Anda di halaman 1dari 20

http://seputarsehat.

com/asuhan-keperawatan-gastroenteritis/
seputarsehat.com

Asuhan Keperawatan Gastroenteritis


A. Definisi Gastroenteritis
o Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat Suraatmaja.2005).
o Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
o Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh
bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
o Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa:

Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus halus
disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang memberikan gejala
diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang disertai
dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang
patogen.

Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme yang
merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.

B. Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :

1. Faktor Infeksi
Infeksi Virus
Retavirus
o Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan muntah.
o Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
o Dapat ditemukan demam atau muntah.
o Di dapatkan penurunan HCC.
Enterovirus
o Biasanya timbul pada musim panas.
Adenovirus
o Timbul sepanjang tahun.
o Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan / pernafasan.
Norwalk
o Epidemik
o Dapat sembuh sendiri ( dalam 24 – 48 jam ).
Bakteri
Stigella
o Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
o Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
o Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
o Muntah yang tidak menonjol
o Sel polos dalam feses
o Sel batang dalam darah
Salmonella
o Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
o Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
o Mungkin ada peningkatan temperatur
o Muntah tidak menonjol
o Sel polos dalam feses
o Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
o Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
Escherichia coli

o Baik yang menembus mukosa ( feses berdarah ) atau yang menghasilkan entenoksin.
o Pasien ( biasanya bayi ) dapat terlihat sangat sakit.
Campylobacter
o Sifatnya invasis ( feses yang berdarah dan bercampur mukus ) pada bayi dapat
menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
o Kram abdomen yang hebat.
o Muntah / dehidrasi jarang terjadi
Yersinia Enterecolitica

o Feses mukosa
o Sering didapatkan sel polos pada feses.
o Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
o Diare selama 1-2 minggu.
o Sering menyerupai apendicitis.
2. Faktor Non Infeksiosus
Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa,maltosa, dan sukrosa ), non sakarida (
intoleransi glukosa, fruktusa, dan galaktosa ). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering
ialah intoleransi laktosa.

o Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.


o Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
Faktor makanan
o Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n milk
protein senditive enteropathy/CMPSE).
Faktor Psikologis
o Rasa takut,cemas.
C. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus ( Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus
Norwalk ), Bakteri atau toksin ( Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia, dan
lainnya ), parasit ( Biardia Lambia, Cryptosporidium ).

Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi


enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis biasa melalui fekal – oral dari satu penderita ke
yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman
yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul
diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi
air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit ( Dehidrasi ) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis
Metabolik dan HipokalemiaN ), gangguan gizi ( intake kurang, output berlebih), hipoglikemia,
dan gangguan sirkulasi darah.

Normalnya makanan atau feses bergerak sepanjang usus karena gerakan-gerakan peristaltik dan
segmentasi usus. Namun akibat terjadi infeksi oleh bakteri, maka pada saluran pencernaan akan
timbul mur-mur usus yang berlebihan dan kadang menimbulkan rasa penuh pada perut sehingga
penderita selalu ingin BAB dan berak penderita encer.

Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang dikeluarkan oleh tubuh
melebihi cairan yang masuk, cairan yang keluar disertai elektrolit.

Mula-mula mikroorganisme Salmonella, Escherichia Coli, Vibrio Disentri dan Entero Virus
masuk ke dalam usus, disana berkembang biak toxin, kemudian terjadi peningkatan peristaltik
usus, usus kehilangan cairan dan elektrolit kemudian terjadi dehidrasi.

D. Tanda dan Gejala


o Kuman Salmonella: Suhu badan naik, konsistensi tinja cair/encer dan berbau tidak enak,
kadang-kadang mengandung lendir dan darah, stadium prodomal berlangsung selama 2-4
hari dengan gejala sakit kepala, nyeri dan perut kembung.
o Kuman Escherichia Coli: Lemah, berat badan sukar naik, pada bayi mulas yang menetap.
o Kuman Vibrio: Konsistensi encer dan tanpa diketahui mules dalam waktu singkat terjadi,
akan berubah menjadi cairan putih keruh tidak berbau busuk amis, yang bila diare akan
berubah menjadi campuran-campuran putih, mual dan kejang pada otot kaki.
o Kuman Disentri: Sakit perut, muntah, sakit kepala, BAB berlendir dan berwarna kemerahan,
suhu badan bervariasi, nadi cepat.
o Kuman Virus: Tidak suka makan, BAB berupa cair, jarang didapat darah, berlangsung
selama 2-3 hari.
o Gastroenteritis Choleform: Gejala utamanya diare dan muntah, diare yang terjadi tanpa
mulas dan tidak mual, bentuk feses seperti air cucian beras dan sering mengakibatkan
dehidrasi.
Gastroenteritis Desentrium: Gejala yang timbul adalah toksik diare, kotoran mengandung darah
dan lendir yang disebut sindroma desentri, jarang mengakibatkan dehidrasi dan tanda yang
sangat jelas timbul 4 hari sekali yaitu febris, perut kembung, anoreksia, mual dan muntah.

E. Manifestasi Klinis

o Nyeri perut ( abdominal discomfort )


o Rasa perih di ulu hati
o Mual, kadang-kadang sampai muntah
o Nafsu makan berkurang
o Rasa lekas kenyang
o Perut kembung
o Rasa panas di dada dan perut
o Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba ).
o Diare.
o Demam.
o Membran mukosa mulut dan bibir kering
o Lemah
o Diare.
o Fontanel Cekung
F. Komplikasi.

o Dehidrasi
o Renjatan hipovolemik
o Kejang
o Bakterimia
o Mal nutrisi
o Hipoglikemia
o Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
G. Tingkat Derajat Dehidrasi

Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Dehidrasi ringan

Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis,
suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok, ubun-ubun dan mata cekung, minum
normal, kencing normal.

b. Dehidrasi Sedang

Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,
penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam. gelisah, sangat haus, pernafasan agak cepat, ubun-
ubun dan mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.

c. Dehidrasi Berat

Kehilangan cairan 8-10% dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi
sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai
sianosis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekanan darah turun, warna urine pucat, pernafasan
cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata cekung sekali, dan tidak mau minum.

Atau yang dikatakan dehidrasi bila:

o Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.


o Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
o Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.
Berdasarkan golongan Gastroenteritis dibagi menjadi 2:
o Pada bayi dan anak-anak: Bayi dan anak-anak dikatakan diare bila sudah lebih dari tiga kali
perhari BAB, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari empat kali perhari
BAB.
o Pada orang dewasa: Pada orang dewasa dikatakan diare bila sudah lebih dari tujuh kali
dalam 2 jam BAB.
Jenis-jenis diare:
o Diare cair akut: Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang berakhir kurang
dari 14 hari.
o Disentri: Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces sedikit-sedikit.
o Diare persisten: Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau
disentri.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

1. Pemeriksaan Tinja
o Makroskopis dan mikroskopis.
o pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
o Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2) Pemeriksaan Darah

o pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor )
dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
o Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3) Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )

Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan
pada penderita diare kronik.

I. Penatalaksanaan Medis

1) Pemberian cairan untuk mengganti cairan yang hilang.


2) Diatetik: pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

o Memberikan asi.
o Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral, dan
makanan yang bersih.
3) Monitor dan koreksi input dan output elektrolit.

4) Obat-obatan.

o Berikan antibiotik.
5) Koreksi asidosis metabolik.

[/tab][tab title=”BTN Tab2″]Tab2 the content.[/tab][tab title=”BTN Tab3″]Tab3 the


content.[/tab][tab title=”BTN Tab4″]Tab4 the content.[/tab][/tabgroup]

BAB II
ASKEP TEORITIS
1. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal assessment.

Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :

A. Identitas klien.

B. Riwayat keperawatan.

a. Awalan serangan : Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia
kemudian timbul diare.

b. Keluhan utama : Feces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan
turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali
dengan konsistensi encer.

C. Riwayat kesehatan masa lalu.

Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.

D. Riwayat psikososial keluarga.

Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat
jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit
anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

E. Kebutuhan dasar.

a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK
sedikit atau jarang.

b. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat
badan pasien.

c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.

d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat
distensi abdomen.

F. Pemerikasaan fisik.

a. Pemeriksaan psikologis :

Keadaan umum tampak lemah, kesadran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi
cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :

§ Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan
menurun, anus kemerahan.

§ Perkusi : adanya distensi abdomen.

§ Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.

§ Auskultasi : terdengarnya bising usus.

c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.

Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan
menurun.

d. Pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab
secara kuantitatip dan kualitatif.

2. Diagnosa Keperawatan.
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis


dan pengobatan.
3. Intervensi
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
Tujuan : Devisit cairan dan elektrolit teratasi

Kriteria hasil :

§ Tanda-tanda dehidrasi tidak ada.

§ Mukosa mulut.

§ Bibir lembab.

§ Cairan seimbang.

Intervensi :

§ Observasi tanda-tanda vital.

§ Observasi tanda-tanda dehidrasi.

§ Ukur infut dan output cairan ( balanc ccairan ).

§ Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 –
2500 cc per hari.

§ Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan pemeriksaan lab elektrolit.

§ Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil :
§ Intake nutrisi klien meningkat

§ Diet habis 1 porsi yang disediakan

§ Mual dan muntah tidak ada.

Intervensi :

§ Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.

§ Timbang berat badan klien.

§ Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.

§ Lakukan pemerikasaan fisik abdomen ( palpasi,perkusi,dan auskultasi ).

§ Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

§ Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.

Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi

Kriteria hasil :

§ Integritas kulit kembali normal

§ Iritasi tidak ada

§ Tanda-tanda infeksi tidak ada

Intervensi :

§ Ganti popok anak jika basah.


§ Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.

§ Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.

§ Observasi bokong dan perineum dari infeksi.

§ Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

Tujuan : Nyeri dapat teratasi.

Kriteria hasil :

§ Nyeri dapat berkurang / hilang.

§ Ekspresi wajah tenang.

Intervensi :

§ Observasi tanda-tanda vital.

§ Kaji tingkat rasa nyeri.

§ Atur posisi yang nyaman bagi klien.

§ Beri kompres hangat pada daerah abdomen.

§ Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis


dan pengobatan.
Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat

Kriteria hasil :
§ Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien.

§ Ekspresi wajah tenang

§ Keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.

Intervensi :

§ Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.

§ Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.

§ Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.

§ Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.

§ Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

4. Implementasi
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
a. Mengobservasi tanda-tanda vital.

b. Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi.

c. Mengukur infut dan output cairan ( balanc ccairan ).

d. Memberikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih
2000 – 2500 cc per hari.

e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan pemeriksaan lab elektrolit.

f. Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.


2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
a. Mengkaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.

b. Menimbang berat badan klien.

c. Mengkaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.

d. Melakukan pemerikasaan fisik abdomen ( palpasi,perkusi,dan auskultasi ).

e. Memberikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

f. Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.

a. Mengganti popok anak jika basah.


b. Membersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.
c. Memberi salp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
d. Mengobservasi bokong dan perineum dari infeksi.
e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai
indikasi.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

a. Mengobservasi tanda-tanda vital.

b. Mengkaji tingkat rasa nyeri.

c. Mengtur posisi yang nyaman bagi klien.

d. Memberi kompres hangat pada daerah abdomen.

e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.


5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis
dan pengobatan.
a. Mengkaji tingkat pendidikan keluarga klien.

b. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.

c. Meenjelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.

d. Memberikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.

e. Melibatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

5. Evaluasi
1) Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.

2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.

3) Integritas kulit kembali normal.

4) Rasa nyaman terpenuhi.

5) Pengetahuan kelurga meningkat.

6) Cemas pada klien teratasi.

Intervensi Keperawatan Rasional


Mandiri: Memberikan informasi tentang
Awasi masukan dan haluaran, karakter, dan jumlah keseimbangan cairan dan elektrolit.
feses.
Observasi tanda-tanda vital secara teratur.. Hipotensi, takikardia, demam, dapat
menunjukkan respon terhadap efek
kehilngan cairan.
Observasi kulit kering berlebihan dan membrane Menunjukkan kehilangan cairan
mukosa, penurunan turgor kulit. berlebihan atau dehidrasi.
Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring, Kolon diistirahatkan untuk
hindari kerja. penyembuhan dan untuk menurunkan
kehilangan cairan usus.
Observasi perdarap style=”text-align: justify;”p Penurunan absorpsi dapat
style=”text-align: justify;”han pada feses. menimbulkan defisiensi vitamin K dan
merusak koagulasi, potensial resiko
perdarahan.
Catat kelemahan otot umum. Kehilangan usus berlebihan dapat
menimbulkan ketidakseimbangan
elektrolit.
Kolaborasi: Mempertahankan istirahat usus akan
Berikan cairan parenteral, transfusi darah sesuai memerlukan penggantian cairan untuk
indikasi. memperbaiki kehilangan/anemis.
Berikan obat sesuai indikasi: Menurunkan kehilangan cairan dari
Antidiare usus.
Antiemetik Mengontrol mual muntah
Antipiretik Mengontrol demam
Vitamin K Menstabilisasi koagulasi dan
menurunkan resiko perdarahan.

Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorpsi


usus, mual, muntah.
Intervensi Keperawatan Rasional
Mandiri: Memberikan informasi tentang
Timbang berat badan tiap hari kebutuhan diet.
Dorong tirah baring atau pembatasan aktivitas Menurunkan kebutuhan metabolic
selama fase sakit akut. untuk mencegah penurunan kalori dan
simpanan energi..
Anjurkan istirahat sebelum makan. Menenangkan peristaltik dan
meningkatkan energi untuk makan.
Lakukan oral hygiene. Mulut yang bersih dapat meningkatkab
rasa makanan.
Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram Mencegah serangan akut.
abdomen.
aborasi: Istirahat usus menurunkan peristaltik.
Pertahankan puasa sesuai indikasi.
Berikan obat sesuai indikasi seperti antikolinergik. Antikolinergik diberikan 15-30 menit
sebelum makan memberikan
penghilangan kram dan diare,
menurunkan motilitas gaster, dan
meningkatkan waktu untuk absorpsi
nutrient.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily Lynn. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC, 2009.

Doengoes, E Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta; EGC.

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta; EGC.

Nursalam Dr. et. Al. 2005 Asuhann Keperawatan Bayi dan Anak. Edisi I Jakarta : Salemba
Medika.

Smeltzer C Suzanne, Brenda G Bare, Keperawatan Medikal Bedah, Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta; EGC.

Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen
Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006.

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta; EGC


May 21st, 2009 . Asuhan Keperawatan ( Askep ) pada Klien dengan Gastroenteritis ( GE )

http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gastroenteritis/

NursingBegin.com

Patofisiologi Gastroenteritis

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus
Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan
lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak
sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut. Penularan gastroenteritis bisa
melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran
patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab
timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan
gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

Anda mungkin juga menyukai