Tutorial 1 Revisi
Tutorial 1 Revisi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKAIRAAT
PALU
“Tutorial”
Disusun Oleh:
Pembimbing :
dr. Patmawati ,Sp.KJ
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multiple dan penggunaan zat
psikoaktif lainnya
IDENTITAS PASIEN :
• Nama : Tn. S
• Umur : 25 Tahun
• Pekerjaan :-
• Agama : Islam
I. Deskripsi Kasus
Anamnesis (Autoanamnesis):
a) Keluhan Utama : Gelisah
b) Riwayat penyakit sekarang :
Pasien laki-laki usia 25 tahun berkulit sawo matang perawat kulit baik, masuk rumah sakit
diantar oleh kedua orang tua yaiut ayahnya dengan keluhan gelisah yang dirasakan hilang
timbul. Sebelum gelisah yang dirasakan, pasien mengatakan bahwa ia mendengar bisikan-
bisikan seperti mengancam “kubunuh kau” sejak 1 bulan yang lalu sehingga pasien
merasakan gelisah yang dialami sudah 2 minggu. Pasien juga kadang cepat marah kepada
anak-anak disekitar rumah apabila tidak menuruti permintaan pasien seperti menyuruh
membeli rokok, menurut orang tua pasien bawha pasien pernah mengamuk dan melakukan
hal yang tidak wajar dalam rumah seperti mondar-mandir didalam rumah. Menurut orang tua
pasien bahwa pasien sebelumnya pernah dirawat dirumah sakit madani bulan agustus tahun
2017 dengan keluhan yang sama dan mengalam putus obat selama 1 bulan.
a) Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
b) Faktor Stressor Psikososial
Faktor stressor psikososial pasien adalah pasien tidak memeiliki hubungan yang
baik dengan mama tiri dan saudara tirinya.
c) Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit/gangguan sebelumnya.
Ada , pasien masuk rumah sakit dengan gangguan yang sama. Sekarang
merupakan yang ke 2 kalinya, pertama kali pada bulan agustus tahun 2017.
f) Situasi sekarang
Pasien merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara, dan tinggal bersama ayahnya kondisi
ekonomi pasien cukup, pasien sering membantu ayahnya disawah dan saat ini di rawat
di ruangan Srikaya RSD Madani Palu.
C. Fungsi Intelektual
a) Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Pengetahuan dan kecerdasan
sesuai dengan pendidikan pasien.
b) Daya konsentrasi : baik dan tidak mudah dialihkan.
c) Orientasi (Waktu, tempat, orang) : Waktu (baik), tempat (baik), orang (baik)
d) Daya ingat : jangka panjang (baik), jangka pendek (baik), jangka segera (baik)
e) Bakat kreatif: Ada, bermain sepak bola
f) Kemampuan menolong diri sendiri : baik
D. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi : Halusinasi auditorik (+) seperti mendegar bisikan-bisikan “kubunuh kau”
Halusinasi visual (+) seperti melihat bayangan hitam dan berwujud kuntilanak mengejar
pasien.
b) Ilusi : -
c) Depersonalisasi : -
d) Derealisasi : -
E. Proses berpikir
1. Arus Pikiran
a) Produktivitas : baik
b) Kontinuitas : baik
c) Hendaya berbahasa : tidak ada hendaya berbahasa
2. Isi Pikiran
a) Preokupasi : -
b) Gangguan isi pikiran : -
F. Pengendalian impuls : -
G. Daya nilai
a) Normo sosial : Terganggu
b) Uji daya nilai : baik
c) Penilaian realitas : baik
Pemeriksaan fisik
Status interna :
A. Status lokalis :
GCS : E4V5M6 (15)
B. Status Neurologis :
Meningeal sign : (-)
Refleks patologis : (-/-)
Refleks fisiologis : (+)
Hasil pemeriksaan nervus cranialis : Normal
Pemeriksaan sistem motorik : Normal
Koordinasi gait keseimbangan ( fungsi cerebellum ) : Normal
Gerakan-gerakan abnormal : (-)
Vegetative : (-)
Pasien laki-laki usia 25 tahun berkulit sawo matang perawat kulit baik, masuk rumah
sakit diantar oleh kedua orang tua yaiut ayahnya dengan keluhan gelisah yang dirasakan
hilang timbul. Sebelum gelisah yang dirasakan, pasien mengatakan bahwa ia mendengar
bisikan-bisikan seperti mengancam “kubunuh kau” sejak 1 bulan yang lalu sehingga
pasien merasakan gelisah yang dialami sudah 2 minggu. Pasien juga kadang cepat marah
kepada anak-anak disekitar rumah apabila tidak menuruti permintaan pasien seperti
menyuruh membeli rokok, menurut orang tua pasien bawha pasien pernah mengamuk dan
melakukan hal yang tidak wajar dalam rumah seperti mondar-mandir didalam rumah.
Menurut orang tua pasien bahwa pasien sebelumnya pernah dirawat dirumah sakit madani
bulan agustus tahun 2017 dengan keluhan yang sama dan mengalam putus obat selama 1
bulan.
Pasien memiliki henday atau disfungsi seperti hendaya sosial (+), hendaya pekerjaan (+)
dan hendaya penggunaan waktu senggang (+), pasien juga memiliki faktor stressor
psikososial yaitu pasien tidak memeiliki hubungan yang baik dengan mama tiri dan
saudara tirinya.
Pasien pernah dirawat sebelumnya (gangguang pikiatri), pasien tidak pernah ada riwayat
kejang, cedera kepala, asma, alergi. Pasien mengkonsumsi obat-obatan seperti THD
sejak SMP sampai sekarang awal mengkonsumsi obat sebanyak 3 butir kemudian 6
butir, naik dosis menjadi 10 butir dan yang terakhir menkonsumsi 15 butir. Alkohol (+)
sejak SMP , pasien minum alkohol sebanyak 7 kali dalam 1 bulan menghabiskan
alkohol awalnya ¼ gelas kecil tetapi secara bergilir. Pasien mengaku mampu
menghabiskan alkohol sebanyak 1 botol aqua besar bisa dalam satu kali minum atau
dalam sehari. Rokok (+) sejak 2007 sampai sekarang, awal merokok sebanyak 1 batang
perhari kemudian 2 dan lalu menjadi 3 batang. Sampai sekarang pasien merokok
sebanyak 3 batang paling banyak dalam perhari.
Pasien merupakan anak 1 dari 2 bersaudara. Dalam keluarga tidak ada yang
mengalami ganguan psikis, hubungan pasien dengan orang tua dan ke saudara kandung
baik tanpa ada masalah. Akan tetapi, menurut pasien hubungan dengan mama tiri dan
saudara tiri kurang baik. Pasien tinggal dengan ayahnya kondisi ekonomi pasien cukup,
pasien sering membantu ayahnya disawah dan saat ini di rawat di ruangan Srikaya RSD
Madani Palu. Pasien merasa perlu mendapatkan pertolongan medis agar tidak merasa
gelisah.
Deskripsi umum Penampilan pasien adalah tampak laki-laki wajah sesuai dengan usia
menggunakan baju berwarna biru dengan perawat diri baik, warna kulit sawo matang dan
berubuh kurus. Kesadaran dengan Compos Mentis, Perilaku dan aktivitas Psikomotor
Tenang Pembicaraan dengan spontan dan Intonasi sedang, pembedahan kata baik,
artikulasi jelas. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif, Keadaan Afektif (Mood), perasaan
empati, dan perhatian mood : eutimia, afek : serasi, empati : tidak dapat dirasakan.
Fungsi Intelektual pasien adalah taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan :
Pengetahuan dan kecerdasan sesuai dengan pendidikan pasien. Daya konsentrasi : baik
dan tidak mudah dialihkan, orientasi (Waktu, tempat, orang) : Waktu (baik), tempat
(baik), orang (baik), daya ingat : jangka panjang (baik), jangka pendek (baik), jangka
segera (baik), bakat kreatif: Ada yaitu bermain sepak bola dan kemampuan menolong
diri sendiri : baik.
Gangguan persepsi pada pasien untuk halusinasi ada didapatkan Halusinasi auditorik (+)
seperti mendegar bisikan-bisikan “kubunuh kau” Halusinasi visual (+) seperti melihat
bayangan hitam dan berwujud kuntilanak mengejar pasien. Tidak didpaatkan ilusi,
depersonalisasi dan derealisasi. Proses berpikir pasien, pasien memeiliki produktivitas
yang baik, kontinuitas yang baik dan tidak ada hendaya berbahasa. Isi pikiran pasien
tidak didapatkan adanya peokupasi, gangguan isi pikiran dan pengendalian impuls. Daya
nilai pasien seperti normo sosial terganggu, uji daya nilai baik dan penilaian realitas baik.
Tilikan (insight) padapasien didapatkan derajat 6 ( menyadari sepenuhnya tentang
situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan), taraf dapat dipercaya.
Pertanyaan :
4. Apa definisi kelainan mental organic dan nonorganic, psikotik dan nonpsikotik?
Kelainan mental organik adalah gangguan jiwa yang berhubungan dengan disfungsi
otak ( epilepsi, hematom, demensia)
kelainan mental nonorganik tidak ditemukan adanya kerusakan / disfungsi otak
psikotik : ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita
Nonpsikotik: tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita
5. Bagaimana pengaruh rokok pada kasus ini?
Nikotin adalah zat adiktif dalam tembakau.Nikotin merupakan stimulansia yang bekerja
pada reseptor nikotin pada susunan saraf pusat. Nikotin juga mempunyai efek pada system
kardiovaskuler, gastrointestinalis, respiratorius dan endokrin.
Tanda dan gejala klinis
Reaksi panik : sering terjadi pada perokok yang sebelumnya telah memiliki factor
predisposisi. Serangan panic dapat dipicu oleh kenaikan tekanan darah dan perubahan
denyut jantung akibat merokok.
Intoksikasi nikotin : Pada intoksikasi ringan sampai sedang akan timbul gejala mual,
salivasi, nyeri abdomen, diare, mintah, nyeri kepala, pusing, menurunnya denyut jantung
dan kelemahan. Pemakaian dosis yang lebih tinggi akan menyebabkan pusing yang
menimbulkan kejang dan meninggal karena kegagalan pernafasan.
Sindrom putus nikotin : muncul beberapa jam setelah berhenti merokok. Keluhan yang
paling sering dikemukan adalah ‘craving’, iritabel, anxietas, sulit konsentrasi dan gelisah.
Penanganan secara tapering off akan menimbulkan craving yang lebih intens disbanding
dengan putus secara mendadak.
Sindrom ketergantungan nikotin : Ketergantungan nikotin dapat terjadi pada pemakaian
lama. Akan terlihat sebagai tiga gambaran; a) penghentian pemakaian nikotin menimbulkan
gejala putus zat yang mencapai puncaknya dalam 24-48 jam, b) merokok merupakan
kebiasaan perilaku sebagai respons terhadap stress atau rasa bosan, c) perubahan kadar
nikotin yang cepat di dalam otak akibat merokok menimbulkan ‘pengalaman menyenangkan.
1 Onset lambat
3 Onset akut
6 Mempunyai pasangan
9 Gejala positif +
9 Gejala negatif +
DAFTAR PROBLEM
a. Organobiologik : Tidak ada
b. Psikologis : Sering berdebat dengan mama tiri dan saudara tiri, sehingga
mereka tika mempunyai hubungan yang baik.
c. Sosial : Terdapat hendaya social yang berat sehingga pasien
membutuhkan terapi farmakologi dan psioterapy.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock, B.J., Sadock, V.A. 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed. 2. ECG.
Jakarta.
2. Elvira, S.D., Hadisukanto, G. Buku Ajar Psikiatri. Badan penerbit FKUI, Jakarta.
3. Muslim. R. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ- III, FK
Unika Atma Jaya, Jakarta.
4. Muslim. R. 2014. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.Edisi Nuh Jaya :
Jakarta.
5. Gilman Dasar Farmakologi Terapi vol 1. Jakarta : EGC. 2007. 475,480-482.