Anda di halaman 1dari 17

Bab II

Struktur Organisasi dan Administrasi Proyek

2.1. Struktur Organisasi Proyek


2.1.1 Proses Terjadinya Proyek Konstruksi

Dalam kegiatan proyek konstruksi terdapat suatau proses yang mengolah sumber
daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam
rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Manajemen proyek mempunyai kewajiban untuk mengkoordinir semua pihak yang
terlibat dalam proyek konstruksi tersebut, sehingga tujuan proyek dapat tercapai dengan
baik dan semua pihak secara optimal mendapatkan hal-hal yang menjadi sasaran mereka
untuk terlibat dalam proyek tersebut.
Badan-badan yang terlibat dalam proyek Pembangunan Pustu Sanur Kaja antara lain:

1. Pemilik Proyek
Pemberi tugas untuk proyek Pustu Sanur Kaja adalah Dinas Kesehatan Kota
Denpasar. Dalam hal ini pemimpin proyek mempunyai hak dan kewajiban antara lain :
(1) Berhak menetapkan kebijaksanaan serta mengambil keputusan dalam pelaksanaan
proyek.
(2) Mengesahkan gambar rencana proyek, RAB dan RKS.
(3) Menandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
(4) Merumuskan dan menyampaikan keinginan, kebutuhan dan sasaran yang hendak
dicapai dalam pembangunan tersebut sehingga nantinya hasil yang diperoleh dapat
bermanfaat bagi banyak pihak.
(5) Mengambil keputusan mengenai hal-hal yang diperlukan untuk menjamin kelancaran
pekerjaan.
(6) Menyetujui atau menolak perubahan suatu pekerjaan.
(7) Bertanggung jawab atas tercapainya seluruh sasaran proyek yang dikelolanya.
(8) Menyetujui atau menolak adanya force majeure yang diajukan.
(9) Menyetujui dan menolak pekerjaan tambah kurang.
(10) Memimpin seluruh staf proyek dan bersama-sama mereka melaksanakan kegiatan-
kegiatan sesuai dengan tolak ukur prosudur dan jadwal yang telah ditetapkan .
(11) Menunjuk dan menetapkan konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor
pelaksana.
(12) Menerima penyerahan pekerjaan dari kontraktor, bila pekerjaan telah selesai
dikerjakan.

2. Konsultan
Pihak / badan yang disebut sebagai konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
: konsultan perencana dan konsultan pengawas, konsultan perencana dapat dipisahkan
menjadi beberapa jenis berdasarkan spesialisnya, yaitu : konsultan yang menangani
bidang arsitektur, bidang sipil, bidang mekanikal dan elektrikal dan sebagainya. Berbagai
jenis bidang tersebut umumnya menjadi satu kesatuan yang disebut sebagai konsultan
perencana.

a. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan
secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, maupun bidang yang lain yang melekat erat
dan membentuk sebuah system bangunan. Dalam proyek ini perencananya adalah CV
Rusma Indah.
Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah:

(1) Tahap persiapan perencanaan:


a) Mengumpulkan data umum proyek seperti data lokasi proyek, Fungsi proyek, tujuan
proyek, sumber daya yang tersedia dan lain-lain yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung dalam terwujudnya proyek tersebut.

b) Menyusun pedoman persyaratan konstruksi.


c) Konsultasi dengan pemerintah terkait tentang perijinan.

(2) Menyusun pra rencana, meliputi:


a) Membuat lay-out proyek.
b) Menyusun atau menghitung perkiraan biaya (secara kasar)
c) Mengurus perijinan.
(3) Tahap perencanaan:
a) Perencanaan arsitektur meliputi denah, tampak, potongan dan detail.
b) Perencanaan struktur meliputi perencanaan struktur atas (atap), struktur tengah
(kolom) dan struktur bawah (pondasi).
c) Membut Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
d) Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Owner Estimate (OE).

(4) Tahap persiapan tender:


a) Membantu panitia untuk menyiapkan dokumen tender.
b) Membantu menyusun jadwal tender.

(5) Tahap tender:


a) Membantu panitia untuk memberikan penjelasan tentang hasil perencanaan kepada
peserta tender pada saat Aanwijzing.
b) Menyusun risalah anwidjzing.
c) Membantu mengevaluasi penawaran yang masuk.
d) Menetapkan pemenang tending.

(6) Tahap pelaksanaan:


a) Memeriksa hasil kerja kontraktor serta mencatat atau mengidentifikasi penyimpangan
yang terjadi.
b) Memberikan penjelasan kepada kontraktor atau konsultan pengawas apabila ada
gambar yang kurang dipahami.
c) Menyusun laporan hasil perencanaan menyeluruh

b. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk oleh pengguna jasa untuk
membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal
hingga berakhirnya pekerjaan pembangunan. Dalam proyek ini pengawasnya adalah
CV. Cipta Arga Utama.
Tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas:
(1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksaan konstruksi yang meliputi pengawasan
mutu bahan, mutu pelaksanaan, serta waktu pekerjaan.
(2) Memeriksa prestasi kerja kontraktor dan memberikan rekomendasi untuk pekerjaan
yang telah selesai dan layak untuk di bayar.
(3) Membuat laporan tentang pekerjaan tambah kurang.
(4) Menyusun laporan hasil pengawasan menyeluruh.

3. Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar
rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang ditetapkan. Dimana secara hukum
kontraktor adalah seseorang atau sekelompok orang yang berbadan hukum dan profesinya
melakukan pelaksanaan konstruksi. Dalam proyek ini kontraktor adalah CV. Saka Karya
Sedana.
Tugas dan tanggung jawab kontraktor:
(1) Melaksanakan pembangunan konstruksi sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan dalam dokumen kontrak.

(2) Menyusun laporan kerja yang meliputi:


a) Penjadwalan pelaksanaan pekerjaan.
b) Alokasi sumber daya.
c) Teknik pelaksanaan pekerjaan.
(3) Membuat laporan berkala sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam kontrak seperti
Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan.

(4) Membuat gambar pelaksanaan (asbuild drawings).

2.1.2 Struktur Organisasi Pelaksana Di Lapangan


Keberhasilan suatu proyek sangat dipengaruhi oleh struktur organisasipelaksanaan
dilapangan. Hubungan yang baik antar unsur-unsur pelaksanaan akan menghasilkan
suasana kerja yang harmonis.

Adapun unsur-unsur yang terlibat pada pengelolaan proyek Pembangunan Pustu


Sanur Kaja antara lain:
1. Site Manajer
Tugas-tugas pokok:
a. Memahami gambar kontrak.
b. Melaksanakan bagian pekerjaan sesuai dengan metode konstruksi dan mutu yang
telah ditetapkan pada spesifikasi teknis.
c. Mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi tenaga kerja agar efisien terhadap
pemakaian tenaga, alat dan material serta target kemajuan pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan time Schedule yang telah ditetapkan.
d. Mempelajari kemungkinan-kemungkinan perubahan metode konstruksi yang
menguntungkan.
Tanggung jawab :
a. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
bersangkutan dengan masalah teknis atau pengelola proyek.
b. Membawahi tenaga kerja dalam bidangnya.

2. Ketua Pelaksana Lapangan


Tugas dan tanggung jawab :
a. Mengkoordinir para pelaksana dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas-
tugas.
b. Mengontrol pekerjaan, hasil kerja supaya tepat dengan waktu yang telah
ditentukan.
c. Mengontrol bahan-bahan (material) yang digunakan, supaya memenuhi
kriteria/standar yang telah ditentukan.

3. Administrasi
Tugas - tugas :
a Mengadakan kearsipan.
b Menyelenggarakan kegiatan administrasi.
4. Logistik
Tugas - tugas :
a. Merealisasi pembelian produk sesuai dengan mutu yang tercantum di dalam
surat perintah.
b. Memilih lokasi dan mengatur penyimpanannya sehingga mutu material
terpelihara.
c. Bertanggung jawab atas jumlah barang yang diterima sesuai dengan surat
pesanan.
d. Bertanggung jawab mengendalikan pengeluaran dan pemasukan barang/material
serta mengikuti prosedur.
e. Bertanggung jawab atas peralatan yang digunakan dalam proyek baik milik
pekerja, kontraktor maupun peralatan yang disewa.

5. Pelaksana
Tugas - tugas :
a Mempelajari dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar dan RKS
secara bagian-bagian dan keseluruhan pekerjaan sehingga dapat dicapai suatu
hasil yang sesuai dengan perencanaan, baik kualitas, kuantitas dan waktu.
b Wajib melaksanakan perintah-perintah dari Site Manajer yang sesuai dengan
gambar-gambar dan RKS.
c Wajib memberitahukan kepada Site Manajer mengenai waktu dan cara
pelaksanaan yang belum tercantum dalam rencana kerja.
d Wajib memubuat laporan tertulis berupa laporan harian, laporan mingguan serta
laporan bulanan mengenai rincian jumlah pekerja, jenis bahan-bahan dan jumlah
peralatan serta kemajuan dari pekerjaan, termasuk hambatan-hambatan/masalah
yang dihadapi setiap hari.
2.1.3 Struktur Organisasi Pelaksana Di Lapangan
2.1.3.1 Acuan Pengawasan
Pengawasan dalam pembangunan merupakan kegiatan untuk mengontrol
pelaksanaan proyek agar dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Ada beberapa
acuan yang dipakai dalam pengawasan sebagai patokan untuk penentuan hasil-hasil
pelaksanaan yang meliputi :
a. Standar Fisik dan mutu, yaitu spesifikasi dan gambar-gambar.
b. Stándar Ekonomi, yang ditunjukan dalam rupiah (nilai kontrak).
c. Stándar Waktu, yaitu ketepatan penyelesaian pelaksanaan sesuai batas waktu,
terhitung sejak keluarnya Surat Perintah Kerja.

2.1.3.2 Mekanisme Pengawasan


Pengawasan sebenarnya perwujudan dari pengukuran prestasi kerja sistematik,
dengan maksud meninjau secara periodik hasil kenajuan pekerjaan. Frekuensi
kunjungan pengawasan kelapangan tergantung keadaan lapangan, tahapan
perkembangan fisik atau tuntutan pemilik maupun kontraktor. Agar fungsi pengawasan
terlaksana baik maka unsur-unsur dalam pengelolaan perlu mengadakan pengawasan
secara terpisah agar ada mekanisme kontrol yang baik
2.1.3.3 Pengawasan Teknis
Pengawasan ini mencangkup kegiatan pemeriksaan, pengecekan dan
pengendalian untuk mencegah penyimpangan dari rencana. Dalam pengawasan pada
prinsipnya ada empat langkah yang perlu ditempuh antara lain :
a Adanya prestasi standar sebagai tolak ukur.
b Mengukur hasil presentasi pekerjaan.
c Bandingkan dan evaluasi hasil presentasi aktual dengan standar yang
diharapkan.
d Melakukan tindakan koreksi bilamana estándar prestasi tidak sesuai.
Unsur pengawasan amat menunjang pihak pengelola dalam mengendalikan
jalannya pekerjaan secara keseluruhan. Secara umum tujuan dilakukannya
pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah :
a Menjamin pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang direncanakan.
b Untuk mencapai mutu pekerjaan yang diisyaratkan..
c Menekan terjadinya penyimpangan yang mungkin terjadi yang dapat
menimbulkan kerugian.
d Melakukan koreksi dan perbaikan bila terjadi penyimpangan.

Untuk mencapai tujuan maka perlu diperhatikan aspek-aspek pengawasan yang


umum dilakukan seperti :
a Pengguanaan bahan, apakah secara keseluruhan atau sebagian telah memenuhi
syarat atau belum.
b Penggunaan tenaga kerja, apakah sudah memenuhi tuntutan pelaksanan/belum.
c Penggunaan peralatan, apakah sudah tepat, ekonomis atau belum terpenuhi.
d Pengguanaan biya sesuai RAB yang telah dibuat.
e Kerjasama yang baik antara Subkontraktor sudah terwujud apa belum.

2.1.3.4 Pengawasan Oleh Pemilik Proyek


Pengawasan oleh Pemilik proyek meliputi : Pengawasan segi struktur,
arsitektur, pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan, pengawasan
administrasi dan waktu pelaksanaan. Pada pengawasan proyek ini meliputi:
a Pengawasan pekerjaan disesuaikan dengan gambar rencana.
b Pemeriksaan laporan tertulis yang diajukan kontraktor tentang kemajuan fisik
pekerjaan.
c Memeriksa dan menyetujui permohonan pembayaran tip angsuran.
d Pengawasan terhadap volumen pekerjaan, pengecekan time Schedule terhadap
waktu penyelesaian.
e Pemeriksaan terhadap mutu beton, pengawasna terhadap kualitas pekerjaan.

2.1.3.5 Pengawasan Oleh Kontraktor


Pengawasan pihak kontraktor menitikberatkan pada pencapaian mutu sesuai
persyaratan teknis dengan penyelesaian pekerjaan tepat waktu dengan biaya yang
seekonomis mungkin. Pengawasan oleh kontraktor diharapkan dapat memenuhi syarat
dalan kontrak dan berusaha menghindari denda keterlambatan.

Pengawasan Kontraktor mencakup:


a Pengawasan terhadap mutu pekerjaan. Berusaha menekan pemborosan,
memeriksa mutu bahan secara visual saat bahan tiba, cara penyimpanan dan
ketentuan pengawas.
b Pemeliharaan peralatan untuk mencapai kerja yang optimal dan lebih praktis dari
segi penggunaan.
c Pengawasan terhadap waktu, hal yang perlu diperhatikan : menetapkan waktu
pelaksanaan tiap pekerjaan, menepati time Schedule, mengamati perubahan
selama pekerjaan.
d Pengawasan terhadap biaya. Mengontrol pemakaian biaya proyek dari
pemborosan, baik itu biaya konstruksi, biaya adminstrasi, biaya pajak yang
disesuaikan terhadap prestasi kerja yang dicapai.
e Pengawasan terhadap keamanan dan keselamatan kerja, dengan membatasi areal
proyek. Pengawasan terhadap keselamatan tenaga kerja dengan penempatan
rambu-rambu/tanda daerah berbahaya, pemakaian helm, slop tangan, sepatu dan
pengasuransian tenaga kerja (Astek dan Askes), juga penyediaan kotak P3K.

2.1.3.6 Pengawasan Oleh Konsultan Pengawas


Pengawasan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan dalam pelaksanaan proyek dan menjaga syarat teknis pekerjaan. Agar dapat
dilaksanakan sebaik mungkin oleh kontraktor.
1. Pengawasan Tahap Pelaksanaan
Pengawasan tahap pelaksanaan meliputi pengendalian seluruh proses konstruksi.
Pengawasan dari pihak konsultan pengawas dilapangan :
1. Pengawasan terhadap bahan/material.
2. Pengawasan terhadap waktu pelaksanaan.
3. Pengawasan terhadap mutu pelaksanaan.
2. Pengawasan Tahap Pemeliharaan
Pengawasan dilakukan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai.
2.2. Hubungan Kerja Antar Badan-Badan Pengelola Proyek
Dalam sebuah proyek, badan-badan yang terlibat langsung didalamnya seperti pemilik
proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor akan saling terkait antara
satu dengan yang lainnya. Agar keempat badan tersebut dapat bekerjasama dengan baik
dalam menyelesaikan suatu proyek maka diperlukan adanya pengaturan hubungan antara
badan-badan tersebut. Untuk Proyek Pembangunan Pustu Sanur Kaja, struktur organisasi
proyek tersebut adalah sebagai berikut :

PEMILIK
PROYEK

KONSULTAN KONSULTAN
PERENCANA PENGAWAS

KONTRAKTOR

Gambar 2.1. Hubungan Badan-Badan Pengelolan Proyek


KETERANGAN :
Hubungan Instruksi
Hubungan Konsultasi
Hubungan Koordinasi
Penjabaran dari ketiga hubungan kerja tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan
dilapangan sebagai berkut :
1. Hubungan Intruksi
a) Pemilik proyek memberi intruksi kepada konsultan perencana untuk
merencanakan gambar-gambar rencana baik rencana bangunan arsitek, struktur,
M & E maupun landscapenya.
b) Pemilik proyek memberi instruksi kepada konstultan pengawas untuk
melaksanakan pengawasan dilapangan.
c) Pemilik proyek memberi industri kepada kontraktor pelaksana untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan yang biasa terjadi pada situasi yang bersifat
sewaktu-waktu.
d) Konsultan pengawas memberi intruksi kepada kontraktor pelaksana untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan sesuai dengan gambar dan RKS.
Hubungan Konsultasi
a) Konsultan perencana dapat mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek
mengenai masalah-masalah dalam perencanaan proyek.
b) Konsultan pengawas dapat mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek
mengenai masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan proyek dilapangan.
c) Kontraktor dapat mengadakan konsultasi kepada konsultan pengawas mengenai
teknis pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
2. Hubungan Koordinasi
Dalam hubungan ini, unsur yang terlibat yaitu antara konsultan pengawas
dengan kontraktor pelaksana. Kedua unsur ini harus mengadakan koordinasi yang
baik dan terarah. Hubungan ini sangat penting karena tanpa adanya koordinasi yang
mantap maka tujuan yang diinginkan tidak akan tercapai.

2.3. RKS dan Gambar Kerja


2.3.1 Rencana Kerja dan Syarat
Rencana kerja dan syarat-syarat atau lebih sering disebut dengan bestekadalah
keterangan tertulis secara terinci mengeni sesuatu pekerjaan yang meliputi atau
mencangkup segi teknis dan administrasi. Uraian dalam bestek harus dibuat selengkap
mungkin dengan tujuan atau maksud agar didalam pelaksanaan tidak timul kesulitan.
Uraian dalam bestek yang berupa kata-kata atau kalimat-kalimat diusahakan agar disusun
sedemikian rupa agar cukup jelas dan rinci serta tidak menimbulkan keragu-raguan.
RKS sekurang-kurangnya memuat :
1. Syarat umum :
 Keterangan mengenai pemberi tugas.
 Keterangan mengenai perencana atau pembuat desain.
 Keterangan mengenai direksi.
 Syarat peserta pelelangan.
 Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.
2. Syarat administrasi :
 Jangka waktu dan pelaksanaan pekerjaan.
 Tanggal penyerahan pekerjaan.
 Syarat pembayaran.
 Denda atas keterlambatan.
 Besarnya jaminan penawaran.
 Besarnya jaminan pelaksanaan.
3. Syarat teknis :
 Jenis dan uaraian pekerjaan yang harus dilaksanakan.
 Jenis dan mutu bahan antara lainbahwa semaksimal mungkin harus menggunakan
hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan potensi nasional.
Detail gambar konstruksi dan sebagainya
2.3.2 Gambar Kerja
Gambar-gambar pelaksanaan yang dibuat oleh pelaksana yang memberikan
penjelasan visual pada tiap-tiap bagian konstruksi dengan gambar potongan-potongan
memakai skala yang memadai. Gambar ini biasanya merupakan gambar yang dibaca oleh
pekerja-pekerja lapangan

2.4. Proses Tender Proyek


Proses tender terdiri dari :
1. Pra Tender
Pembangunan Puskesmas Pembantu Sanur Kaja ini merupakan proyek tender,
dimana dana pembangunan berasal dari dana APBD Kota Denpasar Tahun Anggaran 2017.
Karena merupakan proyek tender maka Dinas Kesehatan Kota Denpasar selaku pengelola
melakukan pelelangan untuk menentukan pemenang tender yang akan mengerjakan proyek
ini nantinya.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Denpasar mengeluarkan Surat Keputusan
(SK) mengenai pembentukan tim perencana serta tim pelaksana dan pengawas. Tim
perencana mulai bekerja setelah dikeluarkannya SK tersebut. Hasil dari perencanaan tim
perencana disebut sebagai dokumen tender / pelelangan, yang terdiri dari :
 Gambar-gambar
 RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)
 RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Berdasarkan atas RAB ini, tim pelaksana dan pengawas mulai bekerja. Dalam
pelaksanaanya di lapangan, tim pelaksana dan pengawas mencari partner / rekan kerja
dengan alasan :
 Pekerjaan yang akan dikerjakan bukan dalam bidangnya
 Jika dikerjakan sendiri belum tentu hasilnya lebih efisien dan efektif
 Jika mengawasi diri sendiri, pekerjaan bisa lebih mahal karena tidak adanya standar upah
dan efisiensi.
Pemilihan partner / rekan kerja dilakukan memalui proses tender terbatas, dimana
rekanan / kontraktor yang diundang jumlahnya tidak terbatas.
2. Tender
Dengan berpedoman pada Peraturan Presiden No.54 tahun 2010, tim pelaksana dan
pengawas melaksanakan pelelangan melalui beberapa tahap yaitu :
a. Pembentukan Panitia Lelang
Panitia lelang dibentuk melalui Website LPSE dan di Papan Pengumuman Resmi
Pemerintah Kota Denpasar, Pihak-pihak yang terlibat dalam proses lelang ini antara lain :
 Pemilik / Pemberi tugas
 Perencana (Arsitek maupun kontraktor)
 Pelaksana / Pemborong
 Pengawas
Tugas dari panitia Lelang tersebut diantaranya adalah :
1) Menyusun dan menetapkan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat pengadaan barang dan
Jasa (RKS).
2) Perkiraan harga yang dikalkulasikan secara keahlian (professional) dan disahkan oleh
pimpinan proyek.
3) Mengadakan pengumuman mengenai pelelangan yang akan dilaksanakan
4) Mengundang peserta yang termasuk dalam Daftar Rekanan Nyata (DRN)
5) Memberikan penjelasan mengenai dokumen lelang termasuk RKS, dan membuat
berita acara penjelasan.
6) Melaksanakan pembuatan dokumen penawaran dan membuat berita acara pembukaan
dokumen penawaran.
7) Mengadakan penilaian dan menetapkan calon pemenang serta membuat berita acara
hasil dari pelelangan.
8) Membuat laporan pertanggungjawaban mengenai hasil pelelangan kepada pemberi
tugas atau pemberi proyek.
b. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Tender
Pendaftaran dimulai tanggal 04 Agustus 2017 pukul 14.00 Wita s/d 09 Agustus
2017 pukul 23.59 Wita.
c. Rapat Pembelian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
Pemberian penjelasan dilaksanakan pada tanggal 07 Agustus 2017 mulai pukul
09.00 - 11.00 Wita. Pemasukan Surat Penawaran.Surat penawaran yang masuk dievaluasi
terhadap pemenuhan persyaratan administrasi, teknis dan kewajaran harga yang telah
ditetapkan dalam dokumen pelelangan. Peserta yang memasukan Dokumen Penawaran
sebayak 3 (tiga) Perusahaan, antara lain :
1. CV. Wira Nusa Perkasa
2. CV. Buana Raya
3. CV. Saka Karya Sedana
d. Pembukaan Dokumen Penawaran
Pembukaan Penawaran sejak tanggal 10 Agustus 2017 pukul 10.10 Wita s/d 13
Agustus 2017 pukul 23.59 Wita. Pembukaan Penawaran dilakukan dengan mengunduh
dan melakukan deskripsi file penawaran dengan menggunakan APENDO sesuai waktu
yang telah ditetapkan.
e. Evaluasi Dokumen Penawaran
Evaluasi penawaran dilakukan terhadap 3 (empat) penawaran, setelah koreksi
aritmatik, dengan berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, dan
Standar Dokumen Pengadaan. Hasil evaluasi Penawaran sebagai berikut
a. Koreksi Aritmatik (Untuk Harga Satuan)
Masing-masing perusahaan yang terdaftar dalam Penawaran mengeluarkan nilai
penawaran. CV. Saka Karya Sedana berada dalam urutan pertama.
b. Evaluasi Administrasi
Evaluasi administrasi hanya dilakukan pada hal-hal yang tidak dinilai pada
penilaian kualifikasi. Unsur-unsur yang dievaluasi meliputi kelengkapan persyaratan
yang diminta dalam dokumen pengadaan. Dokumen Pengadaan tersebut antara lain :
1) Surat Penawaran
2) Surat Jaminan Penawaran
Hasil Evaluasi Administrasi yang lulus antara lain :
1. CV. Wira nusa perkasa
2. CV. Buana Raya
3. CV. Karya Saka Sedana
c. Evaluasi Teknis
Evaluasi teknis yang dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan, meliputi :
1) Metode Pelaksanaan
2) Jadwal Waktu Pelaksanaan
3) Jenis
4) Kapasitas
5) Komposisi dan Jumlah Peralatan
6) Spesifikasi Teknis dan Personel Inti
Dari hasil Evaluasi Teknis yang lulus adalah CV. Karya Saka Sedana
d. Evaluasi Harga
Evaluasi harga dilakukan kepada penawaran yang memenuhi persyaratan
administrasi dan persyaratan teknis. Unsur-unsur yang dievaluasi antara lain :
1) Total harga penawaran terhadap HPS
2) Harga satuan timpang
3) Mata pembayaran yang harga satuannya nol
4) Kewajaran harga
e. Evaluasi Isian Dokumen Kualifikasi
Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang dan calon pemenang cadangan.
Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan sistem gugur. Penilaian
persyaratan kualifikasi dilakukan terhadap pemenuhan persyaratan kualifikasi yang
ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
f. Pembuatan Berita Acara Pembuktian Kualifikasi
Pembuktian terhadap peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan
dengan cara melihat keaslian dokumen atau legalisir dan meminta salinannya.
Dari berita acara hasil pelelangan maka didapatkan satu pemenang dalam
pelelangan yaitu CV. Saka Karya Sedana

2.5. RAB dan Waktu Pelaksanaan


2.5.1. Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah besarnya biaya yang diperkirakan akan
dihabiskan dalam pekerjaan proyek yang disusun berdasarkan gambar-gambar atau
bestek. RAB ini bukanlah biaya yang sebenarnya melainkan hanya dipakai sebagai
patokan bagi kontraktor dalam menetapkan harga penawaran, sehingga dalam
pelaksanaan nanti tidak menghabiskan biaya yang lebih tinggi dari penawaran dan bila
memungkinkan biaya kurang dari penawaran yang ditetapkan.
Data-data yang diperlukan :
1. Peraturan dan Syarat-Syarat (RKS atau Kontrak).
2. Gambar Rencana.
3. Berita acara/risalah penjelasan pekerjaan (untuk bangunan yang dilelangkan).
4. Buku Analisia upah dan bahan ( Analisa Bow).
5. Daftar Analisa harga dan upah kerja.
6. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan.
7. Peraturan-peraturan bangunan negara dan bangunan setempat.

Rencana Anggaran Biaya proyek pembangunan Pustu Sanur Kaja adalah sejumlah

Rp. 1.072.750.000 (Satu milyar tujuh puluh dua juta tuujuh ratus lima puluh ribu rupiah)
2.5.2. Waktu pelaksanaan

Proyek pembangunan Pustu Sanur Kaja ini dimulai tanggal 22 Agustus 2017
selama 120 hari kalender.

Anda mungkin juga menyukai