Oleh:
Pembimbing
dr. Angga Pramuja, Sp.THT - KL**
Disusun Oleh :
PEMBIMBING
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Clinical Report
Session yang berjudul “Jaringan Granulasi MAE Aurikula Sinistra” sebagai
kelengkapan persyaratan dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Bagian
Ilmu THT-KL di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Angga Pramuja, Sp.THT-KL
yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu THT-KL di Rumah
Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan guna kesempurnaan laporan CRS ini, sehingga dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Granuloma liang telinga ini dapat timbul dari manifestasi OMSK (Otitis
Media Supuratif Kronis). Granuloma juga dapat terjadi karena adanya benda asing
di dalam telinga yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi. Granuloma dari
OMSK ini timbul oleh karena kolesteatoma. Kolesteatoma merupakan kista
epiteloid yang rusak dan berisi deskuamasi epitel atau keratin. 1,2,3
Granuloma pada OMSK ini terdapat pada perforasi dan tidak perforasi
pada membran timpaninya. Terdapat tanda-tanda pada perforasi OMSK seperti
terdapat kolesteatoma yaitu pada yang perforasi sebanyak 36% dan 4% yang tanpa
perforasi. Prevalensi pasien granuloma pada OMSK di Britain Inggris terdapat
0,9% anak-anak dan 0,5% dewasa.1,2,3
Tanda dan gejala ini bisa berupa Kanal OAE udem, secret telinganya dapat
berupa cairan yang purulen dan keju yang serous. Jaringan granulasi paling sering
ditemukan pada kanal ampun telinga tengah. Telinga tengah dapat dilihatkan pada
perforasi dengan udem, nyeri dan kemerahan, polipoid. Bisa menimbulkan
otthorea tanpa otalgia dan demam. Kadang diwasapadai bila pendengaran
berkurang.1,4
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 ANAMNESIS
(Autoanamnesis pada pasien tanggal : 19 Oktober 2019)
Keluhan Utama
Telinga kiri gatal dan terasa nyeri sejak ± 1 minggu terakhir
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 1 minggu lalu, os mengeluhkan telinga kiri terasa gatal sehingga os
mengorek telinganya dengan cotton buds, os mengatakan kapas cotton buds
tertinggal di dalam liang telinga kirinya sehingga terasa penuh. ± 4 hari lalu, os
mengeluhkan telinga kirinya terasa nyeri, nyeri dirasakan hilang timbul dan terasa
semakin nyeri bila os menekan daerah telinga kirinya. Os kembali mengorek
telinga kirinya dengan cotton buds (dibantu oleh suaminya), dikatakan bahwa
tampak cairan berwarna sedikit kekuningan yang bercampur dengan bercak darah.
Cairan tersebut tidak berbau. Os juga mengatakan pendengaran telinga kirinya
dirasa menurun.
Keluhan lainnya yang dirasakan oleh pasien : Demam(-), sakit kepala(-),
riwayat trauma telinga(-), mual (-), muntah (-).
Riwayat Pengobatan
± 15 Tahun lalu os pernah mendapat pengobatan pada telinga kirinya, dikatakan
bahwa telinga kiri os mengalami infeksi
Riwayat Penyakit Dahulu
± 15 Tahun lalu telinga kiri os pernah keluar cairan kental berwarna kekuningan
dan sedikit bercampur darah, dikatakan dokter bahwa telinga kiri os mengalami
infeksi.
Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.
Riwayat Alergi
Riwayat penggunaan obat-obatan dan riwayat alergi pada obat-obatan dan
makanan (-).
TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING
Muntah : -
Anotia/mikrotia/makrotia - -
Keloid - -
Perikondritis - -
Kista - -
Fistel - -
Ott hematoma - -
Atresia - -
Serumen prop + +
Epidermis prop - -
Korpus alineum - -
Jaringan granulasi - +
Exositosis - -
Osteoma - -
Furunkel - -
Hiperemis - -
Retraksi - -
Bulging - -
Atropi - -
Perforasi - -
Bula - -
Sekret - -
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
B) Hidung
RINOSKOPI ANTERIOR Kanan Kiri
Hiperemis(-), Hiperemis(-),
Edema(-) Edema(-)
- Selaput Lendir
Hiperemis(-) Hiperemis(-)
- Septum Nasi
- Lantai+Dasar Hidung Sekret (-) Sekret (-)
- Konka Inferior
Dbn Dbn
- Meatus Inferior
Deviasi(-) Deviasi(-)
- Konka Media
- Meatus Media Hipertrofi(-) Hipertrofi(-)
- Massa
- -
RINOSKOPI POSTERIOR Kanan Kiri
- Kavum Nasi
- Selaput Lendir
- Koana
- Septum Nasi
- Konka Superior
- Meatus Nasi Media
Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
- Muara Tuba
- Adenoid (Sulit dinilai) (Sulit dinilai)
- Massa Tumor
TRANSLUMINASI Kanan Kiri
C) Mulut
Hasil
E) Laringoskopi indirect
Hasil Hasil
PEMERIKSAAN AUDIOLOGI
- Tes Berisik : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Tes Rinne :+ +
- Tes Weber : Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi
- Tes Schwabah : Normal Normal
- Tes Barany : Tidak dilakukan
- Tes Auropalpebra Reflek : Tidak dilakukan
- Audiogram : Tidaka dilakukan
Kesimpulan : Tidak ada gangguan pendengaran pada kedua
telinga
PEMERIKSAAN VESTIBULAR :
Percobaan Kalori : Tidak dilakukan
2.5 Diagnosis
Jaringan Granulasi MAE Aurikula Sinistra
2.7 Penatalaksanaan
- Cuci telinga dengan H2O2 3-5% selama 3-5 hari
- Ofloxacin ear drop 2dd gtt VII a.s
2.8 Edukasi :
- Pasien diminta untuk menggunakan obat yang telah diresepkan secara
disiplin
- Pasien dianjurkan tidak mengorek-ngorek telinga
- Sebaiknya tidak terkena air dulu
- Datang kontrol kembali 4/5 hari berikutnya untuk monitoring perbaikan
2.9 Prognosis :
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani.
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga terbentuk
huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua
pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2 ½ - 3
cm.3,5
Daun telinga dari telinga eksternal memiliki bentuk yang simetris bilateral yang
membantu dalam fokus dan lokalisasi suara . Setiap pinna adalah menempel pada
tempurung kepala oleh kulit , tulang rawan , otot-otot auricular , dan ligamen
ekstrinsik . Anatomi dari pinna diilustrasikan dalam gambar berikut.3,5
Pada sepetiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen
(kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang
telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.
otitis eksterna adalah proses inflamasi dan infeksi dari EAC . Kanal mudah
trauma. Kehadiran dari rambut, terutama rambut lebih tebal umum pada geriatri.3,5
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga
dan terlihat oblik terdapat sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida
(membran Sharpnell), sedangkan yang bawah disebut pars tensa (membran
propia).3,5
Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang
telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa
saluran napas. Pasr tensa mempunyai satu lapis ditengah, yaitu lapisan yang
terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan radier di bagian
luar dan sirkuler pada bagian dalam.3,5
Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani disebut umbo.
Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah yaitu pada
pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani kanan.
Di membran timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah
yang menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang berupa kerucut.3,5
Membran timpani terbagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah dengan
prosesus longus maleus dan garis tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga
didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah-depan serta bawah-belakang,
untuk menyatakan letak membran timpani.3,5
3.2 Definisi
Granuloma merupakan lesi inflamasi nodular. Penyakit granulomatosa di telinga
dapat melokalisir jaringan sekitarnya dan bermanifestasi dalam tubuh. Granuloma
timbul karena jaringan granulasi yang tumbuh besar. Jaringan granulasi adalah
jaringan fibrosa yang terbentuk dari bekuan darah bagian dari proses
penyembuhan luka, sampai matang menjadi jaringan parut.2,4,7
Jaringan granulasi terjadi saat proses inflamasi menuju pemulihan yang dibagi
dalam regenerasi dan pergantian jaringan penyokong. Jaringan granulasi akan
menutup luka dan mempercepat proses penyembuhan luka. Secara mikroskopis
jaringan granulasi terdiri dari proliferasi fibrobalas dan endotel kapiler, sel radang,
neurovaskularisasi dan proliferasi endotel.2,4,7
Jaringan granulasi merupakan salah satu dari macam-macam reaksi dan lokalisasi
jaringan yang terjadi pada radang kronik atau proliferatif yang ditandai dengan
oleh proliferasi fibroblast membentuk jaringan ikat muda dengan banyak
pembuluh darah baru, prosesnya disebut radang granulomatik dengan leukosit sel
radang khsusnya sel-sel monomorfologinuklear (limfosit, sel plasma dan
histiosit.2,4,7
3.3 Etiologi
Terdapat kondisi yang mendasari terbentuknya jaringan granulasi yaitu :
Reaksi peradangan eksudat
Terjadi reaksi peradangan akut pada luka mengeluarkan sel-sel radang seperti
makrofag, dapat memasuki bekuan darah dan mulai menghancurkannya, lalu
terbentuk peradangan eksudat. Terbentuklah pertumbuhan jaringan granulasi pada
bekuan darah tersebut.2,8,9
Migrasi dan proliferasi fibroblast dan tunas vaskuler
Akibat dari kolesteatoma pada penyembuhan luka yang telah mengenai
submukosa hingga periosteum, jaringan granulasi rapuh dan semakin tumbuh
besar, menimbulkan terbentuknya granuloma. Kolesteatoma merupakan kista
epiterial yang rusak dan berisi deskuamasi epitel atau keratin. Epitel kulit bila
berada pada tempat yang tidak sesuai ditambah terdapat serumen padat dari liang
telinga dalam waktu lama akan terperangkap dan membentuk kolesteatoma.2,3
Infeksi mikobakterium
Infeksi fungi
Granuloma fungi dapat berupa kelainan lokal atau sistemik. Infeksi pada orang
imunokompeten menimbulkan granuloma sel epiteloid dan nekrosis koagulatif.
Penyakit diseminata menunjukkan respon inflamasi granulomatosa, pyogenik,
atau campuran. Lesi pyogenik terutama dijumpai pada pasien imunosupresi.
Identifikasi dengan pewarnaan GMS dapat membedakannya dengan granuloma
lainnya.2,8,9
Infeksi bakteri
Infeksi protozoa
Infeksi cacing
Infeksi virus
Enzim protease dan hidrolitik membersikan material dari jaringan rusak. Sitokin
(IL-1, TNF alfa) akan mengaktifkan limfosit dan beberapa sel lain. Growth factor
(PDGF, EGF, FGF) menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah, pembelahan dan
migrasi dari fibrosis. Jaringan yang rusak dengan peradangan akan membentuk
jaringan granulasi.1,7
Jaringan granulasi sebagian besar terdiri dari kapiler dan fibroblast dan berbentuk
granul kemerahan. Setelah luka, terjadi reaksi peradangan akut dan kemudian
bekas luka dilenyapkan oleh makrofag. Migrasi dan proliferasi fibroblast serta
tunas vaskuler dari sekeliling jaringan penghubung membentuk jaringan
granulasi.1,7
Tunas kapiler tumbuh diluar pembuluh darah di tepi luka dengan susunan baru,
migrasi dan proliferasi dari sel endotel yang ada. Tunas kapiler pada umumnya
berbentuk padat, lalu mencair. Tunas yang vaskuler membentuk jerat yang
menyatu satu sama lain atau dengan kapiler yang telah membawa darah. Kapiler
yang baru dibentuk lebih permeabel dibandingkan dengan yang normal. 1,7
Secara acak mengarahkan fibril kolagen kecil untuk diatur kembali ke dalam
ikatan tebal yang memberikan kekuatan yang lebih besar kepada jaringan. Namun
pada penderita granuloma, jaringan fibrosa ini tidak dapat diganti dengan jaringan
kolagen. Karena terlalu lama tidak dapat diganti, epitel kulit telinga semakin
rapuh, banyak serumen menumpuk sehingga terperangkap dan membentuk
kolesteatom.1,2,7
3.5 Gejala Klinis
Gangguan pendengaran juga bisa menjadi gejala yang umum. Kolesteatoma yang
besar akan mengisi ruang telinga tengah dengan epitel deskuamasi dengan atau
tanpa sekret mukopurulen sehingga menyebabkan kerusakan osikular yang
akhirnya menyebabkan terjadinya tuli konduktif. Pusing adalah gejala relatifnya,
tetapi tidak akan terjadi bila tidak ada fistula labirin akibat erosi tulang.1,10
3.6 Diagnosis
Studi radiologis, CT scan, atau foto polos menggambarkan lesi tulang litik khas
dan harus dipertimbangkan ketika ada ottorhea. Sebuah studi retrospektif
menunjukkan bahwa granuloma eosinofilik dari tulang temporal dapat meniru
otitis media supuratif kronis tetapi dapat didiagnosis dengan pemeriksaan
histopatologi dan CT scan. Penelitian ini melibatkan 12 anak-anak dengan
granuloma eosinofilik dari tulang temporal.6,10
3.8 Prognosis
Pada pasien ini berdasarkan anamnesis terdapat keluhan telinga kiri terasa gatal ±
1 minggu lalu, kemudian os mengkorek kupingnya dengan cottonbuds, os
mengatakan kapas cottonbuds tertinggal di dalam telinga kirinya hingga terasa
penuh. ± 4 hari setelahnya, os mengeluhkan telinga kirinya terasa nyeri, lalu os
kembali megkorek telinganya dengan cottonbuds (yang dibantu oleh suaminya),
Pada pemeriksaan palpasi aurikula, terdapat nyeri tekan tragus (+) telinga
kiri, dan dengan menggunakan otoskop pada telinga kiri, tampak MAE ditutupi
oleh sekret berwana kuning pada pinggir liang telinga dan tertutup oleh jaringan
granulasi, daerah liang telinga tampak hiperemis.
Dari gejala, tanda dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dapat ditentukan
diagnosis kerja pada kasus ini adalah granuloma MAE auricula sinistra.
Diagnosis banding pada kasus ini adalah otitis media supuratif kronis dan otitis
media akut.