DZIKIR
DZIKIR
Prodi : S1 Keperawatan
Lokal : B/III
A. Pengertian Dzikir
KATA DZIKIR berasal dari bahasa Arab, adz-dzikr yang berarti mengingat, mengucap
atau menyebut, dan berbuat baik. Jika kata dzikir dikaitkan dengan Islam, maka memiliki
pengertian:
Dzikir berarti mengingat dan menyebut asma Allah SWT. Misalnya dengan
membaca: tahlil/tauhid, tasbih, istighfar, atau sholawat, dan juga berdoa kepada Allah
SWT. Sebab dengan berdoa manusia menyadari bahwa alam semesta dan seluruh
isinya ini milik Allah SWT. Karena itu untuk mewujudkan segala keinginan, dan cita-
citanya, manusia butuh pertolongan-Nya.
Dzikir berarti berbuat baik (beramal saleh) dalam rangka mendekatkan diri kepada
Allah SWT sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rosulullah saw. Beberapa di
antaranya adalah: berbakti kepada orang-tua; berlaku jujur, objektif, dan adil;
menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, sekalipun kita tidak
mengenalnya dengan baik; serta mengajak kepada kebaikan, dan melarang terjadinya
kemungkaran;
Dzikir merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam. "Wahai or¬ang-orang yang beriman,
ingatlah kepada Allah dengan mengingat (nama- Nxja) sebanyak-banyaknya, dan
bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang." (QS. 33/Al-Ahzab: 41-42)
2. Allah SWT telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar bagi mereka
yang berdzikir.
Allah SWT berfirman:
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-
Ahzab: 35)
1. Orang yang berdzikir adalah orang yang hidup hatinya dan sebaliknya.
“Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat
Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” [HR. Bukhari
dan Muslim].
Dalam riwayat Muslim disebutkan;
2. Akan diliputi oleh para Malaikat, ketenangan dan Allah akan menyebut
mereka di hadapan para malaikat di langit.
َوذَك ََر ُه ُم هللاُ ِفي َم ْن، ُس ِكينَة َّ َو َغ ِش َيتْ ُه ُم،ُ ِإ َّال َح َّفتْ ُه ُم ْال َم ََل ِئ َكة،َ) َال َي ْقعُد ُ قَ ْوم َيذْ ُك ُرونَ هللا
ْ َ َونَزَ ل،ُالرحْ َمة
َّ ت َعلَ ْي ِه ُم ال
(ِع ْندَه
“Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah, melainkan mereka
dinaungi oleh para malaikat, diliputi oleh rahmat, turun kepada mereka
ketengan dan Allah SWT menyebut-nyebut mereka di hadapan para
malaikat (di langit).” (HR. Muslim)
ِ ق الذَّ َه
ب ِ َوأ َ ْرفَ ِع َها فِي دَ َر َجا ِت ُك ْم َو َخيْر لَ ُك ْم ِم ْن إِ ْنفَا، َوأ َ ْزكَاهَا ِع ْندَ َم ِلي ِك ُك ْم، )أَالَ أُنَبِئ ُ ُك ْم بِ َخي ِْر أ َ ْع َما ِل ُك ْم.5
ِ ِذ ْك ُر هللا:َ قَال. بَ َلى: َو َخيْر َل ُك ْم ِم ْن أَ ْن ت َْلقَ ْوا َعد َُّو ُك ْم فَتَض ِْربُوا أ َ ْعنَاقَ ُه ْم َويَض ِْربُوا أ َ ْعنَاقَ ُك ْم ؟ قَالُوا،ق ِ الو ِر
َ َو
(ت َ َعالَى
“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sebaik-baik amal, lebih suci
di sisi Allah, akan mengangkat derajat kalian, ia lebih baik daripada berinfak
dengan emas dan perak dan lebih baik bagi kalian dari pada bertemu dengan
musuh lalu kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal lehar
kalian?” mereka menjawab, tentu. Beliau SAW bersabda: “Dzikir kepada
Allah SAW.” (HR. Bukhari dan Muslim)
1. dzikir dengan lisan (dzikr bil al-lisan), yakni membaca atau mengucapkan
kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain sebagainya dengan bersuara.
2. dzikir dalam hati (dzikr bi al cjolb), yakni membaca atau mengucapkan kalimat-
kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain sebagainya dengan membatin. Tanpa
mengeluarkan suara. Sebagian ulama menafsirkan dzikir dalam hati ini, adalah
bertafakkur (memikirkan/merenungi) berbagai ciptaan Allah SWT dan
kenikmatannya dengan penuh keyakinan, dan perasaan tulus. Inilah dzikir yang
dianjurkan oleh Rosulullah saw. Sebab itulah sebaik-baik dzikir kepada Allah
SWT.
Tentang dzikir panca indra ini, sebagian ulama tasawuf memiliki pengertian dan
konsep yang berbeda. Yakni melalui tujuh penjuru panca indra.
a. dzikir kedua mata dengan menangis;
b. dzikir kedua telinga dengan mendengarkan hal-hal yang baik, dan
menghindari mendengarkan pembicaraan yang tiada guna;
c. dzikir lidah dan mulut dengan mengucapkan puji-pujian kepada Allah
SWT;
d. dzikir hati dengan penuh rasa takut dan harap kepada Allah SWT;
e. dzikir ruh dengan tawakkal (berserah diri) kepada Allah SWT dan rela
atas segala keputusannya;
f. dzikir badan dengan memenuhi berbagai kewajiban; dan
g. dzikir kedua tangan dengan bersedekah.
Dzikir dengan panca indra ini disebut juga dzikir fi’il, yaitu mengingat
Allah dengan perbuatan. Misalnya, melaksanakan ibadah (sholat, puasa,
dan lain-lainnya), menuntut ilmu, menengok orang sakit, bekerja mencari
rezeki yang halal, mencegah kemungkaran, menyuruh orang berbuat baik,
dan lain sebagainya.
اركْتَ َر َّبنَا َوت َ َعالَيْتَ َيا ذَاا ْل َجالَ ِل َواْ ِإلك َْر ِام
َ َتَب
ALLOHUMMA AN(g)TASSALA_MU WA MIN(g)KASSALA_MU WA
ILAIKA YA'UWDUSSALA_M(u), FA'HAYYINA_ ROBBANA_
BI_SSALA_MU WA ADKHILNALJANNATA DA_ROSSALA_MI
TABA_ROKTA ROBBANA_ WA TA'A_LAITA YA_DZA_LJALA_LI
WAL IKRO_M(i)
الر ِجي ِْم
َّ ان َّ أَع ُْوذُ ِباهللِ ِمنَ ال
ِ ش ْي َط
A'UUDZU BI_LLAHIMINASY-SYAITHO_NIRROJIIM(i)
ِاَ ْل َح ْم ُد ِهلل
SUB'HA_NALLOHI WABI'HAMDIHI DA 'IMAN ABADAN
AL'HAMDULILLAH(i)
AL'HAMDULILLAH (Dibaca 33x)
َ اْل َح ْم ُد ِهللِ ع
َلى ُك ِ ِّل حَا ٍل َوفِي ُك ِ ِّل حَا ٍل َوبِنِ ْع َم ِة يَا ك َِر ْي ُم
ُ لَهُ اْل ُم ْلك،ُ َّلَ ِإلَهَ ِإَّلَّ هللاُ َوحْ َد ُه َّلَ ش َِر ْيكَ لَه،ًس ْب َحانَ هللاِ بُك َْرةً َوأَ ِص ْيال
ُ هللاُ أ َ ْك َب ُر َك ِبي ًْرا َواْل َح ْم ُد ِهللِ َك ِثي ًْرا َو
َوَّلَ ح َْو َل َوَّلَ قُ َّوةَ إَِّلَّ بِاهللِ اْلعَ ِل ِِّي اْلعَ ِظي ِْم.ع َلى ُك ِ ِّل ش َْيءٍ قَ ِديْر
َ َولَهُ اْل َح ْم ُد يُحْ يِي َويُ ِميْتُ َوه َُو
ْ َأ
َ َ ِإنَّ هللا،(ست َ ْغ ِف ُر هللاَ اْل َع ِظ ْي َم )ثالث مرات
D. غفُ ْور َر ِحيْم
ASTAGHFIRULLOHAL_'ADZHIIM(A) (Dibaca 3x), INNALLOHA
GHOFUURURO'HIIM(u)
ُض ُل ال ِذِّك ِْر فَا ْعلَ ْم أَنَّه
َ أَ ْف