Anda di halaman 1dari 8

Rekrutmen, Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan Birokrat Perempuan dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Pemerintahan

Kota Bandar Lampung (Ida Farida)

REKRUTMEN, SELEKSI, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BIROKRAT


PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI
PEMERINTAHAN KOTA BANDAR LAMPUNG

Ida Farida

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bandar Lampung

Email : idal_ubl@yahoo.co.id

ABSTRAK. Penelitian ini memfokuskan pada pelayanan publik birokrat perempuan yang memerlukan
pengelolaan SDM yang baik melalui pelaksanaan kegiatan operasional MSDM, terutama perekrutan, seleksi, dan
pendidikan dan pelatihan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan
pendekatan kuantitatif yang diolah dengan analisis jalur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh birokrat di
Pemerintah Kota Bandar Lampung sebanyak 1.181 orang, dengan sampel sebanyak 290 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel eksogen yang memiliki pengaruh terbesar terhadap Pelayanan Publik
adalah variabel Perekrutan, sedangkan yang memiliki pengaruh terkecil adalah variabel Pelatihan
Kata kunci: Manajemen SDM, Perekrutan, Seleksi, Pendidikan, dan Pelatihan, Partisipasi, Pelayanan Publik,
Birokrat Perempuan.

RECRUITMENT, SELECTION, EDUCATION, AND TRAINING OF WOMEN BUREAUCRATS IN


IMPROVING PUBLIC SERVICES

ABSTRACT. This research focuses on the public service of woman bureaucrats that need better HR
management through the implementation of operational HRM activities, especially in recruitment, selection, and
training-development. The method used ini this research is analytic descriptive using quantitative approach and
analyzed with path analysis. Populations in this research are all 1,181 bureaucrats and the sampel is 290
respondents. The results of this research show that the exogenous variable that has most significant influence
on public service is the recruitment, while the least significant influence is the training.
Key word : recruitmen, selection, education, training, public service

PENDAHULUAN Sumberdaya manusia (SDM) aparatur negara


menjadi perhatian utama karena kualitas aparatur
Pelayanan publik tidak terlepas dari masalah yang ada secara umum masih jauh dari kondisi
kepentingan publik yang menjadi asal-usul ideal yang ingin diwujudkan. Masalah paling utama
timbulnya istilah pelayanan publik. Kaitannya dan paling menantang di berbagai lembaga
dengan public service, pelayanan berarti melayani pemerintahan adalah mengidentifikasi individu
suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam pegawai yang sesuai dengan kebutuhan posisi atau
segala bidang. Kegiatan pelayanan kepada yang dapat dikembangkan agar sesuai dengan
masyarakat ini merupakan salah satu tugas dan posisi tersebut, dari sekelompok sumber daya
fungsi administrasi negara. Pelaksanaan pelayanan manusia. Seiring ketatnya persaingan bagi calon-
dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan calon yang berbakat untuk melakukan pekerjaan di
standar baik dalam waktu yang diperlukan, maupun sistem pemerintahan, proses-proses yang terlibat
hasilnya. Dengan adanya standar, manajemen dalam perekrutan, penempatan, penarikan, seleksi,
dapat merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan sosialisasi sumber daya manusia semakin lebih
dan mengevaluasi kegiatan pelayanan, agar hasil penting dalam efektivitas lembaga pemerintahan.
akhir memuaskan pihak yang mendapat layanan.
Namun di dunia kerja, termasuk di lembaga
pemerintahan, sistem kepegawaian birokrasi lebih

55
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 55 - 63

cenderung memprioritaskan laki-laki, terutama pengarusutamaan gender masih menemui berbagai


untuk level-level puncak. Lebih dari itu, Pemerintah kendala, baik yang bersifat sosio-kultural maupun
dalam melaksanakan perekrutan (internal dan struktural administratif.
eksternal), seleksi dan penempatan serta Dipandang dari perspektif Manajemen Sumber
pengembangan pegawai cenderung mengutamakan Daya Manusia (MSDM) hal tersebut mencerminkan
laki-laki sehingga lambat laun menimbulkan bias perlunya pengelolaan SDM yang baik melalui
gender. Hal ini ditandai dengan rendahnya peran pelaksanaan kegiatan operasional MSDM, terutama
dan partisipasi perempuan dalam pengambilan perekrutan, seleksi, dan pendidikan dan pelatihan.
keputusan. Proporsi perempuan dalam menduduki Hal ini sangat logis sebab optimalisasi kontribusi
jabatan-jabatan strategis di pemerintahan masih pegawai terhadap pencapaian tujuan institusi
begitu rendah sehingga menimbulkan kesan ditunjukkan melalui prestasi kerja sebagai
partisipasi birokrat perempuan yang rendah atau perwujudan dari kemampuan kerja. Kemampuan
tidak seimbang. Padahal, partisipasi birokrat kerja dapat dipantau sejak proses pengadaan
perempuan di sini dapat diartikan bukan hanya pegawai (procurement of personnel) yaitu dari
partisipasi dalam ruang birokrasi pemerintah secara mulai perekrutan/penarikan, seleksi, penempatan
formal, tetapi juga dalam realita keterwakilan sampai dengan orientasi dalam rangka memperoleh
perempuan terhadap penentuan pengalokasian dan calon pegawai yang qualified dan juga pada proses
pemanfaatan sumber-sumber daya yang ada dalam pendidikan dan pelatihan/pengembangan
organisasi pemerintahan. (development of personnel) dalam rangka
meningkatkan partisipasi birokrat perempuan.
Pemerintah telah berusaha merespons masalah
tersebut dengan mengeluarkan Inpres Nomor 9 Salah satu yang menjadi sorotan saat ini
Tahun 2000 tentang pengarusutamaan Gender adalah kualitas pelayanan publik perkotaan yang
dalam Pembangunan Nasional. Sesuai dengan diberikan pemerintah. Pelayanan publik perkotaan
Inpres No. 9/2000 Pengarusutamaan gender dirasakan masih jauh dari yang diharapkan. Dari
adalah: hasil pengamatan awal, fenomena yang
1. Sebuah proses yang memasukkan analisa menunjukkan rendahnya kualitas pelayanan publik.
gender ke dalam program-program kerja dan Adapun fenomena yang menunjukkan masih belum
seluruh kegiatan instansi pemerintah dan optimalnya partisipasi birokrat perempuan antara
organisasi kemasyarakatan lainnya, mulai dari lain adalah masih rendahnya motivasi birokrat
tahap perencanaan program, pelaksanaan perempuan dalam mengambil peluang menjadi
program sampai monitoring dan evaluasi pemimpin dan ikut berpartisipasi dalam berbagai
program tersebut. penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu,
2. Pengarusutamaan gender merupakan salah kapasitas pemimpin wanita dan kinerjanya
satu strategi pembangunan yang dilakukan cenderung diragukan oleh bawahan, baik oleh
dengan cara pengintegrasian pengalaman, pegawai laki-laki maupun pegawai perempuan. Hal
aspirasi, kebutuhan dan kepentingan ini diperburuk dengan kurangnya dukungan bagi
perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, birokrat perempuan untuk berubah, kurangnya
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari dorongan bagi birokrat perempuan untuk
seluruh kebijakan, program, proyek dan melakukan diskusi, komunikasi, sugesti untuk
kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan melakukan berbagai penyelenggaraan
pembangunan. pemerintahan.

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Sedangkan fenomena yang menunjukkan


didudukkan dalam posisi strategis untuk masih belum optimalnya manajemen sumberdaya
implementasi inpres tersebut. Tujuan utama dari manusia di lingkungan birokrasi, khususnya bagi
pengarusutamaan gender adalah memastikan birokrat perempuan antara lain adalah sistem
apakah perempuan dan laki-laki memperoleh akses kepegawaian birokrasi yang lebih cenderung
terhadap, berpartisipasi dalam, mempunyai kontrol memprioritaskan laki-laki dibandingkan dengan
atas, dan memperoleh manfaat yang sama dari perempuan. Demikian pula dengan sistem
pembangunan. Namun, tampaknya perekrutan dan seleksi pegawai di lingkungan

56
Rekrutmen, Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan Birokrat Perempuan dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Pemerintahan
Kota Bandar Lampung (Ida Farida)

pemerintah yang bersifat “patriarki”, yaitu sistem pada kualitas suatu proses perekrutannya. Salah
yang cenderung mengedepankan laki-laki, terlepas satu fungsi perekrutan yang dilakukan oleh
dari kemampuan dan kapasitasnya. Lebih dari itu, departemen SDM untuk mendapatkan calon
pemberian kesempatan untuk mengikuti pendidikan pegawai adalah mengadakan seleksi mana yang
dan pelatihan yang juga cenderung mendahulukan paling baik dan paling sesuai dengan persyaratan
laki-laki dibandingkan perempuan, walaupun yang diperlukan. Dengan SDM yang dapat
kemampuan dan kapasitas birokrat perempuan menjalankan berbagai fungsinya akan menghasilkan
mungkin melebihi laki-laki. kinerja organisasi yang memberikan manfaat bagi
organisasi dan pegawai itu sendiri. Untuk bisa
Konsep perempuan dalam literatur sering mendapatkan pegawai sesuai dengan yang
dikaitkan dengan istilah feminisme dan gender. dibutuhkan, dapat dilakukan dengan cara
Pada dasarnya, istilah feminisme berkaitan dengan memperbesar program ekspansinya untuk menarik
hak-hak perempuan dan gerakan hak-hal lebih banyak pelamar.
perempuan. Di sini diyakini pentingnya
menyeimbangkan hak dan peluang yang sama bagi Proses seleksi merupakan rangkaian tahap-
perempuan setara dengan laki-laki (Encarta, 2005). tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan
Feminisme juga dikaitkan dengan gerakan-gerakan pelamar mana yang akan diterima. Proses tersebut
untuk memperjuangkan hak-hak perempuan untuk dimulai ketika pelamar melamar kerja dan diakhiri
mendapatkan hak dan peluang yang sama dengan dengan keputusan penerimaan. Proses seleksi
laki-laki. Feminisme adalah cara pandang yang merupakan pengambilan keputusan bagi calon
menempatkan perempuan sebagai manusia. pelamar untuk diterima atau ditolak. Banyak
Mereka mencoba menjawab persoalan-persoalan pertimbangan yang diperlukan untuk memilih orang
perempuan yang tidak bisa dijawab oleh pemikir yang tepat. Pedoman pokok dalam mengadakan
sosial pada saat itu (Poerwandari, dkk, 2004: 2). seleksi adalah spesifikasi jabatan, karena dari
sinilah diketahui kualitas SDM yang dibutuhkan.
Perekrutan pada hakekatnya merupakan Jadi, seleksi adalah kegiatan dalam manajemen
proses menentukan dan menarik pelamar yang SDM yang dilakukan setelah proses perekrutan
mampu untuk bekerja dalam suatu perusahaan selesai dilaksanakan (Veithzal Rivai 2004:170). Hal
atau lembaga pemerintahan (Veithzal Rivai, ini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang
2004:158). Perekrutan juga dapat dikatakan memenuhi syarat untuk kemudian ditetapkan mana
sebagai proses untuk mendapatkan sejumlah SDM yang akan diterima sebagai pegawai elit birokrat
(pegawai) yang berkualitas untuk menduduki suatu dalam pemerintah daerah.
jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan
atau lembaga pemerintahan. Perekrutan adalah Pendidikan dan pelatihan merupakan
langkah awal yang sangat penting bagi penciptaan suatu lingkungan di mana para pegawai
kelangsungan perusahaan atau lembaga dapat memperoleh atau mempelajari sikap,
pemerintahan. Langkah ini akan sangat kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku
menentukan apakah perusahaan atau lembaga yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.
pemerintahan bisa bersaing dalam operasionalnya Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk
atau bahkan menjadi bangkrut. Dengan perekrutan mendapatkan kualitas sumber daya manusia yang
yang benar, akan didapat sumber daya manusia baik dan siap untuk berkompetisi di pasar.
yang unggul dan mampu menjawab tantangan yang Perusahaan atau lembaga pemerintahan menyadari
dihadapi perusahaan atau lembaga pemerintahan. bahwa pegawai bukanlah sapi perah yang hanya
Sebaliknya kalau proses perekrutan sudah tidak dimanfaatkan tenaganya untuk kepentingan
benar, misalnya hanya asal terima saja setiap perusahaan atau lembaga pemerintahan semata.
pelamar yang datang, maka kehancuranlah yang Tetapi pegawai juga menjadi asset perusahaan atau
akan ditemui perusahaan atau lembaga lembaga pemerintahan yang harus selalu
pemerintahan dimaksud. Proses perekrutan ini ditingkatkan kemampuan dan keterampilannya
menjadi tugas dan tanggung jawab utama dari untuk meningkatkan produktivitas dan
departemen SDM. Kualitas sumber daya manusia pelayanannya. Disamping itu juga untuk
perusahaan atau lembaga pemerintahan tergantung mengantisipasi era globalisasi dan pemberlakuan

57
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 55 - 63

pasar bebas serta mengikuti perkembangan ilmu adanya standar manajemen dapat merencanakan,
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi
Pegawai pada dasarnya masih mempunyai kegiatan pelayanan, agar hasil akhir memuaskan
keterbatasan-keterbatasan yang melekat pada pihak yang mendapat layanan.
dirinya, untuk itulah perusahaan atau lembaga Penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan
pemerintahan merancang adanya program faktor-faktor sosial, struktur politiklah yang
pendidikan dan pelatihan untuk mempersempit memainkan peran yang lebih menentukan dalam
keterbatasan yang ada pada pegawainya. rekrutmen anggota birokrat perempuan. Kondisi-
kondisi sosio-ekonomi memainkan peran
Secara umum, partisipasi, atau menentukan dalam rekrutmen anggota legislatif
participate/participation (Inggris) mengandung arti perempuan baik dalam demokrasi yang baru
ikut serta, terlibat, atau mengambil bagian. maupun demokrasi yang telah lama mapan.
Partisipasi juga berarti keterlibatan seseorang Berbagai penelitian mengungkapkan adanya
dalam proses pengelolaan suatu kegiatan. peningkatan diskriminasi gender dalam gaji,
Keterlibatan dimaksud seperti misalnya dalam hal rekrutmen, promosi dan pemecatan, maupun
pengambilan keputusan, pengorganisasian, meningkatnya segregasi profesional dan feminisasi
pengerahan sumber daya, pengawasan, kemiskinan.
penyusunan program, dan pelaksanaan dalam suatu
kegiatan. Veitzhal Rivai (2004: 442) Bagi perempuan agar terpilih masuk ke elit
mengemukakan bahwa partisipasi merupakan cara birokrat, mereka harus melalui tiga rintangan
mendasar untuk membangun dukungan untuk krusial: pertama, mereka perlu menyeleksi dirinya
berubah, mendorong partisipan untuk melakukan sendiri untuk pencalonan; kedua, mereka perlu
diskusi, komunikasi, sugesti untuk melakukan diseleksi sebagai kandidat oleh elit birokrat di
perubahan. Partisipasi menurut Pretty (1995: 4) atasnya; dan ketiga, mereka perlu “diseleksi” oleh
adalah proses tumbuhnya kesadaran terhadap bawahannya.
kesalinghubungan di antara stakeholders yang
berbeda dalam masyarakat, yaitu antara kelompok- Perempuan harus menyeleksi dirinya sendiri
kelompok sosial dan komunitas dengan pengambil jika ingin mencalonkan diri untuk jabatan politik.
kebijakan dan lembaga-lembaga jasa lain. Secara Keputusan ini pada umumnya dipengaruhi oleh dua
sederhana, “partisipasi” dapat dimaknai sebagai faktor: ambisi pribadi dan kesempatan untuk
“the act of taking part or sharing in something”. mencalonkan diri untuk terpilih. Bagi perempuan
Dua kata yang dekat dengan konsep “partisipasi” menyatakan secara terbuka untuk pencalonan diri
adalah “engagement” dan “involvement”. adalah sulit, tetapi ini adalah langkah yang penting
untuk memperoleh keterwakilan wanita di elit
Pelayanan (service) saat ini menjadi salah satu birokrat. Penilaian perempuan atas kesempatannya
perhatian utama baik di sektor pemerintah terlebih dan keinginannya untuk mencalonkan diri akan
lagi di sektor bisnis. Persaingan yang semakin ketat dipengaruhi oleh besarnya kesempatan untuk
mendorong kepada organisasi/perusahaan untuk mencalonkan diri, bagaimana ramahnya budaya
meningkatkan kualitasnya. Seiring dengan organisasi yang akan mendukung pencalonannya,
perubahan yang terjadi di sisi perilaku dan dan taksiran mengenai sumberdaya yang dapat
kebutuhan konsumen, adanya perkembangan dimanfaatkan untuk membantu "kampanye"
teknologi dan era globalisasi maka pelayanan pun pencalonannya jika dia memutuskan untuk
berubah secara cepat menyesuaikan diri dengan mencalonkan diri. Salah satu faktor penting yang
perkembangan tersebut. Kaitannya dengan public secara serius dapat membantu meningkatkan
service, pelayanan berarti melayani suatu jasa yang jumlah perempuan yang berkaitan dengan
dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala bidang. pencalonan dirinya adalah tahap di mana suatu
Kegiatan pelayanan kepada masyarakat ini negara mempunyai organisasi atau gerakan
merupakan salah satu tugas dan fungsi administrasi perempuan yang secara khusus memfokuskan
negara. Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh kegiatannya pada isu-isu perempuan.
karena itu dapat ditetapkan standar baik dalam
waktu yang diperlukan, maupun hasilnya. Dengan

58
Rekrutmen, Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan Birokrat Perempuan dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Pemerintahan
Kota Bandar Lampung (Ida Farida)

Dalam sistem yang berorientasi birokratik, menentukan. Dari segi pendidikan, perempuan
seleksi kandidat dilakukan secara rinci, eksplisit, memiliki kualitas seperti laki-laki, tetapi kualifikasi
sesuai standar dan selanjutnya tidak perempuan dinilai rendah dan diminimalkan dalam
mempertimbangkan mereka yang berada dalam sistem birokrasi yang didominasi oleh laki-laki.
posisi kekuasaan. Norma-norma dan peraturan-
peraturan kepegawaian akan mempengaruhi cara Dengan proses perekrutan, seleksi, dan
lembaga melaksanakan proses nominasi yang pendidikan-pelatihan yang adil dan proporsional,
sebenarnya. Bagi perempuan, sistem yang partisipasi birokrat perempuan meningkat. Pada
mendasarkan pada birokrasi, yang menggabungkan gilirannya semua itu akan meningkatkan pelayanan
peraturan-peraturan yang menjamin representasi publik perkotaan. Kerangka pikir dalam penelitian
perempuan merupakan suatu kemajuan yang ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Var. X Var. Y

Perekrutan

Seleksi
Pelayanan
Publik
Perkotaan
Pendidikan

Pelatihan

Gambar 1. Kerangka Pikir

METODE sumber-sumber penarikan, dan 3) metode


penarikan.
Metode penelitian yang digunakan dalam 2) Variabel Seleksi (X2) diukur dengan
penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan menggunakan skala ordinal yang mencakup
menggunakan teknik analisis yang sesuai untuk indikator-indikator 1) pendekatan seleksi, 2)
melihat hubungan antara variabel bebas dan metode seleksi, dan 3) materi seleksi.
terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh 3) Variabel Pendidikan (X3) diukur dengan
birokrat di Pemerintah Kota Bandar Lampung menggunakan skala ordinal yang mencakup
sebanyak 1.181 orang. Sampel yang diperoleh dari indikator-indikator 1) tujuan pendidikan, 2)
jumlah populasi sebanyak 1.181 orang adalah bentuk/jenis pendidikan dan lamanya masa
sebanyak 290 responden. pendidikan, 3) materi, metode, media, dan
evaluasi pendidikan, 4) kualifikasi instruktur.
Variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini 4) Variabel Pelatihan (X4) diukur dengan
adalah sebagai berikut: menggunakan skala ordinal yang mencakup
1) Variabel Perekrutan (X1) diukur dengan indikator-indikator 1) tujuan pelatihan, 2)
menggunakan skala ordinal yang mencakup bentuk/jenis pelatihan dan lamanya masa
indikator-indikator 1) dasar penarikan, 2)

59
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 55 - 63

pelatihan, 3) materi, metode, media, dan Untuk melakukan hubungan korelatif pada
evaluasi pelatihan, 4) kualifikasi instruktur. penelitian ini digunakan teknik analisis jalur
5) Variabel Pelayanan, yang terdiri dari 1) sehingga dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel
tangible, 2) reliability, 3) responsiveness, 4) terhadap variabel lainnya.
assurance, dan 5) empathy.
Teknik pengumpulan data yang akan HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam penelitian ini adalah Pengamatan
langsung (observasi), studi dokumentasi, Studi Dari hasil perhitungan didapatkan gambaran
literatur, dan penyebaran angket. Sebelum bahwa perekrutan pegawai perempuan di
dilakukan pengumpulan data melalui angket yang lingkungan Pemerintahan Kota Bandar Lampung
disebarkan kepada responden dilakukan uji validitas adalah sebesar 79,13%, yang tergolong “tinggi”.
dan uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian. Secara rinci, rata-rata dari masing-masing aspek
Data kuantitatif dalam penelitian ini dianalisis dalam variabel Perekrutan (dengan skor minimal 1
dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). dan maksimal 5) disajikan sebagai berikut.

Tabel 1. Rata-Rata Capaian Setiap Aspek dalam Variabel X1

No Aspek Variabel Perekrutan Rata-Rata Capaian


1 Dasar Penarikan 4,10
2 Sumber Penarikan 3,99
3 Metode Penarikan 3,78
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2009)

Gambaran seleksi pegawai perempuan di rinci, rata-rata dari masing-masing aspek dalam
lingkungan Pemerintahan Kota Bandar Lampung variabel Seleksi (dengan skor minimal 1 dan
adalah 78,58%, yang tergolong “tinggi”. Secara maksimal 5) disajikan sebagai berikut.

Tabel 2. Rata-Rata Capaian Setiap Aspek dalam Variabel X2


Rata-Rata
No Aspek Variabel Seleksi Capaian
1 Pendekatan Seleksi 4,10
2 Metode Seleksi 3,99
3 Materi Seleksi 3,78
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2009)

Gambaran pendidikan perempuan di rinci, rata-rata dari masing-masing aspek dalam


lingkungan Pemerintahan Kota Bandar Lampung variabel Pendidikan (dengan skor minimal 1 dan
adalah 77,21%, yang tergolong “tinggi”. Secara maksimal 5) disajikan sebagai berikut.

Tabel 1. Rata-Rata Capaian Setiap Aspek dalam Variabel X3


Rata-Rata
No Aspek Variabel Pendidikan Capaian
1 Tujuan 3,89
2 Bentuk/Jenis/Lama 3,86
3 Materi, Metode, Media, Evaluasi 3,91
4 Kualifikasi Instruktur 3,70
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2009)

Gambaran pelatihan perempuan di lingkungan sebesar 80,88%, yang tergolong “sangat tinggi”.
Pemerintahan Kota Bandar Lampung adalah Secara rinci, rata-rata dari masing-masing aspek

60
Rekrutmen, Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan Birokrat Perempuan dalam Meningkatkan Pelayanan Publik di Pemerintahan
Kota Bandar Lampung (Ida Farida)

dalam variabel Pelatihan (dengan skor minimal 1 dan maksimal 5) disajikan sebagai berikut.

Tabel 2. Rata-Rata Capaian Setiap Aspek dalam Variabel X4


Rata-Rata
No Aspek Variabel Pelatihan Capaian
1 Tujuan 4,10
2 Bentuk/Jenis/Lama 4,06
3 Materi, Metode, Media, Evaluasi 4,01
4 Kualifikasi Instruktur 4,02
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2009)

Gambaran partisipasi perempuan di lingkungan Secara rinci, rata-rata dari masing-masing aspek
Pemerintahan Kota Bandar Lampung adalah dalam variabel Partisipasi (dengan skor minimal 1
sebesar 81,30%, yang tergolong “sangat tinggi”. dan maksimal 5) disajikan sebagai berikut.

Tabel 3. Rata-Rata Capaian Setiap Aspek dalam Variabel Y


Rata-Rata
No Aspek Variabel Partisipasi Capaian
1 Social Participation 4,10
2 Advocacy Participation 4,03
3 Functional Participation 4,06
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2009)

Gambaran pelayanan perempuan di lingkungan Secara rinci, rata-rata dari masing-masing aspek
Pemerintahan Kota Bandar Lampung adalah dalam variabel Pelayanan (dengan skor minimal 1
sebesar 80,31%, yang tergolong “sangat tinggi”. dan maksimal 5) disajikan sebagai berikut.

Tabel 4. Rata-Rata Capaian Setiap Aspek dalam Variabel Z


Rata-Rata
No Aspek Variabel Pelayanan Capaian
1 Tangible 4,05
2 Reliability 3,98
3 Responsiveness 4,05
4 Assurance 3,92
5 Empathy 4,07
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2009)

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh


informasi objektif bahwa model pertama yang Dilihat dari analisis jalurnya, variabel
diajukan menunjukkan kesesuaian (fit) dengan Perekrutan (X1) merupakan variabel yang paling
data. Berdasarkan hasil uji-F dan uji-T, terhadap besar pengaruhnya terhadap variabel endogen
koefisien jalur empirik, hipotesis penelitian dapat Pelayanan Publik (Y), diikuti dengan variabel Seleksi
diterima karena melalui pengujian koefisien jalur, (X2), Pendidikan (X3), dan terakhir Pelatihan (X4).
koefisien jalur X1, X2, X3, dan X4 ke Y secara statistik Demikian pula, berdasarkan hasil analisis data
bermakna (masing-masing sebesar 0,3167; 0,2850; diperoleh informasi objektif bahwa model kedua
0,2263; dan 0,1031). Ini berarti variabel-variabel dan ketiga yang diajukan menunjukkan kesesuaian
Perekrutan (X1), Seleksi (X2), Pendidikan (X3), dan (fit) dengan data. Berdasarkan hasil uji-F dan uji-T,
Pelatihan (X4) secara positif dan signifikan terhadap koefisien jalur empirik, hipotesis penelitian
berpengaruh terhadap Pelayanan publik (Y) di dapat diterima karena melalui pengujian koefisien
lingkungan Pemerintahan Kota Bandar Lampung. jalur, koefisien jalur X1, X2, X3, X4, ke Y secara

61
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 55 - 63

statistik bermakna (masing-masing sebesar 0,1733; Manajemen SDM (perekrutan, seleksi,


0,1801; 0,1114; 0,1288 dan 0,3830). Ini berarti pendidikan dan pelatihan) berpengaruh positif dan
variabel-variabel Perekrutan (X1), Seleksi (X2), signifikan terhadap variabel Pelayaanan Publik di
Pendidikan (X3), Pelatihan (X4), secara positif dan lingkungan Pemerintahan Kota Bandar Lampung.
signifikan berpengaruh terhadap Pelayanan Publik Variabel eksogen yang memiliki pengaruh terbesar
(Y) di lingkungan Pemerintahan Kota Bandar terhadap Pelayanan Publik adalah variabel
Lampung. Perekrutan, sedangkan yang memiliki pengaruh
terkecil adalah variabel Pelatihan.
Dilihat dari analisis jalurnya, variabel Peyanan
Publik (Y) merupakan variabel yang paling besar Manajemen SDM (perekrutan, seleksi,
pengaruhnya terhadap variabel Seleksi (X2), pendidikan dan pelatihan) berpengaruh positif dan
Perekrutan (X1), Pelatihan (X4) dan terakhir signifikan terhadap variabel Pelayanan di
Pendidikan (X3). lingkungan Pemerintahan Kota Bandar Lampung.
Variabel eksogen yang memiliki pengaruh terbesar
Secara umum, temuan ini menunjukkan bahwa terhadap Pelayanan adalah variabel Pendidikan.
aspek Perekrutan merupakan aspek yang penting
dalam menentukan tingkat partisipasi pegawai Secara langsung, variabel Pelayanan berpengaruh
untuk bekerja dan berhubungan dengan positif dan signifikan terhadap variabel Pelayanan.
masyarakat. Partisipasi yang lebih baik dapat
terjalin apabila didukung oleh pendidikan dan
DAFTAR PUSTAKA
pelatihan yang tepat. Lebih dari itu, partisipasi
pegawai dalam bekerja dan berhubungan dengan
Encarta. 2005. Encarta Thesaurus. www.-
masyarakat sangat penting untuk mendukung
encarta.com
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Poerwandari.2004. Dimensi – Dimensi Pengalaman
SIMPULAN Perempuan dan Penelitian Feminis.
Woman Research Institute (WRI).
Manajemen SDM (perekrutan, seleksi, http://www.wri.or.id
pendidikan dan pelatihan) di lingkungan
Pemerintahan Kota Bandar Lampung tergolong ke Pretty ,J. 1995. Regenerative Agriculture Policies
dalam kategori “tinggi/baik”. Artinya, secara and Practies for Sustainability and
keseluruhan, pengembangan pegawai sudah Selfreliance. London, Earthscan, ( Dalam:
dilakukan sesuai standar yang berlaku, walaupun R Ramires. Participatory Learning and
dalam beberapa tingkat tertentu masih dianggap communication Approaches for Managing
menghambat pengembangan pegawai, yang Pluralisme.
sifatnya lebih pribadi ketimbang administratif atau http://www.fao.org/documents/show-
organisasional. Partisipasi pegawai dalam bekerja cdr.asp?url
dan berhubungan langsung dengan masyarakat file=/DOCREP/W8827E/w8827e08.htm.,
termasuk pada kategori “sangat baik”, yang berarti 17 Agustus 2008 ).
bahwa pegawai mempersepsi bahwa mereka ingin
lebih berpartisipasi dalam bekerja dan membantu Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000. Tentang
masyarakat. Pelayanan yang diberikan kepada Pengarusutamaan Gender dalam
masyarakat dipersepsi oleh pegawai termasuk pada Pembangunan Nasional. Bandung : Citra
kategori “sangat baik”, yang berarti bahwa pegawai Umbara
melihat bahwa pelayanan yang selama ini diberikan
sudah sesuai dengan harapan. Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke
Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

62

Anda mungkin juga menyukai