Anda di halaman 1dari 11

PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PIMPINANAN KEPERAWATAN

DALAM MELAKSANAKAN PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN


PADA KEPALA RUANG DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Arum Pratiwi dan Yuni Wulan Utami


Jurusan Keperawatan - FIK
Universitas muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

Role and function management must be done nurse manager in hospital. Nursing low
manager one of leader which conduct the leadership role and function. The aim of
the activity is improving duty of nurse low manager when they conducted leadership
role and function. The participate in the activity are nurse low manager and primary
nursing. The method of activity are lecturer, discusion, simulation and demonstration.
The result of activity describe improving level of knowledge nurse low manager. In
addition, nurse low manager also be able to demonstrate leadershif role and function
managerial in their room.

Kata kunci: kepala ruang dan ketua tim, peran dan fungsi manajerial

PENDAHULUAN (critical care) sampai pasien yang ringan


1. Analisis Situasi (self care). Data catatan medis pasien meng-
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah gambarkan 70% pasien masuk ke Unit
Surakarta merupakan satu dari dua rumah Gawat Darurat dengan alasan sakit ringan
sakit Islam swasta yang ada di kota sampai kegawat-daruratan. Tanggung jawab
Surakarta. Rumah sakit ini terdiri dari 3 perawat berhubungan dengan kasus tersebut
poliklinik dan 10 ruang perawatan dengan adalah pemberikan asuhan keperawatan
kapasitas tempat tidur 168. Selama tahun yang efektif sesuai harapan pasien. Untuk
2008 BOR mencapai 90%. Dilihat dari mencapai tujuan tersebut seorang perawat
jumlah BOR yang tinggi dapat disim-pulkan harus mempunyai ilmu tentang bagaimana
bahwa rumah sakit ini banyak dikunjungi merawat pasien dengan self care sampai
pasien. Jumlah tenaga keperawatan ada 199 critis.
orang dengan latar belakang pendidikan SPK Pengelolaaan manajemen kepera-
49 dan AKPER 150 orang Jumlah kepala watan yang dilakukan di rumah sakit PKU
ruang 10 orang dengan 20 koordinator shif dari hasil observasi tentang peran dan fungsi
dan ketua tim. pimpinan keperawatan, penatalaksanaan
Kegiatan pelayanan dan asuhan pasien dan supervisi oleh pimpinan kepe-
keperawatan dilakukan perawat pelaksa-na rawatan di rumah sakit PKU Muhammadiyah
mulai dari penanganan pasien yang berat Surakarta dapat disimpulkan bahwa kinerja

WARTA, Vol .13, No.1, Maret 2010: 37 - 47 37


ISSN 1410-9344
yang berhubungan dengan hal tersebut masih Kepala ruang dan supervisor ruang
kurang profesional. Pimpinan kepera-watan merupakan manajer lini pertama dalam
belum melaksanakan hal tersebut secara rumah sakit yang akan menggerakan stafnya
prosedur normatif, pelaksananan hanya dalam mencapai tujuan rumah sakit. Manajer
bersifat rutinitas. Hal ini belum dilakukan lini pertama ini mempu-nyai peran dan fungsi
oleh supervisor atau kepala ruang sebab manajerial yang berbeda dengan manajer lain
pengetahuan tentang hal ini belum ada. yang lebih tinggi atau sejajar dengannya.
Dengan demikian berakibat pada kinerja Untuk mencapai kepuasan klien terhadap
yang belum efektif dan efisien, kepuasan asuhan keperawatan yang diberikan oleh staf
pasien, perawat dan pimpinan terhadap keperawatan pengaruh kepemimpin-an
aktualisasi diri rendah. Apabila penugasan kepala ruang sangat besar.
yang profe-sional diterapkan oleh seorang Dampak tersebut adalah apabila belum
kepala ruang atau supervisor maka perawat diterapkan metode asuhan keperawatan yang
akan menguasai masalah pasien mulai dari profesional oleh kepala ruang , maka perawat
pengkajian sampai evaluasi tindakan sebagai pelaksana pemberian asuhan
keperawatan yang akan berakibat pada keperawatan akan menguasai sebagian
peningkatan kepuasan pasien. masalah pasien saja, apabila timbul masalah
Berdasarkan gambaran diatas maka yang lebih komplek dari pasien, perawat
perlu dibina dan dilakukan pendampingan tidak bisa memecahkannya. Dengan profesi-
dengan memberikan pengetahuan tentang onalismenya pimpinan keperawatan, akan
manajemen keperaatan yang berupa peran membantu perawat pelaksana dalam mening-
dan fungsi pimpinan keperawatan dan katkan kualitas asuhan kepera-watan yang
bagaimana cara mengaplikasikan lebih profesional, perawat akan lebih bisa
ketrampilan tersebut. memecahkan masalah pasien secara
kompleks sehingga pasien akan puas dengan
2. Identifikasi dan Perumusan Masalah pelayanan asuhan keperawatan yang
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah diberikan. Tingkat kepuasan pasien yang
Surakarta dengan BOR yang tinggi tinggi menunjukan kinerja perawat dan
menggambarkan jumlah pasien yang tinggi kepala ruang yang makin baik. Berdasar
untuk meningkatkan kepuasan pasien harus masalah tersebut maka perlunya diadakan
mengembangkan pengelola-anya yaitu pendidikan informal melalui pembinaan dan
dengan meningkatkan pendidikan kepala pendampingan dalam bentuk pelatihan
ruangnya baik formal maupun informal. manajemen keperawatan tentang
Kondisi saat ini adalah kepala ruang 80% peningkatan pengetahuan peran dan fungsi
berlatar belakang D III keperawatan dimana pimpinan keperawatan, pendam-pingan
sangat minim pengetahuan tentang penerapan ketrampilan peran dan fungsi
manajemen kepera-watannya. Sehingga pimpinan keperawatan di rumah sakit PKU
timbul suatu masa-lah yaitu masih kurangnya Muhammadiyah Surakarta. Melalui
pengetahuan tentang manajemen pembinaan dan pendampingan kepada
keperawatan pada kepala ruang akan pimpinan keperawatan di rumah sakit
berpengaruh terhadap pengelolaan terhadap tersebut akan mengakibatkan peningkatan
staf keperawatan di tingkat ruang yang akan pengetahuan dan kete-rampilan dalam
berdampak terhadap kinerja yang diberikan pengelolaan manajemen keperawatan.
pada pasien.

38 Pembinaan dan Pendampingan Pimpinan Keperawatan


dalam Melaksanakan Peran dan Fungsi Manajemen pada
Kepala Ruang di RS PKU Muhammadiyah Surakarta oleh:
Arum Pratiwi, dkk.
3. Tinjauan Pustaka tujuan organisasi ( Gillies, 2001). Menurut
Setiap perawat tanpa kecuali harus Bennis dalam Kartono, (1998) Kepemimpinan
mempunyai peran dan fungsi sebagai seorang adalah proses yang menyebabkan seseorang
pemimpin (sebagai top manjer, sebaagai low yang dipimpin bertingkah laku menurut suatu
manajer atau sebagi perawat pelaksana yang cara tertentu. Sedangkan menurut Tead
kan memimpin pasien dan keluarganya) kepemimpinan adalah kegiatan mem-
Sebagai pelaksana keperawatan perawat pengaruhi orang lain agar mereka mau
harus mampu berperan dan berfungsi sebagai bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
pemimpin terhadap pasien dan keluarganya. diinginkan. Tanggung jawab pertama kepala
Sedangkan perawat yang duduk sebagai ruang sebagai pemimpin adalah pemberian
kepala ruang harus mampu mengelola kepe- asuhan keperawatan yang efektif dan sesuai
rawatan di tingkat ruangan yang dipimpinnya. harapan klien melalui usaha staf keperawatan
Kepala bidang keperawatan sebagai dan pengelolaan staf keperawatan yang
top manajer mempunyai peran dan fungsi berhubungan dengan tugas sebagai pemberi
sebagai pemimpin ditingkat topmanajer yang asuhan keperawatan.
mempunyai perbedaan dengan kepala ruang Proses kepemimpinan merupakan
sebagai low manaje (manajer lini pertama). suatu kegiatan dimana seorang pemimpin
Kepala ruang sebagai low manajer mampu akan menjalankan peran dan fungsinya.
menempatkan dirinya terhadap peran dan Peran manajerial yang harus diaplikasikan
fungsi manajemen yang diembannya. oleh seorang pemimpin ketika menjalankan
Menurut Gillies (1994), manajer lini pertama kepemimpinannya meliputi peran antar
adalah kepala ruang yang dalam fungsinya pribadi, peran pembuatan keputusan, peran
bertugas mengarahkan, mengkoordinasi, dan informasional dan peran pembicara. Fungsi
mengevaluasi secara langsung pada staf manajerial yang harus diaplikasikan ketika
keperawatan. seorang pemimpin menjalankan kepemim-
Kepemimpinan merupakan inti dari pinanya adalah fungsi planning, fungsi
manajemen , karena seorang pemimpin organising, fungsi actuating dan fungsi
adalah pembuat keputusan /decision maker controlling. Semua komponen yang ada
dalam suatu organisasi. Demikian juga dalam dalam peran dan fungsi manajerial tidak bisa
lingkup keperawatan khususnya peran dipisah-pisahkan dalam mengaplikasikanya,
pemimpin sebagai pembuat keputusan sangat sebab senua saling terkait dan saling
mempunyai arti dalam kualitas upaya mempengaruhi.
pelayanan keperawatan. Pengetahuan tentang
kepemimpinan itu sendiri serta proses dan 4. Tujuan dan Manfaat
jenis kepemimpinan akan sangat membantu a. Tujuan Umum
seorang kepala ruang dalam pembuatan Tujuan umum dari pelatihan ini
kebijakan di ruangan, oleh karena itu adalah memberdayakan pimpinan
pengetahuan kepemimpinan merupakan keperawatan dalam menjalankan
fundamen penting dalam pelayanan kepe- peran dan fungsinya (kepala ruang
rawatan di tingkat ruangan. dapat menerapkan manajemen ke-
Beberapa definisi dan pengertian perawatan sesuai tingkat manajeri-
kepemimpinan yang dikemukakan oleh para alnya).
ahli. Tetapi pada dasarnya intinya adalah b. Tujuan Khusus.
sama yaitu ; Kepemimpinan adalah proses 1) Meningkatkan pengetahuan pim-
mempengaruhi orang lain untuk mencapai pinan keperawatan

WARTA, Vol .13, No.1, Maret 2010: 37 - 47 39


ISSN 1410-9344
2) Meningkatkan ketrampilan pim- Ekonomisnya (Ekonomic Feasibility), dapat
pinan keperawatan diterima (acceptability), tersedianya sumber
3) Mengaplikasikan pengetahuan (Resourcers aviability) dan legalitas terjamin
dan ketrampilan melalui pem- (legality).
binaan dan pendampingan
6. Khalayak Sasaran Antara Strategis
c. Manfaat Jangka Panjang Khalayak sasaran antara yang perlu
Manfaat jangka panjang dari dilibatkan dalam pengabdian masyarakat
kegiatan ini adalah out came dari penerapan IPTEKS ini yaitu pimpinan
sistem kinerja di rumah sakit yaitu keperawatan yang terdiri dari kepala bidang
meningkat-kan mutu rumah sakit, Perawatan, kasie keperawatan, supervisor
meningkatkan pemberdayaan sumber keperawatan, kepala ruang dan koordinator
daya manusia keperawatan, menam- shif.
bah pengetahuan kepala ruang,
meningkatkan kepuasan kerja perawat, 7. Keterkaitan
meningkatkan kepuasan pasien Pelatihan manajemen keperawatan
(memperpendek hari perawatan merupakan salah satu bentuk pengabdian
pasien, meminimalkan biaya rawat masyarakat yang merupakan sub sistem dari
pasien, kenyamanan pasien dsb ). Tri Darma Perguruan Tinggi. Manfaat
d. Manfaat Jangka Pendek Kegiatan ini bagi institusi Pendidikan
Manfaat jangka pendek dari menambah angaka kumulatif bagi dosen,
kegiatan ini adalah mendapatkan menambah angka kumulatif publikasi ilmiah
informasi baru tentang manajemen dan keuntungan bagi Rumah sakit adalah
keperawatan, memperoleh keahlian meningkatkan pengetahuan dan kompetensi
tentang cara melaksanakan tugas manajerial bagi pimpinan rumah sakit yang
yang sesuai (cara superviisi, membuat berdampak pada meningkatnya kualitas
jadwal dsb), memperoleh keperca- pelayanan di RS PKU Muhammadiyah
yaan disi untuk bekerja. Surakarta.

5. Kerangka Pemecahan Masalah METODE KEGIATAN


Masalah Kurangnya pengetahuan Metode kegiatan dalam pelatihan ini
tentang manajemen keperawatan pada adelah melalui ceramah, simulasi, peme-
pimpinan keperawatan di RS PKU cahan kasus dan demonstrasi (penerapan
Muhammadiyah Surakarta merupakan langsung di ruang), uraian secara terinci
masalah terstruktur sehingga masalah tentang metode dapat dilihat pada tiap tahap
tersebut merupakan salah satu dari beberapa kegiatan.
masalah di Rumah sakit yang sudah
diidentifikasi. Berdasar pembicaraan dengan
bagian diklat maka dipilih alternative
pemecahan masalah dengan memberikan
pelatihan terhadap kepala ruang. Dasar dari
pemilihan alternative tersebut menggunakan
metoda PEARL factor yaitu
mempertimbangkan penyelesaian masalah
melalui kesesuaiannya (Appropriateness),

40 Pembinaan dan Pendampingan Pimpinan Keperawatan


dalam Melaksanakan Peran dan Fungsi Manajemen pada
Kepala Ruang di RS PKU Muhammadiyah Surakarta oleh:
Arum Pratiwi, dkk.
Tabel .1 apabila mampu melakukan 75% lebih
Materi Pelatihan Manajemen Keperawatan prosedur, sedang apabila mampu melakukan
65 sampai 75% prosedur dan buruk apabila
dibawah 65%.
Tahapan Kegiatan Metode Waktu Keterangan
Kegiatan
I Pretes Pengisian 4 jam 2. Pentingnya Pembinaan dan Pendam-
Kuis,
kuesioner,
pingan
diskusi dan Beberapa pimpinan keperawatan di
praktik
simulasi rumah sakit mempunyai latar belakang
II Pelatihan Teori Ceramah 2 jam x 5 Rancangan sarjana keperawatan, dengan latar belakang
tentang peran dan dan tanya hari lebih lanjut
fungsi pimpinan jawab dengan tersebut pimpinan keperawatan sudah
keperawatan POA mendapatkan ilmu tentang manajemen
III Pelatihan praktik
menjalankan
Praktik,
demonstrasi,
2 jam x
6 hari
Rancangan
lebih lanjut
keperawatan. Selain itu sebagian pimpinan
fungsi di ruang dengan keperawatan sudah menempuh pendidikan
manajemen rawat inap POA
informal tentang menejemen keperawatan.
IV Pendampingan Pengarahan, 2 jam x
praktik klinik evaluasi 6 hari Gambaran tersebut menunjukkan bahwa
langsung di tiap
bangsal rawat
seharusnya mereka mampu mengaplikasikan
inap ilmu pengetahuan yang sudah mereka
dapatkan tetapi pimpinan keperawatan dalam
mengaplikasikan ilmu tersebut membutuhkan
1. Rancangan Evaluasi dukungan, pembinaan dan pendampoingan
Evaluasi jangka pendek daari pelatihan tentang bagaimana cara mengaplikasikanya.
ini adalah dengan cara mengukur pening- Marquis dan Huston (2000), menjelas-
katan pengetahuan peserta pelatihan yaitu kan bahwa penerapan model yang ideal dapat
pimpinan keperawatan yang terdiri dari diklarifikasi dengan menggunakan penyama-
Kasie, kepala ruang, supervisor dan an persepsi dan pembinaan melalui interaksi
koordinator, dengan membandingkan nilai sosial dan proses pendidikan dengan pende-
antara pre test dengan post test di tiap katan sosialisai pada karyawan di tempat
kompetensi dan nilai secara keseluruhan mereka bekerja. Proses pendidikan dengan
(kesatuan) Evaluasi jangka panjang dengan pelatihan yang berdampak pada peningkatan
menilai dari penerapan pengetahuan perawat pengetahuan merupakan role model yang
melalui : Pengukuran kepuasan kerja perawat pasiv tetapi perceptor atau pembimbing
dan pengukuran kepuasan pasien serta klinik harus berperan sebagai role model
kinerja perawat dan pimpinan yang bisa karena akan berdampak menjadi peningkatan
dilakukan pada kegiatan lanjutan. ketrampilan. Pembina atau pembimbing akan
Rancangan Evaluasi teori berupa soal memberikan support emosional dan
atau kuis dengan multiple coise, serta per- memotivasi perawat untuk bekerja.
tanyaan terbuka yang terstruktur dengan Peran dari pembimbing atau mentor
katagori baik apabila mampu menjawab adalah sebagai berikut: model, envisioner,
lebih dari 80% pertanyaan, sedang apabila energiser, supporter, standart prodder, teacher
mampu menjawab 65 sampai 79% pertanyaan coach, feedback giver, eye opener, door
dan buruk, apabila kurang dari 65%. opener, idea bouncer, problem solver, carrer
Rancangan evaluasi praktikum berupa urutan conselor, challenger. (Marquis dan Huston,
2000; Huber, 2002).
pelaksanaan prosedur yang terdiri dari 20
uraian. Katagori penilainya adalah baik,

WARTA, Vol .13, No.1, Maret 2010: 37 - 47 41


ISSN 1410-9344
3. Kepala Ruang Sebagai Pemimpin tingkap ruangannya, sehingga kepala
Kita bahas salah satu contoh kepemim- ruang harus mampu mengembangkan
pinan dalam keperawatan. Pada dasarnya dan menyaring informasi yang kemudian
semua perawat adalah pemimpin, dimanapun dapat memutuskan mana informasi yang
dia berada baik sebagai top manajer sampai harus disampaikan pada stafnya dan
dengan pelaksana kepe-rawatan. Kepala mana yang harus pada atasannya.
ruang adalah pemimpin terdepan di sebuah 3) Peran pembuat keputusan, Dalam me-
rumah sakit. Menurut Gillies (1995), ngelola ruangannya kepala ruang harus
kepemimpinan keperawatan yang paling mampu membuat keputusan tentang hal-
nyata dan mudah untuk dianalisa ada dalam
hal yang berhubungan dengan mana-
penampilan/pelaksanaan manajer lini
jemen ditingkat ruangan-nya, misalnya
pertama keperawatan. Kepala ruang sebagai
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
manajer lini pertama mempunyai dua tugas.
ruangannya, metode asuhan yang akan
Tugas pertama adalah pemberian diterapkannya dan sebagainya.
keperawatan yang efektif melalui usaha
bawahannya, tugas kedua adalah memberi 4) Peran pembicara, arti dari peran
kesejahteraan fisik, emosional dan jabatan pembicara yaitu kepala ruang harus
bagi ruangan yang dipimpinnya . Kepala mampu mewakili kelompoknya dalam
ruang akan melaksanakan peran dan fungsi mengemukakan suatu pendapat, atau
manajemen sesuai dengan tingkat dapat dikatakan bahwa kepala ruang
hirarkhinya seperti memecahkan konflik di harus representatif bagi ruangannya.
tingkat ruang , memotifasi staf ditingkat misalnya bagaimana figur seorang
ruang dansebagainya. Uraian ini akan lebih perawat intensive care unit, perawat
jelas dibahas dalam peran dan fungsi gawat darurat dansebagainya.
manajerial kepala ruang.
Menurut Mintzberg (1973), bidang
a. Peran Kepemimpinan peranan manajer adalah peran antar pribadi,
Beberapa peran yang harus dijalankan peran informasional dan peran pembuatan
oleh seorang pemimpin, baik duduk ditingkat keputusan. Peran Antar Pribadi (Interper-
top manajer, middle manajer maupun low sonale Role yaitu, dalam menjalankan peran
manajer (kepala ruang), peranan tersebut antar pribadi seorang manajer akan berperan
adalah: sebagai figurhead yaitu suatu peranan yang
dilakukan untuk mewakili organisasi yang
1) Peran antar pribadi, Seorang kepala ruang dipimpinnya secara formal. Dalam peran ini
dalam menjalankan tugasnya harus bisa manajer dianggap sebagai symbol yang
berhubungan dengan atasannya, stafnya berhubungan dengan aktifitas personal
maupun dengan tim kesehatan itu. misalnya; pengguntingan pita, pemukulan
hubungan yang baik dengan stafnya
gong, membuka acara tertentu dan sebagai-
merupakan salah satu faktor yang dapat
nya, semua dilakukan dalam rangka mewakili
memotivasi staf untuk menjadi loyal pada
organisasi yang dipimpinnya.
atasan. Selain itu kepala ruang harus
Peranan sebagai pemimpin (leader)
mampu berhubungan dengan orang lain
juga merupakan bagian dari peran interper-
di luar lingkungannya untuk menambah sonal manajer, dalam peranan ini manajer
ilmu pengetahuan. bertindak sebagai pemimpin. Apabila
2) Peran informasi, sebagai seorang manajer pemimpin tersebut seorang kepala bidang
di tingkat ruangan, kepala ruang akan keperawatan maka ia akan melakukan
dipakai sebagai pusat informasi di hubungan interpersonal dengan staf yang

42 Pembinaan dan Pendampingan Pimpinan Keperawatan


dalam Melaksanakan Peran dan Fungsi Manajemen pada
Kepala Ruang di RS PKU Muhammadiyah Surakarta oleh:
Arum Pratiwi, dkk.
berada dibawahnya dengan cara memotivasi, peran dessiminator yaitu memberikan
mengembangkan dan mengendalikan. informasi dari luar ke dalm organisasinya.
Di samping itu peran antar pribadi Untuk kepentingan organisasinya
manajer juga dapat dikatakan sebagai pejabat manajer akan bertindak atas nama organisai
perantara (Liaison Manajer), disini manajer dalam memberi informasi ke luar organisasi
berinteraksi baik dengan teman sejawat yang peran ini disebut sebagai juru bicara.
maupun dengan orang yang berada di luar Menurut Thoha (1996), beda peran
lingkungan organisasinya. Sebagai contoh dessiminator dan peran juru bicara adalah
kepala bidang keperawatan akan berinteraksi dari pemberian informasinya yaitu kedalam
dengan dokter, ahli gizi, administrasi dan organisasi dan keluar organisasi.
dengan yang lainnya. Peran pembuat keputusan (Decisional
Peranan yang berhubungan dengan Role) peran yang berhubungan dengan
informasi (Informational Role) Mintzberg pembuatan keputusan merupakan peran
(1973), membagi peran informasional ini manajerial yang paling penting, pembuatan
menjadi peranan yang lebih rinci yaitu keputusan terkait dengan strategi di dalam
sebagai monitor, sebagai dessiminator dan organisasi yang dipimpinnya sehingga satu
sebagai juru bicara. Sebagai monitor seorang sama lain sulit untuk dipisahkan.
manajer akan menerima dan mengumpulkan Menurut handoko (1996), antara strategi dan
informasi, kemudian dari informasi tersebut proses terjadinya suatu keputusan harus
manajer akan mengembangkan dirinya , signifikan dan berhubungan, kemudian
merubah dirinya dan informasi tersebut beliau juga menyimpulkan pendapat
dipakai sebagai salah satu dasar dalam Mintzberg (1973), bahwa tugas manajer yang
pengambilan keputusan. paling banyak adalah pembuatan strategi dan
Di lingkungan keperawatan manajer harus terlibat secara substansial di dalam
keperwatan dalam menjalankan peran setiap pembuatan keputusan organisasinya.
sebagai monitor adalah dengan cara mencari Tiga alasan mengapa manajer harus
dan mendapatkan informasi tentang berperan dalam pembuatan keputusan
kemajuan pelaksanaan asuhan keperawatan, menurut Handoko (1996), yaitu : Secara
metode pemberian asuhan keperawatan dari otoritas formal manajer adalah satu-satunya
staf yang ada dibawahnya. Di luar yang terlibat dan harus memikirkan tindakan
–tindakan yang penting dan baru dalm
lingkungan keperawatan dari peran monitor
organisasinya, sebagai pusat informasi,
ini manajer akan mencari dan mendapatkan
manajer dapat memberikan jaminan atas
informasi luar organisasinya tentang
keputusan yang terbaik yang mencerminkan
perkembangan dan mutu keperawatan
pengetahuan yang terbaru dan nilai-nilai
misalnya tentang kepuasan pasien, rumah
organisasi, keputusan yang strategis akan
sakit pesaing, IPTEK yang berhubungan
dengan kesehatan yang semuannya ber- lebih mudah diambil secara terpadu dengan
manfaat bagi organisasi yang dipimpinnya. adanya satu orang yang dapat melakukan
Pada akhirnya sebagai informasional kontrol semuannya.
role manajer akan menyaring dan meng-
analisis semua informasi tersebut kemudian b. Fungsi Pimpinan Keperawatan
dipilih mana yang diperlukan, mana yang Seperti fungsi dalam manajerial yang
harus disampaikan pada atasanya, mana yang lain maka fungsi dari kepala ruang juga
harus disampaikan pada bawahannya dan meliputi komponen-komponen yang sama
mana yang tidak perlu disampaikan. yaitu Planing, Organising, Actuating dan
Menurut Thoha (1996) peran ini disebut Controling. Pengorganisasian yang dilaku-
kan pimpinan meliputi kewenangannya,

WARTA, Vol .13, No.1, Maret 2010: 37 - 47 43


ISSN 1410-9344
tanggung jawabnya, pendelegasian tugas Perawat sebagai manajer baik duduk
termasuk pengorganisasian perawatan di di tingkat kepala bidang , kepala seksi, kepala
tingkat ruang dalam memberikan asuhan ruang, ketua tim ataupun perawat pelaksana,
keperawatan. Misalnya menentukan metoda harus melaksanakan fungsi-fungsi
tim di ruanganya. manajemen untuk memberikan pelayanan
Fungsi pengarahan, dalam menjalan- keperawatan kepada pasien, keluarga dan
kan fungsi pengarahan kepala ruang akan masyarakat.
melakukan kegiatan supervisi terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan, bimbingan a. Tahap Perencanaan, Perencanaan
terhadap staf, mengkoordinasi dan me- merupakan tahap awal dalam fungsi
motivasi staf keperawatan. Fungsi manajemen menurut Fayol dalam
pengarahan ini adalah merupakan fungsi dari Swamburg (1993) definisi dari
kepemimpinan seorang kepala ruang secara perencanaan adalah membuat rencana
menyeluruh diantaranya, bagaimana gaya tindakan untuk memberikan pandangan
kepemimpinanya, bagaimana mengelola ke depan . Dan menurut Swanburg (1993)
konflik dansebagainya. Fungsi pengendalian perencanaan adalah fungsi administrative
dilakukan oleh kepala ruang dengan cara yang menempatkan beban resiko
memantau kinerja, membandingkan dengan terhadap pembuatan keputusan dan
standar, dan mengoreksi bila ada pencegahan masalah. Perencanaan di
penyimpangan yang terjadi di tingkat keperawatan merupakan tugas dari
ruangan. Fungsi pengendalian atau kepala bidang keperawatan atau kepala
kontroling ini dilakukan mulai dari devisi keperawatan dan kepala ruang
perencanaan sampai evaluasi, Contohnya untuk membuat perencanaan di tingkat
mengevaluasi kinerja staf, mengevaluasi manajerialnya kemudian diusulkan ke
dokumentasi keperawatan dalam 1 bulan pimpinan diatasnya.
terakhir setelah pelatihan dansebagainya.
b. Pengorganisasian, organisasi merupakan
suatu wadah untuk melaksanakan
4. Fungsi Manajemen Keperawatan
kegiatan, yang didalamnya terdapat
Robins (1996) menulis tentang fungsi
pembagian tugas atau job description
manajemen yang dapat disimpulkan bahwa
untuk mencapai tujuan organisasi.
fungsi manajemen adalah fungsi
Pengorganisasian dalam keperawatan
perencanaan, fungsi pengorganisasian,
bermacam-macam bergantung pada
fungsi kepemimpinan dan fungsi
konsep yang akan diterapkan.
pengawasan. Fungsi manajemen terdiri dari
Pengorganisasian keperaatan di sebuah
beberapa komponen , yang menurut teoritisi
rumah sakit ada berbagai tingkatan atau
sedikit berbeda dalam penyusunan dan
hirarkhi seperti di tingkat bidang
pengembangannya, tetapi pada dasarnya
keperawatan, di tingkat ruang rawat.
intinya adalah sama. Menurut Swamburg
Pengorganisasian di tingkat low manajer
(1993) dalam keperawatan fungsi
atau di tingat ruang disebut metoda
manajemen terdiri dari perencanaan atau
penugasan atau model praktik, contohnya
planning. pengorganisasian atau organizing,
model keperaatan primer, model tim,
pengaturan staf atau stafing, kepemimpinan
model fungsional dansebagainya.
atau leadership dan pengendalian atau
controlling . c. Pelaksanaan kegiatan/Actuating, yang
termasuk dalam actualing diantaranya
pengarahan , kepemimpinan , motivasi

44 Pembinaan dan Pendampingan Pimpinan Keperawatan


dalam Melaksanakan Peran dan Fungsi Manajemen pada
Kepala Ruang di RS PKU Muhammadiyah Surakarta oleh:
Arum Pratiwi, dkk.
dan lainnya. Kegiatan ini merupakan Uraian tugas pada tahap pengorgani-
tahap ketiga dari fungsi manajemen yang sasian meliputi, merumuskan metode atau
dihubungkan dengan fungsi actuating. sistem penugasan yang digunakan, meru-
Salah satu contoh kegiatan ini adalah muskan tujuan sistem atau metode penu-
fungsi pengarahan yang bertujuan untuk gasan, membuat rincian tugas ketua tim dan
mengukur kualitas penempatan , anggota tim, membuat rentang kendali
menemukan dan memperbaiki masalah misalnya kepala ruang membawahi 3 tim dan
serta mencegah penyimpangan dan ketua tim membawahi 2 sampai 3 orang
modifikasi kegiatan yang sudah pelaksana, mengatur dan mengendalikan
direncanakan untuk mencapai tujuan logistik ruangan, mendelegasikan tugas bila
yang telah ditentukan. Komponen lain tidak berada di tempat atau ruangan,
pada bagian ini akan dibahas lebih lanjut melakukan identifikasi masalah dan cara
pada bab selanjutnya. penanganannya.
d. Pengawasan/Controling, Fungsi penga- Uraian tugas pada saat pengarahan,
wasan sangat terkait erat dengan memberikan pengarahan tentang penugasan
komponen lain terutama fungsi actuating, kepada ketua tim, memberikan pujian
kedua fungsi manajemen ini saling terhadap staf yang melaksanakan tugas
tergantung. Misalnya seorang kepala dengan baik, memberi motivasi dalam
ruang melaksanakan peran kepemim- meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
pinannya (fungsi actuating) dengan cara sikap, melibatkan bawahan sejak awal
supervisi (controlling). Fungsi penga- sampai akhir kegiatan, memberi teguran pada
wasan dilakukan dengan membandingkan bawahan yang melakukan kesalahan,
antara styandar atau perencanaan dengan meningkatkan kerjasama dengan tim
pelaksanaan kesehatan lain.
Uraian tugas pada tahap pengawasan
5. Uraian Tugas Kepala Ruang meliputi; melalui komunikasi mengawasi
Uraian Tugas Kepala Ruang terdiri dari dan berkomunikasi secara langsung dengan
tahap perencanaan sampai evaluasi. Uraian ketua tim maupun pelaksana mengenai
tugas pada tahap perencanaan meliputi; asuhan keperawatan yang diberikan pada
menunjuk ketua tim yang bertugas di ruangan klien, melalui supervisi mengamati langsung
masing-masing, mengikuti serah terima dari dan membatasi masalah yang terjadi,
shif sebelumnya, mengidentifikasi tingkat mengevaluasi upaya atau kerja pelaksana dan
ketergantungan klien, mengidentifikasi membandingkan dengan rencana kepera-
jumlah perawat yang dibutuhkan watan yang telah disusun bersama ketua tim.
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan,
mengatur penugasan atau penjadualan, METODE PELAKSANAAN
merencanakan strategi pelaksanaan Pelatihan peran dan fungsi kepala
keperawatan, bersama dokter melihat kondisi ruang dilaksanakan di aula RSU PKU
klien kemudian mendiskusikan tindakan Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 15
medisnya, pengobatannya, tindakan sampai 18 April 2010, pelatihan berlangsung
keperawatannya, mengatur dan mulai pukul 08 00 s.d 14.30. Jumlah peserta
mengendalikan asuhan keperawatan, pelatihan ada 28 orang yang terdiri dari
membantu pengembangan staf melalui kepala ruang, ketua tim, supervisor, kasie dan
pendidikan dan pelatihan. kepala bidang perawatan. Semua peserta

WARTA, Vol .13, No.1, Maret 2010: 37 - 47 45


ISSN 1410-9344
mengikuti jalanya pelatihan mulai dari awal 3. Pembahasan
sampai akhir. Pembinaan aplikasi peran dan Hasil kegiatan pelatihan peran dan
fungsi kepala ruang dilaksanakan pada fungsi kepala ruang tentang aplikasi dalam
tanggal 19 sampai 25 April 2010, mulai jam kepemimpinan secara kualitatif menunjukan
09 00 sampai jam 14 00. Pembinaan di ruang adanya peningkatan pengetahuan peserta
rawat inap diikuti kepala ruang, ketua tim pelatihan tentang materi yang diajarkan, hal
dan perawat asosiet. ini ditunjukan dengan pertanyaan secara
Peserta pelatihan mempunyai masa lesan yang bisa di jawab oleh peserta
kerja terendah 9 tahun dan masa kerja penyuluhan dibandingkan dengan reaksi saat
terlama 12 tahun. Rata-rata masa kerja 10,5 penggalian tingkat pengetahuan diawal
tahun. Jumlah peserta pelatihan yang pelatihan. Selain itu juga ditunjukan dari
menjabat sebagai kepala bangsal ada 12 meningkatnya nilai pada semua peserta
orang, 10 ketua tim , 3 orang penyelia atau pelatihan dari rata-rata kurang baik menjadi
supervisor serta 3 orang kasie keperawatan sangat baik.
dan 1 orang kepala bidang keperawatan. Keberhasilan kegiatan pelatihan ini
disebabkan kooperatifnya peserta mulai dari
2. Hasil Kegiatan awal pelatihan sampai selesai, alasan dari
Kegiatan Pelatihan dimulai dengan aktifnya partisipasi peserta tersebut adalah
pembukaan yang didalamnya berisi keingintahuan peserta tentang peserta tentang
sambutan dari pihak rumah sakit PKU ilmu manajemen keperawatan yang
Muhammadiyah dan dari pihak prodi diajarkan, selain alasan itu ada beberapa
keperawatan UMS. Kemudian sebelum penjelasan dari peserta bahwa penyegaran
materi disajikan semua peserta mengikuti tentang ilmu manajerial pada pimpinan
pretes. Setelah diberikan pengetahuan keperawatan penting dan sebaiknya
tentang peran dan fungsi kepala ruang dilakukan secara periodik.
melalui ceramah, diskusi dan simulasi, Ketrampilan peserta ketika praktik
selanjutnya semua peserta mengikuti postes. menjalankan peran dan fungsi kepala ruang
Nilai pretes paling rendah 40 dan yang secara simulasi juga menunjukan perbaikan,
paling tinggi 72, dengan rata-rata nilai pretes hal ini ditunjukan oleh demonstrasi dari
54,24. Nilai postes paling rendah 68 dan semua peserta setelah selesai pelatihan.
yang paling tinggi 92. Rata-rata nilai postes Peserta bisa memperagakan lebih baik
adalah 82,23. Nilai postes tertinggi adalah dibanding diawal pelatihan.
92 atas nama Istiqomah AMK. Sejumlah 28 Evaluasi secara kuantitatif dilakukan
peserta yang mengikuti pelatihan ada 3 dengan menjawab soal isian sederhana
peserta yang tidak mengikuti pretes dan melalui pretes dan postes yang menunjukan
postes. Hasil kegiatan pelatihan kepe- peningkatan pengetahuan dilihat dari nilai
mimpinan dalam keperawatan secara yang meningkat. Rata-rata nilai sebelum
kualitatif menunjukan adanya peningkatan pelatihan adalah 54 dan sesudah pelatihan
pengetahuan kepala ruang tentang materi adalah 82. Peserta yang mempunyai nilai
yang diajarkan hal ini ditunjukan dengan tertinggi ada dua orang yaitu adalah Diyah
pemecahan masalah yang ada di bangsal saat dari ruang kebidanan dengan nilai 96 dan
dilakukan diskusi setelah pelatihan diban- Istiqomah dari ruang rawat inap multazam
dingkan dengan reaksi saat penggalian dengan nilai 92. Menurut Notoatmodjo
tingkat pengetahuan diawal pelatihan. (1996) Kegiatan proses belajar bisa terjadi
dimana saja, melalui penyuluhan kesehatan

46 Pembinaan dan Pendampingan Pimpinan Keperawatan


dalam Melaksanakan Peran dan Fungsi Manajemen pada
Kepala Ruang di RS PKU Muhammadiyah Surakarta oleh:
Arum Pratiwi, dkk.
seorang akan belajar dari tidak tahu menjadi kemudian diharapkan untuk diaplikasikan di
tahu. Sedangkan menurut Effendy (1995) ruang rawat inap, sehingga diharapkan terjadi
pendekatan edukatif akan dapat memacu peningkatan kualitas pelayanan dan asuhan
perkembangan potensi. Pendidikan keperawatan. Saran lebih lanjut untuk
kesehatan adalah pendekatan edukatif untuk puskesmas adalah : diadakanya pelatihan
meningkatkan ketrampilan pemecahan terstruktur dan terjadual pada kader tetntang
masalah pada sekelompok orang yang berbagai macam manajemen keperawatan,
membutuhkan informasi. diadakanya perawat magang untuk praktik
manajemen keperawatan dibawah pembina-
SIMPULAN DAN SARAN an institusi pendidikan agar terjadi bim-
1. Simpulan bingan langsung pada kepala ruang di rumah
Kepala ruang merupakan ujung sakit, bekerjasama dengan institusi pendi-
tombak pelaksanaan pelayanan dan asuhan dikan untuk bersama-sama mengadakan
keperawatan, agar tercipta pelayanan dan pelatihan pada rumah sakit.
asuhan keperawatan yang berkualitas maka
perlu pembinaan dan penyegaran yang terus PERSANTUNAN
menerus pada kepala ruang. Hasil pelatihan Kegiatan ini terlaksana karena
ini menggambarkan adanya peningkatan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu kami
pengetahuan dan ketrampilan tentang mengucapkan terimakasih sebanyak-
aplikasi peran dan fungsi kepala ruang. Nilai banyaknya kepada : 1). Bapak Kepala
setelah pelatihan menjadi lebih baik Lembaga Pengabdian Masyarakat, yang telah
dibanding sebelum pelatihan memfasilitasi kegiatan pengabdian
masyarakat ini; 2). Kepala bidang
2. Saran Keperawatan RSU PKU Muhammadiyah
Berdasarkan kesimpulan diatas Surakarta yang telah berperan aktif mulai dari
penting dilakukan pelatihan tentang peran awal kegiatan sampai selesai.
dan fungsi kepala ruang di rumah sakit yang

DAFTAR PUSTAKA
Gillies, D.A. 2001. Nursing Management, A System Approach. 3th ed. Philadelphia: WB
Saunder Company.
Huber,D. 2002. Leadership and Nursing Care management. 2th ed. Philadelphia: WB Saunder
Company.
Kartono K. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Swanburg, R. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Perawat
Klinis. Alih bahasa Samba. Jakarta: EGC.
Loverdge, C.E. dan Cumnings, S.H. 2002. Nursing Management on The New Paradigm.
Maryland: An Aspen Publication.
Marquis BL and Huston, C.J. 2000. Leadership, Role, and Management. Justin in Mosby.
Philadelphia, Lippincott.

WARTA, Vol .13, No.1, Maret 2010: 37 - 47 47


ISSN 1410-9344

Anda mungkin juga menyukai