PEMBAHASAN
Pendahuluan
Salah satu jenis tumor otak yang paling umum
selaput penutup jaringan otak dan sumsum tulang belakang. Pertumbuhan tumor ini lambat sehingga meningioma seringkali tidak terdeteksi sampai pada ukuran tertentu
Anatomi
Lapisan Meningen
Meningioma
tumor pada meningen, yang merupakan selaput
Epidemiologi
20% tumor intrakranial
Faktor Resiko
Usia
Gender
Genetik
Radiasi
Telepon genggam
Hormon
Histogenesis
Patofisiologi
Lokasi Meningioma
KLASIFIKASI
Grade I
Grade II
Grade III
Gejala Klinis
Iritasi : kejang Kompresi : sakit kepala , kelemahan fokal,
dysphasia, apatis, penurunan kesadaran Gejala stereotip : tergantung lokasi Vascular: transient ischemic attack (TIA) Lain-lainnya :
Meningioma intraventrikular hidrosefalus
obstruktif. Meningioma di sekitar dari sella turcica panhypopituitarism Meningioma yang menekan jalur visual gangguan lapang pandang Meningioma choroid gangguan hematologi, yaitu sindrom Castleman
Pemeriksaan
Foto polos.
CT Scan
MRI Angiografi Histopatologi Imunohistokimia
CT Scan
MRI
Histology
Angiografi
Tatalaksana
Operatf Radioterapi Radiasi Stereotaktik kemoterapi
Meningioma management
STATUS PASIEN
Identitas
No RM
: 1219291 Nama : Ny AR Usia : 44 tahun Alamat : Duren seribu, Bojongan baru Agama : Islam Status Pernikahan : Menikah Pendidikan : Tamat SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Anamnesis
Keluhan Utama : Sakit kepala sejak 4 bulan
: Penglihatan berkurang
kepala muncul tiba-tiba saat istirahat ataupun aktivitas dirasakan pada pagi hari durasi 30 menit-1 jam minum obat warung kemudia sakitnya menghilang kemudian muncul kembali 2 bulan SMRS datang ke RSUD mengeluhkan penglihatan menurun Pasien menjalani pemeriksaan mata sebanyak empat kali yang dilakukan tiap minggu untuk dilihat penurunannya Hasil pemeriksaan tiap minggu penglihatan pasien semakin menurun
pemeriksaan CT scan Kepala dan dikatakan terdapat massa di otak Pasien juga mengalami kelemahan anggota gerak kanan Riwayat demam (-), mual dan muntah (-) riwayat kejang (-), riwayat tidak bisa bicara (-) riwayat gangguan emosi atau perubahan perilaku (-) Riwayat sesak nafas (-), nyeri dada (-) penurunan berat badan (-), nafsu makan baik. Riwayat trauma kepala (-), riwayat infeksi telinga (-)
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat trauma Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat infeksi telinga (-), riwayat sinusitis (-), riwayat sakit gigi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
Peneriksaan Fisik
Status generalis Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Koooperasi : kooperatif Tekanan Darah : 110/70 mmHG Nadi : 86x/m Suhu : afebris Pernapasan : 18x/m
Pemeriksaan Fisik
PF Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5, 1 jari medial linea mid clavikula sinistra Perkusi : batas jantung kanan di parasternalis dextra, batas jantung kiri di 1 jari medial mid clavicula sinistra, pinggang jantung di ICS 3 linea para sternalis sinistra Auskultasi : S1 S2 reguler, M (-), G(-) PF Paru : I : pergerakan naikturun dada simetris kanan dan kiri P : vocal fremitus kanan=kiri, tidak ada emfisema subkutis, tidak ada benjolan P : sonor di kedua lapang paru A : suara nafas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Pemeriksaan Fisik
PF Abdomen : Inspeksi : datar Palpasi : nyeri tekan (), tidak ada pembesaran hati dan lien Perkusi : timpani Auskultasi : bising usus + normal PF Ekstremitas : Atas : akral hangat, edema -, sianosis -, clubbing finger Bawah : akral hangat, edema -, sianosis -, clubbing finger -
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang Selaput Otak
Kiri
Brudzinski I
Brudzinski II
Pemeriksaan N. Cranialis
N I : normosmia
N II : pupil bulat isokor d=3mm, RCL +/+, RCTL +/+,
visus kanan 0,5/60 dan kiri 1/300, funduskopi papil bulat batas kabur, CDR 0,5, hiperemis (+), refleks macula (+) N III, IV, VI Kedudukan bola mata : ortofori
Pergerakan bola
mata
Kanan + Kiri +
Nasal Atas
Temporal Atas Nasal Bawah Temporal Bawah
+
+ + +
+
+ + +
Pemeriksaan N. Cranialis
Eksoftalmus : tidak ada
+
+ +
+
+ +
Pemeriksaan N. Cranialis
N. V (Trigeminus)
Kanan
Cabang Motorik Cabang Sensorik : Ophtalmikus Maksilaris baik baik baik
Kiri
baik
baik baik
Mandibularis
baik
N.VII (Fasialis) Kanan
baik
baik baik
parese
tidak dinilai
baik
Pemeriksaan N. Cranialis
N VIII Vestibular : Vertigo : Nistagmus : -/ Koklearis : -/ Tuli konduktif : -/ Tuli perspektif : -/N IX, NX Motorik : arcus faring simetris, uvula ditengah Sensorik : baik
N XII Pergerakan lidah : deviasi ke kanan saat menjulurkan lidah Atrofi : Fasikulasi : Tremor : -
Pemeriksaan Neurologis
Sistem Motorik Ekstremitas atas proksimal distal : 4444/5555 Ekstremitas bawah proksimal distal : 4444/5555 Gerakan involunter Tremor : Chorea : Atetose : Miokloni : Tics : Trofik : normotrofi Tonus : normotonus
Pemeriksaan Neurologis
Fungsi serebelar Ataxia : Disdiadokinesia : Jari-jari : baik Jari-hidung : baik Tumit-lutut : baik Rebound phenomenon : Hipotoni : Fungsi Luhur : Astereognosia : Apraksia : Afasia : Fungsi otonom : Miksi : baik Defekasi : baik Sekresi keringat : baik
Pemeriksaan Neurologis
Refleks Fisiologis Biseps : ++/++ Triseps : ++/++ Radius : ++/++ Dinding Perut : ++ Otot Perut : Patella : ++/++ Tumit : ++/++ Kremaster : tidak dilakukan Refleks Patologis Hoffman tromer : Babinsky : Chaddok : Gordon : Schaefer : Klonus otot : Klonus tumit : Keadaan psikis Intelegensia : baik Tanda regresi : tidak ada Demensia : tidak ada
Pemeriksaan
HEMATOLOGI Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit Eritrosit VER/HER/KHER/RDW VER HER KHER
Hasil
15.7 47 17300 403000 5040000 92.4 31.1 33.6
Nilai Rujukan
11.7-15.5 33-45 5000-10000 150000-440000 3800000-5200000 80-100 26-34 32-36
RDW
HITUNG JENIS Basofil Eosinofil Netrofil
12.5
0 0 80
11.5-14.5
0-1 1-3 50-70
Limfosit
Monosit
14
5
20-40
2-8
PT
Kontrol PT INR KIMIA KLINIK FUNGSI HATI SGOT SGPT FUNGSI GINJAL Ureum darah Creatinin Darah DIABETES
12.9
13.7 0.92
11.3-14.7
17 39 36 0.5
70
141 4.05
70-140
135-147 3.1-5.1
Kesan
Massa ekstraksial di regio frontotemporalis kiri
Diagnosa Kerja
Diagnosa Klinis : Hemiparese dextra
Parese N II Parese n.VII dextra sentral Parese N XII dextra Cephalgia kronis papiledema Diagnosa Etiologi : Sphenoid wing Meningioma Diagnosa Topik : Frontotemporalis sinistra
Penatalaksanaan
Craniotomy tumor removal
Biopsi Jaringan
PROGNOSIS
Ad vitam
Laporan Operasi
Pasien telentang kepala miring ke kanana A dan antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya Insisi querium mark pada frontotemporal sinistra Diseksi sampai dan tulang Burrhole 7 lubang, tulang dipotong dengan gigli saw Dura digantung dipotong mengikuti bentuk tumor
penulangan, mudah berdarah Dilakukan tumor removal, tumor terangkat 95%, sisa tumor dikauterisasi Perdarahan dirawat Dura ditutup graft fascia Pasang drain epidural, tulng dipasang kembali Luka operasi ditutup lapis demi lapis
Patologi Anatomi
Makroskopik :
Didapat jaringan tidak teratur 15cc, berwarna putih kekuningan. Penampang irisan berwarna putih kekuningan padat, kenyal. Sebagian cetak Mikroskopik : Sediaan dengan keterangan meningioma menunjukan masa tumor lobules-lobulus, terdiri sel yang tersusun membentuk konfigurasi Whorl atau sel syncytial dibagian sentral dan di bagian perifer terdiri atas sel spindle. Tampak kollagenisasi pembuluh darah dan psammoma bodies diantaranya Kesimpulan
Analisa Kasus
Tension-type
Cephalgia Primer
Tension-type
yang dilakukan tiap minggu untuk dilihat penurunannya Tidak sembuh dengan obat
Tidak ada riwayat trauma
Cephalgia Primer
Tension-type
Massa Intrakranial
Meningioma
Astrositoma
Pituitary tumor Ependimoma oligodendrositoma
Pemeriksaan fisik
Hemiparese dextra
Meningioma Parese N II Astrositoma Parese n.VII dextra sentral Pituitary tumor Parese N XII dextra Ependimoma papiledema oligodendrositoma
CT Scan
Massa isodens berukuran 4,3 x 7,1 x 3,4 di
regiofrontotemporalis kiri melekat pada meningen dengan edema luas disekitarnya yang menyangat homogen pasca pemberian contras. Massa mendorong dan menyempit ventrikel lateralis kiri dengan midline shift ke kanan Kesan : Massa ekstraksial di regio frontotemporalis kiri dengan edem luas sugestif meningioma Herniasi subfalcine Edema cerebri
Massa Intrakranial
Meningioma Astrositoma Pituitary tumor Ependimoma oligodendrositoma
Patologi
Kesimpulan Transtitional Meningioma
Kesimpulan
Meningioma adalah tumor pada meningen yang
berasal dari jaringan dura mater dan araknoid Insiden paling banyak pada usia pertengahan Tumor diklasifikasikan melalui tipe sel dan derajat pada hasil biopsi yang dilihat di bawah mikroskop. Tumor dapat juga diklasifikasikan ke dalam subtype berdasarkan lokasi dari tumor. Gejala umum yang terjadi disebabkan karena gangguan fungsi serebral akibat edema otak dan tekanan intrakranial yang meningkat.
kompresi jaringan saraf Radiologi sangat berperan dalam menegakkan diagnosis dan menentukan stadium meningioma. Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan termasuklah angiografi, CT Scan dan MRI Penatalaksanaan meningioma tergantung dari lokasi dan ukuran tumor itu sendiri