Anda di halaman 1dari 3

Analisis yang digunakan untuk yaitu menggunakan aplikasi EPANET.

Epanet bergunakan
untuk mengsimulasikan, dan melihat kecendrungan air yang mengalir dalam pipa. Untuk
menganalisis revitalisasi pipa tebing tinggi, diperlukan beberapa data untuk mendapatkan
pendekatan yang maksimal. Adapun data data yang dibutuh yaitu cakupan daerah
pelayanan, elevasi, kebutuhan pompa, diameter pipa, panjang pipa, tank sementara dan
reservoir. Setelah dilakukan peng inputan data menunjukkan ‘’success”. Successful
menunjukkan air mengalir didalam pipa dan tidak ada arus balik atau tekanan yang
berlawanan. Gambar diatas adalah jaringan pipa distribusi utama (JDU) yang memiliki
panjang ± 70 𝑘𝑚. Terlihat pada gambar, tekanan air masih berada di bawah standar yaitu
100m. Selain itu, kecepatan air di dalam pipa juga berada pada kisaran 0,6 – 1,1 m/s. Dapat
disimpulkan kecepatan aliran sesuai dengan kriteria desain yaitu sebesar 0,3 – 3m/s. Apabila
kurang dari 0,3 akan terjadi pengendapan air pada pipa. Apabila melebihi 3m/s maka akan
terjadi pengikisan pada pipa.
Dalam simulasi ini kita juga menganalisa aliran air dari unit intake menuju IPA dengan jarak
sepanjang 5,5 km dan menggunakan pompa dengan kapasitas 300 l/dt dan head 70 m.
analisa epanet ini sudah menggunakan Analysis Option format LPS (Litre per Second).
Adapun penggunaan diameter pipa yaitu menggunakan pipa HDPE dengan diameter 400
mm

Dari gambar menunjukkan kisar kecepatan aliran berkisar 0,5-1.5 m/s. Dari kecepatan aliran
tersebut sesuai dengan kriteria desain yaitu sebesar 0,3 – 3m/s. Apabila kurang dari 0,3
akan terjadi pengendapan air pada pipa. Apabila melebihi 3m/s maka akan terjadi
pengikisan pada pipa.
Penggunaan pipa HDPE dengan kode pipa PN 10 menunjukkan bahwa mampu menahan
pipa sebesar 10 bar atau 100m. Dari gambar diatas menunjukkan bahwa tekanan sesuai
dengan kriteria yang diperbolehkan yaitu 0-100m.

Anda mungkin juga menyukai