Kelompok : 24
FK :
- Annisa Nandhia Sahara (201310330311092)
- Roikhatul Khusniyah (201310330311125)
FIKES :
KOLABORASI
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN DOKTER FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
I. IDENTITAS
A. PENDERITA
Djiari, 54 th,
Djiati, 51 th, Djumaiyah,
Djiarah, 56 petani sayur,
Ibu rumah 47 th, Ibu
Isyaki, 66 th, th, pedagang 2 jt/bulan tangga
pedagang sayur, sayur, 2,5
rumah
2,5 jt/ bulan jt/bulan tangga
Andika, 10
th, pelajar Tasya,
SD kelas 6 5 th,
pelajar
TK
D. INTERAKSI DALAM KELUARGA
Keterangan
Status
Nama Usia Pekerjaan Hubungan Keluarga Domisili
No Sex Perkawinan
(Inisial) (Bln/Th) (deskripsi lengkap) (S, I, AK, AA) Serumah
(TK, K, J, D)
Ya Tdk
1 I L 66 th Pedagang sayur S K V
2 D P 56 th Pedagang sayur I K V
3 MS L 42 th Karyawan toko roti AK K V
4 PA L 36 th Petani sayur AK K V
5 BI P 33 th Ibu Rumah Tangga AK K V
6 IR P 31 th Petani Sayur AK K V
7 NG P 37 th Ibu Rumah Tangga AM K V
8 SU P 27 th Petani AM K V
9 DR L 36 th Pegawai Bangunan AM K V
10 ST L 42 th Petani Sayur AM K V
11 AN P 16 th Siswi SMK C V
12 AD L 10 th Siswa SD C V
13 TS P 5 th TK C V
14 IS P 70 th Ibu Rumah Tangga IK K V
15 PR L 75 th Petani Sayur BK K V
II. DATA DASAR KESEHATAN
STATUS MEDIS (Klinis)
Anamnesis :
- TD 120/90
- BB 68 kg
- TD 155cm
- Nadi 60x/menit
- RR 20x/menit
Rw Persalinan : Normal
- MRS
Aspek 1:
Keluhan utama : merasa lemas dan tidak mampu beraktivitas dan sulit BAB ketika
mengonsumsi obat yang diberikan dokter
Aspek 2:
Clinical diagnosis : DM tipe 2 (Code ICD X : E11)
Aspek 3:
Pola dan pemilihan makan tidak diatur
Semua makanan yang sekiranya diinginkan dimakan semuanya tanpa tarak makanan
apapun karena pasien beranggapan masih enak dan nafsu makan baik
Jika lupa obat jarang diminum, sering makan gorengan dan kurang tidur
Aspek 4:
Lingkungan kerja ada kesamaan dengan rekan yang lain mengenai penyakitnya
Memikirkan kondisi keluarga
Setiap akhir pekan dikunjungi anak beserta cucunya yang tidak tinggal dalam satu
rumah
Aspek 5:
Tingkat 1, pasien dalam aktivitas dasar kehidupannya mampu melakukan sendiri tidak
tergantung dengan orang lain dan tidak menggunakan alat bantu gerak
IV. PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF:
No Aspek Dx Holistik Penatalaksanaan Komprehenship yang
(Uraian permasalahan/penyebab masalah dapat dilakukan oleh penderita (Langkah
kesehatan berdasarkan tiap aspek) Operasional)
1 Personal: Promotif:
- Obat habis - Menjelaskan tentang penyakit diabetes
- Merasa lemas tidak mampu beraktivitas khususnya DM tipe 2 mengenai
- Merasa ketergantungan dengan insulin pencegahan, gejala, penanganan, serta
- Jarang bisa BAB ketika minum obat komplikasi yang bisa ditimbulkan
- Gejala awal yang dialami biasanya
2 Klinis: sering lapar meskipun sudah makan
banyak, sering buang air kecil di
Diabetes mellitus tipe 2 menurut ICD 10
3 Internal: malam hari, berat badan turun, jika
-Pola dan pemilihan makan tidak diatur luka tidak kunjung sembuh
-Semua makanan yang sekiranya diinginkan
pasti dimakan tanpa tarak makanan apapun - Penanganan secara mandiri : meminta
-Jika lupa obat jarang diminum, sering pasien serta dukungan keluarga untuk
makan gorengan, kurang tidur
membantu proses terapi seperti
mengingatkan minum obat, pemberian
4 Eksternal:
-Lingkungan kerja ada kesamaan dengan insulin, memberi tahu bagaimana cara
rekan yang lain mengenai penyakitnya diet yang benar untuk pasien
-Memikirkan kondisi keluarga
-Setiap akhir pekan dikun jungi anak beserta - Komplikasi yang bisa terjadi : stroke
cucunya yang tidak tinggal dalam satu hingga koma, kebutaan, gagal ginjal,
rumah
luka yang sulit disembuhkan
5 Fungsi Sosial:
Tingkat 1 Preventif:
Pasien dalam aktivitas dasar kehiduapannya - Perilaku hidup bersih dan sehat
mampu melakukan sendiri tidak tergantung
dengan orang lain dan tidak menggunakan - Menyarankan pasien untuk menjaga
alat bantu gerak pola makan yang meliputi jumlah,
jenis dan jadwal makan
- Mengurangi konsumsi gula
- Menyarankan untuk melakukan
olahraga ringan seperti jalan kaki
setiap pagi hari
- Berusaha untuk tidak memikirkan hal
yang berat biar tidak stress
Kuratif:
- Diet tinggi serat rendah kalori
- Pergi ke layanan kesehatan untuk
berobat
- Insulin
Rehabilitatif:
- Istirahat cukup
Lampiran:
- Foto home visit dan home care (bila diijinkan penderita)
- Foto pada saat anamnesis dan pemeriksaan fisik (bila diijinkan penderita)
`- Dokumen lainnya
LAMPIRAN
Telp. : 0341-594161
Lainnya...
Nama
Alergi Gejala, Efek yang terjadi, Reaksi
Obat/makanan
Antibiotik Tidak pernah Tidak ada
mengkonsumsi
Obat Lain Tidak ada Tidak ada
Efek
Nama Obat
Bentuk Tgl Instruksi Cara samping
(MERK dan Rute Dosis Indikasi Tgl Mulai Diagnosis Keterangan
Sediaan Berhenti Khusus minum obat yang
kandungan obat)
muncul
Insulin Pen Subcutan Humalo Diabetes Pasien Pasien Pasien Dipakai Insulin Tidak Pemakain
(Levemir dan g = 100 Mellitus tidak ingat tidak ingat tidak secara disuntikka ada efek tidak
Humalog Mix U/ml memiliki teratur n dua kali samping sesuai
25) Humalog Levemi buku (Humalog sehari dengan
mix berisi r = 100 diagnosis pada pagi anjuran
insulin lispro U/ml dan siang dokter,
25% dan insulin hari, lispro seharusny
lispro protamine pada malam a tiga kali
suspensi 75%) hari) sehari,
tetapi
pasien
mengguna
kan dua
kali sehari
X. RIWAYAT PENGOBATAN
Nilai Laboratorium/tempat
Parameter Hasil Lab Nilai normal Tanggal pemeriksaan
(Hasil pemeriksaan) pemeriksaan
Kolesterol total 420 mg/dl Normal = <200 mg/dl 22 September 2016 RS Baptis Batu
Sedang = 200-239 mg/dl
Tinggi = >240 mg/dl
Trigliserida 380 mg/dl <150 mg/dl 22 September 2016 RS Baptis Batu
Asam urat 3,1 mg 2,3-6,1 mg/dl 22 September 2016 RS Baptis Batu
XII. ANALISIS MASALAH TERKAIT OBAT
1. Kuisioner Demografi
Berilah tanda () pada setiap kolom jawaban yang tersedia dibawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang Anda alami.
a. Nama :JiarahBintiRateman
b. Umur : 68 tahun
c. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( √ ) Perempuan
d. Status : ( ) Belum Menikah ( ) Janda/Duda ( √ ) Menikah
e. Pendidikan Terakhir : Tidaktamat SD
f. Pekerjaan : ( ) PNS/TNI/Polri (√ ) Wiraswasta ( ) Peg.BUMN
2. Pengetahuan
a. Apakah yang Anda tahu tentang penyakit yang Anda derita?
Jawab :
Tahu, dikarenakan pola hidup teratur (tidur tidak teratur, makan-makanan yang berlemak, manis, dan berminyak)
Biasa saja
c. Apakah Anda merasa tersinggung atau marah ketika ada orang lain yang membicarakan penyakit yang Anda derita?
Jawab :
Tidak tersinggung
Iya, selalu mendampingi khususnya anak saya yang nomer 3 selalu menemani chek-up rutin tiap bulan
b. Apakah ada obat yang Anda konsumsi selain obat yang diresepkan oleh dokter? Jika ada apa saja?
Jawab :
Tidakada
c. Apakah anda pernah menggunakan pengobatan alternatif?
Jawab :
Tidakpernah
Iya, mengetahui
Iya, mengetahui
Ada. Obat amplodipin dan irbesartan menyebabkan pusing, lemas, dan badan berasa tidak enak
b. Apakah tenaga medis menjelaskan terkait efek samping obat yang Anda gunakan?
Jawab :
Tidak dijelaskan
c. Bagaimana cara Anda menangani efek samping obat yang Anda konsumsi?
Jawab :
Dengan cara tidak diminum lagi, walaupun setiap control obat tersebut tetap diberikan
6. Kepatuhan pasien
a. Apakah Anda mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter dan tepat waktu? Jika tidak, mengapa?
Jawab :
Ada beberapa obat yang tidak patuh yaitu obat oral: furosemide, amplodipin, irbesartan, pioglitazone, gemfibrozil
b. Apakah anggota keluarga Anda selalu mengingatkan jadwal mengkonsumsi obat?
Jawab :
PEMBAHASAN
Berdasarkan home visit yang kami lakukan, didapatkan informasi bahwa pasien telah mengidap diabetes selama 11 tahun setelah
sebelumnya memiliki berat badan yang berlebih serta pola hidup yang kurang baik, salah satunya adalah suka makan makanan yang
berlemak, berminyak, manis yang berlebihan serta jeroan. Diabetes melitus yang dialami oleh pasien kami adalah DM tipe 2, dimana
bentuk diabetes ini ditandai dengan resistensi insulin dan relatif kurangnya sekresi insulin, dengan sekresi insulin semakin rendah dari
waktu ke waktu. Kebanyakan individu dengan diabetes tipe 2 menunjukkan obesitas abdominal yang dengan sendirinya menyebabkan
resistensi insulin. Selain itu, hipertensi, dislipidemia (kadar trigliserida yang tinggi dan kadar kolesterol HDL rendah), dan meningkatnya
tingkat inhibitor aktivator plasminogen-1 (PAI-1), yang memberikan kontribusi untuk daerah hiperkoagulasi, sering muncul pada
beberapa individu (Dipiro, 2011).
Menurut data laboratorium pasien, diperoleh kadar kolesterol 420 mg/dl dan kadar trigliserida 380 mg/dl yang artinya pasien
memiliki dislipidemia dan menjadi penyebab terjadinya diabetes mellitus. Menurut teori, Kebanyakan pasien dengan diabetes tipe 2 tidak
menyadari bahwa mereka menderita diabetes tipe 2 dalam waktu yang lama karena gejala muncul setelah beberapa tahun atau baru
diketahui, selama waktu tersebut tubuh mengalami kerusakan dikarenakan kadar gula darah yang berlebihan (Hancho,2013). Hal ini
persis yang dialami oleh pasien, karena pasien secara mendadak lemas serta tidak sadarkan diri, setelah ditanya, pasien dan keluarga baru
mengetahui bahwa pasien mengalami diabetes mellitus karena selama ini tidak terlihat tanda-tanda pasien lemah dan sakit.
Selain itu, pasien dengan DM tipe 2 sering membutuhkan pembatasan kalori untuk meningkatkan berat badan. Dibandingan dengan
pengaturan diet diabetes, dianjurkan diet menggunakan makanan yang bisa terjangkau dengan kondisi keuangan dan lingkungan budaya
pasien. Waktu tidur dan makanan ringan biasanya tidak diperlukan jika manajemen farmakologis sesuai (Dipiro, 2011). Dilihat dari pola
hidup pasien, pasien bekerja pada malam hari hingga pagi hari (23.00-06.30) yang mana semakin memperburuk keadaan pasien, sehingga
setelah beberapa tahun, pasien mendapatkan terapi insulin dengan kombinasi OAD karena pemberian OAD tunggal kurang memberikan
efek.
Pasien memiliki kepatuhan dalam kontrol keadaan fisiknya, tiap tanggal 14 pasien pergi ke dokter untuk memeriksakan keadaan
dan gula darahnya, apabila pasien merasa tidak enak badan, pasien segera mengkonsultasikan dengan dokter. Tetapi, pada saat pasien
mengalami tekanan darah tinggi (Hipertensi) dan diberikan oleh dokter obat-obatan untuk mengontrol tekanan darahnya, (Amlodipin,
Irbesartan, dan Furosemid) pasien menghentikan pemakaiannya, dikarenakan pasien merasa tidak enak badan serta pusing setelah
meminum obat-obatan tersebut, setelah diselidiki, ternyata terdapat kesalahan penggunan obat pada pasien, yaitu digunakan sekaligus,
satu kali minum. Hal ini yang menyebabkan pasien merasa takut untuk meminum obat lagi, dan akhirnya hanya menggunakan Insulin
saja.
Maka rekomendasi yang dapat diberikan pada pasien yaitu dengan menjelaskan aturan pemakaian masing-masing obat, apabila
setelah digunakan dengan cara yang benar tetapi masih timbul efek yang tidak diinginkan, maka obat perlu dihentikan. Setelah itu, pasien
wajib berkonsultasi pada dokter untuk memberitahukan apa yang terjadi, sehingga dokter dapat memberikan obat yang sesuai.