Anda di halaman 1dari 23

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI


MENGGUNAKAN MEDIA PELANGI ANGKA PADA KELOMPOK B DI
TAMAN KANAK-KANAK SAYANG BUNDA DESA NAKAU
KECAMATAN TALANG EMPAT KABUPATEN BENGKULU TENGAH

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini adalah suatu usaha pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan

melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. Sebagai mana di tuangkan dalam Undang

Undang no 20 pasal 1 ayat 14 tahun 2003. Pendidikan anak usia dini dapat

dilakukan dengan cara bermain, melalui kegiatan bermain tebak kata dan

angka, anak dapat mengenal konsep-konsep dasar matematika seperti

mengenal bilangan dengan benda, mengurutkan bilangan, serta

menghubungkan atau mencocokan bilangan. Pada konsep ini perkembangan

kognitif anak sebagai faktor utama dalam perkembangan anak usia dini.

Menurut Pieget mengatakan bahwa tujuan pembelajaran kognitif untuk

anak usia dini sebagai logika matematis dengan cara yang menyenangkan dan

tidak rumit. Jadi tujuan pendidikan bukan agar anak bisa berhitung seratus

atau seribu tetapi memahami bahasa matematis dan berfikir logis.

Pembelajaran menghitung untuk anak usia dini dapat mengembangkan

kemampuan kognitif anak dalam berfikir, fikiran yang digunakan untuk

mengenali, memberi, alasan rasional memahami dan memecahkan masalah

yang ada. Kognitif adalah kemampuan berfikir yang dibawa sejak dari lahir

1
2

yang timbul secara alamiah. Kognitif berhubungan dengan intelegensi.

Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan potensi atau daya

untuk memahami sesuatu, intelegensi, bersifat aktif.

Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi (pembuahan) namun

terwujud atau tidaknya potensi kognitif tergantung dari potensi yang dibawa

sejak lahir, dan merupakan faktor keturunan yang akan menentukan batas

perkembangan tingkat intelegensi (batas maksimal).

Kognitif juga dapat diartikan sebagai kemampuan verbal, kemampuan

memecahkan masalah, dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari

pengalaman sehari-hari. Pengembangan kognitif anak di TK Sayang Bunda,

dirasakan masih sangat rendah, selama kegiatan pembelajaran bermain tebak

kata dan angka masih banyak anak yang keliru dalam penyusunan angka

misalnya anak seringkali keliru dalam mengurutkan angka sesuai dengan

warna dan menyusun kata sehingga menjadi sebuah kalimat yang sempurna.

Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan di TK

Sayang Bunda di temukan adanya masalah tentang rendahnya kemampuan

kognitif anak yang di tandai oleh beberapa kondisi sebagai berikut: Pertama,

rendahnya kemampuan kognitif anak usia dini di TK Sayang Bunda, dari 14

orang jumlah anak 9 orang tidak menyukai kegiatan menyusun kata dan

pengelompokan angka 5 orang saja yang mau mengikuti kegiatan ini, atau

hanya 8 sampai 10% saja dari jumlah anak secara keseluruhan. Kedua,

sebanyak 80% anak masih mengalami masalah dalam bidang menyusun


3

angka dan pengelompokan kata. Ketiga, dalam penyusunan kata menjadi

sebuah kalimat sempurna ada 20% anak yang mengalami kesulitan.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti melakukan penelitian

untuk memperbaiki hasil belajar anak. Tindakan yang peneliti ambil adalah

memperbaiki rancangan pembelajaran dalam peningkatan kemampuan

kognitif anak, melalui permainan tebak kata dan angka sesuai dengan warna.

Rendahnya kemampuan kognitif anak disebabkan berbagai faktor seperti

pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi dan guru lebih sering

menggunakan cara pemberian tugas, strategi belajar yang kurang menantang

bagi anak sehingga tingkat kemampuan kognitif anak kurang terasah dan

masih sangat rendah.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan di atas

maka dapat di identifikasi beberapa masalah dalam meningkatkan

kemampuan kognitif anak usia dini di TK Sayang Bunda.


a. Rendahnya kemampuan kognitif pada anak usia dini di TK Sayang

Bunda, dari 14 orang anak 9 orang anak tidak menyukai kegiatan ini.
b. 80 % anak masih mengalami masalah dalam bidang menyusun angka

dan pengelompokan kata.


c. 20% anak mengalami masalah dalam bidang penyusunan kata

menjadi sebuah kalimat yang sempurna.

Diantara ke tiga masalah di atas yang menjadi fokus masalah dan

yang di rasa perlu untuk di tindak lanjuti adalah pada masalah menyusun

angka dan pengelompokan kata,alasan penulis mengangkat ini sebagai


4

fokus penelitian karna pentingnya mengasah kemampuan anak dalam

bidang penyusunan angka dan pengelompokan kata,hal ini erat kaitanya

dengan metematika dan sains, karna usia 5 sampai 6 adalah masa pra SD

yang akan di lalui oleh anak. Maka untuk menanggulangi masalah ini

peneliti menggunakan permainan tebak kata dan angka sesuai dengan

warna yang di jadikan sebagai pemecahan masalah rendahnya

kemampuan kognitif anak di TK Sayang Bunda.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis masalah di atas maka rumusan masalah adalah

bagaimanakan meningkatkan kemampuan kognitif anak umur 5-6 tahun

dengan permainan tebak kata dan angka sesuai dengan warna di TK Sayang

Bunda Desa Nakau.

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian


1. Secara umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan

kemampuan kognitif anak umur 5-6 di TK Sayang Bunda, melalui

permainan tebak kata dan angka sesuai dengan warna.

2. Secara khusus
Supaya kegiatan menyusun kata dan angka menjadi kegiatan yang

lebih menyenangkan bagi anak usia dini.


Adapun Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat :
1. Bagi anak
a. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak pada masa yang

akan datang
b. Anak menjadi senang dengan kegiatan menebak kata melalui

berbagai permainan.
5

2. Bagi guru
a. Menambah wawasan guru dalam meningkatkan kemampuan kognitif

anak usia 5-6 tahun.


b. Guru lebih kreatif dalam menyediakan kartu huruf yang bervariasi

untuk susun.
3. Bagi peneliti
a. Dapat meningkatkan kemampuan dan kreatifitas peneliti khususnya

dalam bidang pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini.


b. Dapat memberikan kesan dan pengalaman bagi peneliti.
4. Bagi sekolah
a. Dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan
b. Dapat membawa prestasi bagi sekolah

5. Bagi orang tua


Menambah wawasan orang tua tentang bagaimana cara memotifasi

anak dalam kegiatan dan berbagai permainan yang dapat meransang

perkembangan kemampuan koknitif pada anak usia dini.


6. Manfaat bagi masyarakat
Dapat membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya

pendidikan bagi anak usia dini.


Dari tujuan penelitian perbaikan pembalajaran di atas dapat di lihat

manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut:


a. Manfaat Secara Teoritis
Dari hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan

pengetahuan pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan

pendidikan anak usia dini.


b. Manfaat Secara Praktis
Manfaat bagi siswa dapat meningkatkan kemampuan mengenal

angka dan merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah angka

dan simbolnya dengan media yang menyenangkan.

E. Kajian Pustaka
1. Kemampuan kognitif
a. Pengertian Kemampuan kognitif
6

Depdinas ( 2007 ) kemampuan kognitif merupakan salah satu

dari bidang pengembangan oleh guru untuk meningkatkan

kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap

perkembangannya . Pengembangan kemampauan kognitif bertujuan

agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya,menemukan

bermacam macam alternative, pemecahan masalah, pengembangan

kemampuan logika matematika, pengetahuan, ruang dan waktu

,kemampuan memilah dan mengelompokkan dan persiapan berpikir

teliti.
b. Aspek Aspek Kemampuan kognitif
1) Aspek Kemampuan (Berpikir)

Kemampuan kognitif (kemampuan berpikir) merupakan

salah satu aspek yang berpengaruh terhadap munculnya

kreativitas seseorang. Kemampuan berpikir yang dapat

mengembangkan kreativitas adalah kemampuan berpikir secara

divergen, yaitu kemampuan untuk memikirkan berbagai

alternatif pemecahan suatu masalah.

2) Aspek Intuisi dan Imajinasi

Kreativitas berkaitan dengan aktivitas belahan otak kanan.

Oleh sebab itu, intuitif dan imajinatif merupakan aspek lain

yang mempengaruhi munculnya kreativitas.

3) Aspek Penginderaan

Kreativitas dipengaruhi oleh aspek kemampuan

melakukan penginderaan, yaitu kemampuan menggunakan


7

pancaindera secara peka. Kepekaan dalam penginderaan ini

menyebabkan seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak

dapat dilihat atau dipikirkan oleh orang lain.

4) Aspek Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah aspek yang berkaitan dengan

keuletan, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi

ketidakpastian dan berbagai masalah yang berkaitan dengan

kreativitas.

c. Nilai Bermain Bagi Perkembangan Kognitif


Bermain merupakan media yang amat diperlukan untuk

proses berfikir karena menunjang perkembangan intelektual melalui

pengalaman yang memperkaya cara berfikir anak. Bermain

merupakan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, mengadakan

penelitian-penelitian, melakukan percobaan-percobaaan untuk

memperoleh pengetahuan. Bermain juga membuka kesempatan bagi

anak untuk berkreasi, menemukan serta membentuk dan membangun

saat mereka menggambar, bermain air, bermain dengan tanah liat

atau plastisin dan bermain balok, serta bermain kartu angka atau

huruf.
d. Proses/Tahap Bermain bagi perkembangan kognitif
Montolalu mengatakan bahwa agar dapat memberi

bimbingan kepada anak TK dengan sebaik-baiknya guru perlu

mengetahui bahwa pada umumnya anak-anak melalui tingkatan-

tingkatan atau tahap-tahap (proses) bermain sebagai berikut:


1) Tahap Manipulatif
2) Tahap Simbolis
8

3) Tahap Eksplorasi
4) Tahap Eksperimen
5) Tahap dapat Dikenal
2. Tebak Kata Dan Angka Sesuai Dengan Warna
a. Pengertian tebak kata dan angka

Tebak kata merupakan suatu permainan yang menerapkan pola

perkembangan dan pengembangan dalam bidang kognitif yang

meliputi aspek berhitung, mencocok,menyusun dan menggabungkan

benda maupun huruf atau gabungan kata.

Dalam proses pembelajaran kali ini peneliti menggunakan

praktek langsung, dimana anak dapat bermain kartu angka dengan

mempraktekkannya secara langsung sehingga anak mendapat

pengalaman yang nyata dari materi pembelajaran. upaya Praktek

Langsung merupakan upaya mengajar dimana siswa melaksanakan

kegiatan latihan praktek agar siswa memiliki ketegasan atau

keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

3. Teknik Atau Langkah-langkah Pelaksanaan Permainan Tebak Kata

dan Angka sesuai dengan Warna

Sunarti upaya peningkatan kognitif anak dalam permainan tebak

kata dan angka merupakan fasilitas penting dalam pembelajaran di

sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak. Dengan

alat peraga kartu anak diajak aktif memperhatikan apa yang diajarkan

guru. Suatu hal yang perlu diingat walaupun fasilitas alat peraga yang

dimiliki sekolah, sangat minim, tapi bila penggunaan alat peraga diikuti

dengan cara anak aktif, maka efektifitas pengajaran dan semakin baik.
9

Langkah-langkah penerapan permainan tebak kata dan angka dalam

pembelajaran pada penerapan kognitif anak di kelompok B Taman

Kanak-kanak TK Sayang Bunda.

a. Permainan tebak kata dan angka bisa dilakukan dengan menuliskan

angka, dengan satu sisi di beri warna.

b. Anak menghitung jumlah angka

c. Jika hitungannya benar anak mambalik kartu dan jika benar maka

angka yang muncul sesuai dengan warna pelangi, jika anak keliru

bantu dia manghitungnya, setelah itu anak kembali menghitung dan

mencocokan dengan warna.

4. Kelebihan dan Kekurangan permainan tebak kata dan angka

1). Kelebihan permainan tebak kata dan angka sesuai dengan

warna.

a. Pembelajaran akan lebih bermakna sebab anaksecara dapat

mempelajari dan Memecahkan masalahnya secara langsung.


b. Cara ini sangat sesuai dengan model pembelajaran

kontruktivisme yang dikembangkan dalam membelajaran saat

ini,yaitu merangsang anak untuk berpikir dalam memecahkan

masalah.
c. Siswa lebih mudah mengerti dan memahami.
d. Siswa langsung dapat mempraktekkan setelah mendapatkan

teori.

2). Kekurangan permainan tebak kata dan angka sesuai dengan

warna.
10

a. Membutuhkan biaya yang cukup besar,Khususnya terhadap Alat

tertentu.

b. Tanpa bimbingan secara baik,biasanya anak–anak yang

mengalami Kesulitan dan tidak mendapat bimbingan dengan

benar dari guru.

c. Ketidaktersediaan alat peraga atau prasarana yang mendukung.

3) Karakteritik Anak Usia Dini

Anak usia dini memiliki karakter yang khas, beberapa

karakteristik anak usia dini menurut Hartati (Aisyah, dkk, 2010, 1.4)

adalah :

a. Memiliki rasa ingin tau yang besar


b. Merupakan pribadi yang unik
c. Suka berfantasi dan berimajinasi
d. Masa paling potensial untuk belajar
e. Menunjukan sikap egosentris
f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
g. Sebagai bagian dari makhluk sosial

Berdasarkan pendapat di atas saya menyimpulkan bahwa anak

usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, fsikis,

sosial, dan moral.

5. Hakekat Bermain Bagi Anak Usia Dini


a. Pengertian bermain
Bermain merupakan suatu fenomena yang sangat menarik

perhatian para pendidik, psikologi ahli filsafat dan lain sebagainya.

Mereka lebih tertantang untuk lebih memahami arti bermain yang

dikaitkan dengan tingkah laku manusia.Susanto 2011.Perkembangan

anak usia dini. Bermain merupakan pengertian yang sulit dipahami


11

karena muncul dalam beraneka macam bentuk. Kehidupan sehari-

hari kegiatan bermain begitu mudah dipahami namun dalam

beberapa situasi sulit dibedakan dengan kegiatan yang bukan

bermain.
b. Manfaat Bermain
Hasil penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan

menyatakan bahwa bermain bagi anak mempunyai arti yang sangat

penting karena melaui bermain anak dapat menyalurkan segala

keinginan dan kepuasan kreativitas serta imajinasinya. Melalui

bermain anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik belajar

bergaul dengan teman sebaya, membina sikap hidup positif,

mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelamin, menambah

perbendaharaan kata dan menyalurkan perasaan tertekan .


Berikut ini akan diuraikan satu persatu manfaat bermain bagi anak
1) Bermain Memicu Kreativitas
Hasil penelitian mendukung dugaan bahwa bermain dan

kreatifitas saling berkaitan karena baik bermain maupun

kreativitas rnengandalkan kemampuan anak menggunakan

simbol-simbol .Kreativitas dapat dipandang sebagai suatu aspek

dari pemecahan masalah yang mempunyai arti dalam bermain.

Saat anak menggunakan daya khayalnya dalam bermain, dengan

menggunakan alat atau tanpa alat mereka lebih kreatif.


2) Bermain Bermanfaat Mencerdaskan Otak
Salah satu contoh permainaan yang dapat mencerdaskan

otak adalah bermain dokter-dokteran. Dalam permainan ini si

anak berpura-pura menjadi dokter dan menjadi pasien. Sebagai


12

pasien si anak bebas menggunakan imajinasinya dan segenap

pengetahuannnya tentang seorang yang sedang sakit.


3) Bermain Bermanfaat Menanggulangi Konflik
Pada usia TK tingkah laku yang sering muncul ke

permukaan adalah tingkah laku menolak, bersaing, agesit

bertengkar, meniru, kerjasama, egois, simpatik, marah,

ngambek, dan berkeinginan untuk diterima oleh lingkungan

sosial mereka. TK memberi peluang bagi anak melalui bermain

dalam kelompok besar maupun kelompok kecil untuk mengatasi

konflik yang terjadi. Sandiwara boneka, bermain dramatisasi

bebas dan bercerita dengan berbagai metode, merupakan

beberapa kegiatan bermain.


4) Bermain Bermanfaat untuk Melatih Empati
Empati adalah pengenalan perasaan, pikiran, dan sikap

orang lain, dapat juga dikatakan pengenalan jiwa orang lain,

dengan kata lain empati adalah keadaan mental yang membuat

seseorang mengidentifikasi atau merasa dirinya dalam keadaan

perasaan atau pikiran dan sikap yang sama dengan orang atau

kelompok lain.
5) Bermain Bermanfaat Mengasah Panca lndera
Banyak jenis permainan TK yang menunjang

perkembangan kepekaan panca indera seperti “permainan

kotak” aroma untuk latihan indera penciuman, permainan “suara

apa” untuk latihan indera pendengaran, gambar-gambar di buku

untuk latihan indera penglihatan, dan permainan merasakan


13

berbagai rasa makanan dengan mata tertutup untuk melatih

indera pengecapan dan lain-lain.


6) Bermain Sebagai Media Terapi
“Sigmund Freud”, Bapak psikoanalisis mengemukakan

bahwa anak melakukan bermain sebagai salah satu cara untuk

mengatasi masalah konflik dan kecemasannya. Berawal dari

teori ini para ahli ilmu jiwa mendapat ilham untuk menggunakan

bermain sebagai alat diagnosis mengobati anak yang

bermasalah, yang dikenal di kalangan para ahli dengan terapi

bermain. Namun tidak semua orang dapat melakukannya karena

ini memerlukan keahlian khusus dari mereka yang mendapat

pendidikan dan pelatihan khusus untuk itu.


7) Bermain Melakukan Penemuan
Anak akan bertanya, jika ada sesuatu yang ia

butuhkan/pahami saat bermain. Bagi guru yang berpengalaman,

anak-anak yang sedang bermain sering dilihat, seperti sedang

melakukan penemuan-penemuan setiap waktu. Penemuan

tersebut bisa saja kebetulan, seperti dalam bermain di bak air.

Hurlock dalam Hibana mengemukakan manfaat bermain bagi

perkembangan anak yaitu sebagai berikut:

a) Perkembangan fisik. Bermain berguna untuk mengembangkan

otot dan melatih seluruh bagian tubuh. Bermain juga berfungsi

untuk menyalurkan tenaga yang berguna bagi kesehatan fisik

dan mental anak.


14

b) Dorongan berkomunikasi. Melalui aktivitas bermain, anak

terdorong untuk berbicara dan berkomunikasi dengan teman

lain, tanpa disadari anak belajar mengungkapkan pikiran dan

perasaannya pada orang lain.

c) Penyaluran energi emosional yang terpendam. Bermain

merupakan sarana bagi anak untuk menyalurkan berbagai

ketegangan emosional. Dengan demikian bermain merupakan

terapi cepat dan murah bagi pengembalian kondisi fisik yang

terganggu.

d) Penyaluran dari keinginan dan kebutuhan yang tidak terpenuhi.

Tidak semua keinginan dan kebutuhan anak dapat terpenuhi.

Keinginan yang tidak terpenuhi dalam dunia real dapat

diaplikasikan melalui kegiatan bermain

e) Sumber belajar. Melalui kegiatan bermain, anak belajar

menghargai hal, baik bersifat fisik maupun pengembangan

mental.

f) Rangsangan kreatifitas. Dalam bermain, anak bebas memilih

dan bereksplorasi, maka bermain dapat mengembangkan

kreativitas anak.

g) Belajar standar moral. Melalui kegiatan bermain, anak belajar

hal-hal yang dapat diterima oleh lingkungan, dan hal-hal yang

ditolak.
15

h) Mengembangkan kepribadian. Secara pelan dan pasti

kepribadian anak akan terbentuk melalui kegiatan bermain.

c. Jenis-jenis Alat Bermain


Alat permainan pada usia anak TK sangat bermanfaat dalam

membantu mengembangkan seluruh dimensi perkembangan anak,

yaitu bagi perkembangan motorik, kognitif, kreativitas, bahasa,

sosial, perkembangan emosional bagi anak TK. Bahan dan peralatan

yang disediakan hendaknya merupakan sumber belajar yang dapat

membantu mengembangkan seluruh dimensi perkembangan anak

seusia TK, yaitu bagi perkembangan motorik, kognitif, kreativitas,

bahasa sosial, dan perkembangan emosional bagi anak TK.

Sebagaimana dikemukakan oleh Moeslichatoen bahwa bahan dan

peralatan bagi anak TK harus memperhatikan:


d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi nilai Bermain
Secara umum faktor yang mempengaruhi bermain dibagi dua

katagori yaitu, Faktor internal dan faktor eksternal kedua faktor

tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individual faktol

internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis.


1. Faktor lnternal
Adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu dan

dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal

meliputi faktor fisiologis dan psikologis.


a. Faktor Fisiologis
Adalah faktor yang berhubungan kelangsung dengan kondisi

fisik individual. faktor ini dibedakan menjadi dua macam,

pertama keadaan jasmani pada umumnya sangat

mempengaruhi aktivitas belajar seseorang.


16

b. Faktor Psikologis
Adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

mempengaruhi proses belajar. beberapa faktor yang

mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,

motivasi, minat, sikap, bakat dan percaya diri.


2. Faktor eksternal
a. Lingkungan social
Meliputi, teman, guru, keluarga dan masyarakat. Lingkungan

sosial adalah lingkungan dimana seseorang bersosialisasi,

bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya. Guru

adalah seorang yang sangat berhubungan dengan hasil belajar.


b. Lingkungan non-sosial,
Meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam (cuaca).

Non-sosial seperti halnya kondisi rumah (secara fisik), apakah

rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan

hasil belajar.
e. Pengertian pemaianan
Permainan (games) adalah setiap kontes antara pemain yang

berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu

untuk mencapai tujuan tertentu pula (Sadiman, 1993:75). Jadi

permainan adalah cara bermain dengan mengikuti aturan-aturan

tertentu yang dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok

guna mencapai tujuan tertentu. Alat permainan adalah semua alat

bermain yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk memenuhi

naluri bermainnya dan memiliki barbagai macam sifat, seperti

bongkar pasang, mengelompokkan, memadukan, mencari


17

padanannya, merangkai, membentuk, atau menyusun sesuai dengan

bentuk aslinya.
f. Faktor yang mempengaruhi permainan anak-anak.
1. Faktor kesehatan
Anak-anak yang memiliki kesehatan yang baik tentu saja

memiliki lebih banyak energi untuk bermain daripada anak-anak

yang kurang sehat dan sering sakit-sakitan,


2. Faktor Intelegensi.
Anak-anak yang memiliki kercerdasan biasanya lebih aktif

dalam bermain dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki

tingkat kecerdasan yang kurang.


3. Faktor lingkungan
Lingkungan yang menyediakan fasilitas, ruang maupun waktu

bermain bagi anak-anak biasanya merangsang anak-anak untuk

banyak bermain.
4. Faktor Jenis kelamin.
Biasanya anak-anak perempuan lebih senang melakukan

permainan yang tidak menghabiskan energi yang lebih banyak,


5. Faktor ekonomi.

F. Kerangka Berfikir

Berikut ini akan digambarkan kerangka berpikir dari penelitian ini

Bagan 2.1
Media lembaran huruf dan angka
yang berwarna

Kemampuan kognitif anak usia dini


18

Menyusun potongan Menyusun kata


Memiliki kemampuan
kata sesuai dengan menjadi kalimat
berhitung dengan cepat
angka sempurna

Kemampuan kognitif Anak Meningkat

G. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed

methods research, yaitu metode penelitian kombinasi. Metode penelitian

kombinasi adalah suatu tipe penelitian dimana peneliti atau tim peneliti

mengkombinasikan elemen-elemen pendekatan kualitatif dan kuantitatif

(pengumpulan data, analisis data maupun teknik- teknik inferensial) untuk

tujuan memperluas dan memperdalam pemahaman dan pemaknaan fakta-

fakta yang ada


Bagan Prosedur Perbaikan Kegiatan Pengembangan

Perencanaan Pelaksanaan Menyusun kata dan


angka sesuai
denganwarna

Perenungan Observasi

Siklus II
Perencanaan Pelaksanaan
19

Merangkai kata menjadi


kalimat sempurna
sesuai dengan angka
-----------------------------
Perenungan Observasi -----------------------------
-----------------------------
-----------------------------
-----------------------------
-----------------------------
Penelitian berhasil
a) Pengamatan (Observation) -----------------------------
Tahap pengamatan,dimana guru mengevaluasi saat kegiatan
-----------------------------
-----------------------------
anak berlangsung. setelah mengamati guru merenung dan mencari
--------------------------
kelemahan dan kekuatan dari pembelajaran yang telah dibuat oleh

guru.
Data yang di dapat dari kegiatan anak yang di amati selama

proses pembelajaran berlangsung dilakukan melalui observasi dan

hasilnya ditulis dalam lembaran observasi


b) Refleksi
Merefleksi merupakan upaya untuk mencoba dan melihat

serta merenungkan kembali apa hasil yang telah di capai setelah

melakukan penelitian pada siklus I, sehingga kelemahan yang

terdapat pada silus I akan di perbaiki dan di sempurnakan pada siklus

berikutnya.Refleksi ini di lakukan sebelum pelaksanaan perbaikan

pembelajaran.
c) Tahapan Pelaksanaan Perbaikan
1) Siklus 1
Pelaksanaan siklus pertama dilaksanakan tanggal 11 sampai 15

April 2018 di kelompok B Taman Kanak- Kanak TK Sayang

Bunda dengan diamati oleh Supervisor 2.


2) Siklus II
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II guru

membuat rencana pelaksanan yang mana siklus II dilaksanakan


20

pada tanggal 18 sampai dengan 22 April 2018 dan di amati oleh

penguji 1 dan 2

2. Populasi Dan Sampel


a. Kelompok
Anak usia dini Taman Kanak –Kanak TK Sayang Bunda, tahun

ajaran 2017/2018 dengan anak yang berjumlah 14 orang 9 pada

kelompok B diantaranya bermasalah dalam bidang kognitif.


b. Karakteristik anak kondisi awal sesuai dengan masalah yang di

teliti
Pada kondisi awal sebelum penelitian ini di laksanakan

kemampuan kognitif anak di TK Sayang Bunda Desa Nakau sangat

rendah.
3. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Anas Sudijono (2004:43) untuk menentukan keberhasilan

aktivitas guru dan kemampuan kognitif anak selama proses pembelajaran

diolah dengan menggunakan rumus persentase, yaitu sebagai berikut :


Keterangan:

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

p = Angka persentase

100% = Bilangan Tetap

Dalam menentukan kriteria, maka dilakukan pengelompokkan atas

4 kriteria penilaian (Arikunto: 2002.246) sebagai berikut:

1. 76% – 100% tergolong baik

2. 56% – 75% tergolong cukup baik

3. 40% – 55% tergolong kurang baik


21

4. 40% kebawah tergolong tidak baik”.

Adapun data dalam penelitian ini adalah data tentang kemampuan

kognitif anak yang diperoleh dari hasil pengamatan (lembaran observasi),

serta dokumentasi.

4. Teknik Analisis Data


1. Data yang di dapat dari kegiatan anak yang di amati selama proses

pembelajaran berlangsung dilakukan melalui observasi dan hasilnya

ditulis dalam lembaran observasi dan RPPH.


2. Dokumentasi berupa kamera untuk merekam pembelajaran yang

sedang berlangsung.
22

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. A (2007) Pendidikan Anak Usia Dini Bandung: Alfabeta

Dr. Paul Suparno. 2001 Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jogjakarta.
Karnisius

Elkind (2012:1.14). “Bermain dan Permainan Anak”. Jakarta: Universitas


Terbuka,.

Gagne (2007). Pengertian Belajar Jammars (1980). Pengertian Hasil Belajar.


Jakarta: Universitas Terbuka

Montolalu.W (2008) Bermain Dalam Kelompok, Bermain Dengan Angka. JKT.


Grasindo

Moeslicatoen (2004) Metode Pembelajaran Di TK. Jakarta. Roneka Cipta

Rillero & Haury (1994). Metode Praktek Langsung. Jakarta: Universitas Terbuka.

Santrock (2014:2.24), “Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar


Anak Usia Dini”. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana (2009). Definisi Media dan Alat Peraga Pendidikan). Jakarta: Universitas
Terbuka.

Sehat Jaya.2011. Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif Di


unduh dari http// id. Shvoong.com. Tgl 21 Mei 2016

Susanto 2011 Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta. Kencana Pradana Media
Group

Sunarti 2011Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Dalam


Pembelajaran Melalui Permainan Tebak Kata Dan Angka Tahu Ajaran
2010/2011 Skrip Surakarta. 21 Mei 2016

Todkirotum (2012). Pengertian Kartu Angka. Jakarta: Universitas Terbuka.

Usman, Basyirudin. (2012). Keunggulan Metode Praktek Langsung. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Vygotsky (2012:1.9). “Bermain dan Permainan Anak”. Jakarta: Universitas


Terbuka.
23

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI


MENGGUNAKAN MEDIA PELANGI ANGKA PADA KELOMPOK B DI
TAMAN KANAK-KANAK SAYANG BUNDA DESA NAKAU
KECAMATAN TALANG EMPAT KABUPATEN BENGKULU TENGAH

DISUSUN OLEH
FARIKA CAPRITILOVA
NIM. 2163050907

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BENGKULU
2018

Anda mungkin juga menyukai

  • Putrii
    Putrii
    Dokumen9 halaman
    Putrii
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Resume Sosiologi
    Resume Sosiologi
    Dokumen11 halaman
    Resume Sosiologi
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Surat Jual Beli Tanah
    Surat Jual Beli Tanah
    Dokumen1 halaman
    Surat Jual Beli Tanah
    Eristiana Sri Agustin
    Belum ada peringkat
  • Burung Perkutut
    Burung Perkutut
    Dokumen3 halaman
    Burung Perkutut
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • 77 Sistem Pemerintahan Indonesia Dari Tahun 2010 2017
    77 Sistem Pemerintahan Indonesia Dari Tahun 2010 2017
    Dokumen14 halaman
    77 Sistem Pemerintahan Indonesia Dari Tahun 2010 2017
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • 129 Penodaan Agama 3
    129 Penodaan Agama 3
    Dokumen19 halaman
    129 Penodaan Agama 3
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • KESEHATAN
    KESEHATAN
    Dokumen1 halaman
    KESEHATAN
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Ketikan Selamat Pagi Bunda - For Mergecc
    Ketikan Selamat Pagi Bunda - For Mergecc
    Dokumen9 halaman
    Ketikan Selamat Pagi Bunda - For Mergecc
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • 12 E12d
    12 E12d
    Dokumen7 halaman
    12 E12d
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Reference
    Reference
    Dokumen3 halaman
    Reference
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • ERINNN
    ERINNN
    Dokumen4 halaman
    ERINNN
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Reference
    Reference
    Dokumen2 halaman
    Reference
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Dilihat: Hal Pda
    Dilihat: Hal Pda
    Dokumen1 halaman
    Dilihat: Hal Pda
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Img 0020
    Img 0020
    Dokumen1 halaman
    Img 0020
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Burung Perkutut
    Burung Perkutut
    Dokumen3 halaman
    Burung Perkutut
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Img 0017
    Img 0017
    Dokumen1 halaman
    Img 0017
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • KALKULUS EKONOMI
    KALKULUS EKONOMI
    Dokumen11 halaman
    KALKULUS EKONOMI
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Darma Wan
    Darma Wan
    Dokumen14 halaman
    Darma Wan
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • ERINNN
    ERINNN
    Dokumen4 halaman
    ERINNN
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Citra
    Citra
    Dokumen4 halaman
    Citra
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • 88 Analisis Jurnal Puasa Sunnah
    88 Analisis Jurnal Puasa Sunnah
    Dokumen6 halaman
    88 Analisis Jurnal Puasa Sunnah
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Dewi Januari
    Dewi Januari
    Dokumen117 halaman
    Dewi Januari
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • MENIKAH DAN TAFSIR AYAT NIKAH
    MENIKAH DAN TAFSIR AYAT NIKAH
    Dokumen1 halaman
    MENIKAH DAN TAFSIR AYAT NIKAH
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Lita Review
    Lita Review
    Dokumen3 halaman
    Lita Review
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Riwayat Hidup Penulis
    Riwayat Hidup Penulis
    Dokumen2 halaman
    Riwayat Hidup Penulis
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Img 0013
    Img 0013
    Dokumen1 halaman
    Img 0013
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • K. Naskah Publikasi
    K. Naskah Publikasi
    Dokumen17 halaman
    K. Naskah Publikasi
    Rahmani Scout Movemen
    Belum ada peringkat
  • 111 Ayat Nikah
    111 Ayat Nikah
    Dokumen20 halaman
    111 Ayat Nikah
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Img 0022
    Img 0022
    Dokumen1 halaman
    Img 0022
    Rahmad Dio Syahputra
    Belum ada peringkat