Anda di halaman 1dari 26

SPESIFIKASI UMUM DAN TEKNIS

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah PERLUASAN MUSHALLA SMAN WIRA


BANGSA MEULABOH Kec. JOHAN PAHLAWAN Kabupaten Aceh Barat
dengan perincian sebagai berikut :

1.1. Fisik bangunan

Sedangkan uraian pekerjaan Nya sebagai Berikut :

A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Tanah
C. Pekerjaan Pondasi
D. Pekerjaan Beton Bertulang
E. Pekerjaan Pasangan & Plasteran
F.Pekerjaan Lantai
G. Pekerjaan Kusen,Pintu,Jendela,Ventilasi & Plafond
H. Pekerjaan Penutup Atap
I. Pekerjaan Cat
J. Pekerjaan Lain - Lain

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ


dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat –
syarat ini.

2. Peraturan Teknis Bangunan Yang Digunakan

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Pepres No. 54 tahun 2010 beserta lampiran-
lampiran dan Juknisnya.
2.2. Peraturan-peraturan umum mengenai
pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene voor warden voor de
uitvoering bij aanneming van openbare werkwn (AV) 1941.
2.3. Surat edaran bersama Bappenas dan
Dirjen Anggaran No. 351/D.VI/01/1997 SE – 39/A/21/1997 Tanggal 20
Januari 1997.
2.4. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang
Pedoman Tehnis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2.5. Pedoman Perencanaan Gedung SNI 03-1730-
1989
2.6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, SK
SNI T – 15.1919.03

Persyaratan Umum dan Teknik 1


2.7. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 03-3976-1995
2.8. Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan
Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
2.9. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari
Departemen Tenaga Kerja
2.10. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8
tahun 1972
2.11. Peraturan Bata Merah sebagai bahan
bangunan NI 10
2.12. Peraturan Plumbing Indonesia
2.13. Pedoman Perencanaan Penanggulangan
Longsoran SNI 03-1962-1990
2.14. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan
Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan
bangunan.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka kontraktor wajib mengikuti
ketentuan peraturan – peraturan yang disebutkan diatas.

3. PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi Pekerjaan :

3.1.1. Pembersihan lokasi sekeliling


bangunan
3.1.2. Pengadaan air untuk pelaksanaan
pekerjaan
3.1.3. Pemasangan bouwplank
3.1.4. Pengadaan alat-alat kerja yang
dibutuhkan

3.2. Persyaratan Bahan

3.2.1. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus
memenuhi kualitas yang ditentukan dalam SK SNI T-15.1919.03.
3.2.2. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu
meranti dan triplek dicat putih.
3.2.3. Bahan Bouwplank dipakai tiang kayu meranti 5/7 dan
papan meranti ukuran 2/20 cm.
3.2.4. Untuk alat – alat kerja berupa kotak adukan, kotak
takaran, gerobak dorong dan lain – lain digunakan bahan kayu
setempat.

3.3. Pedoman Pelaksanaan

3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan

Persyaratan Umum dan Teknik 2


Meliputi pembersihan semua tanaman tumbuhan termasuk
pembongkaran akar – akar pohon diseluruh luas site (lokasi
pekerjaan), termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika
diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang keluar lokasi
bangunan.

3.3.2. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.


Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air
terdekat , kemudian ditampung dalam drum – drum yang telah
disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang
cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang
tercantum dalam PBI 1971 NI.2.

3.2.1. Pemasangan Bouwplank


Tiang bouwplank harus terpasang kuat, papan diketam halus dan lurus
pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut –
sudutnya harus siku.

B. SPESIFIKASI TEKNIS

4. PEKERJAAN TANAH / URUGAN

4.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
Gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu :

4.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan sub struktur (pondasi, abutment, saluran
induk, dan saluran keliling bangunan).
4.1.2. Septicktank dan peresapan
4.1.3. Timbunan kembali galian tanah pondasi
4.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk
pemadatannya.
4.1.5. Perataan tanah sekeliling bangunan.
4.1.6. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang
diisyaratkan.
4.1.7. Pekerjaan Cut dan fill (bila ada)

4.2. Persyaratan Bahan

4.2.1. Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir
pasang kualitas baik.

Persyaratan Umum dan Teknik 3


4.2.2. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran
dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya.

4.3. Pedoman Pelaksanaan

4.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan


penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam
gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa – pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada
instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut.

Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,


maka kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah
setempat.

Galian – galian untuk septicktank, saluran air hujan, saluran air kotor,
dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam
gambar kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah
longsor kontraktor harus memasang turap kayu pengaman yang cukup
kuat. Turap didalam bangunan dibongkar setelah pondasi selesai.

4.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang


diisyaratkan dalam gambar Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kontur tanah yang diisyaratkan dalam site plan.

4.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan


dalam gambar, maka kontraktor harus mengisi kelebihan galian
tersebut dengan pasir urug.

4.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian saluran


air hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi
lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan
dipadatkan dengan menumbuk lapisantersebut, menggunakan alat
tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan
lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.

4.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis


demi lapis hingga ketebalan 10 cm cibawah lantai, ditumbuk hingga
padat. Lapisan – lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal
10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis
tersebut.

4.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.


Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga
jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.

Persyaratan Umum dan Teknik 4


Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan
pengurugan dan pemadatan.

4.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah saluran air diurug dengan pasir
pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan.

5. PEKERJAAN PONDASI

5.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :

5.1.1. Pondasi pasangan batu kali/batu belah.


5.1.2. Pondasi batu bata.

5.2. Persyaratan Bahan

5.2.1. untuk pekerjaan cyclopen beton, batu kali/belah digunakan batu


kali/belah yang berukuran maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu –
abu hitam dan tidak berpori.

5.2.2. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang
berkualitas baik.

5.3. Pedoman Pelaksanaan

5.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran –


pengukuran untuk as – as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi
dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.

5.3.2. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal 10 cm


dan dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir, dipasang
aanstamping, untuk pondasi plat tapak beton bertulang, cyclopean
beton dan pondasi baru kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir
pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan,
dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga –
rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan
gambardetail pondasi.

5.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm², dibawah
pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup/bakau yang ditumbuk
hingga mencapai kedalaman tanah keras.

Persyaratan Umum dan Teknik 5


5.3.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan
gambar detail. Campuran yang digunakan : plat tapak beton adukan
1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1
Pc : 3 Ps : 5 Kr yang diisi 30 % batu kali. Pondasi batu kali/ batu belah
dipasang dengan perekat 1 Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang
dengan perekat 1 Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester
kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.

5.3.5. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang pedoman pelaksanaan,


adukan dan pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton
bertulang.

6. PEKERJAAN BETON BERTULANG

6.1. Lingkup Pekerjaan

Beton Bertulang mutu K – 175 dibuat untuk ;

6.1.1. Sloof 18 X 25 CM
6.1.2. Kolom – Struktur 20 X 25 CM
6.1.3. Kolom – kolom praktis 13 X 13 CM
6.1.4. Ring balk 13 X 20 CM
6.1.5. Balok Lantai 13 X 20 CM
6.1.6. Balok Miring Ukr. 13 X 13 CM
6.1.7. Tempat – tempat lain yang mempergunakan beton
bertulang sesuai dengan gambar rencana.

6.2. Bahan

6.2.1. Semen
 Digunakan Portland Cement
jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan memenuhi S – 400 menurut
standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI8 tahun 1972).

 Semen yang telah mengeras


sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

 Penyimpanan harus sedemikian


rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak
cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30
cm dan tumpukan paling tinggi 2 M. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian
semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

6.2.2. Pasir beton

Persyaratan Umum dan Teknik 6


Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-
bahan organis, Lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi
butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam SK SNI T-15.1919.03.

6.2.3. Kerikil

 Kerikil yang digunakan harus


bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan
sesuai yang diisyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.

 Penimbunan kerikil dengan


pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.

6.2.4. A i r

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.

6.2.5. Besi Beton

Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm²).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak,
karat lepas dan bahan lainnya.

Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.

Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam


keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.

Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai


dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan :

Harus ada persetujuan Direksi.

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut


tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh
penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

Persyaratan Umum dan Teknik 7


6.2.6. Cetakan dan Acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-
batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan
uraian pekerjaan.

Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan di


dalam SK SNI T-15.1919.03.

6.2.7. Mutu beton

Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design dari
laboratorium yang disepakati antara Kontraktor dan Pemimpin Proyek.

6.3. Pedoman Pelaksanaan :

6.3.1 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.

6.3.2 Pemborong wajib melaporkan secatra tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.

6.3.3 Adukan beton

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat


pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi,
yaitu :

 Tidak berakibat pemisahan dan


kehilangan bahan – bahan.

 Tidak terjadi perbedaan waktu


pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan
beton yang akan di cor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan
beton harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03.

6.3.4 Pengecoran

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis


Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat
yang sulit dicapai harus digunakan papan – papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.

Persyaratan Umum dan Teknik 8


Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive
yang memperlambat prosese pengerasan. Kecuali pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 M.

6.3.5 Perawatan beton

Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan


kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :

 Dipergunakan karung-karung
goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.

 Hasil pekerjaan beton yang


tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar
kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk
selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

7. PEKERJAAN DINDING

7.1. Lingkup Pekerjaan

2.1. Dinding bata

Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk


seluruh pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan bangunan
sebelah luar, septicktank, dan pagar, seperti tertera dalam gambar dan
dijelaskan dalam gambar detail.

2.2. Dinding papan/triplek

Dinding papan/triplek dipasang sebagai pembatas ruangan yang


ditentukan dalam gambar.

7.2. Persyaratan Bahan

7.2.1. Bata

Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 10 dengan


bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang,
bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak
menampakkan adanya retak – retak yang merugikan. Bata merah
dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang
dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.

Persyaratan Umum dan Teknik 9


7.2.2. Pasir

Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butirharus


bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan. Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 5
% berat.

7.2.3. Semen dan Air

Untuk persyaratan kadua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang


telah digariskan pada pasal beton bertulang.

7.2.4. Papan digunakan bahan kayu klas II yang tidak cacat, dan untuk
triplek digunakan produksi dalam negeri.

7.3. Pedoman Pelaksanaan

7.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu ;

 Pasangan kedap air (1 Pc : 2 Ps)


- Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20
cm diatas lantai.
- Pasangan dinding saluran keliling bangunan.
- Pasangan dinding WC setinggi 1,50 M diatas permukaan
lantai.
- Pasangan dinding septicktank
 Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air
tersebut.

7.3.2. Persyaratan Adukan

Adukan pasangan harus dibuat secara hati – hati, diaduk di dalam bak
kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus
dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak
habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.

7.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh kontraktor secara teliti


dan sesuai gambar, dengan syarat :

Persyaratan Umum dan Teknik 10


 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran
harus dilakukan dengan benang.
 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

7.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan
ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

7.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat


bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak
dikemudian hari. Pada tempat – tempat tertentu sesuai gambar diberi
kolom – kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal
dinding.

7.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam
dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata
(sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus
ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan secara sempurna,
dikerjakan bersama-sama dengan plasteran seluruh bidang tembok.

7.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan penutup bagian atas dari
tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang
telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya
secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

7.3.8. Pasangan dinding papan harus diserut pada kedua sisinya, dengan
sambungan yang ditentukan dalam gambar detail. Pasangan dinding
triplek dilaksanakan dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar.

7.3.9. Dinding papan dipasang pada tiang pokok ukuran 10/10 cm dan
tiang pembantu ukuran 5/10 cm, bahan dari kayu ulin berkualitas baik
cukup tua dan tidak cacat. Untuk bagian luar papan dipergunakan alur
lidah dan diketam halus. Tiang pokok dan tiang pembantu diketam
halus dipasang sesuai gambar.

8. PEKERJAAN PLESTERAN

8.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang,


saluran keliling bangunan, pagar dan septicktank.

8.2. Persyaratan Bahan

Persyaratan Umum dan Teknik 11


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam
pasal beton bertulang.

8.3. Pedoman Pelaksanaan

8.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :


 Dinding dibersihkan dari semua kotoran.
 Dinding dibasahi dengan air.
 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat melekat dengan baik.

8.3.2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 2


Ps, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1Pc : 4
Ps.

8.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama


tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan
terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm
sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya
diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu
panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertical.

8.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan


memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang - bidang yang harus
diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.

8.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama


seminggu sejak permulaan plesteran.

8.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup


atap selesai dipasang dan setelah pipa- pipa listrik selasai dipasang.

9. PEKERJAAN LANTAI

10.1. Lingkup pekerjaan

Pemasangan lantai di buat untuk semua bagian lantai ruangan, KM/WC,


Selasar depan dan keliling bangunan pekerjaan lantai terdiri dari :

10.1.1. Lantai beton tumbuk atau beton rabat


10.1.2. Keramik Ukr. 40 x 40 cm
10.1.3. Keramik Ukr. 20 x 20 cm Untuk KM/MC

10.2. Bahan Yang Digunakan

Persyaratan Umum dan Teknik 12


10.2.1. Beton Tumbuk 1 PC : 3 PS : 5 KR
10.2.2. Keramik Ukr. 40 x 40 cm
10.2.3. Keramik Ukr. 20 x 20 cm
10.2.4. Bahan beton bertulang seperti tersebut dalam pasal 6

10.3. Pedoman Pelaksanaan

10.3.1. Dasar lantai

Untuk semua lantai dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm dan


dipadatkan.
Khusus untuk lantai keramik di atas pasir tersebut harus dilapisi
dengan beton cor campuran 1 PC : 3 PS ; 6 KR setebal 5 cm dan
di tumbuk hingga padat.

10.3.2. Pemeriksaan

Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua


pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus
sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.

10.3.3. Adukan

 Adukan untuk keramik 1 Pc : 3 Ps.


 Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dan diplester 1 Pc : 3 Ps.
 Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat
campuran yang plastis.
10.3.4. Pemasangan

 Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan diplester


setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr
dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.
 Lantai Keramik dipasang diatas dasar lantai beton tumbuk tebal 5
cm dengan campuran tersebut diatas. Di atas dasar lantai beton
tersebut diletakkan perekat untuk keramik dengan campuran seperti
tersebut pada analisa untuk lantai keramik. Kemudian keramik
diletakkan di atas bahan dan ratakan dengan metuk keramik dengan
kayu hingga marata dengan sekelilingnya. Setelah pemasangan
selesai keramik harus dibersihkan dengan lap kain basah.
 Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar
tidak terdapat rongga-rongga di bawah ubin yang dapat
melemahkan konstruksi. Sambungan antara ubin dengan ubin
harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang
warnanya sesuai dengan warna ubin. Hasil pasangan akhir harus
rata tidak bergelombang dan waterpass.
 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-
cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat
tersebut ahrus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan
pasangan batu harus rata dengan sekitarnya.

Persyaratan Umum dan Teknik 13


 Permukaan pasangan keramik/ubin harus datar dan waterpass.
Pada lantai KM/WC, permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke arah
floor drain.

10. PEKERJAAN KAYU

11.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-
alatbantu yang diperlukan, sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan,
bagian pekerjaannya adalah

11.1.1. Pekerjaan Kosen dan Rangka jendela

11.1.2. Daun Pintu, Jendela dan ventilasi

11.1.3. Lesplank, Papan Talang dan Riuter

11.2. Persyaratan Bahan

11.2.1. Untuk semua rangka termasuk gording, lesplank papan dan talang
digunakan klas II kualitas baik.

11.2.2. Untuk semua kayu kosen pintu dan jendela


digunakan kayu klas I jenis damar laut kualitas baik.

11.2.3. Daun pintu, jendela dan papan ruiter digunakan


kayu meuranti batu kualitas terbaik.

11.2.4. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar yang


tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu harus betul-
betul kering, Tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.

11.3. Pedoman Pelaksanaan

11.3.1. Kozen Pintu dan Jendela

 Ukuran kayu untuk kosen pintu adalah 6/13cm, (Ukuran setelah


jadi dibuat).

Persyaratan Umum dan Teknik 14


 Konstruksi Sambungan kayu harus rapi,tidak longgar, ikatan
perkuatan harus menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya
bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar
sambungannya dapat melekat dengan baik.
 Setiap kosen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah untuk
kiri kanan kosen yang memekat ke tembok. Khusus untuk kosen
pintu dibawah kosen dilengkapi dengan dork yang angker kedalam
neut beton.
 Senua bidang kosen yang bersinggungan dengan dinding/ beton
dibuat alur-alur kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan dengan
cat meni 2 (dua) kali.

11.3.2. Daun Pintu/Jendela dan ventilasi

 Daun pintu panil petak 8 (delapan) dibuat dengan kayu meuranti


batu kualitas baik, dan diisyaratkan agar Kontraktor membeli
langsung pada toko dengan kaulitas rumah tinggal (bukan kualitas
bangunan yang diborongkan). Tidak dibenarkan Kontraktor
membuat sendiri dilapangan pekerjaan.
 Khusus untuk pintu KM/WC, pada bagian dalam dilapisi dengan
seng plat aluminium. Pelapisan seng plat aluminium ini harus rapi.
Pda sudut-sudut daun pintu tidak boleh ada penonjolan seng plat.
Apabila menurut penilaian pengawas pemasangan tidak rapi maka,
pengawas berhak menolak daun pintu tersebut.
 Ventilasi jalusi dibuat dari papan klas II dengan ukuran 1,5 x 13
cm dan diketam halus serta dipasang dengan rapi.
 Daun pintu lemari meja praktikum dibuat dari rangka kayu klas II
yang dilapisi dengan lembaran texwood

11.3.3. Lesplank dibuat dari papan lebar sesuai gambar. Pemasangannya


dipakukan langsung pada gording. Pemasangan harus rapi dan lurus.
Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut
harus dibongkar dan diperkaiki kembali atas beban Kontraktor

11.3.4. Untuk katu ukuran motif Aceh digunakan kayu meuranti batu kualitas
baik.

11. PEKERJAAN LANGIT – LANGIT

12.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada bangunan.


Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-
langit dan list langit-langit ukuran 1/3 cm.

12.2. Persyaratan Bahan

Persyaratan Umum dan Teknik 15


12.2.1. Rangka langit-langit induk dipakai kayu klas III ukuran 5/10 cm,
kualitas baik. Rangka pembagi digunakan kayu klas III kualitas baik
ukuran 5/7 cm.
12.2.2. Untuk langit-langit bagian dalam ruangan dan emperan keliling
bangunan digunakan asbes super quality ukuran 1 x 1 meter, Produksi
Dalam Negeri kualitas terbaik.

12.3 Pedoman Pelaksanaan

12.3.1. Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang


dipakukan pada gapit kuda-kuda (balok tarik). Rangka ini kemudian
dipakai penggantung dari papan kualitas terbaik ke kaki kuda-kuda
dan gording. Setelah rangka induk terpasang, dilanjutkan pemasangan
rangka pembagi dari kayu meranti ukuran 5/7 cm.

12.3.2. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor


bertanggung jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.

12.3.3. Asbes quality dipasang pada rangka ini, dengan memakukannya


menggunakan paku eternity. Hasil akhir harus waterpass. Apabila ada
asbes yang retak, pecah harus diganti dengan asbes baru.

12.3.4. Sambungan antar asbes dipasang lat kayu klas II dengan ukuran 1/3
cm, termasuk pada pinggir yang berhubungan dengan dinding.

12. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

13.1 Lingkup Pekerjaan


13.2 Kuda – Kuda Baja Ringan (Zincalume)
 Semua Rangka Kuda –Kuda Terbuat dari Baja Ringan (Zincalume)
 Kontruksi Kuda-kuda dibuat denga rapid an penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang didisyaratkan dalam SK_SNI 5-10-
1990-F
 Kontruksi harus sesuai dengan gambar detail, untuk ukuran Baja
maupan ca penyambanyambunag nya.

Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap


bangunan.

13.3 Bahan yang digunakan

13.2.1. Untuk atap digunakan bahan Seng BJLS 0,30 mm dan untuk bubungan
digunakan rabung seng 0,30 mm.

13.4 Penyimpanan

Bahan atap disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak berhubungan dengan
tanah, semen dan sebaiknya disimpan pada tempat yang beratap (ruangan
yang tertutup). Apabila diletakkan pada daerah yang terbuka/tidak tertutup,

Persyaratan Umum dan Teknik 16


maka konsekwensinya adalah atap tersebut akan menjadi flat-flat/water stain
(cacat air).

13.5 Pembersihan

Perlu diperhatikan bahwa bekas potongan atap, paku, rivet dan kotoran lain
harus dibersihkan dari atap, talang selama pekerjaan berlangsung dan pada
akhir pekerjaan setiap harinya. Korosi dan kemungkinan kerusakan pada
lapisan galvalume dapat terjadi ketika besi atau bahan dasar tembaga
dibiarkan tinggal dan tetap berhubungan denga galvalume pada keadaan
lembab.

Korosi tidak hanya akan menimbulkan noda-noda buruk tetapi juga akan
melemahkan daya tahan galvalume karena daya pelindung normalnya rusak.

13.6 Pedoman Pelaksanaan

13.5.1. Perletakan lembaran atap yang pertama harus dipasang berlawanan


arah angin. Maksud dari berlawanan arah angin adalah tepi gelombang
yang mempunyai kaki atap harus dipasang berlawanan arah angin,
kemudian baru ditimpa dengan atap yang tepi gelombang yang tanpa
kaki atap dan seterusnya diikuti oleh lembaran-lembaran yang
berikutnya.

13.5.2. Apabila dalam 1 (satu) span terdapat 2 (dua) lembar atau lebih tata
peletakan/penyusunan atap selalu harus dipasang mulai dengan
pemasangan pada lajur bawah hingga selesai baru dilanjutkan ke lajur
atas.

13.5.3. Sewaktu pemasangan dianjurkan agar tukang yang sedang bekerja


harus beralaskan papan yang dibuat seperti tangga diletakkan diatas
gording untuk menghindari atap diinjak langsung yang dapat
mengakibatkan atap tersebut rusak.

13.5.4. Bubungan ditutup dengan bahan seng BJLS 0,30 mm. Tindisan antara
satu lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus
sesuai dengan persyaratan pabrik.

13.5.5. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak


mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar
dan dipasang baru.

Persyaratan Umum dan Teknik 17


14. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

14.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan
jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

14.2. Persyaratan Bahan

14.2..1 Engsel-engsel pintu dari kuningan sekualitas merek RCH Nylon


ukuran 4 inci atau yang setaraf.

14.2..2 Engsel-engsel jendela dari kuningan sekualitas merek RCH Nylon


ukuran 3 inci atau yang setaraf.

14.2..3 Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yalee 2 (dua) slaag (dua kali
putar) atau yang setaraf.

14.2..4 Grendel (sloot)/pacok merek Hero atau sekualitas.

14.2..5 Tarikan jendela dan hak angin produksi dalam Negeri berkualitas baik.

14.2..6 Espagnolet berkualitas baik.

14.2..7 Kunci lemari laboratorium/meja pantry dan engsel panjang untuk


lemari laboratorium /meja pantry serta grendel untuk menarik pintu
lemari tersebut.

14.3. Pedoman Pelaksanaan

14.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yalee,
yang berkualitas baik.

14.3.2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah setiap daun jendela. Pemasangan
dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan
melengketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan menggunakan
paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan
obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu
yang dipasang.

14.3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib


memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan
Direksi atau Pemberi Tugas.

Persyaratan Umum dan Teknik 18


14.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan
yang diisyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar
kembali dan diganti dengan alat-alat yang diisyaratkan atas biaya
Kontraktor.

14.3.5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk
melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur
seperti tersebut pada ayat 14.3.2. pasal ini.

14.3.6. Espagnolet dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu
pada satu pintu).

14.3.7. Untuk lemari Laboratorium/meja pantry dipasang kunci khusus untuk


lemari. Engsel dipasang engsel panjang. Pada lemari dipasang alat
untuk menarik pintu lemari tersebut.

15. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

15.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi


didalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN
(Perusahaan Listrik Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel-kabel,
pipa-pipa PVC, tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah
titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan jumlah
yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop kontak mengandung maksud
tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang
diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsipada titik tersebut.

15.2. Bahan – bahan yang digunakan

15.2.1. Kabel NYWGBY

Kabel dengan 4 inti


Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai
earting conductor

15.2.2. Kabel NYM

Kabel dengan 3 inti untuk satu pass


Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS
Isolasi 2 lapis menyelibungi inti

Persyaratan Umum dan Teknik 19


15.2.3. Kabel NYA

Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5


mm².
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang

15.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonite kualitas baik

15.2.5. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk
Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas, dengan syarat –
syarat berikut :

Lampu TL :

Body dari plat besi. Tebal minimum 0,9 mm, dicat putih didepan,
abu-abu dibelakang.

Balast merk Sinar atau sejenisnya


Stater Merk Philips atau sejenisnya
Fitting
Bagi TL 20W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %
Pengabelan didalam harus disolder
Kap merk SUN atau sekualitas
15.2.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam Negeri (Nasional) atau
sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.

Macam – macam switch/oulet yang digunakan untuk tegangan 220


Volt adalah :

 Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)


Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 Volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : 16 Ampere
Type : Pemasangan sistem tanam
Bahan : Ebonit warna putih

 Plug dan socket 1 phase untuk Power


Pole : 1 Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 Volt, 1 phase, 50 hz

Persyaratan Umum dan Teknik 20


Rating arus : minimum 25 Ampere
Proteksi : Soket dengan tutup dan plug locking
Type : Pemasangan di luar diberi landasan
kayu
Bahan : Ebonit warna putih

 Sekering BOX
Main panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari
gardu induk PLN ataupun genset.

Bahan : Rangka profil 30 mm


Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 40) tinggi maksimum
175 cm.
Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar
Type : Pemasangan di luar diberi landasan
kayu
Warna : Abu – abu

15.2.7. Apabila jaringan PLN berjarak 200 m’ dari lokasi sekolah maka
kontraktor wajib menambah Tiang Listrik dari beton pra cetak.

15.3. Penggunaan

15.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel


digardu induk kedistribusian panel ditiap – tiap bangunan. Diluar
bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.

15.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan


didalam dinding.

15.3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

15.3.4. Grounding

Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare


Copper Conductore)

Persyaratan Umum dan Teknik 21


Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 mm².

Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis


minimum berdiameter 1 ½ “ diujung pipa tersebut diberi/dipasang
copper road sepanjang 0,5 m. Elektroda pentanahan yang dipantek
dalam tanah minimal sedalam 12 m atau sampai menyentuh
permukaan air tanah.

Nilai tahanan grounding sistem untuk panel – panel adalah maksimal


2 ohm, diukur setelah tidal turun hujan selama 3 hari berturut-turut.

15.4. Pedoman Pelaksanaan

15.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak
serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai
dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa–
pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem
inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat
dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan
kabeldiatas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC.

Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde


(pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan
terendam air tanah).

15.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan atau


kompnen-komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan
local 220 Volt. Daya yang digunakan 10 Ampere untuk seluruh
bangunan.

15.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi,


Pemborong boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur yang telah
memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang
masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap
bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut
menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak
PLN.

15.4.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban


penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang
timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

16. PENGECATAN

16.1. Lingkup Pekerjaan

Persyaratan Umum dan Teknik 22


16.1.1. Meni kayu untuk bidang kosen yang melekat ketembok, sambungan-
sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda, tiang sandaran dan
lain-lain.
16.1.2. Meni besi untuk baut-baut dan besa strip.
16.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kosen yang nampak, daun pintu
panel dan ventilasi kayu, lesplank dan les eternity, serta dinding
papan yang dapat dibuka dan plafond lambrisering.
16.1.4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan
plafond eternity.
16.1.5. Residu/Teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.

16.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :

16.2.1. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, platon atau ftalit.
16.2.2. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, platon atau ftalit.
16.2.3. Cat tembok sekualitas Polimix, Avitex.
16.2.4. Residu Kualitas baik tidak luntur.
16.2.5. Politur sekualitas Platon.
16.2.6. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang Polimix, Vinilex,
Platon.

16.3. Pedoman Pelaksanaan

16.3.1. Pekerjaan Pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.

16.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,


pengecatan minimal 2 (dua) kali.

16.3.3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.

Urutan pekerjaan sebagai berikut :

 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar.


 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
 Penghalusan dengan amplas.
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) laki.

16.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai


berikut :

 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,


setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.

 Melapis dinding dengan plamur tembok dipoles sampai rata.


Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan
dilap dengan kain kering yang bersih.

Persyaratan Umum dan Teknik 23


 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata minimal 2
(dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama
dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

16.3.5. Pengecatan plafon harus dilakukan menurut proses berikut.

 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.


 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang
atau noda-noda mengelupas.

16.3.6. Warna yang digunakan

Apabila tidak ditentukan lain oleh pemberi tugas maka digunakan


warna sebagai berikut :

 Dinding dalam/luar digunakan warna Ivori 303 dari daftar warna


cat Avitex.
 Plafond asber warna putih.(Pear white).
 Kozen pintu dan jendela digunakan warna Candy Brown 925
dari daftar warna cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.
Daun pintu panel dan plafond Lambrisering digunakan warna Candy Brown
925 dari daftar warna Cat Kuda Terbang atau yang

17. PEKERJAAN FINISHING

17.1. Sebelum pekerjaan diserah terimakan, kontraktor diwajibkan membongkar


gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan,
kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat
serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.

17.2. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka kontraktor harus
menyerahkan :


Surat Izin mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan Pemerintah
daerah setempat.
 Surat Tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut gambar
pemasangan instalasi dari pihak Instalatur/PLN setempat
18. PEKERJAAN LAIN – LAIN

Persyaratan Umum dan Teknik 24


18.1. Lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan Administrasi / Dokumentasi, Biaya
Keamanan/jaga malam, obat – obatan/P3K. penjelasan masing – masing
lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing – masing pasal diatas,
kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa :

(a) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan


segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam
kontrak.

(b) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah


dilaksanakan dan jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN / PEMILIK
untuk keperluan pemeriksaan sewaktu – waktu dapat diserahkan.

(c) Dokumen Foto :


KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto – foto, sebelum
pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap
permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap
pelaksanaan pembangunan serta disusun secara rapi dan diketahui oleh
DIREKSI PEKERJAAN / PEMILIK dan Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :

a. Tiap unit bangunan diambil dari empat arah,


b. Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
c. Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada
sudut pengambilan tersebut pada butir a.

Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILK melalui


DIREKSI PEKERJAAN rangkap 8 (delapan).

Biaya dokumen merupakan tanggung jawab kontraktor, foto-foto tersebut


harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran
pembayaran.

Segala laporan atau catatan tersebut dalam ayat (a) dan (b) pasal ini, dibuat
dalam bentuk buku harian rangkap 8 (delapan) diisi pada formulir yang telah
disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada
ditempat pekerjaan.

18.2. KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing.


As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan
pelaksanaan di lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah
serah terima pekerjaan untuk pertama kali, dalam bentuk kalkir.

18.3. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran
kontraktor. Harga taksiran ini suda mencakup semua kebutuhan kontraktor
sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna.

18.4. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian b, yang ternyata
pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna,

Persyaratan Umum dan Teknik 25


maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor atas perintah
tertulis Pemimpin Bagian Proyek.

18.5. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
Kontraktor dan Pemimpin Bagian Proyek dalam melaksanakan pekerjaan
ini.

Dibuat Oleh
CV. ELEVEN ENGIEERING CONSULTANT
Konsultan Perencanaan, Management dan Supervisi

AFRISAL ABDULLAH,ST
Direktur

Persyaratan Umum dan Teknik 26

Anda mungkin juga menyukai