PENDAHULUAN
Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari kompetensi dasar
mengevaluasi hasil pemberian ukuran pada gambar. Dengan demikian siswa diharapkan
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang pemberian ukuran pada gambar dalam bekerja
sehari-hari baik di rumah, workshop, maupun di tempat kerja nantinya sehingga akan tercipta
sumber daya manusia yang dapat bekerja dengan aman, sehat, selamat, handal, berkualitas dan
memiliki produktivitas yang tinggi.
TUJUAN
Setelah pembelajaran selesai diharapkan:
Pada dasarnya ukuran-ukuran linear harus diperinci oleh garis bantu, garis ukur dan
angka ukur, seperti pada Gambar 1.1 Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk
menempatkan anak panah, anak panahnya dapat diganti dengan titik (Gambar 1.2). Dalam hal
ini dianjurkan untuk membuat gambar detail yang diperbesar. Dengan demikian, ukuran-
ukurannya dapat diberikan dengan jelas pada gambarnya (Gambar 1.3).
Dalam beberapa hal garis ukur dapat langsung ditarik antara garis gambar, tanpa garis
bantu (Gambar 1.4). Garis gambar atau garis sumbu dapat digunakan sebagai garis bantu, tetapi
tidak boleh dipakai sebagai garis ukur.
Gambar 1.3 Gambar detil Gambar 1.4 garis gambar sebagai garis bantu
Garis penunjuk juga digunakan untuk memberi nomor bagian, atau untuk memberi
keterangan tentang pengerjaan khusus, dsb. Dalam hal ini garis penunjuk berakhir dengan anak
panah, jika garis penunjuk ini berakhir pada garis gambar, dan berakhir pada titik, jika garis
penunujuk berakhir di dalam gambar (Gambar 1.6)
Huruf “R” harus ditempatkan di depan angka ukur, sebesar angka ukur. Jika garis ukurnya
terlalu pendek untuk penempatan angka ukur, angka ukurnya dapat ditempatkan pada
perpanjangan garis ukur. Anak panah garis ukur diletakkan di dalam, jika perpanjangan ke
dalam, dan diletakkan di luar jika perpanjangannya ke luar.
Bilamana letak dan luasnya bagian yang akan dikerjakan khusus sudah jelas dari
gambar, tidak perlu diberi ukuran. Cara penunjukannya sama dengan garis sumbu tebal dengan
garis penunjuk, seperti pada Gambar 1.27.
Lain halnya jika gambarnya dipendekkan, lihat bagian 9.5. di sini sudah jelas bahwa
ukuran benda dan ukuran gambar tidak sama. Jika dirasakan perlu, ukuran tersebut boleh juga
digaris awahi.
Jika seluruh gambar dibuat tidak menurut skala, biasanya diberi keterangan “TIDAK
SESUAI SKALA” pada kotak nama, atau di tempat lain dalam gambar secara jelas.
Oleh karena itu ukuran-ukuran harus ditempatkan sebanyak mungkin pada pandangan
depan, dan ukuran-ukuran lain yang tidak dapat ditempatkan disisni, dapat ditempatkan pada
pandangan-pandangan lain seperlunya. Gambar 1.29 menunujukan sebuah contoh dimana
ukuran-ukuran loengkap dapat ditempatkan hanya pada pandangan depan saja.
Ukuran-ukuran non fungsional harus diletakkan ditempat yang paling mudah dibaca
oleh pembuat maupun untuk pengawas.
c. Benda yang digambar pada beberapa lembar, beberapa ukuran mungkin dinyatakan lebih dari
sekali pandangan depan dan pandangan-pandangan lain (pada kertas gambar tersendiri) yang
ada hubungannya satu dengan lain, supaya menjamin arti dan maksud dari gambar (lihat
Gambar 1.32). Dalam hal demikian dianjurkan supaya hal ini dinyatrakan dalam gambar
sejelas-jelasnya.
Garis bantu dan garis ukur tidak boleh saling memotong, kecuali bila hal tersebut tidal
dapat dihindari (Gambar 1.34).
Jika beberapa ukuran dinyatakan berturt-turut, garis ukur demikian sedapatnya harus
diletaka segaris (Gambar 1.36, 1.37).
c. Ukuran sejajar
d. Ukuran-ukuran berimpit
Untuk kesederhanaan dan ruang gambar yang terbatas, atau jika tidak menimbulkan
persoalan kejelasan pembacaan, ukuran-ukuran beberapa unsur dapar ditumpangkan satu pada
yang lain, seperti tampak pada Gambar 1.39 (c), Gambar 1.40 (c), Gambar 1.41).
d. Ukuran-ukuran kombinasi
Ukuran-ukuran kombinasi terjadi akibat penggunaan ukuran berantai dan ukuran sejajar
bersama-sama (Gambar 1.39 (d).
Sebuah garis lengkung yang terdiri dari beberapa busur lingkaran mengutamakan
pemberian ukuran dengan jari-jari dan kedudukan titik pusatnya, atau dengan garis singgung
lengkungnya seperti pada Gambar 1.44. bentuk-bentuk lengkungan lain dapat diberi ukuran
dengan cara koordinat (Gambar 1.45). cara ini dapat dilakukan juga untuk garis-garis lengkung
lainnya, jika cara demikian dianggap lebih praktis.
Ukuran-ukuran busur pada umumnya dinyatakan oleh jari-jari, jika sudutnya kuang dari
180o, dan oleh diameter jika sudutnya lebih besar dari 180o (Gambar 1.46). Ukuran busur
diberikan juga sebagai diameter walaupun suwalaupun sudutnya kurang dari 180o, bila ukuran
tersebut diperlukan untuk proses pemesinan (Gambar 1.47). benda kerja yang karena alasan
simetri hanya digambar setengah diberi ukuran penuh. Gambar 1.48 menunjukkan contoh
sebuah benda berbentuk silinder, yang digambar setengah. Dalam hal demikian tanda o tetap
harus dibubuhkan di depan angka ukurnya
Gambar 1.46 Jari-jari atau diameter
Ukuran lubang dapat ditempatkan diluar gambar tanpa garis bantu dan garis ukur seperti
tampak pada Gambar 1.49. Ukuran diameter bagian silinder dari benda kerja tersebut hanya
dihubungkan dengan garis penunjuk. Garis penunjuk tersebut ujung permulannya harus diberi
titik bila berada dalam batas gambar dan harus diberi anak panah jika berada pada batas gambar.
Gambar 1.49 ukuran diameter dengan garis petunjuk
d. Ukuran Sudut
Garis ukur dari sebuah sudut berupa sebuah busur dengan titik pusatnya pada titik
sudutnya, dan berujung pangkal pada kedua buah kaki sudutnya atau pada perpanjangannya
(Gambar 1.50).
Benda kerja yang mempunyai bagian-bagian yang sama, seperti misalnya plenes dari
sebuah sambungan T, lemari katup, dsb, hanya diberi ukuran pada salah satu bagian saja
(Gambar 1.51). dalam hal ini bagian yang tidak diberikan ukuran harus diterangkan dengan
pernyataan kesamaannya.
Gambar 1.51 Ukuran dari bagian-bagian yang sama
Jika sebuah lubang laur pasak digambar sebagai gambar potongan, maka ukurannya diberikan
seperti pada Gambar 1.52.
Jika elemen yang berjarak sama, atau disususn secara teratur, cara cara berikut untuk
penyederhanaan dapat dipakai. Ukuran-ukuran linear dapat ditentukan menurut Gambar 1.54
jika hal demikian menimbulkan keraguan, maka sebuah ukuran jarak boleh dicantumkan,
seperti pada Gambar1.55. Jarak antara lubang dan elemen lain pada sebuah lingkaran dapat
diberi ukuran seperti pada gambar 1.56. ukuran jarak boleh ditiadakan bila dari gambar sudah
cukup jelas (gambar 1.57).
Gambar 1.59 Memberi ukuran bagian yang berjarak sama pada lingkaran
Jarak anatara melengkung (circular) dapat dinyatakan secara tidak langsung dengan
memberikan jumlah elemen, seperti tampak pada Gambar1.58 dan 1.59. Jika dalam hal-hal
tertentu diperlukan ketentuan jumlah elemen, umpamnya untuk menghindari pengulangan
ukuran yang sama, jumlah elemen dapat dinyatakan seperti pada Gambar 1.60 dan Gambar
1.61.
Jika beberapa bagian digambar dalam susunan, ukuran-ukuran dari tiap bagian sedapatnya harus
dipisahkan (Gambar 1.62).
Hartanto, N. Sugiarto. (2013). Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. Jakarta Timur, PT.
Balai Pustaka (Persero).