Ida Farida
Email : idal_ubl@yahoo.co.id
ABSTRAK. Penelitian ini memfokuskan pada pelayanan publik birokrat perempuan yang memerlukan
pengelolaan SDM yang baik melalui pelaksanaan kegiatan operasional MSDM, terutama perekrutan, seleksi, dan
pendidikan dan pelatihan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan
pendekatan kuantitatif yang diolah dengan analisis jalur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh birokrat di
Pemerintah Kota Bandar Lampung sebanyak 1.181 orang, dengan sampel sebanyak 290 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel eksogen yang memiliki pengaruh terbesar terhadap Pelayanan Publik
adalah variabel Perekrutan, sedangkan yang memiliki pengaruh terkecil adalah variabel Pelatihan
Kata kunci: Manajemen SDM, Perekrutan, Seleksi, Pendidikan, dan Pelatihan, Partisipasi, Pelayanan Publik,
Birokrat Perempuan.
ABSTRACT. This research focuses on the public service of woman bureaucrats that need better HR
management through the implementation of operational HRM activities, especially in recruitment, selection, and
training-development. The method used ini this research is analytic descriptive using quantitative approach and
analyzed with path analysis. Populations in this research are all 1,181 bureaucrats and the sampel is 290
respondents. The results of this research show that the exogenous variable that has most significant influence
on public service is the recruitment, while the least significant influence is the training.
Key word : recruitmen, selection, education, training, public service
55
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 55 - 63
56
Rekrutmen, Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan Birokrat Perempuan dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Pemerintahan
Kota Bandar Lampung (Ida Farida)
pemerintah yang bersifat “patriarki”, yaitu sistem pada kualitas suatu proses perekrutannya. Salah
yang cenderung mengedepankan laki-laki, terlepas satu fungsi perekrutan yang dilakukan oleh
dari kemampuan dan kapasitasnya. Lebih dari itu, departemen SDM untuk mendapatkan calon
pemberian kesempatan untuk mengikuti pendidikan pegawai adalah mengadakan seleksi mana yang
dan pelatihan yang juga cenderung mendahulukan paling baik dan paling sesuai dengan persyaratan
laki-laki dibandingkan perempuan, walaupun yang diperlukan. Dengan SDM yang dapat
kemampuan dan kapasitas birokrat perempuan menjalankan berbagai fungsinya akan menghasilkan
mungkin melebihi laki-laki. kinerja organisasi yang memberikan manfaat bagi
organisasi dan pegawai itu sendiri. Untuk bisa
Konsep perempuan dalam literatur sering mendapatkan pegawai sesuai dengan yang
dikaitkan dengan istilah feminisme dan gender. dibutuhkan, dapat dilakukan dengan cara
Pada dasarnya, istilah feminisme berkaitan dengan memperbesar program ekspansinya untuk menarik
hak-hak perempuan dan gerakan hak-hal lebih banyak pelamar.
perempuan. Di sini diyakini pentingnya
menyeimbangkan hak dan peluang yang sama bagi Proses seleksi merupakan rangkaian tahap-
perempuan setara dengan laki-laki (Encarta, 2005). tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan
Feminisme juga dikaitkan dengan gerakan-gerakan pelamar mana yang akan diterima. Proses tersebut
untuk memperjuangkan hak-hak perempuan untuk dimulai ketika pelamar melamar kerja dan diakhiri
mendapatkan hak dan peluang yang sama dengan dengan keputusan penerimaan. Proses seleksi
laki-laki. Feminisme adalah cara pandang yang merupakan pengambilan keputusan bagi calon
menempatkan perempuan sebagai manusia. pelamar untuk diterima atau ditolak. Banyak
Mereka mencoba menjawab persoalan-persoalan pertimbangan yang diperlukan untuk memilih orang
perempuan yang tidak bisa dijawab oleh pemikir yang tepat. Pedoman pokok dalam mengadakan
sosial pada saat itu (Poerwandari, dkk, 2004: 2). seleksi adalah spesifikasi jabatan, karena dari
sinilah diketahui kualitas SDM yang dibutuhkan.
Perekrutan pada hakekatnya merupakan Jadi, seleksi adalah kegiatan dalam manajemen
proses menentukan dan menarik pelamar yang SDM yang dilakukan setelah proses perekrutan
mampu untuk bekerja dalam suatu perusahaan selesai dilaksanakan (Veithzal Rivai 2004:170). Hal
atau lembaga pemerintahan (Veithzal Rivai, ini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang
2004:158). Perekrutan juga dapat dikatakan memenuhi syarat untuk kemudian ditetapkan mana
sebagai proses untuk mendapatkan sejumlah SDM yang akan diterima sebagai pegawai elit birokrat
(pegawai) yang berkualitas untuk menduduki suatu dalam pemerintah daerah.
jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan
atau lembaga pemerintahan. Perekrutan adalah Pendidikan dan pelatihan merupakan
langkah awal yang sangat penting bagi penciptaan suatu lingkungan di mana para pegawai
kelangsungan perusahaan atau lembaga dapat memperoleh atau mempelajari sikap,
pemerintahan. Langkah ini akan sangat kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku
menentukan apakah perusahaan atau lembaga yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.
pemerintahan bisa bersaing dalam operasionalnya Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk
atau bahkan menjadi bangkrut. Dengan perekrutan mendapatkan kualitas sumber daya manusia yang
yang benar, akan didapat sumber daya manusia baik dan siap untuk berkompetisi di pasar.
yang unggul dan mampu menjawab tantangan yang Perusahaan atau lembaga pemerintahan menyadari
dihadapi perusahaan atau lembaga pemerintahan. bahwa pegawai bukanlah sapi perah yang hanya
Sebaliknya kalau proses perekrutan sudah tidak dimanfaatkan tenaganya untuk kepentingan
benar, misalnya hanya asal terima saja setiap perusahaan atau lembaga pemerintahan semata.
pelamar yang datang, maka kehancuranlah yang Tetapi pegawai juga menjadi asset perusahaan atau
akan ditemui perusahaan atau lembaga lembaga pemerintahan yang harus selalu
pemerintahan dimaksud. Proses perekrutan ini ditingkatkan kemampuan dan keterampilannya
menjadi tugas dan tanggung jawab utama dari untuk meningkatkan produktivitas dan
departemen SDM. Kualitas sumber daya manusia pelayanannya. Disamping itu juga untuk
perusahaan atau lembaga pemerintahan tergantung mengantisipasi era globalisasi dan pemberlakuan
57
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 55 - 63
pasar bebas serta mengikuti perkembangan ilmu adanya standar manajemen dapat merencanakan,
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi
Pegawai pada dasarnya masih mempunyai kegiatan pelayanan, agar hasil akhir memuaskan
keterbatasan-keterbatasan yang melekat pada pihak yang mendapat layanan.
dirinya, untuk itulah perusahaan atau lembaga Penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan
pemerintahan merancang adanya program faktor-faktor sosial, struktur politiklah yang
pendidikan dan pelatihan untuk mempersempit memainkan peran yang lebih menentukan dalam
keterbatasan yang ada pada pegawainya. rekrutmen anggota birokrat perempuan. Kondisi-
kondisi sosio-ekonomi memainkan peran
Secara umum, partisipasi, atau menentukan dalam rekrutmen anggota legislatif
participate/participation (Inggris) mengandung arti perempuan baik dalam demokrasi yang baru
ikut serta, terlibat, atau mengambil bagian. maupun demokrasi yang telah lama mapan.
Partisipasi juga berarti keterlibatan seseorang Berbagai penelitian mengungkapkan adanya
dalam proses pengelolaan suatu kegiatan. peningkatan diskriminasi gender dalam gaji,
Keterlibatan dimaksud seperti misalnya dalam hal rekrutmen, promosi dan pemecatan, maupun
pengambilan keputusan, pengorganisasian, meningkatnya segregasi profesional dan feminisasi
pengerahan sumber daya, pengawasan, kemiskinan.
penyusunan program, dan pelaksanaan dalam suatu
kegiatan. Veitzhal Rivai (2004: 442) Bagi perempuan agar terpilih masuk ke elit
mengemukakan bahwa partisipasi merupakan cara birokrat, mereka harus melalui tiga rintangan
mendasar untuk membangun dukungan untuk krusial: pertama, mereka perlu menyeleksi dirinya
berubah, mendorong partisipan untuk melakukan sendiri untuk pencalonan; kedua, mereka perlu
diskusi, komunikasi, sugesti untuk melakukan diseleksi sebagai kandidat oleh elit birokrat di
perubahan. Partisipasi menurut Pretty (1995: 4) atasnya; dan ketiga, mereka perlu “diseleksi” oleh
adalah proses tumbuhnya kesadaran terhadap bawahannya.
kesalinghubungan di antara stakeholders yang
berbeda dalam masyarakat, yaitu antara kelompok- Perempuan harus menyeleksi dirinya sendiri
kelompok sosial dan komunitas dengan pengambil jika ingin mencalonkan diri untuk jabatan politik.
kebijakan dan lembaga-lembaga jasa lain. Secara Keputusan ini pada umumnya dipengaruhi oleh dua
sederhana, “partisipasi” dapat dimaknai sebagai faktor: ambisi pribadi dan kesempatan untuk
“the act of taking part or sharing in something”. mencalonkan diri untuk terpilih. Bagi perempuan
Dua kata yang dekat dengan konsep “partisipasi” menyatakan secara terbuka untuk pencalonan diri
adalah “engagement” dan “involvement”. adalah sulit, tetapi ini adalah langkah yang penting
untuk memperoleh keterwakilan wanita di elit
Pelayanan (service) saat ini menjadi salah satu birokrat. Penilaian perempuan atas kesempatannya
perhatian utama baik di sektor pemerintah terlebih dan keinginannya untuk mencalonkan diri akan
lagi di sektor bisnis. Persaingan yang semakin ketat dipengaruhi oleh besarnya kesempatan untuk
mendorong kepada organisasi/perusahaan untuk mencalonkan diri, bagaimana ramahnya budaya
meningkatkan kualitasnya. Seiring dengan organisasi yang akan mendukung pencalonannya,
perubahan yang terjadi di sisi perilaku dan dan taksiran mengenai sumberdaya yang dapat
kebutuhan konsumen, adanya perkembangan dimanfaatkan untuk membantu "kampanye"
teknologi dan era globalisasi maka pelayanan pun pencalonannya jika dia memutuskan untuk
berubah secara cepat menyesuaikan diri dengan mencalonkan diri. Salah satu faktor penting yang
perkembangan tersebut. Kaitannya dengan public secara serius dapat membantu meningkatkan
service, pelayanan berarti melayani suatu jasa yang jumlah perempuan yang berkaitan dengan
dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala bidang. pencalonan dirinya adalah tahap di mana suatu
Kegiatan pelayanan kepada masyarakat ini negara mempunyai organisasi atau gerakan
merupakan salah satu tugas dan fungsi administrasi perempuan yang secara khusus memfokuskan
negara. Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh kegiatannya pada isu-isu perempuan.
karena itu dapat ditetapkan standar baik dalam
waktu yang diperlukan, maupun hasilnya. Dengan
58
Rekrutmen, Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan Birokrat Perempuan dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Pemerintahan
Kota Bandar Lampung (Ida Farida)
Dalam sistem yang berorientasi birokratik, menentukan. Dari segi pendidikan, perempuan
seleksi kandidat dilakukan secara rinci, eksplisit, memiliki kualitas seperti laki-laki, tetapi kualifikasi
sesuai standar dan selanjutnya tidak perempuan dinilai rendah dan diminimalkan dalam
mempertimbangkan mereka yang berada dalam sistem birokrasi yang didominasi oleh laki-laki.
posisi kekuasaan. Norma-norma dan peraturan-
peraturan kepegawaian akan mempengaruhi cara Dengan proses perekrutan, seleksi, dan
lembaga melaksanakan proses nominasi yang pendidikan-pelatihan yang adil dan proporsional,
sebenarnya. Bagi perempuan, sistem yang partisipasi birokrat perempuan meningkat. Pada
mendasarkan pada birokrasi, yang menggabungkan gilirannya semua itu akan meningkatkan pelayanan
peraturan-peraturan yang menjamin representasi publik perkotaan. Kerangka pikir dalam penelitian
perempuan merupakan suatu kemajuan yang ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Var. X Var. Y
Perekrutan
Seleksi
Pelayanan
Publik
Perkotaan
Pendidikan
Pelatihan
59
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 55 - 63
pelatihan, 3) materi, metode, media, dan Untuk melakukan hubungan korelatif pada
evaluasi pelatihan, 4) kualifikasi instruktur. penelitian ini digunakan teknik analisis jalur
5) Variabel Pelayanan, yang terdiri dari 1) sehingga dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel
tangible, 2) reliability, 3) responsiveness, 4) terhadap variabel lainnya.
assurance, dan 5) empathy.
Teknik pengumpulan data yang akan HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam penelitian ini adalah Pengamatan
langsung (observasi), studi dokumentasi, Studi Dari hasil perhitungan didapatkan gambaran
literatur, dan penyebaran angket. Sebelum bahwa perekrutan pegawai perempuan di
dilakukan pengumpulan data melalui angket yang lingkungan Pemerintahan Kota Bandar Lampung
disebarkan kepada responden dilakukan uji validitas adalah sebesar 79,13%, yang tergolong “tinggi”.
dan uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian. Secara rinci, rata-rata dari masing-masing aspek
Data kuantitatif dalam penelitian ini dianalisis dalam variabel Perekrutan (dengan skor minimal 1
dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). dan maksimal 5) disajikan sebagai berikut.
Gambaran seleksi pegawai perempuan di rinci, rata-rata dari masing-masing aspek dalam
lingkungan Pemerintahan Kota Bandar Lampung variabel Seleksi (dengan skor minimal 1 dan
adalah 78,58%, yang tergolong “tinggi”. Secara maksimal 5) disajikan sebagai berikut.
Gambaran pelatihan perempuan di lingkungan sebesar 80,88%, yang tergolong “sangat tinggi”.
Pemerintahan Kota Bandar Lampung adalah Secara rinci, rata-rata dari masing-masing aspek
60
Rekrutmen, Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan Birokrat Perempuan dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Pemerintahan
Kota Bandar Lampung (Ida Farida)
dalam variabel Pelatihan (dengan skor minimal 1 dan maksimal 5) disajikan sebagai berikut.
Gambaran partisipasi perempuan di lingkungan Secara rinci, rata-rata dari masing-masing aspek
Pemerintahan Kota Bandar Lampung adalah dalam variabel Partisipasi (dengan skor minimal 1
sebesar 81,30%, yang tergolong “sangat tinggi”. dan maksimal 5) disajikan sebagai berikut.
Gambaran pelayanan perempuan di lingkungan Secara rinci, rata-rata dari masing-masing aspek
Pemerintahan Kota Bandar Lampung adalah dalam variabel Pelayanan (dengan skor minimal 1
sebesar 80,31%, yang tergolong “sangat tinggi”. dan maksimal 5) disajikan sebagai berikut.
61
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 55 - 63
62