Anda di halaman 1dari 28

REFERAT

“MENINGIOMA”
Disusun oleh:
Jesica Cristin, S.Ked

Pembimbing:
dr. Hygea Talita P. Toemon, Sp.S
dr. Bambang Supriadi. Sp.S
dr.Martin Tori, Sp.S
dr. Gomgom Henrico Sirait, Sp.N

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI


1
RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UPR
PALANGKA RAYA
JULI 1 2019
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang

▧ Meningioma  tumor pada meningens,


kebanyakan bersifat jinak
▧ Neoplasma intrakranial no 2  20%
▧ Lebih sering terjadi pada wanita (50-60
tahun)

3
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi
Meningioma adalah tumor pada
meningens, yang merupakan
selaput pelindung yang melindungi
otak dan medulla spinalis.

5
Klasifikasi
▧ Grade I ▧ Grade II ▧ Grade III
Meningioma Disebut juga Meningioma
tumbuh dengan meningioma berkembang
lambat. Tidak atypical. Jenis ini dengan sangat
menimbulkan tumbuh lebih agresif dan
gejala, dikontrol cepat disebut
MRI secara. dibandingkan meningioma
periodik dengan grade I malignan atau
dan juga meningioma
mempunyai anaplastik
angka
kekambuhan
yang lebih tinggi

6
Klasifikasi

7
Klasifikasi

8
Etiologi

Hormon
Kromosom
progesteron
22 abnormal Riw.
, androgen,
pada lokus Radiasi estrogen
gen NF2
(jarang)

9
Patofisiologi dan Faktor Risiko

▧ Patofisiologi meningioma belum diketahui secara


pasti.
▧ Teori dan penelitian-> kelainan kromosom, reseptor
estrogen, progesteron, androgen  berperan dalam
patofisiologi
▧ Faktor risiko meningioma:
• Sinar radiasi
• Genetik
• Penyakit yang sudah ada
• Trauma kepala
• alergi

10
Manifestasi Klinis

▧ Sakit Kepala
▧ Kejang
▧ Gangguan Mata
▧ Hemiparese
▧ Gangguan Mental

Gejala dapat spesifik sesuai lokasi tumor

11
Gejala sesuai lokasi
Lokasi Tumor Gejala
Meningioma falx dan parasagital nyeri tungkai dan kelemahan tungkai
kejang, sakit kepala, defisit neurologis fokal,
Meningioma Convexitas
perubahan status mental
kurangnya sensibilitas wajah, gangguan lapangan
Meningioma Sphenoid pandang, kebutaan, dan penglihatan ganda,
kelumpuhan pada nervus III

Meningioma Olfaktorius kurangnya kepekaan penciuman, masalah visus.

nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan spasme


Meningioma fossa posterior otot-otot wajah, berkurangnya pendengaran,
gangguan menelan, gangguan gaya berjalan

pembengkakan diskus optikus, masalah visus,


Meningioma suprasellar
anosmia, sakit kepala dan gejala hipopituitari

Spinal meningioma nyeri punggung, nyeri dada dan lengan

Meningioma Intraorbital penurunan visus, penonjolan bola mata

perubahan mental, sakit kepala, pusing berputar ,


Meningioma Intraventrikular
12 ggn ingatan.
Pemeriksaan Penunjang

Foto Polos CT Scan Magnetic


▧ Hiperostosis ▧ Kontras Resonance Imaging
(MRI)
▧ Erosi tulang dan ▧ Non-kontras
destruksi sinus ▧ Dapat
sphenoidales, menentukan
kalsifikasi, lesi karakteristik
litik tumor
Angiografi ▧ Intensitas
▧ Pembesaran
pembuluh darah ▧ Adanya jaringan mulai
mening pembuluh darah dari hipo, iso dan
yg hiper
memperdarahi
neoplasma

13
CT SCAN

CT-scan nonkontras
menunjukkan
meningioma fossa
media. Massa
kalsifikasi melekat
pada anterior tulang
petrous kanan.
Terlihat kalsifikasi
berbentuk cincin dan
punctata.

14
CT SCAN

▧ Non Kontras ▧ Kontras

15
MRI

▧ MRI T1W1 ▧ MRI T2W2 ▧ kontras

16
Angiografi

A B c

Cerebralangiogram dari meningiomasulkus olfaktorius penciuman


menunjukkan perpindahan dari arteri serebral anterior (a,b) dan
karakteristik tumor memerah, biasanya karena pasokan arteri
karotid eksternal (c)

17
Penatalaksanaan
▧ Terapi meningioma masih menempatkan
reseksi operatif sebagai pilihan pertama.
▧ Faktor yang mempengaruhi:
• lokasi tumor
• ukuran
• konsistensi
• vaskularisasi
• pengaruh terhadap sel saraf
• pada kasus rekurensi riwayat operasi
sebelumnya
• radioterapi

18
Menurut WHO
Rekomendasi WHO untuk Meningioma Grade I:
 Pembedahan adalah pengobatan utama
untuk pasien yang bukan kandidat untuk
elektif. Reseksi tumor lengkap dikaitkan
dengan tingginya tingkat harapan hidup
bebas penyakit.
 Radioterapi dapat dipertimbangkan dalam
kasus lokasi tumor tidak mungkin untuk
dioperasi (seperti sinus cavernous
meningioma), tumor yang tidak dapat
direseksi, gejala penyakit sisa, atau tumor
berulang. Diagnosis radiologi mungkin cukup
dalam kasus ini.
19
Menurut WHO

Rekomendasi WHO untuk Meningioma Grade II dan III :


 Pengobatan standar operasi ditambah radioterapi.
Radioterapi biasanya diberikan dengan dosis 54-60
Gy, dalam 1,8-2,0 Gy per fraksi.
 Pasien dengan tumor selektif mungkin menjadi
kandidat untuk radiosurgery stereotactic.
 Terapi sistemik lainnya dapat dipertimbangkan untuk
tumor yang tidak dapat direseksi atau berulang
dalam sebuah uji klinis.

20
Klasifikasi SimptoN dari ukuran reseksi pada meningioma
intracranial :

 Grade I : Reseksi total tumor, perlekatan


dural dan tulang abnormal
 Grade II : Reseksi total tumor, koagulasi dari
perlekatan dura
 Grade III : Reseksi total tumor, tanpa reseksi
atau koagulasi dari perlekatan dura atau
mungkin perluasan ekstradural (misalnya
sinus yang terserang atau tulang yang
hiperostotik)
 Grade IV : Reseksi parsial tumor
 Grade V : Dekompresi sederhana (biopsy)

21
Radiasi Stereostatik
• 1960  alat Harvard proton beam.
• Setelah itu penggunaan stereotaktik
radioterapi ini semakin banyak dilakukan
untuk meningioma.
• Sumber energi yang digunakan didapat
melalui teknik yang bervariasi, yang paling
sering digunakan adalah sinar foton yang
berasal dari Co gamma (gamma knife) atau
linear accelerators (LINAC) dan partikel berat
(proton, ion helium) dari cyclotrons.

22
Tatalaksana lain

▧ Radioterapi
▧ Kemoterapi

23
Prognosis

▧ Dubia ad bonam  pengangkatan tumor


sempurna
▧ Survival rate dewasa > anak

24
BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan

▧ Meningioma adalah tumor pada meningens, yang


merupakan selaput pelindung yang melindungi otak dan
medula spinalis
▧ Meningioma dapat tumbuh di mana saja di sepanjang
meningen dan dapat menimbulkan manifestasi klinis yang
sangat bervariasi sesuai dengan bagian otak yang
terganggu.
▧ Diagnosis dari meningioma dapat ditegakan berdasarkan
manifestasi klinis pasien dan gambaran radiologis
▧ Penanganan pasien dengan meningioma tergantung pada
beberapa faktor, meliputi tanda dan gejala yang
dikeluhkan pasien, umur pasien, serta lokasi dan ukuran
dari tumor.

26
Daftar Pustaka

1.Mardjono M, Sidharta P. Dalam: Neurologi klinis dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universtas Indonesia, 2003; Hal 393-4.
2.Harsono. Tumor Otak. Dalam : Buku Ajar Neurologi Klinis Edisi pertama. Yogyakarta: UGM Press, 1999; 201-201.
3.Wonoyudo, Tri Astuti. Peran CT Scan Pada Diagnosis Tumor Otak. Cermin Dunia Kedokteran, 1992;77:12-18.
4.Markam, Soemarmo. Tumor Serebri, Dalam: Neurologi Praktis. Jakarta: Widya Medika, 2002; Hal.137-47.
5.Luhulima JW. Menings. Dalam: Anatomi susunan saraf pusat. Makassar: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin, 2003.
6.Anonymous. Focusing in Tumor: Meningioma. American Brain Tumor Association 2006;4:1-12.
7.Neuroradiology Imaging Teaching Files Case Thirty Six-Meningioma. Cited on January 17th. Available from:
http://www.uhrad.com/mriarc/mri036.htm
8.L E. Claveria, D. Sutton, and B. M. Tress. The radiological diagnosis of meningiomas, the impact of EMI scanning, British Journal of
Radiology, 50, 15-22
9.Robbins, Cotran, Meningiomas in: Pathologic Basis of Disease,Elsevier Saunders, Pennsylvania, 2005; 1409-1411.
10. Riadi, Djoko. Terapi Pembedahan Tumor Otak. Cermin Dunia Kedokteran, 1992;77:30-32.
11.Stephanie E Combs, Lutz Edler, Iris Burkholder, et al. Treatment of patients with atypical meningiomas Simpson grade 4 and 5
with a carbon ion boost in combination with postoperative photon radiotherapy: The MARCIE Trial. BMC
Cancer,2010;10(615):1471-2407.
12. Anonymous. Meningiomas. Clinical Practice Guideline CNS-005,2009.
13.Peter Black, M.D., Ph.D., Andrew Morokoff, M.D., Ph.D., Jacob Zauberman, M.D., et.al. Meningiomas: Science and Surgery.
Clinical Neurosurgery, 2007;54:91-99.
14.P. Filippo Adamo, Lisa Forrest, Richard Dubielzig. Canine and Feline Meningiomas: Diagnosis,Treatment, and Prognosis.
Compendium, 2004;4:951-966.

27
Terima Kasih 

28

Anda mungkin juga menyukai