Anda di halaman 1dari 6

MENTORSHIP DALAM KEPERAWATAN

A. Definisi Mentorship
Mentoring adalah pasangan intens dari orang yang lebih terampil atau berpengalaman dengan
orang ketrampilan atau pengalaman sedikit, dengan tujuan yang disepakati oleh orang yang
mempunyai pengalaman lebih sedikit untuk menambah dan mengembangkan kompetensi yang
spesifik (Dermawan, 2012).
Mentoring merupakan hubungan pembelajaran dan konseling antara orang yang berpengalaman
yang membagi keahlian professional dengan orang yang lebih sedikit pengalaman untuk
mengembangkan ketrampilan dan kemampuan dari bagian yang kurang pengalaman (Dermawan,
2012)
Mentoring adalah sebuah proses dari rangkaian pembentukan karakter manusia, dari mentoring
akan dihasilkan berbagai hal dan yang terpenting adalah ketangguhan karakter. Mentoring adalah
perilaku-perilaku atau proses yang dipolakan dimana seseorang bertindak sebagai penasehat
kepada orang lain.
Mentorship adalah suatu bentuk sosialisasi untuk peran profesional yang merangsang pencapaian
kompetensi sains natural (Lowenstein & Bradshaw, 2001). Mentorship merupakan suatu
hubungan antara 2 orang yang memberikan kesempatan untuk berdiskusi yang menghasilkan
refleksi, melakukan kegiatan/tugas dan pembelajaran untuk keduanya yang didasarkan kepada
dukungan, kritik membangun, keterbukaan, kepercayaan, penghargaan dan keinginan untuk
belajar dan berbagi (Rolfe-Flett, 2001; Spencer, 1999 dikutip dalam Werdati, 2007). Kegiatan
belajar yang diharapkan terjadi yaitu mengalami sendiri dan menemukan sendiri fenomena
praktek keperawatan dimana hal ini diharapkan dapat membangun kepercayaan diri, harga diri
dan kesadaran diri yang merupakan fundamental dalam penyelesaian masalah (Nurachmach,
2007).
Adapun 5 karakteristik mentorship yaitu sifat hubungan yang menguatkan dan memberdayakan,
menawarkan serangkaian fungsi menolong/membantu untuk memfasilitasi pembinaan dan
memberikan dukungan, perannya meliputi keterkaitan antara aspek personal, fungsional dan
hubungan, dan tujuan individu (menti) dan fungsi penolong ditetapkan oleh individu yang
terlibat, serta bisa saling memilih (siapa mentor dan menti) dan diidentifikasi fase hubungannya.
Hal ini akan memberikan kenyamanan bagi mentor maupun menti dalam membangun hubungan
dan bagi pengembangan diri.
Fase hubungan dalam mentoring terdiri dari 4 fase yaitu fase inisiasi, fase perencanaan, fase
pelaksanaan dan fase terminasi. Fase inisiasi berfokus pada mengidentifikasi kesamaan
karakteristik antara individu mentor dan menti, kemampuan atau pengakuan nilai-nilai yang
dianut. Hal yang penting disadari pada fase perencanaan adalah bahwa terhadap keterbatasan-
keterbatasan dari peran mentor dan kemampuan menti. Negosiasi atas pengharapan dilakukan
dan klarifikasi dikemukakan untuk meningkatkan kepuasan pada akhir hubungan mentorship.
Pada fase kerja, fokus utamanya adalah pertumbuhan dan perkembangan dari hubungan dan
pencapaian tujuan dalam mentoring. Kesinambungan hubungan mentoring dipertahankan
melalui interaksi mentor dan menti dan meningkatnya rasa percaya dan kedekatan yang
dibangun.
Sejalan dengan perkembangan fase ini, rasa percaya dan berbagi menjadi terbentuk dan menti
menjadi lebih siap untuk memilah bentuk bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya. Menti
secara bertahap menjadi lebih mandiri dan hanya kadang-kadang mengharapkan bantuan. Pada
perjalanan selanjutnya, menti dengan segala pemahaman barunya menjadi seorang yang ingin
mencoba dan mengambil resiko yang terus dipantau serta didukung. Pada akhir fase ini,
kepercayaan diri menti terus meningkat.
Pada fase terminasi, menti bekerja dan bertindak atas inisiatif sendiri dan pada posisi ini menti
telah bekerja secara mandiri. Jika proses dirasakan bermanfaat oleh kedua pihak, maka keduanya
dapat mempertahankan hubungan pertemanan. Masalah potensial dalam hubungan mentorship
dapat berupa mentor yang over protektif atau terlalu mengontrol sehingga membekukan
kreatifitas dan inovasi menti. Eksploitasi dapat terjadi jika mentor memiliki tujuan untuk
pelayanan pribadi mentor.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Huriani (2012) bahwa Penerapan metode mentorship
dalam pelaksanaan Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah mampu meningkatkan
pencapaian kompetensi klinik, kepercayaan diri, harga diri dan kesadaran diri peserta didik.

B. Tipe Mentoring
Terdapat dua tipe kegiatan mentoring, yaitu :
Mentoring yang bersifat alami, contohnya seperti persahabatan, pengajaran, pelatihan dan
konseling.
Mentoring yang direncanakan, yaitu melalui program-program terstruktur dimana mentor dan
mentee memilah dan memadukan kegiatan mentoring melalui proses-proses yang bersifat
formal.

C. Tahap-tahap Mentoring
Menurut John Maxwell, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang banyak melahirkan
pemimpin-pemimpin baru di dalam kepemimpinannya. Bagaimana menjadi seorang pemimpin
yang efektif, solusinya adalah melalui proses mentoring.
Ada empat tahapan mentoring yang harus diketahui dan terapkan :
1. I do you watch
Tahapan pertama dalam 4 tahapan mentoring adalah I do you watch. Dalam tahapan ini, kita
sebagai seorang mentor memberikan contoh untuk orang yang dimentor. Tahapan ini
memungkinkan orang yang kita mentor mempelajari dengan melihat langsung bagaimana anda
melakukan sesuatu mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana anda
melakukan sesuatu dan melakukan evaluasi.
2. I do you help
Setelah melewati tahapan yang pertama, tahapan selanjutnya adalah mengajak orang yang anda
mentor untuk mulai membantu anda. Disini orang tersebut akan mulai belajar dan merasakan
prosesnya lebih mendalam. Proses ini adalah tahapan yang penting, dimana setelah tahap ini,
orang yang kita mentor akan mulai mencoba untuk praktek secara langsung.
3. You yo I help
Tahapan yang ketiga dalam 4 tahapan mentoring adalah dengan mengijinkan orang yang kita
mentor untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini peranan kita sebagai seorang mentor
adalah membantu untuk terus mengarahkan supaya orang yang kita mentor ini tetap berada di
jalur yang benar.
4. You do I watch
Tahapan terakhir ini adalah tahapan dimana Anda sudah merasa yakin dengan kompetensi dan
kapabilitas terhadap orang yang anda mentor. Sehingga di tahapan ini, anda sudah bisa melepas
dan mengamati saja serta mementor calon pemimpin anda lainnya. Prinsipnya adalah bukan bisa
atau tidak bisa, tetapi mau atau tidak mau Life to the Ful.
D. Hal – hal yang dapat ditawarkan oleh mentor bagi mentee

1. Ketrampilan dan pengetahuan yang baru


2. Pengalaman dalam organisasi
3. Iklim yang mendukung untuk mengevaluasi sukses dan kegagalan
4. Kesempatan berhubungan dalam jaringan kerja
5. Menerima dorongan dan dukungan
6. Mendapatkan pengakuan bagi keberhasilan
7. Mengembangkan cara pandang yang baru dan berbeda
8. Mendapatkan asistensi dengan gagasan-gagasan
9. Menerima nasehat dan petunjuk dari sumber yang obyektif
10. Menerima reasuransi atau dukungan pendapat.

E. Tujuan mentoring
Mentoring dalam keperawatan mempunyai tujuan agar perawat mampu bekerja dengan cara
kolaboratif dan kooperatif dengan profesi kesehatan lainnya dan mengenali serta menghargai
konstribusi dlm tim kesehatan, berakar pada penerapan pembelajaran orang dewasa dan teori
perkembangan, memungkinkan pendatang baru dlm keperawatan untuk melewati masa peralihan
lebih lancar dari pemula menjadi praktisi penuh (Rosyidi, 2008).

F. Manfaat Mentorship
Organisasi yang terus bertumbuh adalah organisasi yang secara terus menerus perlu menemukan
kembali dirinya (mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan yang berkembang)
dan mau mendengarkan pelanggan dan pemangku yang berkepentingan lainnya. Menciptakan
perubahan-perubahan yang perlu dapat melibatkan suatu cakupan luas dari program-program dan
prakarsa-prakarsa seperti perubahan kultur / budaya, proses rancang bangun, benchmarking,
manajemen mutu total, kelurusan nilai-nilai dan sebagainya. Apa yang ada dari semuanya ini
adalah bahwa agar berhasil mereka harus disertai oleh perubahan perilaku pimpinan organisasi
khususnya para pimpinan senior. Pimpinan Senior disini adalah yang harus menjadi mentor
sedangkan staf dibawahnya yang menjadi mentee dan hal ini merupakan salah satu bentuk
intervensi yang sengaja dirancang untuk mendukung perubahan pola perilaku. Kebanyakan pasti
setuju bahwa mentee itu akan banyak menerima manfaat-manfaat yang besar dari seorang
mentor.
Manfaat Bagi Mentor (Pembimbing Klinik)

1. Mentor akan belajar dan melakukan refleksi-perspektif yang luas, mengembangkan


pandangan baru tentan masalah dan mengetahui lebih baik dari kebutuhan / peralatan lain.
2. Kesempatan untuk melangkah diluar rutinitas normal, menjadi lebih objektiv dan untuk
belajar terhadap pertanyaan asumsi sendiri dan mental model
3. Puas dalam memberikan kontribusi positif untuk pengembangan individu dan organisasi
Manfaat Mentee (Peserta Didik)

1. Perpindahan fundamental dalam ketrampilan individu dan kemawasdirian


2. Pengembangan pendekatan seumur hidup untuk belajar mandiri
3. Meningkatkan penerimaan untuk kompetensi manajerial
4. Mengembangkan jaringan melintasi spektrum yang luas dari penyedia layanan dalam
kondisi normal.
5. Meningkatkan kapasitas untuk membuat “kemampuan belajar mengaplikasikan” dengan
konteks organisasi .
6. Meningkatkan kemampuan sebagai sumber ide dan praktek dari pandangan organisasi dan
di intergrasikan kedalam dirinya.
7. Meningkatkan mawas diri, otonomi dan percaya diri.

G. Kerugian Mentorship

1. Kesulitan / Problem untuk mentoring


2. Memerlukan waktu
3. Kesempatan dan biaya untuk karyawan
4. Saat stress atau krisis konseling dibutuhkan
5. Saat hubungan menjadi disfungsional

H. Pelaksanaan Mentorship
Kegiatan mentorship dilakukan di RS …………………… Kegiatan mentorship ini dilakukan
oleh ……………………..sebagai mentor kepada mentee yaitu perawat baru yang sedang
menjalani proses orientasi di RS ………………………….
Mentee diberikan kesempatan untuk memilih mentor masing-masing. Kegiatan mentorship
dilakukan melalui proses interview yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu Initial interview,
Intermediate interview, Final interview.
1. Initial Interview
Kegiatan Initial Interview merupakan kegiatan awal dalam mentorship yang dilakukan pada
……………………. Kegiatan Initial Interview ini meliputi:
Membina hubungan saling percaya dengan mentee
Mencari tahu tentang tahap training mentee
Membantu mentee untuk meyusun tujuan yang akan dicapai dalam stase
Menanyakan jika mentee mempunyai tugas atau pengkajian
Mencari tahu jika mentee mempunyai kecemasan spesifik
Memberi dukungan mentee untuk melakukan Self-Assesment setiap stase

2. Intermediate Interview
Kegiatan berikutnya dalam melakukan mentorship adalah melakukan Intermediate Interview,
kegiatan ini dilaksanakan pada …………………., yang meliputi:
Menanyakan pendapat yang lebih luas dari perawat lain
Mendukung mentee untuk melakukan Self-Assesment
Melakukan klarifikasi setiap point yang dibuat mentee
Memberikan saran untuk perbaikan
Mencatat point yang dibuat oleh mentee
Melihat kembali perkembangan mentee
Mendorong mentee untuk menjawab pertanyaan
Memastikan privacy untuk wawancara
3. Final Interview

Final Interview ini dilaksanakan pada …………………………. Kegiatan yang dilakukan antara
lain:
Menganjurkan mentee untuk mengisi Self Assesment lagi
Menghubungi pihak Rumah Sakit bila ada hal penting

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan. Deden (2012), Mentorship Dan Perceptorship Dalam Keperawatan, Jurnal Akper
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
Huriani. Emil dan Hema Malini (2012), Mentorship Sebagai Suatu Inovasi Metode Bimbingan
Klinik Dalam Keperawatan, Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
Lowenstein, A. J. & Bradshaw, M. J. (2001). Fuszard’s innovative teaching strategies in
nursing (3rd ed). Maryland: Aspen Publishers Inc.
Nurachmach, E. (2007). Paradigma pencapaian kompetensi pada pendidikan ners dengan model
preceptorship dan mentorship. Disampaikan pada Pelatihan Nasional Preceptorship dan
Mentorship untuk Pendidikan Ners. Yogyakarta, 12 – 14 Februari 2007.

Rosyadi. Ong (2009), Mentoring dalam Bimbingan Praktek Klinik Keperawatan di Rumah Sakit,
retrieved Nov 2nd 2013 from http://ongrosyadi.wordpress.com/2009/02/27/mentoring-dalam-
bimbingan-praktek-klinik-keperawatan-di-rumah-sakit/Rosyidi. Imron (2008), Komunikasi
Keperawatan Mentor dan Mentoring, retrieved Nov 2nd 2013
from http://imron46.wordpress.com/2008/10/24/mentor-dan-mentoring/Werdati
(2007). Implementasi program mentorship pada pendidikan keperawatan. Disampaikan pada
Pelatihan Nasional Preceptorship dan Mentorship untuk Pendidikan Ners. Yogyakarta, 12 – 14
Februari 2007.

Anda mungkin juga menyukai