Refleksi Kasus Dr. Patmah
Refleksi Kasus Dr. Patmah
Disusun Oleh :
1
REFLEKSI KASUS PSIKIATRI
- Nama : Ny. AS
- Umur : 33 tahun
- Jenis kelamin : perempuan
- Agama : Islam
- Suku :-
- Pendidikan terakihir : SD
- Status Perkawinan : Menikah
- Warga Negara : Indonesia
- Pekerjaan : IRT
- Tanggal Pemeriksaan : 23 September 2017
- Tempat Pemeriksaan : Bangsal Anggur RSD Madani Palu
- Tanggal Masuk RS : 12 September 2017u
I. Deskripsi Kasus
Seorang perempuan masuk rumah sakit diantar oleh keluarga
dengan keluhan mengamuk, pasien merasa gelisah. Pasien sebelumnya
baru saja melahirkan, tetapi anaknya meninggal setelah di lahirkan.
Sempat pasien tidak sadarkan diri, setelah sadar pasien tiba tiba tidak bisa
mengingat namanya sendiri dan mengingat keluarganya. Pasien berteriak
teriak tidak jelas, berbicara sendiri, kadang kadang berteriak dan menangis
sendiri. Pasien juga mengaku mendengarkan bisik bisikan yang kalimat
tidak jelas. Pasien juga mengaku ketika mandi sering melihat bebek bebek
dan ayam ayam kecil mandi bersamanya. Sedangkan suami dari pasien
tidak melihat hal itu.
Pasien menolak untuk makan, dan pasien susah tidur selama
seminggu. pasien mengaku sering merasa sedih dan gelisah, tapi dia tidak
tau apa yang membuat dia sedih dan gelisah.
2
Riwayat penggunaan alkohol dan obat-obatan disangkal, . Ia pernah di
rawat di rumah sakit madani sebelumnya.
kasus ini menarik untuk dibahas karena pasien kooperatif sehingga perlu
digali lebih lanjut mengenai kehidupan pasien.
III. Evaluasi
a. Pengalaman Baik
Pasien tampak tenang dan tidak menunjukkan rasa curiga kepada pemeriksa.
b. Pengalaman Buruk
Kadang kala pasien menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan yang diberikan
oleh pemeriksa.
c. Analisis
Berdasarkan deskripsi diatas, kasus ini merupakan pasien dengan post partum
depression.
Baby blues bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor biologis
dan faktor emosi. Ketika bayi lahir, terjadi perubahan level hormon yang sangat
mendadak pada ibu. Hormon kehamilna (estrogen dan progesteron) secara
mendadak mengalami penurunan 72 jam setelah melahirkan dan disertai
penurunan kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tyroid yang menyebabkan
mudah lelah, penurunan mood dan perasaan tertekan serta dilain sisi terjadi
peningkatan dari hormon menyesui.
Perubahan hormon yang cepat inilah bisa mencetuskan terjadinya baby blues
syndorme. Level neurosteroid berasal dari hormon progesteron yang mengalami
fluktuasi selama siklus mentruasi dan memuncak saat kehamilan. Hormon sex
yang dinamakan neurosteroid berikatan dengan beberapa tipe reseptor termasuk
reseptor GABAA untuk memodulasi eksitabilitas dari sel otak. Kekurangan delta
subunit reseptor GABAA pada wanita menunjukan sikap depresi dan gangguan
cemas setelah melahirkan. Pemberian antidepresan saat kehamilan akan berefek
3
panjang pada sistem serotonin dan berpengaruh pada sensitivitas reseptor GABA A
. Baby blues syndrome juga sangat mungkin terjadi pada ibu yang pernah
mengalami trauma melahirkan atau mengalami kejadian yang sangat
menyedihkan selama mengandung.
Gambaran klinik dari baby blues berupa kesedihan, disforia dan sering
menangis yang dikaitkan dengan perubahan cepat kadar hormon perempuan.
Berikut ciri dari baby blues antara lain :
4
Dari pemeriksaan status pasien mental di dapatkan hendaya berat dalam
menilai realita yaitu mendengarkan bisikan dan melihat sesuatu yang tidak
dapat di lihat orang lain Sehingga dapat dikatakan Ganguan Jiwa
Psikotik
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis dalam batas Normal.
Dengan demikian pasien di kategorikan Gangguan Mental Non Organik.
Dari penilaian status mental, pasien mengalami kesedihan yang berat
akibat meninggal bayi pasien. Sehingga pasien mengalami lupa ingatan,
sering menangis, berteriak teriak, dan berbicara tidak jelas didapatkan post
partum depression.
V. Diagnosis banding:
Skizofrenia Katatonik
Skizofrenia Paranoid
Demensia
VII. Prognosis
Prognosis : Dubia ad malam
5
VIII. Rencana Pengobatan Lengkap
1. Psikofarmaka
- Haloperidol 2,5 mg (2 x 1)
- Diazepam 2mg (1x1)
2. Non psikofarmaka
a) Edukasi terhadap pasien jika kondisi sudah membaik:
- Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, dan efek samping pengobatan.
- Memotivasi agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol
setelah pulang dari perawatan.
- Membantu agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari
secara bertahap
- menggali kemampuan yang bisa dikembangkan.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan kasus di atas dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
post partum depression.
6
DAFTAR PUSTAKA