Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Histologi Ovarium 6,8,9

.Ovarium merupakan salah satu organ sistem reproduksi wanita, yang berlokasi

pada pelvis yang menyokong uterus menutupi dinding lateral pelvis, di belakang

ligament dan bagian anterior dari rektum. Kedua ovarium terletak dikedua sisi uterus

dalam rongga pelvis. Selama masa reproduksi ovarium mempunyai ukuran 4 x 2,5 x 1,5

cm.

Ovarium bertanggung jawab atas pelepasan gamet dan produksi hormon

steroid:estrogen dan progesteron. Terjadi aktivitas terintegrasi berkesinambungan

dan berulang dalam hal proses maturasi folikel, ovulasi , pembentukan korpus

luteum dan regresi. Terdiri dari 3 bagian utama : Kortex luar, Central medulla, Rete

ovari (Hilum)! perlekatan ovari dengan mesovarium, terdiri atas saraf, pembuluh

darah, sel hilus yang berpotensi aktif dalam steroidogenesis atau pembentukan

tumor. Sel ini hampir sama dengan testosterone-producing Leydig cells pada testis.

Jaringan stromal terdiri dari jaringan ikat dan sel interstitial yang merupakan

derivat dari sel mesenchym, mempunyai kemampuan merespon luteinizing hormone

(LH) atau human chorionic gonadotropin (hCG) dengan produksi androgen. Sementara,

daerah sentral medula ovarium sebagian besar merupakan derivat dari sel

mesonephron

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1. Alat Reproduksi Wanita

( dikutip dari : Junqueira LC, et al, In : Basic Histology, Text & Atlas, 11th ed. Mc graw

LANGE 2005)

Bagian korteks dilapisi suatu lapisan biasanya ditutupi oleh jaringan ikat kolagen

yang aseluler. Folikel mempunyai tingkatan maturasi yang bervariasi di luar korteks.

Setiap siklus menstruasi, satu folikel akan berkembang menjadi suatu folikel grafian,

yang mana akan berubah menjadi korpus luteum selama ovulasi.

Medula ovarium disusun oleh jaringan mesenkim yang longgar dan terdiri dari

kedua duktus (rete ovarii) dan small clusters yang bulat, sel epiteloid yang mengelilingi

pembuluh darah dan pembuluh saraf.

Ovarium mempunyai dua fungsi yaitu :

1.Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan.

2.Memproduksi hormon estrogen dan progesterone.

Pembuluh darah limfe ovarium mengalir ke saluran yang lebih besar membentuk

pleksus pada hilus, dimana akan mengalir melewati mesovarium kenodus para aortik,

Universitas Sumatera Utara


aliran lain ke iliaka interna, iliaka eksterna, interaorta, iliaka pada umumnya dan nodus

inguinal.

2.2. Definisi

Kista ovarium merupakan kantong abnormal yang berisi cairan atau neoplasma

yang timbul di ovarium yang bersifat jinak juga dapat menyebabkan keganasan .3,6

Kistoma ovarium juga dapat didefinisikan kista yang permukaannya rata dan halus,

biasanya bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan

serosa dan berwarna kuning. Pengumpulan cairan tersebut terjadi pada indung telur

atau ovarium .3.Kista ovarium yang bersifat ganas disebut kanker ovarium.9,10

2.3. Faktor Resiko 12,13

a. Usia

Kista ovarium fungsional terjadi pada semua umur, tapi paling banyak pada

wanita usia produktif. Dan lebih jarang pada wanita setelah menopause.

b. Pasien-pasien yang dalam pengobatan infertility oleh induksi ovulasi dengan

gonadrotopin atau agen lain, seperti clomiphene citrate atau letrozole, dapat

membentuk kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi ovarium.

c. Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak.

d. Faktor resiko untuk kistadenokarsinoma ovarium termasuk riwayat keluarga yang

kuat, infertility, nullipara, riwayat kanker payudara.

Universitas Sumatera Utara


2.4. Insidensi

Epidemiologi dari kista ovarium tidak jelas karena kurangnya data yang

dilaporkan dan adanya penyembuhan yang spontan dari kista ovarium. Di seluruh dunia

terdapat sekitar 7% wanita menderita kista ovarium. Penelitian di Amerika Serikat pada

wanita post menopause terdapat insidensi sekitar 18%. Prevalensi dari kista ovarium

jinak pada wanita post menopause sekitar 0,8% sampai 1,8%. Peneltitian yang

dilakukan di Eropa insidensi kista ovarium sekitar 21,2 %.14

2.5. Gejala

Perut yang membesar dan terabanya massa pada daerah pelvik merupakan

gejala dari dan tanda dari kista ovarium. Rasa sakit dan tidak nyaman terjadi pada perut

bagian bawah.12 Torsi atau ruptur dapat menyebabkan sakit yang hebat. Susah buang

air besar atau akibat tekanan menyebabkan hasrat ingin buang air besar. Sering buang

air kecil hal ini disebabkan tekanan pada kandung kencing. Siklus menstruasi yang

tidak teratur dan perdarahan dari kemaluan yang abnormal dapat terjadi. Perasaan

penuh pada perut. Pada penyakit keganasan yang lanjut dapat menyebabkan kaheksia

dan kehilangan berat badan, lymphadonopathy pada leher, nafas yang pendek dan

tanda efusi pleura.11 Tumor yang besar dapat dipalpasi pada pemeriksaan abdomen.

Ascites juga dapat ditemukan.5,9 Kebanyakan tumor ovarium jinak tidak menimbulkan

gejala dan akan diketahui pada saat pemeriksaan pelvis. Dapat dijumpai gejala akibat

penekanan atau struktur yang bertambah besar. Gejala-gejala dari penekanan didapati

sering buang air kecil atau tidak enak di daerah panggul.9,11

Universitas Sumatera Utara


2.6. Pemeriksaan fisik

Penyakit keganasan lanjut dapat dihubungkan dengan cachexia dan kehilangan

berat badan, lymphadenopathy di leher, sesak nafas dan tanda-tanda efusi pleura.

Kista yang besar dapat diraba pada pemeriksaan abdominal. Asites yang tampak dapat

mengkaburkan palpasi massa di intra-abdominal. Meskipun ovarium normal dapat

diraba pada pemeriksaan pelvic pada pasien premenopause yang kurus, perabaan

ovarium harus disadari abnormal pada wanita postmenopause. Jika pasien gemuk,

palpasi kita dalam ukuran apapun juga akan sulit dibuktikan. Kadang-kadang,

gambaran alami kistik dari kista ovarium mungkin terjadi, dan ini harus hati-hati

dipalpasi. Servik dan uterus mungkin dapat terdorong ke satu arah. Massa lain dapat

dipalpasi, termasuk fibroid dan nodul pada ligament uterosakral mengarah pada

keganasan atau endometriosis.12

Penemuan klinis untuk dapat membedakan tumor adneksa jinak atau ganas8,9

Tabel 2.1. Pemeriksaan Fisik Tumor Ovarium Jinak dan Ganas

Jinak Ganas

Unilateral Bilateral

Kistik Padat

Mobil Terfiksir

Permukaan Rata Permukaan berbenjol-benjol

Tidak ada asites Dijumpai asites

Pertumbuhan lambat Pertumbuhan cepat

Usia reproduktif Usia premenarche dan

menopause

Universitas Sumatera Utara


2.7. Pemeriksaan Penunjang

2.7.1. Ultrasonografi

Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi adanya kista

dan membantu untuk menentukan apakah kista tersebut jinak atau ganas. USG lebih

sensitif daripada pemeriksaan panggul untuk mendeteksi adanya tumor ovarium. USG

resolusi tinggi memberikan sensitivitas yang lebih besar dalam membedakan lesi jinak

dan ganas. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak sering

dilakukan karena pertimbangan biaya.10

Suatu kista fungsional seperti kista folikular, kista korpus luteum, atau kista theca

lutein biasanya memiliki batas yang tipis dengan cairan di tengahnya. Dijumpainya

korpus luteum merupakan hal yang normal selama kehamilan. Walaupun biasanya

dijumpai dengan ukuran yang kecil melalui USG, korpus luteum ini bisa mencapai

ukuran hingga 10 cm pada kehamilan. Kista lainnya dapat mengandung debris, seperti

bekuan darah yang menunjukkan suatu endometriosis atau kista simpel dengan

perdarahan di dalamnya. Kista fungsional biasanya menghilang setelah observasi 3

bulan.15

Suatu kista teratoma jinak sering memiliki garis jaringan yang multiple, kalsifikasi

dan dibatasi oleh lemak dan berisi cairan.Suatu kistadenoma jinak biasanya memiliki

tampilan seperti dari kista simple tanpa septa yang besar, sedangkan kistadeno

karsinoma sering mempunyai septa, aliran daran yang tidak normal, peningkatan

vaskularitas atau semuanya. Namun, tidak mungkin untuk membedakan kistadenoma

dari kistadeno karsinoma hanya dengan menggunakan USG.11

Universitas Sumatera Utara


2.7.2. Foto Rontgen

Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks.12 BNO-IVP digunakan untuk

evaluasi letak ureter dan kelainan bentuk kandung kemih serta dapat juga mengetahui

adanya massa tumor tersebut.

2.7.3 Pemeriksaan Tumor Marker5,11

Tabel 2.2. Pemeriksaan Tumor Marker

Marker Tumor Ovarium

AFP Endodermal sinus tumor: embrional

karsinoma, mixed germ cell tumor

Ca-125 Semua epitel tumor

Estradiol Granulosa sel tumor: thecoma

hCG Choriocarcinoma, embrinol

carcinoma, mixed germ cell tumor

LDH Dysgerminoma, mixed germ cell

Testosteron tumor

Sertoli cell tumor, leydig cell tumor

2.8 Diagnosa Banding

Terdiri dari12:

- Tubaovarian abses

- Kehamilan ektopik

- Leiomyoma

- Neoplasia tuba fallopi

Universitas Sumatera Utara


- Diverticular disease

- Abses appendiks

- Penyakit crohn

2.9 Komplikasi

Bisa diakibatkan oleh10:

- Torsi

- Pendarahan

- Ruptur

- Keganasan

2.10 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan tergantung beratnya gejala, usia pasien dan adanya resiko

keganasan dan keinginan untuk mendapatkan anak berikutnya.6,7,11,14

Pada pasien asimptomatis

Pada usia > 50 tahun jauh lebih besar kemungkinan suatu keganasan dan

penanganan konservatif mempunyai sedikit keuntungan bila diameter tumor lebih dari 5

cm. Pada kelompok usia ini, hanya 29-50% dari semua kista ovarium akan menjadi

ganas.3,4,6,7

Kriteria untuk tindakan konservatif pada pasien tanpa gejala3,6,8:

- tumor unilateral

- kista unilokuler tanpa elemen padat

Universitas Sumatera Utara


- wanita premenopause dengan diameter 3-10 cm

- wanita postmenopause dengan diameter 2-6 cm

- Ca-125: normal

- asites (-)

Kista folikuler membesar sampai 3 cm tidak memerlukan pemeriksaan lebih

lanjut. Kista unilokuler yang jelas ukuran 3-10 cm yang diidentifikasi melalui USG harus

diulangi pemeriksaan USG 3 bulan mendatang. Jika kista menetap, maka pasien harus

dievaluasi dengan USG 6 bulan lagi dan diukur Ca-125.3,6,

Pemakaian kontrasepsi oral kombinasi tidak mungkin mencapai resolusi dari

kista fungsional dan pengobatan hormonal pada endometriosis tidak selalu bermanfaat

pada endometrioma. Jika kista membesar merupakan indikasi untuk laparoskopi atau

laparatomi.3,7,9

Tumor ovarium neoplastik membutuhkan tindakan operasi, sedang tumor non

neoplastik tidak. Tumor dengan diameter <5 cm, tidak dilakukan operasi, namun

diobservasi 2-3 bulan berikutnya untuk membuktikan tumor makin kecil atau makin

besar. Jika ukuran menetap atau membesar berarti tumor bersifat neoplastik, maka

perlu tindakan operasi.8,9,10

Indikasi operasi suatu tumor adneksa adalah8,9,10:

- Kista ovarium >5 cm, setelah diobservasi 6-8 minggu tidak mengecil.

- Adanya lesi pada ovarium.

- Adanya lesi ovarium dengan pertumbuhan papil pada dinding kista.

- Adanya tumor adneksa >10 cm.

- Adanya massa di adneksa pada premenars atau postmenopause.

Universitas Sumatera Utara


- Torsi atau rupture kista.

Tindakan operasi pada tumor ovarium jinak berupa reseksi pada bagian ovarium

yang mengandung tumor. Tetapi bila tumornya besar atau ada komplikasi perlu

dilakukan salfingooforektomi. Bila dijumpai keraguan, perlu dilakukan frozen section,

dan jika ternyata ganas operasi yang tepat adalah histerektomi total +

bisalfingooforektomi + omentektomi + limfadenektomi selektif pada kelenjar getah

bening pelvis dan aorta.8,9,10

Pasien dengan Gejala

Jika pasien timbul gejala nyeri akut, berat dan ada tanda-tanda pendarahan

intraperitoneal maka dilakukan laparoskopi atau laparatomi segera.7

Laparoskopi

Laparoskopi dilakukan jika asal dari pelvic mass belum dapat dipastikan

sehingga dapat menghindari laparotomi jika tidak ada kontraindikasi dan memiliki

ukuran kista yang sesuai untuk laparoskopi. Pasien harus dijelaskan kemungkinan

untuk dilakukan laparotomi pada kasus-kasus keganasan atau komplikasi laparoskopi

yang tidak diharapkan.11,12

Keuntungan laparaskopi secara umum: nyeri post operasi berkurang, masa

rawatan di RS pendek, untuk segera kembali beraktifitas lebih cepat, lebih kecil resiko

untuk terjadinya perlengketan dibanding laparotomi. Kerugian: bisa tertinggal isi kista,

namun hal ini tergantung kepada keahlian dari operator sendiri, eksisi tidak komplet

pada dinding kista dan diagnosis histologik keganasan yang tidak diharapkan. Operasi

Universitas Sumatera Utara


laparoskopi pada kista yang tidak diobati tidak adekuat maka kesempatan untuk

menjadi tumor ovarium ganas hingga 83%.11,12

Kista dermoid lebih baik diangkat melalui laparatomi karena konsekuensi yang

serius dari isi kista yang dapat menimbulkan perlengketan. Operasi laparaskopi bisa

dilakukan pada semua usia dimana kemungkinan penyakit keganasan kecil dan lebih

penting lagi untuk mempertahankan jarigan ovarium.11,12

Laparatomi

Diagnosis klinis tidak dapat dilakukan tanpa laparatomi dan kemudian

pemeriksaan histologik penting untuk menarik kesimpulan diagnosis yang meyakinkan.

Frozen section jarang dilakukan pada keadaan ini diperlukan untuk menyingkirkan

suatu keganasan.7,11,12

Jika ada kemungkinan penyakit invasif, insisi kulit longitudinal harus dilakukan

untuk melihat abdomen bagian atas. Sampel cairan dan bilasan peritoneum harus

dikirim untuk pemeriksaan sitologi pada durante operasi dan sangat penting untuk

memeriksa seluruh abdomen dan memeriksa kedua ovarium.7,11,12

Pada wanita < 35 tahun dengan tumor ovarium sangat jarang menjadi ganas.

Jika massa merupakan keganasan ovarium primer, mungkin berasal dari germ cell

tumor yang respon terhadap kemoterapi. Kistektomi ovarium atau unilateral

oophorektomi adalah pengobatan yang cocok pada kelompok umur ini. Ovarium yang

kontralateral harus diangkat dan dikirim untuk pemeriksaan histologi pada kasus-kasus

tumor ovarium ganas. Bila lesi terjadi bilateral maka harus diupayakan untuk

mempertahankan jaringan ovarium.7,11,12

Universitas Sumatera Utara


Kanker ovarium yang berasal dari epitel sering dijumpai pada usia > 44 tahun

dengan massa ovarium unilateral, dianjurkan untuk total abdominal histerektomi-

bisalpyngo-oophorektomi.11,12

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai