Anda di halaman 1dari 42

SISTEM SARAF

PUSAT

Departement ANATOMI
NARASUMBER: Deswaty Furqonita
NEUROSAINS 2013
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Pada susunan saraf pusat, otak dan medulla spinalis merupakan pusat utama terjadinya
korelasi dan integrasi informasi saraf. Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh sistem
membran yang disebut meningen dan dikelilingi oleh liquor cerebrospinalis, kemudian
dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak dan columna vertebralis.
Susunan saraf pusat terdiri dari sejumlah besar sel-sel saraf dengan prosesus-
prosesusnya yang disebut neuron dan disokong oleh jaringan khusus disebut neuroglia.
Prosesus sebuah sel saraf yang panjang disebut akson atau serabut saraf. Bagian dalam
sistem saraf pusat tersusun dalam substansia grisea dan substansia alba. Substansia grisea
terdiri dari sel-sel neuron yang tertanam di dalam neuroglia; mempunyai warna abu-abu.
Substansia alba terdiri dari serabut-serabut saraf yang tertanam di dalam neuroglia;
mempunyai warna putih karena terdapat materi lipid di dalam selubung mielin pada sebagian
besar serabut-serabut saraf.

Divisi Utama Sistem Saraf pusat


A. Medulla Spinalis
Medulla spinalis terletak di dalam canalis vertebralis columna vertebralis dan
dibungkus oleh tiga meningen; dura mater, arachnoidea mater dan pia mater. Proteksi
lebih lanjut dilakukan oleh liquor cerebrospinalis, yang terdapat di sekeliling medulla
spinalis, di dalam spatium subarachnoideum.
Umumnya, medulla spinalis berbentuk silindris dan di superior, mulai dari foramen
magnum pada tengkorak, tempatnya berlanjut ke atas sebagai medulla oblongata otak
dan di inferior, berakhir di daerah lumbal. Di bawah, medulla spinalis menipis, dikenal
sebagai conus medullaris, dari ujungnya terdapat lanjutan pia mater, filum terminale,
yang berjalam ke bawah dan melekat di bagian belakang os coccygi.
Di sepanjang medulla spinalis, melekat 31 pasang saraf spinal melalui radix
anterior atau motorik dan radix posterior atau sensorik. Masing-masing radix melekat
pada medulla spinalis melalui sederetan fila radicularia, yang membentang sepanjang
segmen-segmen medulla spinalis yang sesuai. Masing-masing radix posterior
mempunyai sebuah ganglion radix posterior, yang sel-selnya membentuk serabut saraf
pusat dan tepi.
Medulla spinalis terdiri dari substansia grisea di bagian dalam, yang dikelilingi
oleh substansia alba di bagian luar. Pada potongan melintang, substansia grisea terlihat
sebagai tiang berbentuk huruf H dengan columna grisea atau cornu anterior dan
posterior, dihubungkan oleh commisura grisea yang tipis, yang di dalamnya terdapat
canalis centralis yang kecil. Secara deskriptif, substansia alaba dapat dibagi dalam
columna alba anterior, lateral, posterior.

B. Otak
Otak terletak di dalam cavum cranii dan bersambung dengan medulla spinalis
melalui foramen magnum. Otak dibungkus oleh tiga meningen: dura mater, arachnoidea
mater, dan pia mater, dan ketiganya berlanjut ke medulla spinalis. Liquor cerebrospinalis
mengelilingi otak di dalam spatium subarachnoideum.
Secara konvensional, otak dibagi menjadi tiga bagian utama. Bagian-bagian
tersebut secara berurutan dari medulla spinalis ke atas adalah rhombencephalon,
mesencephalon, dan prosencephalon. Rhombencephalon dibagi menjadi medulla
oblongata, pons, dan cerebellum. Prosencephalon dapat dibagi menjadi diencepahalon,
yang merupakan bagian sentral prosencephalon, dan cerebrum.
1. Rhombencephalon
1.1 Medulla Oblongata
Medulla oblongata berbentuk konus, di superiore berhubungan dengan
pons dan dibagian inferior berhubungan dengan medulla spinalis. Pada
medulla oblongata, terdapat banyak kumpulan neuron-neuron yang disebut
nuklei dan berfungsi untuk menyalurkan serabut-serabut saraf asendens dan
desendens.
1.2 Pons
Pons terletak di permukaan anterior cerebellum, inferior dari
mesencephalon, dan superior dari medulla oblongata. Pons, atau jembatan,
dinamakan dari banyaknya serabut-serabut yang berjalan secara transversal
pada permukaan anteriornya, yang menghubungkan kedua hemispherium
cerebelli. Pons juga mengandung banyak nuklei dan serabut asendens dan
desendens.
1.3 Cerebellum
Cerebellum terletak di dalam fossa cranii posterior, posterior terhadap
pons dan medulla oblongata. Bagian ini terdiri dari dua hemispherium yang
dihubungkan oleh sebuah bagian median yang disebut vermis. Cerebellum
dihubungkan dengan mesencephalon oleh pedunculi cerebellares superiores,
dengan pons oleh pedunculi cerebellares medii, dan dengan medulla
oblongata oleh pedunculus cerebellares inferiores,. Pedunkulus-pedunkulus
ini tersusun dari berkas-berkas besar serabut saraf yang menghubungkan
cerebellum dengan susunan saraf lainnya.
Lapisan permukaan masing-masing hemispherium cerebelli disebut
korteks, dan terdiri dari substansia grisea. Cortex cerebelli tersusun dalam
lipatan-lipatan, atau folia, dipisahkan oleh fissura-fissura melintang yang
tersusun rapat. Terdapat massa substansia grisea di dalam serebellum,
tertanam di dalam substansia alba; yang paling besar disebut nucleus
dentatus.
Medulla oblongata, pons, dan cerebellum mengelilingi sebuah rongga
yang berisi liquor cerebrospinalis, disebut ventriculus quartus. Di bagian
superior rongga ini berhubungan dengan ventriculus tertius melalui
aquueductus cerebri, dan di bagian inferior berlanjut sebagai canalis centralis
di dalam medulla oblongata. Ventriculus quartus berhubungan dengan
spatium subarachnoideum melalui tiga lubang yang terdapat di bawah
atapnya. Melalui ketiga lubang ini, liquorcerebrospinalis di dalam susunan
saraf pusat dapat masuk ke spatium subarachnoideum.
2. Mesenchephalon
Mesenchephalon merupakan bagian sempit otak yang menghubungkan
prosencephalon dengan rhombensephalon. Rongga sempit di mesencephalon
adalah aquductus cerebri, yang menghubungkan ventriculus tertius dan ventriculus
quartus. Mesencephalon terdiri dari banyak nuklei dan berkas serabut saraf
asendens dan desendens.
3. Diencephalon
Hampir seluruh dienchepalon tertutup dari permukaan otak. Terdiri dari
thalamus di bagian dorsal dan hypothalamus di bagian ventral. Thalamus
merupakan substansia grisea yang berbentuk telur besar dan terletak di kedua sisi
ventriculus tertius. Ujung anterior thalamus membentuk batas posterior foramen
interventricularis, yaiutu lubang di antara vcentriculus tertius dan ventriculus
lateralis. Hypothalamus membentuk bagian bawah diding lateral dan lantai
ventriculus tertius.
4. Cerebrum
Cerebrum, merupakan bagian otak yang terbesar, terdiri dari dua
hemispherium cerebri yang dihubungkan oleh massan substansia alba yang disebut
corpus callosum. Masing-masing hemispherium terbentang dari os frontale ke os
occipitale, superior dari fossa cranii anterior dan media; di bagian posterior,
cerebrum terletak di atas tentorium cerebelli. Hemispherium dipisahkan oleh celah
yang dalam, fissura longitudinalis, tempat masuknya falx cerebri.
Lapisan permukaan masing-masing hemisperium dibentuk oleh substansia
grisea yang disebut korteks. Cortex cerebri berlipat-lipat disebut gyri, yang
dipisahkan oleh fisura, atau sulci. Dengan adanya lipatan-lipatan tersebut, daerah
permukaan korteks menjadi luas. Beberapa sulkus yang besar digunakan untuk
membagi masing-masing permukaan hemispherium menjadi lobus-lobus. Lobus-
lobus diberi nama sesuai dengan tulang tengkorak yang menutupinya.
Di dalam hemispherium terdapat pusat substansia alba, yang mengandung
massa substansia grisea yang besar, yaitu nuklei basales atau ganglia basalia.
Kumpulan serabut-serabut-serabut saraf berbentuk kipas yang disebut corona
radiata, melintasi substansia alba ke dan dari cortex cerebri ke batang otak. Corona
radiata berkonvergensi di ganglia basalia dan berjalan diantaranya sebagai capsula
interna. Nukleus berekor yang terletak disisi medial capsula interna disebut nucleus
caudatus dan nukleus yang berbentuk seperti lensa pada sisi lateral capsula interna
disebut nucleus lentiformis.
Ruangan yang terdapat di dalam masing-masing hemispherium disebut
ventriculus lateralis. Ventriculus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius
melalui foramina interventricule. Selama proses perekembangan, cerebrum
menjadi sangat besar dan menutupi dienchepalon, mesencephalon, dan
rhombencephalon.
5. Struktur Otak
Tidak seperti medulla spinalis, otak terdiri dari substansia alba di bagian
dalam, yang dikelilingi oleh substansia grisea di bagian luarnya. Namun, seperti
telah dibahas sebelumnya, terdapat sekelompok massa substansia grisea yang
penting, yang terletak di dalam substansia alba. Misalnya, di dalam cerebellum,
terdapat nuclei sereballares griseae dan di dalam cerebrum, terdapat thalamus,
nucleus caudatus, dan nucleus lentiformis yang merupakan substansia grisea.
SISTEM SARAF
TEPI

Departement ANATOMI
NARASUMBER: Deswaty Furqonita
NEUROSAINS 2013
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
A. Sistem Saraf Somatik (Somatic Nervous System)
1. Saraf-saraf Tulang Belakang
2. Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves)

B. Sistem Saraf Autonom (Autonomic Nervous System)


1. Saraf Sympatetik dari Sistem Saraf Autonom
2. Saraf Parasympatetik dari Sistem Saraf Autonom

Otak dan sumsum tulang belakang berkomunikasi dengan seluruh bagian tubuh melalui
cranial nerves (saraf-saraf kepala) dan spinal nerves (saraf-saraf tulang belakang). Saraf-saraf
tersebut adalah bagian dari sistem saraf perifer yang membawa informasi sensoris ke sistem
saraf pusat dan membawa pesan-pesan dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-
kelenjar di seluruh tubuh atau disebut juga dengan sistem saraf somatik (somatic nervous
system). Selain dari kedua macam saraf perifer yang termasuk sistem saraf somatik di atas,
PNSjuga terdiri dari sistem saraf autonomik (autonomic nervous system).
A. SISTEM SARAF SOMATIK (SOMATIC NERVOUS SYSTEM)
Sistem saraf somatic terdiri atas :
1. Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)
Saraf tulang belakang yang
merupakan bagian dari sistem saraf
somatik; dimulai dari ujung saraf dorsal
dan ventral dari sumsum tulang belakang
(bagian di luar sumsum tulang belakang).
31 pasang saraf spinal menjulur dari
medulla spinalis. Bagian paling inferior
dari saraf spinal pada medulla spinalis
membentuk suatu bentuk yang menyerupai
ekor kuda yang disebut cauda equina.
Saraf-saraf tersebut mengarah keluar
rongga dan bercabang-cabang di sepanjang
perjalanannya menuju otot atau reseptor
sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-
cabang saraf tulang belakang ini umumnya
disertai oleh pembuluh-pembuluh darah,
terutama cabang-cabang yang menuju otot-
otot kepala (skeletal muscles). Mekanisme
input (masuknya informasi-informasi
sensoris ke sumsum tulang belakang) dan output dari proses tersebut yang
menghasilkan informasi-informasi motorik dapat dijelaskan sebagai: Soma sel dari
axon-axon saraf tulang belakang yang membawa informasi sensoris ke otak dan
sumsum tulang belakang terletak di luar sistem saraf pusat (kecuali untuk sistem
visual karena retina mata adalah bagian dari otak). Axon-axon yang datang
membawa informasi sensoris ke susunan saraf pusat ini adalah saraf-saraf afferent.
Soma-soma sel dari axon yang membawa informasi sensoris tersebut berkumpul di
dorsal root ganglia. Neuron-neuron ini merupakan neuron-neuron unipolar. Batang
axon yang bercabang di dekat soma sel, mengirim informasi ke sumsum tulang
belakang dan ke organ-organ sensoris. Semua axon di dorsal root menyampaikan
informasi sensori motorik.
2. Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves)
Saraf-saraf kepala terdiri dari 12 pasang saraf kepala yang meninggalkan
permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf-saraf kepala ini mengontrol fungsi
sensoris dan motorik di bagian kepala dan leher. Salah satu dari keduabelas pasang
tersebut adalah saraf vagus (vagus nerves/saraf yang "berkelana"), yang merupakan
saraf nomor sepuluh yang mengatur fungsi-fungsi organ tubuh di bagian dada dan
perut. Disebut "vagus" atau saraf yang berkelana karena cabang-cabang sarafnya
mencapai rongga dada dan perut.
B. SISTEM SARAF AUTONOM (AUTONOMIC NERVOUS SYSTEM)
Autonomic Nervous System (sistem saraf autonom) mengatur fungsi otot-otot halus,
otot jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh (autonom berarti mengatur diri sendiri). Otot-
otot halus terdapat di bagian kulit (berkaitan dengan folikel-folikel rambut di tubuh, di
pembuluh-pembuluh darah, di mata (mengatur ukuran pupil dan akomodasi lensa mata),
di dinding serta jonjot usus, di kantung empedu dan di kandung kemih. Jadi dapat
disimpulkan bahwa organ-organ yang dikontrol oleh sistem saraf autonom memiliki
fungsi untuk melangsungkan "proses vegetatif' (proses mandiri dan paling dasar) di
dalam tubuh. Sistem saraf autonom terdiri dari dua sistem yang berbeda secara anatomis,
yaitu bagian sympatetik dan bagian parasympatetik. Organ dalam tubuh dikontrol oleh
kedua bagian tersebut meskipun tiap bagian memberikan efek yang berlawanan.
Contohnya, bagian sympatetik meningkatkan detak jantung, sedangkan bagian
parasympatetik menurunkan detak jantung. Untuk keterangan lebih lanjut, lihat gambar
di bawah ini berikut keterangan mengenai bagian sympatetik dan parasympatetik.
1. Saraf Sympatetik dari Sistem Saraf Autonom
Sebagian besar saraf sympatetik terIibat dalam aktivitas yang berhubungan
dengan pengeluaran energi dari tubuh. Contohnya meningkatan aliran darah ke otot-
otot kepala, sekresi epinephrine (meningkatkan detak jantung dan kadar gula dalam
darah) dan piloerection (ereksi bulu/rambut pada mamalia atau tegaknya bulu roma
pada manusia) yang terjadi karena kerja sistem saraf autonom yang sympatetik
selama periode peningkatan aktivitas. Soma sel dari neuron motorik sympatetik
terletak di substansia grisea dari sumsum tulang belakang di bagian thorax (dada)
dan lumbar (panggul). Axonnya keluar melalui ventral root. Setelah bertemu dengan
saraf-saraf tulang belakang, axon tersebut bercabang dan melalui sympathetic
ganglia. Berbagai sympathetic ganglia berhubungan dengan ganglia didekatnya,
yaitu di bagian bawah dan atasnya sehingga membentuk ikatan sympatetik
(sympathetic chain). Axon-axon yang meninggalkan sumsum tulang belakang
melalui ventral root disebut dengan neuron-neuron preganglion (preganglionic
neuron), kecuali adrenal medulla yang axon preganglionnya masuk ke ganglia dari
ikatan sympatetik, tetapi tidak semuanya bersynapsis di tempat tersebut. Beberapa
neuron preganglion meninggalkan sumsum tulang belakang menuju ganglia
sympatetik lain yang terIetak di organ-organ internal. Semua axon dari neuron
preganglion bersinapsis ke neuron di salah satu ganglia tujuannya. Neuron-neuron
tempat bersinapsis disebut neuron postganglion (postganglionic neuron).
Selanjutnya, neuron postganglion mengirim axon ke organ tujuart, seperti usus halus,
perut, ginjal, dan kelenjar keringat.

2. Saraf Parasympatetik dari Sistem Saraf Autonom


Saraf parasympatetik dari sistem saraf autonom mendukung aktivitas tubuh
yang berkaitan dengan peningkatan penyimpanan energi dalam tubuh. Memberikan
efek-efek seperti salivasi, sekresi kelenjar pencernaan, dan peningkatan aliran darah
ke sistem gastrointestinal. Soma sel yang mengandung axon-axon preganglion di
sistem saraf sympatetik terletak di dua bagian, yaitu sel-sel saraf di saraf-saraf kepala
(terutama saraf vagus) dan substansia grisea di sumsum tulang belakang bagian
sacral. Ganglia parasimpatetik terletak di dekat organ tujuan; axon postganglion
cenderung lebih pendek. Terminal button dari axon postganglion parasimpatetik
mensekresikan acetylcholine.
PRAKTIKUM
ANATOMI

Departement ANATOMI
NARASUMBER: Deswaty Furqonita
NEUROSAINS 2013
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
I. PENDAHULUAN
Secara deskriptif, sistem saraf pada manusia dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medulla spinalis.
Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas saraf cranial dan saraf spinal.
Pada susunan sistem saraf pusat, otak dan medulla spinalis merupakan pusat utama
terjadinya korelasi dan integrasi informasi saraf. Otak dan medulla spinalis tersusun atas
bagian-bagian yang memiliki fungsi serta perannya masing-masing. Otak terletak dalam
cavum cranii dan bersambung dengan medulla spinalis. Otak dapat dibagi menjadi 3
bagian, yaitu prosencephalon, mesencephalon, dan rhombencephalon. Dimana ketiga
bagian ini memiliki hubungan dengan medulla spinalis dan selanjutnya dengan sistem
saraf tepi dalam hal kolerasi dan integrasi informasi saraf.
Dalam praktikum ini, akan dilakukan pengidentifikasian bagian-bagian dari struktur
cerebrum (otak besar), cerebellum (otak kecil), dan batang otak (brain stem), serta akan
dibahas hubungannya satu dengan yang lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Perlindugan otak (membran meninges) itu antara lain:
a) Piameter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada
otak dan bentuknya disesuaikan dengan lapitan-lipatan permukaan otak.
b) Arachnoidmater, disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-
labah. Terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit
pembuluh darah. Ruang subaraknoid memisahkan lapisan araknoid dari
piameter dan mengandung cairan cerebrospinalis (semacam cairan limfa yang
mengisi sela sela membran araknoid), pembuluh darah serta jaringan
penghubung. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk
melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik serta selaput yang
mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
c) Duramater, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua
lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa
sisi spesifik. Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di permukaan
dalam kranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak.
Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke dalam fisura otak
dan terlipat kembali di arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks
serebelum, tentorium serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural
memisahkan durameter dari araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis.
Ruang epidural adalah ruang potensial antara perioteal luar dan lapisan
meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis.
2.2 Cairan cerebrospinalis
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang subaraknoid di sekitar otak dan
medulla spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan
cerebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak
mengandung protein. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plesus koroid dan
sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral dan melapisi
kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis adalah sebagai bantalan
untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media
pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis.
2.3 Otak
Secara anatomis, otak dibagi menjadi 4 lobus yang mempunyai fungsi yang
berbeda-beda:

a) Lobus Frontal
Terlihat dalam mental, emosi dan fungsi fisik, bagian anterior (depan atas)
mempunyai peran dalam tingkah laku tidak sadar. Misalnya: kepribadian,
tingkah laku social, memberi pendapat dan aktifitas itelektual, bagian sentral
posterior (depan belakang) mengatur fungsi motorik.
b) Lobus Pariental
Menterjemahkan input sensorik, sensasi yang dirasakan pada suatu sisi bagian
tubuh yang diterjemahkan melalui lobus pariental bagian lateral, rangsangan
yang diterima adalah nyeri, temperature, sentuhan, tekanan, dan proprioseption.
Lobus pariental juga menterjemahkan input sensorik stereognasis dan juga
berfungsi sebagai pengembangan gambaran diri.
c) Lobus Occipital
Berfungsi pada daerah visceral (bagian dalam) visual (bagian luar). Misalnya
penglihatan, menerima informasi dan menafsirkan warna, juga berperan dalam
refleks visual untuk menentukan mata pada sebuah objek yang diam dan
bergerak.
d) Lobus Temporal
Menerima input dari tiga indera perasa, yaitu: pendengaran, pengecap, dan
penciuman dan mempunyai peran dalam proses memori.
Selain itu, otak juga memiliki bagian-bagian tertentu yang mempunyai fungsi
yang sangat vital. Bagian-bagian itu antara lain:

 Thalamus
Thalamus adalah sebuah massa avoi dabu-abu yang besar disekitar ventrikel
otak. Daerah spesifik dalam thalamus menerima akson dari medulla, batang
otak, serebellum, basal ganglia dan bagian variasi dari serebellum. Hubungan
ini memberi pengaruh terhadap fungsi motorik dan mempunyai peran dalam
respons emosional, terjemahan sensasi-sensasi yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan.
 Hypothalamus
Hipothalamus adalah bagian kecil tetapi daerah yang sangat penting
dijaringan otak yang letaknya dibawah thalamus yang bertugas
mempetahankan beberapa fungsi keseimbangan, pengaturan sejumlah
aktifitas yang juga dipengaruhi kelenjar pytuitari dan system saraf otonom
(bekerja sendiri). Hipothalamus menerima input dari seluruh bagian tubuh.
Pengaruh hypothalamus didalam aktivitas system saraf otonom termasuk
pengaturan denyut jantung, tekanan darah, dan temperature tubuh, juga
mengatur nafsu makan, mempengaruhi fungsi genital dan aktivitas seksual.
 Medulla Oblongata
Terdiri dari otak tengah, pons dan medulla obolongata, masing-masing
struktur m mempunyai tanggung jawab yang unik. Ketiganya sebagi unit
untuk menghantarkan saluran inpuls yang disampaikan ke dan dari saluran
serebri dan lajur dibagian otak tengah. Bagian atas dari batang otak
mengandung system pons afferent dan efferent yang membawa infuls ke dan
dari hemisfer serebri. Pons terletak diantara otak tengah dan medulla
oblongata pada serebellum bagian anterior. Bagian ini mengandung serabut
saraf yang memberikan komunikasi antara tengkorak atas dan bawah dari
susunan saraf pusat dan serebellum. Sepertiga bagian bawah pons
mengandung pusat-pusat refleks pernapasan.

2.4 Otak Besar (Cerebrum)


Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi
mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi
yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses
belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di
sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang
lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu
mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di
bagian belakang.
2.5 Otak Tengah (Mesensephalon)
Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons
dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat
refleks. Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.

2.6 Otak Kecil (Serebelum)


Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri
dari bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar.
Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan
gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di
suatu tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak
terkordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur.

III. TUJUAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tujuannya adalah untuk mengetahui
struktur anatomi dari sediaan otak.

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Sediaan otak manusia
2. Masker
3. Latex
4. Jarum pentol
5. Atlas Anatomi
6. Buku penuntun praktikum
7. Buku catatan dan alat tulis
V. CARA KERJA
1. Mengikuti kuliah pendahuluan praktikum
2. Menggunakan masker dan latex sebelum memasuki ruang praktikum
3. Menyiapkan buku penuntun praktikum serta atlas anatomi lalu memperhatikan dosen
saat menunjukkan bagian-bagian dari sediaan otak dalam berbagai potongan yang
tersedia dengan bantuan atlas anatomi untuk bagian-bagian dari sediaan yang belum
atau kurang jelas
4. Mencatat penjelasan-penjelasan tambahan dari dosen saat praktikum berlangsung
5. Mengulangi praktikum dengan sediaan otak yang tersedia secara individu dengan
bantuan atlas anatomi serta catatan tambahan
6. Merapikan alat serta bahan praktikum, serta membersihkan tangan sesaat setelah
mengakhiri praktikum
7. Mengakhiri praktikum.

VI. GAMBAR

Gambar VI.1 Hemisperium Cerebri sisi inferior


Gambar VI.2 Hemisperium Cerebri sisi lateralis

Gambar VI.2 Hemisperium Cerebri sisi lateralis

Gambar VI.3 Hemisperium Cerebri sisi inferior medial


Gambar VI.4 Batang Otak

Keterangan :
1. Falx Cerebri
2. Lacuna Lateralis
3. Vena emissaria
4. Sinus Sagitalis Superior
5. Sinus Sagitalis Inferior
6. Sinus covernosus
7. Sinus Petrosus Superior
8. Sinus Petrosus Inferior
9. Sinus Sigmoideus
10. Tentorium Cerebelli
11. Counfluens Sinum
12. Sinus Transversus
13. Sinus Rectus
Gambar VI.5 Sinus Duramatris
VII. PEMBAHASAN
Otak terletak didalam cavum cranis dan bersambung dengan medulla spinalis
melalui foramen magnum. Otak dibungkus oleh 3 lapisan meninges : duramater,
arachnoid mater, dan piamater. Cairan serebrospinal mengelilingi otak di dalam rongga
subarachnoid. Secara konvensionalotak dibagi menjadi 3 bagian utama : prosencephalon,
mesencephalon, rhombencephalon.
1. Rhombencephalon , dibagi menjadi cerebrum dan diencephalon
 Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak terbesar, terdiri dari atas 2 hemisper
cerebri yang dihubungkan oleh massa substansia alba yang disebut corpus
callosum. Hemisper dipisahkan oleh celah yang dalam ,fissure longitudinalis,
tepat masuknya falx cerebri. Korteks cerebri berlipat-lipat disebut gyrus, yang
dipisahkan oleh fissure atau sulcus. Beberapa sulcus yang besar digunakan
untuk membagi permukaan cerebrum menjadi lobu-lobus. Di dalam hemisfer
terdapat pusat substansia alba yang mengandung massa substansia grisea yang
besar yaitu ganglia basalis. Ruangan yang terdapat didalam masing-masing
hemisfer disebut ventriculus lateralis yang berhubungan dengan ventriculuc
tertius melalui foramen interventriclaris monro.
Gyrus-gyrus penting dalam cerebrum :
1. gyrus presentral : pusat motorik primer
2. gyrus postcentral : pusat sensorik primer
3. gyrus temporalsuperior : pusat auditoring primer
4. pars triangularis dan pars opercularis gyrus frontalis inferior : pusat bicara
broca
5. gyrus angularis dan supramarginalis : pusat bicara wernic
6. lobus occipithalis : pusat visual primer
 Diencephalon
Hampir seluruh diencephalon tertutup dari permukaan otak. Terdiri dari
thalamus di bagian dorsal,dan hypothalamus di bagian ventral. Thalamus
merupakan substansi yang berbentuk telur besar yang terletak dikedua sisi
ventrikulus tertius. Ujung anterior thalamus membentuk batas posterior
interventrikularis. Hypothalamus membentuk bagian bawah dinding lateral dan
lantai ventrikulus tertius.
2. Mesencephalon
Penghubung antara prosencephalon dan rhombencephalon rongga sempit
mesemcephalon adalah aquaductus cerebri sylvii yang menghubungkan ventriculus
tertius dan ventriculus quartus. Mesencephalon terdiri dari banyak nuclei dan berkas
serabut saraf ascenden dan descenden.

3. Rhombencephalon
Rhombencephalon dibagi menjadi :
 Cerebellum
Terdiri atas 3 bagian yaitu : anterior,posterior,flocculonodular. Pada
permukaan nya terdapat folia (lipatan-lipatan) dan dipisahkan oleh fissure-
fissura melintang yangtersesun rapat. Cerebellum bersama pons bersama
medulla oblongata mengelilingi sebuah rongga yang berisi CSF disebut
ventriculus quartus.
 Pons
Pons terletak di permukaan anterior cerebellum,inferior dari
mesensephalon dan superior dari medulla oblongata. Pons atau jembatan
dinamakan dari banyaknya seranut-serabut yang berjalan secara transversal
pada permukaan anteriornya yang menghubungkan kedua hemisfer cerebri.
Pons juga mengandung banyak nuclei dan serabut ascendens dan descendens.
 Medulla Oblongata
Medulla Oblongata berbentuk conus,di superior berhubungan dengan pons
dan dibagian inferior berhubungan dengan medulla spinalis. Medulla oblongata
terdapat banyak kumpulan neuron-neuron yang disebut nuclei dan berfungsi
menyalurkan serabut saraf ascendens dan descendens.

VIII.KESIMPULAN
Otak sebagai salah satu dari susunan system saraf pusat memiliku fungsi sebagai
tempat korelasi dan integrasi informasi saraf. Otak terdiri atas prosensephalon (temasuk
otak besar), mesensephalon dan Rhombensephalon (termasuk otak kecil dan batang
otak), dimana di setiap bagian-bagian prosencephalon, mesensephalon dan
rhombencephalon memiliki ciri-ciri dan bentuk yang berbeda, serta memiliki fungsi
yang berbeda pula,namun saling terhubung untuk menciptakan suatu sistem yang baik.
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. Snell,Richard S. Neuroanatomi Klinik. 7th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2013
2. Furqonita D, Budiman G, Liem IK, Djalal R,Guardi S, Kusumaningtyas S. Panduan
Praktikum Anatomi. 3th ed. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. 2011
3. Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia jilid 3. 23th ed. Jakarta :
Penerbit Buku kedokteran EGC. 2012
4. Dorlan, Newman. Kamus kedokteran DORLAND. 31th ed. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2010
MIKROBIOLOGI

Departement Mikrobiologi
NARASUMBER: Andi Yasmon
NEUROSAINS 2013
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
NEUROPATOGENESIS INFEKSI MIKROBA

Infeksi di lapisan jaringan ikat di sekitar otak dan spinal cord dapat terjadi karena
perjalanan infeksi dari extradural, subdural, subaracnoid (meningeal). Agen penyebab infeksi
dapat berupa prion (protein abnormal), virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing, intoxication
(keracunan), efek pengobatan, SOL, Penyakit sistemik. Agen tersebut dapat menyebabkan
penyakit meningitis, ensepalitis, mielitis, dan abses yang mempunyai beberapa klasifikasi
seperti akut, kronik, sub-akut, purulent, serous. Cara masuk mikroba ke SSP, yaitu:
1. Melewati sawar darah otak/spinal, dengan cara: transpor pasif masuk ke vakuola
intraseluler, dibawa oleh leukosit melalui pembuluh darah, replikasi di bagian stroma
sawar dan masuk ke dalam SSP.
2. Invasi melewati akson
3. Secara langsung berbatasan dengan jaringan : sekitar lubang hidung, telinga & mastoid
(belakang telinga), odontogenik (gigi), operasi/trauma.
Jalur yang memungkinkan penyebaran virus ke sistem saraf melalui sistem transpor
anterograde dan retrograde. Rute utama dari bakteri (neisseria meningitis, haemophilus
influnzae, streptococus penumonia:
- Meningitis: bakteri bisa masuk melewati darah di sawar otak
- Abses otak: melalui situs lokal yang dapat menyebabkan emboli. Situs lokal itu bisa
berasal dari abses paru-paru (15%), infeksi jantung (10%), trauma kepala (20%),
penyebaran dari sekitar meningela (50%), disekitar lubang hidung (20%), telinga dan
belakang telinga (15%), gigi (15%), dan lain2 (5%).

A. MENINGITIS
Perjalanan virus meningitis melalui replikasi di jalur masuknya virus (GI:
enterovirus; oroparing:mumps; genital:HIV,HSV; sirkulasi:arbovirus) dan viremia (virus
beredar di dalam darah). Mengikuti rute via akson kemudian menginfeksi SSP. Berbagai
faktor dari host dan bakteri yang mempengaruhi proses infeksi :
1. Faktor host yang mempengaruhi kolonisasi : bagian dari epitelium, sekretori IgA.
2. Faktor bakteri yang mempangaruhi kolonisasi : kapsul, proses IgA, adhesin, flora
normal
Ada perbedaan antara bakteri yang berkapsul dan bakteri yang tidak memliki kapsul:
 Bakteri yang berkapsul : kapsul dari bakteri membantu si bakteri untuk melekat
dengan sel host menghasilkan adhesin, karena dilindungi oleh kapsul tubuh kita
tidak mengenalinya maka berhasilah si bakteri masuk ke dalam antara sel dengan
gerakan aktif dari bakteri dan akhirnya menembus pembuluh darah.
 Bakteri tidak berkapsul: bakteri mengeluarkan protease yang bisa menghancurkan
tight junctionnya sel, sehingga masuklah si bakteri sampai ke pembuluh darah
Proses infeksi meningococcal meningitis :
1. Setelah bakteri berhasil masuk ke pembuluh darah, maka si bakteri berubah nama
jadi bakterimia (bakteri yang ada di dalam darah), bakteri melekat di dinding sel
pembuluh darah dan akhirnya si bakteri masuk ke dalam CSF dalam jumlah yang
sedikit.
2. Makrofag lokal (respon imun) distimulasi oleh bakteri dan menghasilkan produk
(TNF, IL-1)
3. Marginasi dari neurofil: TNF & IL-1 menginisiasi ekspresi dari molekul selektin di
permukaan endotel untuk mengekspresikan integrin.
4. Masuknya neutrofil dan albumin ke CSF dengan cara mengancurkan sistem sawar
otak sehingga masuklah albumin ke dalamnya.
5. Jadi sekarang CSF sudah mengandung bakteri, neutropil, & protein dengan jumlah
yang signifikan.

Proses Brain Abses :


Bakteri masuk ke jaringan otak (melalui infeksi embolus di pembuluh darah kecil,
serebritis) ada respon inflamasi yang mengontrol pertumbuhan bakteri) kemudian abses
ditutup oleh kapsul yang terdiri dari kolagen & fibroblas. Dampak dari infeksi di sel host
tergantung dengan seberapa banyak jaringan yang dilibatkan. SSP mudah diserang bisa
menyebabkan fatal. Penyakit dapat menyebabkan :
 Efek dari membran sel saraf menuju jalur abnormal dari impuls saraf
 Jaringan edema : vasogenik edema (disebabkan oleh CSF), toxigenik edema
 Efek di pembuluh darah kecil terjadi perubahan sirkulasi dan anoxia/nekrosis
 Faktor Imunological
 Toxin
 Abses
Korelasi antara patofisiologi even dengan simptom
Even Simptom
Attachment & kolonisasi Tidak ada
Replikasi & invasi lokal URTI (meningococcal meningitis)
Bakterimia Tidak ada/simptom yang tidak spesifik
Replikasi di sirkulasi darah Tidak ada/simptom yang tidak spesifik
Invasi meningeal Iritasi, Kernig sign, Nerve falsy, kaku leher
Inflamasi mengingeal Convulsion, photophobia,comatous
Penambahan tekanan intrakranial Buldging fontanelle, papilla edema, sakit kepala parah

Etiologi agen dari sindrom meningitis


Agen Contohnya
Bakteri H influenazae, S pneumoniae, N meningitidis, M tuberculosis
Rickettsia Rickettsia sp, Coxiella sp, Erhlichia sp
Virus Enterovirus, herpesvirus, flavivirus, togavirus, etc
Jamur Cryptococcus sp, histoplasma sp, aspergillus sp , etc
Protozoa Acanthamoeba,Toxoplasma, Paragonimus, etc
Cacing Trichinella sp, Taenia sp, Angiostrongylus sp, etc
Penyakit sistemik SLE, Sarcoidosis, RA, Sjorgen syndrome, etc
Medication NSAID,immunoglobulin,antibiotic(cotrimoxazole/ciprofloxacin )
Malignancies Leukemia,cyst, medulloblastoma, etc
Intoxication Heavy metal

Bakteri yang menyebabkan meningitis :


 gram positif : S pneumoniae, grup B streptococus, M. Tubercolosis, L. Monositogen
 gram negativ : H. Ifluenza, N. Meningiditis, E. Coli, K Pneumoniae, Enterobacter,
Citrobacter, Pseudomonas, Salmonella, Proteus, Bacteroides, Acinobacter
Untuk memprediksi etiologi dari agen meningitis kita harus mengetahui permulaannya,
umur pasien, faktor epidemiologi, bagaimana kondisi pasien sebelum sakit, pemeriksaan
fisik, dan gram stain of CSF. Setelah mengetahui itu semua kita baru menentukan bagaimana
strategi untuk pengobatannya.
Faktor Epidemiolgi dan agen etiologi dari meningitis:
Faktor Agen etiologi
Musim panas Coxsackievirus, Echovirus
Musim hujan Leptospira, arboviruses
Infeksi nosokomial Gram negative bacteria, S aureus, Candida sp
Twin infection Meningococcus, H influenza
Berenang di danau Amoeba
Kontak dengan tikus LCM virus
Kontak dengan pasien TB M tuberculosis
Daging yang tidak dimasak Nematode
Makanan yang terkontaminasi L monocytogenes, Salmonella

B. Streptococus pneumonia & Haemophilus influenza


Patogenesis
 Kolonisasi kemudian adhesin dari bakteri bergabung dengan reseptor sel epitel,
menetap dan masuk ke dalam dan bereplikasi dengan struktur yang contiguous. Di
sini respon Imunnya yang nonspesifik.
 Penetrasi ke mukosa walaupun belum nyampe ke sel yang menjadi targetnya
masuk sistem sirkulasi secara sistemik : cervical lymphatic, hematogen masuk ke
ruang subaracnoid, meniges.
 Sebagian kecil ada yang secara langsung merupakan kelanjutan dari infeksi di
sinus atau telinga tengah.
 Respon inflamasi : menghasilkan IL-1 & TNF yang meningkatkan permeabilitas
sawar darah otak, meningkatkan tekanan intrakranial, darah mengalir ke otak.
 Toxin (infeksi kedua dalam keadaan tertentu) : pneumolysin, hemolysin, autolysin,
pneumococcal surface protein, protein
C. Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis disebabkan oleh infeksi tuberculosis di meningitis.
Rasa tidak enak badan umum, demam ringan, sakit kepala, nafsu makan berkurang,
kebingungan, oculomotor palsies, sakit kepala terus-menerus, kekakuan leher,
mengantuk, palsies beberapa saraf kranial, hemiplegia, kekakuan decerebral, kematian.
Komplikasi: hydrocephalus, spinal block, epilepsi, tuli dan disfungsi vestibular,
kekurangan mental.
Patogenesis Mycobacterium tuberculosis, yaitu lesi pertama di paru-paru kemudian
bakterinya masuk ke dalam aliran limfatik, masuk ke dalam pembuluh darah vena
toraric, masuk ke otak lalu di otak terdapat tuberkel yang menyebabkan nekrosis,
permukaan tuberkelnya pecah masuk ke subaranoid dan menyebarlah bakterinya di CSF
sehingga menyebabkan reaksi tuberculin di meninges, meningitis, adhesi sehingga jalur
CSF diblok, saraf dan pembuluh darah rusak.

D. Microbiologi dari (meningo) ensepalitis


Ensefalitis dapat terjadi pada umur berapapun, tetapi paling sering menyerang
anak-anak dan anak muda. Virus menyebabkan sebagian besar ensefalitis Kebanyakan
pasien tidak memiliki gejala atau hanya sakit ringan. Sebagian kecil pasien
menunjukkan simptom: Mengantuk, kebingungan, perubahan kepribadian, sakit kepala,
cocok, tanda-tanda lokal SSP dan koma pada kasus yang berat. Regenerasi dari SSP
adalah miskin. Waspadai gejala akhirnya antara lain : ketidakstabilan emosional,
ketidakmampuan lakomotor, kehilangan memori, hilangnya kemampuan intelektual.

E. Tetanus
Penyebab tetanus adalah clostridium tetani yang bentuk flagelnya peritik, obligat
anaerob (hidupnya tanpa oksigen). Ada yang toxigenik (contohnya tetanospasmin yang
dosisnya kurang dari 130μg dan tetanolysin) dan non toxogenik. Trauma terhadap
jaringan yang terkontaminasi dengan c. Tetani terjadi kerusakan jaringan dan potensial
redoks menurun, pertumbuhan di inisiasi, c. Tetani menghasilkan toxin yang sistemik
dan terjadi inkubasi di tempat tergantung dengan dosis infeksi dan tempat terjadinya
luka (selama 4-5 hari, bahkan beberapa minggu).
Toxin berikatan dengan reseptor di membran presinaptik dari motor neuron dibawa
oleh sistem transpor aksonal retrograde ke spinal cord & batang otak memblok
pembentukan dari inhibitor glisin dan asam γ-aminobutiric dan motor neuron tidak
diinhibisi menyebabkan kejang-kejang otot hiperflexia, spastic paralysis.
Toxin menyebabkan tegangnya otot sadar, gejala berupa keram dan berkedut
disekitar otot luka, tidak ada demam, berkeringat deras, nyeri, trismus / kejang mulut,
Risus sardonicus, Opisthotonus, kejang yang diawali dengan rangsangan lingkungan.

F. Botulinum Toxin
Patogen : makanan beracun, wound botulism (infeksi botulinum pada jaringan
yang luka, infant botulism (toxin dari intestinal). Toxin berjalan melewati pembuluh
darah & limfa menetap di kranial dan saraf perifer mengikat reseptor di
neurotransimtter junction dari saraf parasimpatik mengintervensi dengan menghasilkan
Asetilkolin, substansi transmiter mencegah jalannya impuls dari motor neuron ke saraf
parasimpatik.
Clostridium botulism : botulism menyebabkan paralisis otot lemah tidak bekerja.
Toxin menyebabkan paralisis otot cranial turun ke simetrik paralisis dari motor neuron
menuju flaccid paralisis. Gejala:
 dimulai 18-24 jam setelah masuk
 Nervus kranial: masalah dengan penglihatan, pendengaran, bicara
 Descending paralisis dengan melibatkan sistem pernapasan
 Kematian : gagal jantung / pernapasan (tipe A, E, B)
Makanan yang terkontaminasi dengan spora yang kemudian berkembang biak di
tempat yang sesuai dan mengeluarkan toxin. Sporanya bisa bertahan di didihan air,
tetapi tidak dapat bertahan di tekanan yang tinggi pada saat masak bakterinya dalam
bentuk vegetatif, kemudian mengeluarkan toxin botulinum yang dikode oleh sebuah gen
kromosom 150K bacterial protease yang mengkatifkan bentuk L dan H. Toxin yang
berasal dari makanan diabsorbsi di duodenum dan masuk ke dalam darah menjadi
toxima, bentuk L nya memecah sinaptobrevin sedangkan yang H nya bertanggung
jawab dalam pengikatan reseptor yang menginhibisi pembentukan neurotransmitter
(acetilkolin) yang menyebabkan flaccid paralisis.
G. Infeksi Virus
1. Virus masuk ke neuron pada axon, terminal sensorik, atau badan sel tergantung
dengan tempat terjadinya infeksi
2. Transpor partikel virus atau partikel subviral ke badan sel dari saraf tempat dimana
replikasi terjadi
3. Replikasi genome virusnya
4. Perakitan partikel virus

Penyebarannya :
- Retrograde : dari sensorik ke SSP
- Anterograde : dari SSP ke jaringan
Virus masuk ke SSP lewat rute olfaktori. Badan sel saraf olfaktori berada di bagian
epitel olfaktori dan akson terminalnya bersinaps dengan saraf olfaktori bulb. Misalnya
virus influenza bisa jadi meningitis port de entrynya ke olfaktori route

H. Penyebaran virus polio di dalam tubuh


 Masuknya lewat mulut.
 Virus pertama kali mengumpul di tonsil, lymphnodes di leher, Peyer patch, usus
halus. Untuk SSP melalui darah dan sepanjang akson dari saraf perifer. Utuk jenis
tertentu juga menyerang sel saraf, merusak atau menghancurkan sel-selnya. Juga
terdapat di bagian anterior horn dari spinal cord, antara kelabu ganglia, posterior
horn dan dorsal root ganglia, formasi reticular dalam otak, inti vestibular, deep
cerebellar nuclei, motor korteks sepanjang gyrus precentral. Tidak berkembang biak
di otot.
 Perubahan saraf tepi dan sadar merupakan infeksi ke dua yang dapat merusak badan
sel.
 Miokarditis, hiperplasia limfatik, Ulkus tambalan Peyer's.
I. Patogenesis dari Rabies
Inokulasi virus dari air liur hewan. Replikasi virus dalam otot kemudian virion
memasuki saraf perifer, secara pasif masuk di serat sensoris. Replikasi virus dalam
ganglion dorsal secara cepat masuk di sumsum tulang belakang terjadi infeksi saraf
tulang belakang, otak, struktur otak otak kecil dan lainnya. Descending infeksi melalui
sistem saraf ke mata, kelenjar ludah dan organ lainnya. Intrauterin infeksi virus
menyebabkan kerusakan sistem saraf : Rubella virus, Herpes simplex virus (HSV-1,
HSV-2), Cytomegalovirus.

J. Patogenesis dari infeksi enterovirus


K. Infeksi jamur di SSP
 Kolonisasi di mukosa ke aliran darah masuk ke sawar darah otak dan menyebar di
dalam CSF
 Mikroorganisme dalam jumlah yang banyak karena energi yang dibutuhkan
banyak, energi metabolisme lokal beralih ke glikolisis anaerobik, glukosa di CSF
menurun dan konsentrasi laktat meningkat
 Inflamasi: iritasi lokal dan abnormal aktivitas neuron
 Terjadilah pengumpulan nanah dan fibrosis disekitar batang otak, gangguan dengan
fungsi saraf kranial
 Pengumupulan nanah menyebabkan tekanan intrakranial meningkat
 Mikroorganisme yang berbeda lebih disukai karena dapat menyebabkan infeksi SSP
di pasien yang mengalami penurunan sistem imun, ex : Cryptococus neoformans.
Infeksi jamur yang dapat menyebabkan manifestasi kronik meningitis atau abses
otak : Cryptococcus neoformans, Coccidioides immitis, Histoplasma capsulatum,
Candida albicans, Blastomyces dermatitidis (manifestasi abses otak ).

L. Cryptococcus Neuroformans
 SSP infeksi terutama pada pasien immunocompromised, hematogenous dari paru
sampai ke meninges dan memperluas massa intraserebral terjadi cacat neurologis
 Meningitis akut (jarang): peradangan akut leptomeninges
 Meningitis kronis: Saraf kranial palsies dan komplikasi neurologis lainnya
 Abses otak
 Meningoencephalitis
NEUROIMAGING

Departement RADIOLOGI
NARASUMBER: BENNY ZULKARNAIEN
NEUROSAINS 2013
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PRINSIP DASAR NEUROIMAGING
Pengukuran Makroskopik aktivitas otak manusia dapat diperoleh maupun dilihat
melalui instrument medis yang dengan mengunakan teknologi "imaging" seperti :
• MEG (Magnetoenchepalograph) memantau aktivitas kemagnetan otak
• EEG (Electroenchepalograph) memantau aktivitas listrik otak
• TMS (Transcranial Magnetic Stimulation)
• X Ray
• CT Scan (CAT Scan - Computed Axial Tomography)
• MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• NIRS (Near Infrared Spectroscopy)
• PET (Positron Emission Tomography) dan SPECT (Single Photon Emission Computed
Tomography)

Biomedical Imaging
Tujuan dari Biomedical Imaging adalah sebagai berikut :
- Membuat gambar bagian dalam tubuh manusia yang hidup dari luar untuk tujuan
diagnostik. Biomedical Imaging adalah bidang multi disiplin yang melibatkan:
- Fisika (materi, energi, radiasi, dll)
- Matematika (aljabar linear, kalkulus, statistik)
- Biologi / Fisiologi
- Rekayasa (implementasi)
- Ilmu komputer (rekonstruksi citra, pemrosesan sinyal)

X-Ray Imaging
Tahun ditemukan: 1895 (Röntgen, NP 1905)
• Bentuk radiasi: sinar-X = radiasi elektromagnetik (foton)
• Energi / panjang gelombang radiasi: 0,1-100 keV / 10-0,01 nm (pengion)
• Prinsip Pencitraan: sinar-X menembus jaringan dan menciptakan "shadowgram"
perbedaan densitas.
• Pencitraan volume: Seluruh tubuh
• Resolusi: Sangat tinggi (sub-mm)
• Aplikasi: Mamografi, penyakit paru-paru, ortopedi, kedokteran gigi, jantung, usus
gastro.
Contoh X-Ray Images

Electromagnetic Spectrum
Nuclear imaging (PET/SPECT
Tahun ditemukan: 1953 (PET), 1963 (SPECT)
• Bentuk radiasi: sinar Gamma
• Energi / panjang gelombang radiasi:> 100 keV / <0,01 nm (pengion)
• Pencitraan Prinsip: Akumulasi atau "washout" oradioactive
• isotop dalam tubuh yang dicitrakan dengan kamera x-ray.
• Pencitraan volume: Seluruh tubuh
• Resolusi: Medium - Low (mm - cm)
• Aplikasi: pencitraan Fungsional (deteksi kanker, proses metabolisme, infark miokard)

Magnetic Resonance Imaging


• Tahun ditemukan: 1945 ([NMR] Bloch, NP 1952)
1973 (Lauterbur, NP 2003)
1977 (Mansfield, NP 2003)
1971 (Damadian, SUNY DMS)
• Bentuk radiasi: frekuensi radio (RF) (non-pengion)
• Energi / panjang gelombang radiasi: 10 - 100 MHz / 30-3 m (~ 10-7 eV)
• Pencitraan Prinsip: Proton berputar membalik diinduksi, dan RF yang dipancarkan oleh
tanggapan mereka (echo) terdeteksi.
• Pencitraan volume: Seluruh tubuh
• Resolusi: Tinggi (mm)
• Aplikasi: jaringan lunak, pencitraan fungsional.
Contoh MR Images

Ultrasound Imaging
• Tahun ditemukan: 1952 (klinis: 1962)
• Bentuk radiasi: Gelombang suara (non-pengion) TIDAK radiasi EM!
• Frekuensi / panjang gelombang radiasi 1 - 10 MHz / 1-0,1 mm
• Pencitraan Prinsip: Echoes dari diskontinuitas kepadatan jaringan / kecepatan suara
terdaftar.
• Volume Pencitraan: <20 cm
• Resolusi: Tinggi (mm)
• Aplikasi: jaringan lunak, aliran darah (Doppler)
Contoh Ultrasound Images

Optical Tomography
• Tahun ditemukan: 1989 (Barbour)
• Bentuk radiasi: Cahaya inframerah dekat (non-pengion)
• Energi / panjang gelombang radiasi: ~ 1 eV / 600-1000 nm
• Pencitraan Prinsip: Interaksi (penyerapan, hamburan) dari w cahaya / jaringan.
• Pencitraan volume: ~ 103 cm3
• Resolusi: Rendah (~ 1cm)
• Aplikasi: Perfusi, pencitraan fungsional

Contoh Diffuse Optical Tomography Images


Instrumentasi Kedokteran
Instrumentasi adalah segala ikhwal yang menyangkut Instrumen. Instrumen tersebut
adalah sebagai berikut :
• Alat yang menambah ketelitian, memperdalam dan memperpanjang jangkauan manusia.
• Membantu manusia untuk mengetahui besaran di sekitarnya.

Peralatan Elektromedik
Peralatan elektromedik pada dasarnya digunakan, untuk medical treatment dan diagnosis
pasien. Biasanya dilengkapi dengan instruksi-instruksi yang diperlukan terhadap pasien.
dilengkapi dengan system pengaman agar alat-alat agar tidak terkontak dengan tubuh pasien.
Semua orang perlu dihindari terhadaap muatan listrik yang berasal dari peralatan
elektromedik, dengan membuat standart pengamanan. Mengingat tingkat bahaya bagi pasien
dan pengguna alat listrik yang terkontak dengan tubuh manausia, maka :
1. Alat yang digunakan adalah harus memenuhi standar serta aman.
2. Alat yang digunakan tidak tergolong tua (komponen sudah sesuai dengan spesifikasi
teknisnya).
3. Komponen dengan utilitas rendah (seperti tabung vakum), sebaiknya diganti.
4. Bila mungkin harus ada seorang ahli listrik untuk mengatakan layak tidaknya
pemakaian.

Konsep Dasar Peralatan Eektromedik


Faktor-faktor yang mempengaruhi
Sensitivity is the minimum input parameter that creates a detectable output change.
Precision is the degree of reproducibility of the measurements . Resolution is the smallest
detectable incremental input parameter that can be detected in the output signal. Accuracy is
the maximum difference between the actual value and the indicated value.

Analog vs Digital
Gambar / citra yang dihasilkan peralatan medis dapat berupa gambar dalam bentuk
analog ataupun digital. Agar dapat diolah maupun diproses oleh komputer, gambar-gambar
tersebut harus dalam bentuk digital..

Citra Digital
Citra digital adalah hasil penangkapan suatu objek fisik menggunakanperalatan
pencitraan digital, dimana setiap bagian dari gambar tersebut direpresentasikan dalam bentuk
piksel (picture elements) yang tersusun berdasarkan perbandingan kolom dan baris yang telah
ditetapkan sebelumnya. Keuntungan dari citra digital adalah dapat diedit, dimanipulasi,
dikirim, dihapus, dikopi atau dimasukkan ke berkas komputer lainnya atau ke halaman web.
Kerugian citra digital adalah sebagai berikut kualitas Pembesaran Gambar sangat
tergantung dari resolusi pengambilan gambar. Citra digital dapat dibagi menjadi yaitu black
and white, gray scale, dan color.

Medical Images
• Sinyal Satu-dimensi
• Gambar dua dimensi
• Gambar Tiga Dimensi
• Gambar Empat-dimensi
• Lima atau lebih tinggi-dimensi
Magnetic Resonance Image
MRI adalah teknik diagnostik medis yang menciptakan gambar tubuh dengan
menggunakan prinsip resonansi magnetik nuklir.

Computed Axial Tomography


Sistem ini menggunakan sinar X dan komputer untuk menghasilkan gambar tiga
dimensi dari tubuh manusia. Ini memberikan tampilan rinci jaringan lunak tubuh, termasuk
pembuluh darah, jaringan otot, dan organ.

Anda mungkin juga menyukai