 mmol/L
2 JAM > 11.1
dipakai mol/L
SETELAH mmol/L
< 140 mg/dL
MAKAN
< 7.8 140 < X < 200
> 200 mg/dL
mmol/L mg/dL (Jika diukur)
(2-h GLUCOSE)
< 140
mg/dL
1.2 Kadar gula darah normal (Normoglycaemia) dikatakan sebagai suatu kondisi dimana
kadar glukosa darah yang ada mempunyi resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi
diabetes atau menyebabkan munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah
1.3 IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang mempunyai resiko
tinggi untuk terjangkit diabetes walaupun ada kasus yang menunjukkan kadar gula
darah dapat kembali ke keadaan normal. Seseorang yang kadar gula darahnya termasuk
dalam kategori IGT juga mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh
darah yang sering mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli
terjadi karena adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan terjadinya kekebalan
jaringan otot terhadap insulin yang diproduksi.
1.4 Batas bawah untuk IFG tidak berubah untuk pengukuran gula darah puasa yaitu 6.1
mmol/L atau 110 mg/dL. IFG sendiri mempunyai kedudukan hampir sama dengan IGT.
Bukan entitas penyakit akan tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat
memproduksi insulin secara optimal dan terdapatnya gangguan mekanisme penekanan
pengeluaran gula dari hati ke dalam darah.
1.5 Metode pengukuran kadar gula standard menggunakan bahan plasma darah yang berasal
dari pembuluh vena. Plasma darah adalah bagian cair dari darah. Intinya adalah darah
yang sudah tidak mengandung bahan-bahan padat lagi seperti sel darah merah
hematokrit dan yang lainnya. Pada alat pengukur gula darah portabel yang banyak
terdapat di pasaran, metode mendapatkan plasma dari darah dengan melakukan
penyaringan darah yang diambil yang dilakukan oleh strip tempat menaruh sediaan
darah yang diambil. Pengukuran kadar gula darah sebaiknya dilakukan sesegera
mungkin setelah darah diambil dari vena. Pengukuran darah vena dan kapiler pada saat
puasa memberikan hasil yang identik pada saat puasa tetapi tidak untuk pengukuran 2
jam setelah makan dimana hasil dari darah kapiler menunjukkan nilai yang lebih tinggi.
1.6 Ada sebuah metode pemeriksaan kadar gula darah lainnya yang dapat membantu
menentukan pengelompokan gangguan kadar gula darah yaitu OGTT (Oral Glucose
Tolerance Test = Tes Toleransi Glukosa Oral ). Hal ini penting disebutkan karena :
Tes glukosa darah puasa saja mempunyai nilai kegagalan untuk mendeteksi diabetes
yang telah diderita sebelumnya (Tetapi belum diketahui kepastiannya) sebesar 30%
OGTT merupakan metode pengukuran yang dapat mengidentifikasi kondidi IGT secara
akurat
OGTT diperlukan untuk memastikan seseorang mengalami gangguan toleransi glukosa
yang tidak terdeteksi (dicurigai) dan juga berarti mengeluarkan orang tersebut dari
kecurigaan yang ada. Tes OGTT disarankan untuk dilakukan pada seseorang yang
memiliki kadar gula puasa 6.1 – 6.9 mmol/L atau 110 – 125 mg/dL untuk menentukan
kepastian status toleransi glukosanya.
1.7 Pemeriksaan HbA1c tidak disarankan sebagai pemeriksaan diagnosis untuk diabetes dan
kondisi gangguankadar gula darah lainnya.
WHO juga menggunakan istilah Intermediate Hyperglycaemia untuk menggambarkan
kadar gula dalam darah antara normal dan diabetes (IFG dan IGT) karena WHO
bermaksud menghilangkan stigma diabetes terhadap orang yang tidak memenuhi
kriteria untuk dikatakan memiliki kondisi diabetes dan juga menekankan bahwasanya
kondisi Intermediate Glycaemia ini masih dapat kemabli ke kondisi normal.
6. PENGOBATAN.
Semua jenis diabetes dapat diobati, tapi Tipe 1 dan tipe 2 diabetes berlangsung seumur
hidup, tidak ada obat dikenal. Pasien menerima insulin reguler, yang menjadi medis yang
tersedia pada tahun 1921. Perawatan untuk pasien dengan 1 Jenis terutama disuntik insulin,
ditambah beberapa makanan dan kepatuhan latihan.
Pasien dengan Tipe 2 biasanya diobati dengan tablet, healthy lifestyle dan diet khusus,
tetapi kadang-kadang suntikan insulin juga diperlukan.
Jika diabetes tidak dikendalikan secara memadai pasien memiliki risiko yang lebih
tinggi secara signifikan mengembangkan komplikasi, seperti hipoglikemia, ketoasidosis, dan
koma hypersosmolar nonketotic. komplikasi jangka panjang bisa menjadi penyakit
kardiovaskuler, kerusakan retina, gagal ginjal kronis, kerusakan syaraf, penyembuhan luka
buruk, gangren pada kaki yang dapat menyebabkan amputasi, dan disfungsi ereksi.
7. PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap penyakit diabetes melitus dapat dilakukan dengan beberapa cara,
dan terbagi menjadi beberapa tipe.
Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan kepada orang-orang yang termasuk ke
dalam kategori beresiko tinggi, yaitu orang-orang yang belum terkena penyakit ini tapi
berpotensi untuk mendapatkannya. Untuk pencegahan secara primer, sangat perlu diketahui
terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap terjadinya diabetes melitus,
serta upaya yang dilakukan untuk menghilangkan faktor-faktor tersebut. Edukasi berperan
penting dalam pencegahan secara primer.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder merupakan suatu upaya pencegahan dan menghambat timbulnya
penyakit dengan deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak awal. Deteksi dini
dilakukan dengan pemeriksaan penyaring. Hanya saja pemeriksaan tersebut membutuhkan
biayayang cukup besar. Pengobatan penyakit sejak awal harus segera dilakukan untuk
mencegah kemungkinan terjadinya penyakit menahun. Edukasi mengenai diabetes melitus
dan pengelolaannya, akan mempengaruhi peningkatan kepatuhan pasien untuk berobat.
Pencegahan tersier
Jika penyakit menahun diabetes melitus terjadi kepada Anda, maka para ahli harus berusaha
mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut dan merehabilitasi penderita sedini mungkin
sebelum penderita mengalami kecacatan yang menetap. Contohnya saja, acetosal dosis
rendah (80 – 325 mg) dapat diberikan secara rutin bagi pasien diabetes melitus yang telah
memiliki penyakit makroangiopati (pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi,
pembuluh darah otak, pembuluh darah kapiler retina mata, pembuluh darah kapiler ginjal).
Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait sangat diperlukan.
Luka, merupakan penyulit yang dapat timbul pada penyakit kencing manis.
Infeksi adalah penyulit pada penderita kencing manis, akibat menurunnya pertahanan tubuh. Jika
penderita tsb mengalami infeksi, maka kuman-kuman dapat berkembang biak dengan pesat.
Salah satu infeksi yang sangat ditakuti adalah infeksi yang timbul oleh kuman penghasil gas
yakni jenis Clostridium. Di samping itu, penderita ini juga mengalami gangguan pada syaraf
tepi, sehingga lebih mudah mengalami luka terutama tungkai. Itulah sebabnya maka kadang-
kadang penderita sendiri kurang menyadari bila telah terjadi luka-luka pada kaki seandainya ia
tidak melihatnya.
Bila telah timbul luka, lebih-lebih disebabkan kuman penghasil gas maka hampir tidak ada
pilihan kecuali melakukan amputasi pada anggota gerak tsb, atau penderita akan meninggal
akibat kuman penghasil gas itu.
PENCEGAHAN
Meskipun berdasarkan pemeriksaan secara klinis maupun laboratoris telah terbukti menderita
kencing manis, sebenarnya bukan alasan untuk cemas atau khawatir asalkan melakukan kontrol
dan mematuhi nasehat dokter dengan baik.
Setiap hari rajin memeriksa kaki dan sela-sela jari kaki meskipun tidak merasakan
sesuatu.
Mencuci kaki setiap hari atau sewaktu-waktu bila dianggap kaki tsb kotor, kemudian
mengeringkannya.
Menghindari suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas untuk mencuci kaki.
Menghangatkan kaki dengan menggunakan botol panas sebaiknya dihindari sebab kaki
dapat lecet tanpa terasa.
Bila memakai kaos kaki, pakailah ukuran yang pas jangan terlalu ketat dan rajin
menggantinya setiap hari.
Sebelum memakai sepatu periksalah bagian dalam sepatu jangan sampai terdapat sesuatu
benda atau kerikil yang dapat menimbulkan lecet tanpa disadari.
Berjalan tanpa alas kaki harus dihindarkan.