PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
yang lazim berlaku dan lebih ganas berbanding BPH yang hanya melibatkan
pembesaran jinak daripada prostat. Kenyataan ini adalah berdasarkan bilangan
dan presentase terjadinya kanker prostat di dunia secara umum dan Indonesia
secara khususnya. Secara umumnya, jika diperhatikan, di dunia, pada 2003,
terdapat lebih kurang 220,900 kasus baru ditemukan, dimana, daripada jumlah ini,
29,000 daripadanya berada di tahap membunuh (A.K. Abbas, 2005) . Seperti juga
BPH, kanker prostat juga menyerang pria berusia lebih dari 50 dan pada usia di
bawah itu bukan merupakan suatu yang abnormal. Secara khususnya di Indonesia,
menurut (WHO,2008), untuk tahun 2005, insidensi terjadinya kanker prostat
adalah sebesar 12 orang setiap 100,000 orang, yakni yang keempat setelah kanker
saluran napas atas, saluran pencernaan dan hati .
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Benigna Prostatic
Hyperplasia (BPH) Rumah Sakit Siti Aisyah Kota Lubuklinggau
tahun akademik 2017/2018
2. Tujuan Khusus
2
4. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada TN “ S” dengan
Benigna Prostatic Hyperplasia diruangan Al-Kausar Rumah sakit Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
BPH adalah pembesaran glandula dan jaringan seluler kelenjar prostat
yang berhubungan dengan endokrin berkenaan dengan proses
penuaan,kelenjar prostat mengitari leher kandung kemih dan uretra,
sehingga hipertrofi prostat sering menghalangi pengosongan kandung kemih
(Tucker, 1998).
BPH adalah kondisi patologis yang paling umum pada pria lansia dan
penyebab kedua yang sering untuk intervensi medis pada pria di atas usia 60
tahun ( brunner suddart, 2001)
BPH adalah pembesaran adenomatosa pada prostate
B. Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum
diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada
hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan
terjadinya BPH adalah proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan
penyebab antara lain :
1. Dihydrotestosteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan
penurunan testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma.
4
3. Interaksi stroma – epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor dan
penurunantransforming growth factor beta menyebabkan hiperplasi
stroma dan epitel.
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma
dan epitel dari kelenjar prostat.
C. Manifestasi Klinis
1. Peningkatan frekuensi berkemih
2. Nokturia (ngompol)
3. Anyang-anyangan
4. Abdomen tegang
5. Volume urin menurun
6. Aliran urin tidak lancar
7. Retensi urin
D. Komplikasi
1. Pre op
a. Pielonefritis
b. Hidronefrosis
c. Azotemia
d. Uremia
5
2. Post op
a. Hiponatremia dilusi (TURP)
b. Infeksi
c. Hidrokel
d. Syok
e. Retensi urin akut
f. Ileus paralitikum
g. Peningkatan suhu tubuh
h. Nyeri saat jalan
E. Penatalaksanaan
1. Pre op
a) Pemeriksaan diagnostik
1) Urinalisa
2) Cultur urin
3) Citologi urin
4) BUN (creatin)
5) Asam fosfat serum (antigen khusus prostatik)
6) SOP
7) Sitoscopy
8) Urografi ekskretory/EVP
b) Kateterisasi
c) Terapi antibiotik
d) Balance cairan
e) Pembedahan
1) Reseksi transureteral prostst (TUR/TUPP)
2) Prostotektomi suprapubis
3) Prostotektomi perineal
4) Prostotektomi retropublik
5) Insisi prostat transuretral (TUIP)
6
2. Post op
a. Irigasi kandung kemih kontinyu
b. Irigasi kandung kemih intermitten
c. Analgetik
d. Terapi IV parentral
e. Balance cairan
f. Puasa sampai bising usus terdengar
7
Konsep Dasar Keperawatan BPH
A. Pengkajian
1. Sirkulasi
Tanda: peninggian TD (efek pembesaran ginjal).
2. Eliminasi:
gejala : penurunan kekuatan /dorongan aliran urine ; tetesan. keragu-
raguan pada perkemih awal. Tidak mampuan untuk mengkosongkan
kandung kemih dengan lengkap dorongan dan frekuensi berkemih.
Nokturia,disuria,hematuria. Duduk untuk berkemih. ISK berulang,
riwayat batu (statis urinaria).konstipasi (protusi prostat ke dalam
rectum).
Tanda : masa padat di bawah abdomen bawah (distensi kandung
kemih), nyeri tekan kandung kemih . hernia inguinalis :hemoroid
(mengakibatkan peningkatan tekanan abdomen yang memerlukan
pengkosongan kandung kemih mengatasi tahanan).
3. Makanan /cairan
Gejala: anoreksia :mual,muntah ,penurunan berat badan
4. Nyeri /kenyamanan
Gejala :nyeri suprapubis, panggul atau punggung ;tajam ,kuat
(padaprostatis akut) nyeri punggung bawah.
5. Keamanan
Gejala; demam
6. Seksualitas;
Gejala: masalah tentang efek kondisi / terapi pada kemampuan
seksual.takut inkontinensia /atau menetes selama hubungan intim.
Penurunan kekuatan kontaksi ejakulasi.
Tanda: pembesaran, nyeri tekan prostat.
7. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala; riwayat keluarga kangker, hipertensi, penyakit ginjal.
Penggunaan antihipertensif atau antidepresan , antibiotik urinaria atau
8
agen antibiotic obat yang di jual bebas untuk flu /alesgi obat
mengandung simpatomimetik.
Pertimbangan; DRG menunjukan rerata lama di rawat ;2.2 hari
Rencana pemulangan :memerluhan bantuan dengan manajemen terapi,
contoh kateter.
8. Riwayat kesehatan
- Bagaimana BPH mempengaruhi gaya hidup
- Masalah urinia yang terjadi
A. Diagnosa keperawatan
1. Retensi urin berhubungan dengan obstruksi hyperplasia pada epitel dan
stroma pada kelenjar prostat
2. Nyeri berhubungan dengan saluran pengeluaran kandung kemih
3. Ansietas berhubungan dengan rencana operasi
B. Intervensi
1. Retensi urin berhubungan dengan obstruksi hyperplasia pada epitel dan
stroma pada kelenjar prostat
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam
diharapkan retensi urin teratasi
Kriteria hasil :
K/U baik
Kandung kemih kosong
Klien tampak rileks
Intervesi :
a. Perkusi atau palpasi area suprapubik
b. Monitor pengeluaran urin
c. Atur posisi kateter
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam permberian antibiotic
9
Rasional
a. Distensi kandumg kemih dapat dirasakan di area
suprapubik.
b. Untuk mengetahui jumlah pengeluaran urin
c. Agar kateter terpasang dengan benar dan baik
d. Untuk proses penyembuhan
10
Rasional
1. Meningkatkan suplai O2 meminimalkan tekanan darah pada area
tertentu untuk mencegah kerusakan jantung
2. Mencegah terjadinya cidera
3. Membantu memenuhi kebutuhan klien
4. Meningkatkan istirahat untuk untuk menyediakan energy
digunakan untuk penyembuhan dan aktivitas selanjutnya
5. Melibatkan keluaga untuk perawatan
-Dorong pasien untuk berkemih R/ minimalkan retensi urin
- Mengevaluasi retensi urinaria, R/ untuk mengevaluasi obstruktif
- Kaji nyeri, perhatikan lokasi, R/ nyeri tajam, intermeten dengan
dorongan berkemih
- Berikan tindakan kenyamanan
1. Sebelum operasi
a. Data Subjektif
- Klien mengatakan nyeri saat berkemih
- Sulit buang air kecil
- Frekuensi berkemih meningkat
- Sering terbangun pada malam hari untuk miksi
- Keinginan untuk berkemih tidak dapat ditunda
- Nyeri akut atau panas panas saat berkemih
- Pancaran urin melemah
- Merasa tidak puas setelah miksi, kandung kemih tidak kosong dengan
baik
- Kalau mau miksi harus menunggu lama
- Jumlah urin menurundan haru mengedan saat berkemih
- Aliran urin tida lancer/ terputus putus
- Urin terus menetes setelah berkemih
- Merasa letih, tidak nafsu makan,mual dan muntah
11
b. Data Objektif
- Ekspresi wajah tampak menahan nyeri
-Terpasang kateter
2. Pengkajian fisik
a. Gangguan dalam berkemih
- Sering berkemih
- Terbangun pada malam hari
- Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak
- Nyeri pada saaat miksi, pancaran melemah
- Rasa tidak puas sehabis miksi
- Jumlah air kencing menurun dan harus mengedan saat buang air
kecil
- Aliran urin terputus-putus, urin terus menetes saat berkemih
- Nyeri saat berkemih
- Ada darah dalam urin
- Kandung kemih terasa penuh
- Nyeri pinggang, punggung, dan rasa tidak nyaman pada
epigastrium
F.Implementasi
Perawat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
langkahsebelumnya (intervensi)
G. evaluasi
Asuhan keperawatandalam bentuk perubahan perilaku pasien melalui
faktor dan evaluasi tujuan
12
DAFTAR PUSTAKA
13