Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN KECEMASAN (ANSIETAS)

Nama : Nn.D
Pertemuan :1
SP :1
Nn.D berusia 17 tahun tinggal di jalan Sudirman gang Senopati 71, Denpasar. Ia di bawa ke
rumah sakit dengan alasan ibu klien mengatakan bahwa Nn.D sudah beberapa hari tidak nafsu
makan, sulit tidur, dan gelisah. Klien selalu memikirkan soal ujian nasional yang akan keluar.
Dia sering bilang kalau dia takut mendapatkan nilai jelek apalagi sampai tidak lulus. Klien juga
terlihat kurang bersemangat dalam belajar. Saat dilakukan pengkajian klien tampak lesu, mata
klien juga terlihat sayu.

A. Proses Keperawatan
1. Data Subjektif :
- Klien mengatakan sering insomnia
- Klien mengatakan sering merasa ketakutan
- Klien mengatakan sering lupa ketika mengerjakan sesuatu
- Klien mengatakan jantungnya sering berdegup kencang
- Klien mengatakan dia sering gelisah
2. Data Objektif :
- Saat diukur tekanan darah pasien tinggi
- Klien terlihat tampak pucat
- Wajah klien terlihat tegang
- Ketika berbicara klien tampak gugup
3. Diagnosa Keperawatan : Ansietas berat
4. Tujuan keperawatan
Tujuan Umum
Klien dapat mengurangi ansietasnya sampai tingkat sedang atau ringan
Tujuan khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu mengenali ansietas
c. Klien mampu menjelaskan situasi yang menimbulkan cemas
5. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya. Dalam membina hubungan saling percaya perlu
dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.Tindakan yang harus
dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah :
- Mengucapkan salam terapeutik
- Berjabat tangan
- Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi)
- Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai. Menjelaskan tujuan
interaksif.Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. Bantu pasien mengenal ansietas.
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
- Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
- Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
- Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, dan adik, saya perawat Fitri yang bertugas diruang Cempaka pada pagi
hari ini. Boleh saya tau siapa nama ibu? Dan adik senang dipanggil siapa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Adik hari ini? semalam tidurnya nyenyak?”
c. Kontrak :
 Topik
“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang kecemasan dan latihan cara
mengontrol cemas dengan latihan relaksasi”
 Waktu
“Berapa lama adik punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau
20 menit saja”
 Tempat
“Dimana adik mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah, Bagaimana jika diruangan
ini saja kita berbincang-bincang”
 Tujuan
“Agar adik dapat mengetahui kecemasan yang adik rasakan serta cara mengatasinya”
2. Fase Kerja
“Sekarang coba adik ceritakan apa yang adik rasakan saat ini”
“Coba adik ceritakan pada saya”
“Jadi adik merasa cemas dengan ujian nasional yang akan datang 2 bulan lagi, biasanya kalau
di rumah apa yang adik lakukan pada saat jenuh belajar?”
“Bisa kita diskusikan apa yang membuat adik gelisah menghadapi ujian nasional?”
“Apakah sebelumnya adik pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan? lalu
bagaimana cara adik mengatasinya?”
“Wah, baik sekali adik dapat mengatasi masalah tersebut. Saya yakin, untuk masalah
kecemasan ini adik pasti dapat melewatinya.”
“Saya mengerti bagaimana perasaan adik. Untuk mengatasinya adik perlu melakukan terapi
disaat adik merasakan perasaan cemas.. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat
kecemasan adik. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan adik dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk
mengurangi kecemasan yang adik rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang? Saya akan berikan contoh, adik perhatikan saya,
lalu adik bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya dik. Adik silakan duduk
dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, adik tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu
tahan nafas kemudian dalam hitungan tiga adik hembuskan udara melalui mulut secara
perlahan. Sekarang coba adik praktikkan”
“Bagus sekali, adik sudah mampu melakukannya. adik bisa melakukan latihan ini selama 5
sampai 10 kali sampai adik merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi
kecemasan adik, adik bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan adik melepas
kecemasan dengan tertawa, berolahraga, menulis kecemasan ibu disebuah kertas,bersantai
seperti jalan-jalan atau ibu juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
 Subyektif
”Bagaimana perasaan adik setelah kita ngobrol tentang masalah yang adik rasakan dan
latihan relaksasi?”
 Obyektif
”Coba adik ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.”
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Jam berapa adik akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian adik. Jadi, setiap adik merasa cemas, adik bisa
langsung praktikkan cara ini”
c. Kontrak yang akan datang
 Topik
“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan yang adik rasakan,
bagamana jika kita latihan kembali besok dik? Jangan lupa ibu mencoba teknik yang lain untuk
mengurangi kecemasan adik ya”
 Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam yang sama seperti hari
ini. Berapa lama adik punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana
kalau 20 menit saja”
 Tempat
“Mau latihan dimana kita dik? Bagaimana jika disini lagi ? Apa masih ada yang mau
ditanyakan adik dan Ibu?”
”Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang.”
Penerapan Komunikasi Terapeutik
Nn.D berusia 17 tahun tinggal di jalan Sudirman gang Senopati 71, Denpasar. Ia di bawa ke
rumah sakit dengan alasan ibu klien mengatakan bahwa Nn.D sudah beberapa hari tidak nafsu
makan, sulit tidur, dan gelisah. Klien selalu memikirkan soal ujian nasional yang akan keluar.
Dia sering bilang kalau dia takut mendapatkan nilai jelek apalagi sampai tidak lulus. Klien juga
terlihat kurang bersemangat dalam belajar. Saat dilakukan pengkajian klien tampak lesu, mata
klien juga terlihat sayu.

Pagi itu ada seorang perawat datang ke ruangan Nn. D.

Tehnik
Percakapan Komunikasi Sikap
Terapeutik
Fase Orientasi
Perawat :”Selamat pagi (tersenyum) ibu, dan Membungkuk
adik, saya perawat Fitri yang ke pasien dan
bertugas diruang Cempaka pada keluarga dan
pagi hari ini. Boleh saya tau siapa tersenyum
nama ibu? Dan adik senang
dipanggil siapa?”
Keluarga : “Nama saya Ibu Lurah, ini anak Menatap kea
saya” rah perawat

Pasien : “Panggil saja Diah”

Perawat : Baiklah ibu Lurah, dan juga adik Berhadapan,


Diah tujuan saya datang ke sini saling focus
adalah untuk mengetahui kondisi
adik saat ini. Bagaiamana kalau kita
berbincang-bincang mengenai
perasaan adik Diah saat ini? Kira-
kira sekitar 20 menit, apakah ibu
dan adik bersedia?
Pasien & Keluarga : iya, saya bersedia sus Menganggukk
an kepala
Perawat : Baik, jadi ibu dan adik ingin Berhadapan,
berincang-bincang di mana? saling focus

Pasien : “Disini saja.” wajah terlihat


cemas dan
bingung
Fase Kerja
Perawat : “Baiklah, apakah ibu dan adik Pandangan
merasa nyaman berada di tempat ini menuju pasien
?”
Pasien dan keluarga : “iya sus,” Mengangguk
kepala
Perawat : “Baiklah, jadi bagaimana Listening Saling
perasaan adik hari ini? semalam menatap
tidurnya nyenyak?”

Pasien : “Saya cemas sus, semalam saya


tidak bisa tidur dan merasa gelisah,
saya memiirkan ujian nasional
yang akan datang 2 bulan lagi, saya
merasa tidak siap”

Perawat : Jadi adik merasa cemas dengan


ujian nasional yang akan datang 2
bulan lagi, biasanya kalau di rumah
apa yang adik lakukan pada saat
jenuh belajar?

Keluarga : Biasanya dia menonton tv sus,


atau pergi ke tempat wisata alam
bersama teman-temannya, namun
semenjak akhir-akhir ini dia jarang
ikut.
Perawat : Bisa kita diskusikan apa yang
membuat adik gelisah menghadapi
ujian nasional?

Pasien : iya saya cemas sus, karena latihan


soal yang selama ini saya lakukan
selalu saja mendapat nilai yang
kurang, bahkan saya gagal dalam
try out kemarin. Saya takut nanti
saya tidak lulus.

Keluarga : anak saya terlalu memikirkan


mengenai ujian nasional sus,
padahal saya sudah memberitahu
agar tetap rileks, saya juga bingung
harus bagaimana

Perawat : Apakah sebelumnya adik pernah


mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan? lalu bagaimana
cara adik mengatasinya?

Pasien : pernah sus, saya pernah stress


ketika ujian praktikum di
laboratorium. Saat itu saya hanya
berlatih bersama teman-teman
saya. dan berlatihnya juga sekalian
dengan rekreasi, sehingga saya
dapat mengatasi stress saya
tersebut.

Perawat : “Wah, baik sekali adik dapat


mengatasi masalah tersebut. Saya
yakin, untuk masalah kecemasan
ini adik pasti dapat melewatinya.”
Keluarga : iya sus, saya berharap anak saya
tidak terpuruk dengan keaaaan saat
ini

Pasien : Jadi, apa yang harus saya lakukan


sus? Saya masih cemas, bahkan
sampai sulit tidur dan juga tidak
ingin makan

Perawat : “Saya mengerti bagaimana Broad Opening Fokus dan


perasaan adik. Untuk mengatasinya tetap rileks
adik perlu melakukan terapi disaat sambil
adik merasakan cemas. Terapi ini memegang
akan membantu menurunkan pundak klien
tingkat kecemasan adik. Bagaimana
kalau sekarang kita coba mengatasi
kecemasan adik dengan latihan
relaksasi dengan cara tarik nafas
dalam, ini merupakan salah satu
cara untuk mengurangi kecemasan
yang adik rasakan”

Pasien : “ baiklah sus.”

Perawat : “Bagaimana kalau kita latihan


sekarang? Saya akan berikan contoh, adik
perhatikan saya, lalu adik bisa mengikuti cara
yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya dik. Adik
silakan duduk dengan posisi seperti saya.
Pertama-tama, adik tarik nafas dalam perlahan-
lahan, setelah itu tahan nafas kemudian dalam
hitungan tiga adik hembuskan udara melalui
mulut secara perlahan. Sekarang coba adik
praktikkan”
Pasien : “baik sus.(melakukan tindakan
yang diberikan oleh perawat
dengan baik)”

Perawat : “Bagus sekali, adik sudah mampu


melakukannya. Adik bisa melakukan
latihan ini selama 5 sampai 10 kali
sampai adik merasa relaks atau
santai. Selain cara tersebut untuk
mengatasi kecemasan adik, adik bisa
melakukan dengan metode
pengalihan yaitu dengan adik
melepas kecemasan dengan tertawa,
berolahraga, menulis kecemasan adik
disebuah kertas, bersantai seperti
jalan-jalan atau adik juga bisa
mengatasinya dengan mendengarkan
musik.”
Pasien : “oh begitu ya sus. Baiklah saya akan
mencobanya”

Fase Terminasi
Perawat : ”Bagaimana perasaan adik setelah Pandangan
kita ngobrol tentang masalah yang fokus pada
adik rasakan dan latihan relaksasi?” pasien

Pasien : “ Saya merasa lebih rileks dari


sebelumnya sus. Dan bisa sedikit
mengurangi kecemasan saya.”

Keluarga : “terima kasih sudah membantu anak


saya sus”
Perawat : ”iya adik, coba adik ulangi lagi cara Klarifikasi Membungkuk
yang sudah kita pelajari.” ke arah pasien

Pasien : “tarik nafas dalam perlahan-lahan, Terlihat lebih


setelah itu tahan nafas dalam hitungan rileks
tiga setelah itu hembuskan udara
melalui mulut secara perlahan.
melakukan latihan ini selama 5 sampai
10 kali (melakukan kembali teknik
relaksasi dengan baik)

Perawat : “Jam berapa adik akan berlatih lagi


melakukan cara ini? Mari, kita masukkan dalam
jadwal harian adik. Jadi, setiap adik merasa
cemas, adik bisa langsung praktikkan cara ini”
Pasien : “Mungkin sekitar 1 jam lagi sus. Baiklah Sambil
sus.” mengangguk
kepala
Perawat : “Cara yang kita praktikkan tadi baru pertahankan
mengurangi sedikit kecemasan yang adik sikap terbuka
rasakan, bagamana jika kita latihan kembali
besok dik? Jangan lupa adik mencoba teknik
yang lain untuk mengurangi kecemasan adik ya”

Pasien : “Baik sus”


Perawat : “Bagaimana kalau kita latihan cara
yang kedua ini besok, dengan jam yang sama
seperti hari ini. Berapa lama adik punya waktu
untuk berbincang-bincang dengan saya besok?
Bagaimana kalau 20 menit saja?”

Pasien : “Iya sus terserah suster saja.”


Perawat :“Mau latihan dimana kita Mempertahan
dik? Bagaimana jika disini lagi ? Apa masih ada kan kontak
yang mau ditanyakan adik dan Ibu?” mata
Pasien dan Keluarga : “Tidak, terimakasih ya sus
untuk penjelasannya.”
Perawat : “Baiklah kalau tidak ada saya pamit
dulu. Selamat siang.”
Pasien dan Keluarga : “Iya sus, terima kasih.”

Anda mungkin juga menyukai