Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI

(ANATOMI PANGGUL)

Oleh:

ZURIATUN HASANAH
NIM. 1710104288

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2018
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TEORI

I. IDENTITAS
1. Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan
2. Program Studi : DIV Bidan Pendidik
3. Kode/Bobot SKS : BDI-102 /2 sks
4. Semester : II (Dua)
5. Elemen Kompetensi : MKB
6. Jenis Kompetensi : Utama
7. Waktu Kuliah : 1 x 20 Menit
8. Pokok Bahasan : Anatomi Panggul Wanita

II. STANDAR KOMPETENSI


Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan ibu hamil terkait dengan tanda-
tanda kehamilan sesuai dengan standard kompetensi bidan menurut Kepmenkes RI
No 369/Menkes /SK/III/2007 yaitu pada kompetensi ke-3 bahwa bidan memberikan
asuhan dan konseling kehamilan, bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi
untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini,
pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Selain itu, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan
praktik bidan pada pasal 20 disebutkan bahwa peran bidan memiliki wewenang dalam
pelayanan kesehatan Ibu dan anak.

III. KOMPETENSI DASAR


Mampu memahami teori panggul pada wanita.

IV. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Mahasiswa Dapat :
1. Menjelaskan tulang panggul
2. Menjelaskan bagian lunak dari panggul
3. Menjelaskan fungsi panggul
4. Menyebutkan ukuran-ukuran panggul
5. Menyebutkan bentuk- bentuk panggul
6. Menjelaskan kelainan pada panggul
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui perkuliahan dikelas mahasiswa mampu:
1. Mampu menjelaskan tulang panggul dengan benar
2. Mampu menjelaskan bagian lunak dari panggul dengan benar
3. Mampu menjelaskan fungsi panggul dengan benar
4. Mampu menyebutkan ukuran- ukuran pada panggul secara tepat
5. Mampu menyebutkan bentuk- bentuk pada panggul secara tepat
6. Mampu menjelaskan kelainan pada panggul dengan benar

VI. DESKRIPSI MATERI


1. Tulang panggul
2. Bagian lunak dari panggul
3. Fungsi panggul
4. Ukuran- ukuran pada panggul
5. Bentuk –bentuk pada panggul
6. Kelainan pada panggul

VII. METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN


1. Tanya jawab
2. Ceramah
3. Scramble
4. Small Group Discussion

VIII. MEDIA PEMBELAJARAN


1. Slide Power Point
2. Video
3. Liquid Crystal Display (LCD)
4. Proyektor
5. Laptop

IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN


Komponen Metode Estimasi Waktu
Uraian Kegiatan
Langkah Pembelajaran
1. Menyiapkan fisik dan psikis
2. Melakukan apersepsi dan integrasi nilai-nilai
Islam Ceramah dan
Pendahuluan 2 Menit
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran tanya jawab
4. Menyampaikan cakupan materi
5. Mengaitkan dengan realita kehidupan sehat
1. Menjelaskan tulang panggul
2. Menjelaskan bagian lunak dari panggul Ceramah,
3. Menjelaskan fungsi panggul scramble, video,
Inti 4. Menyebutkan ukuran-ukuran panggul 10 Menit
dan small group
5. Menyebutkan bentuk- bentuk panggul discussion.
6. Menjelaskan kelainan pada panggul
1. Mengevaluasi hasil pembelajaran
2. Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan
integrasi nilai-nilai Islam Tanya jawab dan
Penutup 8 menit
3. Tindak lanjut pemberian tugas pada pertemuan diskusi
selanjutnya
4. Menutup dengan salam

X. PENILAIAN
A. Jenis
Test tertulis

B. Bentuk
1. MCQ
2. Essay

C. Instrumen
Terlampir

XI. SUMBER BELAJAR


Bartini, I. (2012). Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal. Nuha Medika:
Yogyakarta

Holmes, Debbie.(2011). Buku Ajar Ilmu Kebidanan. EGC: Jakarta

Menkes RI. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


369/MENKES/SKIII/2007 Tentang Standar Profesi Bidan.

Menkes RI. ( 2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.28 Tahun
2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.

Sumelung. V, Kundre. R, Karundeng. M. (2014). Faktor- faktor yang Berperan


Meningkatnya Angka Kejadian Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah
Liun Kendage Tahuna. Terdapat dalam Jurnal Keperawatan, Volume 2, Nomor
1. Februari 2014[ diakses tanggal 31 Januari 2018 Pukul 17.00 WIB dalam
Scholar]
Yogyakarta, Februari 2018

Dosen Pengampu, Praktikan,

Herlin Fitriana K., S.SiT., M.Kes Zuriatun Hasanah

XII. LAMPIRAN MATERI


Panggul (Pelvis) terdiri atas bagian keras yang dibentuk oleh tulang dan bagian
lunak yang dibentuk oleh otot- otot dan ligament. Panggul bagian keras atau tulang-
tulang panggul, merupakan suatu corong. Bagian atas yang lebar disebut panggul
besar (pelvis major), yang mendukung isi perut. Panggul besar tak mempunyai arti
penting dalam ilmu kebidanan, tetapi kadang- kadang ukuran dan bentuknya dapat
member gambaran mengenai ukuran panggul kecil. Bagian bawah atau panggul kecil
(pelvis minor) menjadi wadah alat kadungan dan menentukan bentuk jalan lahir.
A. Tulang Panggul
Panggul besar (pelvis major) dibentuk oleh 4 buah tulang :
1. 2 tulang pangkal paha (Os Coxae) yang terdiri dari 3 buah tulang cawan
untuk kepala tulang paha (caput femoris) yaitu:
a. Tulang usus (os ilium), merupakan tulang terbesar dari panggul dan
membentuk bagian atas dan belakang dari panggul. Batas atasnya
merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut crista iliaca. Ujung
depan maupun belakang dari crista iliaca menonjol disebut Spina iliaca
anterior superior dan spina iliaca posterior superior. Lalu sedikit di
bawah spina iliaca anterior superior terdapat tonjolan tulang lagi yaitu
spina iliaca anterior inferior, sedangkan sebelah bawah spina iliaca
posterior superior terdapat spina iliaca posterior inferior. Dibagian
bawah spina iliaca posterior inferior terdapat tekik yang disebut incisura
ischiadica major. Pada os ilium terdapat lajur ialah linea innominata
(linea terminalis) yang menjadi batas antara panggul besar dan panggul
kecil.
b. Tulang Duduk (os ischium), terdapat sebelah bawah dari tulang usus.
Pinggir belakang terduri disebut spina ischiadica. Dibawah spina
ischiadica terdapat incisura ischiadica minor. Pinggir bawah tulang
duduk sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau
kita duduk dan disebut tuber ischiadium.
c. Tulang Kemaluan( os pubis), terdapat sebelah bawah dan depan dari
tulang usus, dengan tulang duduk, tulang ini membatasi sebuah lubang
dalam tulang panggul yang dinamakan foramen obturatorium. Tangkai
tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut ramus
superior ossis pubis. Sedangkan yang berhubungan dengan tulang duduk
disebut ramus inferior ossis pubis. Ramus inferior kiri dan kanan
membentuk arcus pubis.
Tulang pangkal paha kiri dan kanan dihubungkan oleh symphysis
pubis. Tulang pangkal paha berhubungan dengan tulang kelangkangan
dengan perantaraan persendian articulation sacroiliaca dan berhubungan
pula dengan jaringan pengikat yang dari tulang kelangkang pergi ke tulang
usus maupun tulang duduk.
a. Dari permukaan belakang tulang kelangkang ke tulang usus disebut
ligamentum sacro iliaca posterior dan dari permukaan depan tulang
kelangkang ke tulang usus disebut ligamentusm sacro iliaca anterior,
ligamentum ilio lumbalis, dan ligamentum sacro iliaca interossea.
b. Dari tulang kelangkang ke spina ischiadica ialah ligamentum sacro
spinosum
c. Dari tulang kelangkang ke tuber ischiadicum ialah ligamentum sacro
tuberosum.
2. 1 tulang kelangkang (os sacrum), tulang kelangkang berbentuk segitiga
melebar dari atas dan meruncing ke bawah. Tulang kelangkang terletak
sebelah belakang antara kedua pangkal paha. Tulang ini terdiri lima ruas
tulang yang senyawa. Permukaan depannya cekung dari atas ke bawah
maupun dari samping ke samping. Kiri dan kanan dari garis tengah Nampak
lima buah lubang yang disebut foramina sacralia anterior. Lubang ini
dilalui saraf yang akan membentuk plexus sacralis dan pembuluh darah
kecil. Plexus sacralis ini melayani tungkai, oleh karena itu kadang- kadang
penderita merasa nyeri atau kejang di kaki, jika plexus sacralis ini tertekan
waktu kepala turun ke dalam rongga panggul, permukaan belakang tulang
kelangkang gembung dan kasar. Di garis tengahnya terdapat deretan cuat-
cuat duri ialah crista sacralis. Ke atas tulang kelangkang berhubungan
dengan ruas ke-5 tulang pinggang. Bagaian atas dari sacrum yang
mengadakan perhubungan ini menonjol ke depan yaitu promontorium. Ke
samping tulang kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha
dengan perantaraan articulation sacro iliaca dan ke bawah dengan tulang
tungging.
3. 1 tulang tungging (os coccygis), berbentuk segitiga dan terdiri atas 3- 5 ruas
yang bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke
belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.
Panggul kecil (Pelvis Minor), dalam ilmu kebidanan mempunyai arti yang
penting karena merupakan tempat alat reproduksi wanita yang membentuk jalan
lahir. Panggul kecil dibentuk oleh 4 buah bidang yaitu :

1. Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil dan bentuknya adalah
bulat oval. Batas- batasnya adalah promontorium, sayap sacrum, linea
innominata, ramus superior ossis pubis dan pinggir atas symphysis. Biasanya
3 ukuran ditentukan dari pintu atas panggul yaitu:
a. Ukuran muka belakang (diameter antero posterior, conjugate vera).
Ukuran muka belakang ialah dari promontorium ke pinggir atas
symphysis, terkenal dengan nama conjugate vera, ukurannya 11 cm.
ukuran ini adalah ukuran yang terpenting dari panggul. Sedangkan
ukuran yang terpendek ialah conjugate obstetrica dari promontorium ke
symphysis beberapa mm di bawah pinggir atas symphysis. Pada wanita
conjugate vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat
diperhitungkan dari conjugate diagonalisv(dari promontorium ke pinggir
bawah symphysis). Conjugate diagonalis ini dapat diukur dengan jari
yang melakukan pemeriksaan dalam. Jika panggul sempit, conjugate
vera dapat diperhitungkan dengan mengurangi conjugata diagonalis
dengan 1 ½ - 2 cm (CV=CD- 1 ½)
Pada panggul normal jari tak cukup panjang untuk mencari
promontorium.
b. Ukuran melintang (diameter transversa) adalah ukuran terbesar antara
linea innominata di ambil tegak lurus pada conjugata vera ( Ind. 12,5 cm
dan Eropa 13,5 cm )
c. Kedua ukuran serong (diameter oblique), dari articulation sacro iliaca ke
tuberculum pubicum dari belahan panggul yang bertentangan (13 cm)
2. Bidang luas panggul adalah bidang dengan ukuran- ukuran yang terbesar.
Bidang ini terbentang antara pertengahan symphysis, pertengahan
acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral II dan III. Ukuran muka
belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. karena tidak ada ukuran
yang kecil, bidang ini tak menimbulkan kesukaran dalam persalinan.
3. Bidang sempit panggul (bidang tengah panggul) ialah bidang dengan ukuran-
ukuran yang terkecil. Bidang ini terdapat setinggi pinggir bawah symphysis,
kedua spinae ischiadicae dan memotong sacrum ± 1-2 cm di atas ujung
sacrum.
4. Pintu bawah panggul, terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama ialah
garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Puncak
dari segitiga yang belakang adalah ujung os sacrum, sisinya adalah
ligamentum sacro tuberosum kiri dan kanan.
B. Bagian lunak dari panggul
Bagian lunak dari panggul terdiri dari otot- otot dan ligament yang
meliputi dinding panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah
bawah, yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul disebut
diafragma pelvis. Diafragma pelvis dari dalam keluar terdiri atas pars muscularis
dan pars membranacea.
C. Fungsi Panggul
1. Panggul besar (Pelvis Mayor) berfungsi menyangga isi abdomen
2. Panggul kecil (Pelvis Minor) berfungsi membentuk jalan lahir dan tempat
alat genitalia
D. Ukuran- ukuran Panggul
Ukuran- ukuran panggul dapat diperoleh secara klinis ataupun secara
rontgenologis.
1. Pengukuran Panggul Dalam
a. Pintu Atas Panggul (PAP), dari ukuran- ukuran PAP, conjugata vera
adalah ukuran yang terpenting dan satu- satunya ukuran yang dapat di
ukur secara indirect ialah dengan mengurangi conjugate diagonalis
dengan 1,5 – 2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasi symphysis. Selain
dengan pengukuran CD dapat juga diketahui secara klinis bahwa PAP
mencukupi jika kepala bayi dengan ukuran terbesarnya sudah melewati
PAP.
b. Bidang Tengah Panggul
Ukuran – ukuran bidang tengah panggul tidak dapat dilakukan
pengukuran secara klinis sehingga memerlukan pengukuran secara
rontgenologis.
c. Pintu Bawah Panggul
Diameter transversa dan diameter sagitalis posterior dan anterior dapat
diukur dengan Pelvimeter dan Thomas.
2. Pengukuran Panggul Luar
a. Distansia Spinarum : diameter kedua spina iliaka anterior superior ka/ki
dari 24 - 26 cm
b. Distansia kristarum : diameter terbesar antara kedua crista iliaka kanan
dan kiri 28 - 30 cm
c. Distansia boudeloque / konjugata eksterna : diameter antara lumbal -5
dengan tepi atas symphysis pubis 18-20 cm
d. Lingkar Panggul: dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara
spina iliaca anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali
melalui tempat- tempat yang sama di pihak yang lain ( ind. 80-90 cm)
Ukuran- ukuran luar ditentukan dengan jangka panggul kecuali ukuran
lingkar panggul menggunakan pita pengukuran. Ukuran - ukuran panggul
dapat juga diukur dengan sinar X. Keuntungan dari pengukuran panggul
dengan sinar Rontgen ialah :
1. Dapat mengambil ukuran- ukuran yang tidak dapat ditentukan secara klinis
seperti diameter transversa dari PAP, ukuran antara spina ischiadica,
diameter antero posterior dari bidang panggul tengah
2. Selain dari pada memberikan ukuran- ukuran panggul juga memperlihatkan
pada kita bentuk panggul
3. Dapat menentukan apakah ukuran terbesar kepala sudah melampaui PAP.
E. Bentuk – bentuk Panggul
Caldwell- Moloy mengemukakan 4 bentuk dasar panggul yaitu:
1. Panggul Ginekoid
a. Bentuk ini adalah yang khas bagi wanita
b. Diameter sagitalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter
sagitalis anterior
c. Batas samping segmen posterior membulat dan segmen anterior juga
membulat dan luas
d. Diameter transversa kira- kira sama panjangnya dengan diameter antero
posterior hingga bentuk PAP mendekati bentuk lingkaran (bulat).
e. Dinding samping panggul lurus, spina ischiadica tidak menonjol,
diameter inter spinalis 10 cm atau lebih.
f. Incisura ischiadica major bulat
g. Sacrum sejajar dengan symphysis dengan konkavitas yang normal
h. Arcus pubis luas.
2. Panggul Anthropoid
a. Diameter antero posterior dari PAP lebih besar dari diameter transversa
hingga bentuk PAP lonjong ke depan
b. Bentuk segmen anterior sempit dan runcing
c. Incisura ischiadica major luas
d. Dinding samping convergent, sacrum letaknya agak ke belakang, hingga
antero posterior besar pada semua bidang panggul
e. Sacrum biasanya mempunyai 6 ruas, hingga panggul anthropoid lebih
dalam dari panggul- panggul lain.
3. Panggul Android
a. Diameter sagittalis posterior jauh lebih pendek dari diameter sagittalis
anterior
b. Batas samping segmen posterior tidak membukat dan membentuk sudut
yang runcing dengan pinggir samping segmen anterior
c. Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga
d. Dinding samping panggul convergent, spina ischiadica menonjol, arcus
pubis sempit
e. Incisura ischiadica sempit dan dalam
f. Sacrum letaknya ke depan, hingga diameter antero posterior sempit pada
PAP maupun PBP
g. Bentuk sacrum lurus, kurang melengkung sedsngkan ujungnya menonjol
ke depan.
4. Panggul Platipelloid
a. Diameter antero posterior kecil, diameter transversa biasa
b. Segmen anterior lebar
c. Sacrum melengkung
d. Incisura ischiadica lebar

Pembagian ini didasarkan atas bentuk segmen posterior dan anterior dari
PAP. Segmen posterior ialah bagian yang terdapat sebelah belakang dari
diameter transversa PAP, sedangkan segmen anterior bagian yang terdapat
sebelah depan dari garis tersebut.
F. Kelainan pada Panggul
Dalam Obstetri yang dimaksud panggul sempit secara fungsional yang
artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Kesempitan panggul dibagi
sebagai berikut:
1. Kesempitan Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit bila conjugata vera kurang dari 10 cm
atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm. Penyebab yang dapat
menimbulkan kelainan panggul antara lain :
a. Kelainan karena gangguan pertumbuhan, terdiri atas : 1) panggul sempit
seluruh : semua ukuran kecil; 2) panggul picak : ukuran muka belakang
sempit, ukuran melintang biasa; 3) panggul sempit picak : semua ukuran
kecil tapi berlebihan ukuran muka belakang; 4) panggul corong : pintu
atas panggul biasa, pintu bawah panggul sempit; 5) panggul belah :
simpisis terbuka.
b. Kelainan karena penyakit tulang panggul dan sendi-sendinya, terdiri
atas : 1) panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruh
panggul sempit picak; 2) panggul osteomalacci : panggul sempit
melintang; 3) radang articulation sacroiliaca: panggul sempit miring.
c. Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang, terdiri atas : 1)
kiposis di daerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong; 2)
sciliose di daerah tulang punggung menyebabkan panggul sempit.
d. Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah, antara lain :
coxitis, luxatio, dan atrofia menyebabkan panggul sempit.
2. Kesempitan Bidang Tengah Panggul
Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan
spina os ischii dan memotong sakrum kira-kira pada pertemuan ruas sakral
ke-4 dan ke-5. Dikatakan bidang tengah panggul sempit jika jumlah diameter
transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 cm atau kurang dari 15,5 cm
dan diameter antara spina kurang dari 9 cm.
3. Kesempitan Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul terdiri atas 2 segitiga dengan jarak antar kedua
tuber isiadika sebagai dasar. Pintu bawah panggul dikatakan sempit jika
jarak antara tubera ossis ischii ≥ 8 cm dengan sendirinya arcus pubis akan
meruncing.
Pada ibu hamil sering dijumpai kelainan bentuk rahim, keadaan perut
menggantung, kelainan letak dan posisi janin dalam kandungan, kepala tidak
dapat masuk ke pintu panggul memasuki usia kehamilan cukup bulan,
menimbulkan kecemasan ibu hamil dan sebagainya. Pada saat proses persalinan
risiko yang dapat terjadi adalah waktu yang dibutuhkan untuk kemajuan tiap
pembukaan cenderung lebih lambat, Ibu sangat kesakitan dan lelah akibat
kontraksi rahim yang semakin kuat tetapi bayi tidak mau turun ke pintu panggul,
berpotensi terjadi infeksi pada ibu dan bayi akibat proses persalinan yang lama,
terjadi kelainan letak posisi kepala janin pada saat kepala bayi berusaha masuk ke
pintu panggul dan terjadi moulage berlebihan ( upaya tulang tengkorak kepala
saling menindih/ bertumpuk agar dapat masuk pintu panggul dalam upaya
menyesuaikan bentuk panggul ibu), moulage berlebihan dan lama menyebabkan
perdarahan otak bayi, bila ketuban pecah dan kepala janin belum masuk ke pintu
panggul dapat mengakibatkan tali pusar keluar dari jalan lahir dan mengakibatkan
kematian janin dalam kandungan karena kekurangan oksigen, dann Ibu
mengalami patah tulang bagian pintu panggul dan kerusakan syaraf daerah
panggul, kelumpuhan kaki dan sebagainya.
Berdasarkan penelitian Sumelung, dkk (2014) didapatkan 4 faktor yang
paling berperan dalam peningkatan angka kejadian sectio caesarea di RSUD Liun
Kendage Tahuna, yaitu gawat janin 31,14%, persalinan tidak maju 27,55%, pre
eklampsi 24,55% dan panggul sempit 16,76%. Berdasarkan hasil penelitian
indikasi yang paling berperan dalam peningkatan angka kejadian sectio caesarea
yaitu gawat janin dan yang paling terendah yaitu panggul sempit.

Anda mungkin juga menyukai