muatan hukum dalam suatu Negara dengan Negara lain tidaklah bisa dihindari lagi. Faktor
penyebabkanya bukan semata-mata karena arus informasi dan globalisasi teknologi, tetapi juga
sain.
Kalau kita mengkritisi salah sistem hukum Islam, maka akan ditemui satu
peristiwa yang sangat unik, yaitu hukuman mati yang di tawarkan oleh Islam.
Model hukuman itu kini terkesan tidak berprikemanusiaan menurut kacamata
Barat, namun dalam praktiknya sekarang mereka tanpa malu-malu
mentransformasi sistem itu kedalam tatanan hukum mereka. Sebaliknya
dalam banyak hal, umat Islam di beberapa negara tertentu cenderung
menggunakan sistem hukum Barat. Saling meminjam dan menerapkan sistem
hukum lintas negara dan ideologi akhir-akhir ini nampaknya menjadi tradisi
yang biasa. Mengapa demikian?
Secara ideal, kita sebagai negara muslim seharusnya dan seyogyanya
mentranformasi nilai-nilai hukum Islam ke dalam tatanan hukum nasional,
meskipun tanpa memasukkan label-label Islam. Survei telah menunjukkan
bahwa hukum Islam terbukti bisa meminimalisasi kejahatan yang akan
terjadi. Selain itu, hukum Islam juga bisa eksis dalam masyarakat pluralitas.
Sejarah telah mencatatnya bahwa sebutan piagama madinah adalah satu di
antara sistem hukum yang telah dibangun oleh Islam. Atas dasar itulah orang-
orang Barat memberikan sebutan Negara Modern Madinah.
Oleh sebab itu dengan melihat maraknya kriminalitas yang terjadi pada akhir-
akhir ini, tranformasi nilai-nilai hukum Islam ketatanan nasional nampaknya
sudah tidak bisa ditunda lagi.
Sebenarnya perbedaan yang mendasar antara hukum Islam dan hukum Barat
adalah bahwa hukum Barat pada dasarnya bersifat sekuler, sedangkan hukum
Islam pada dasarnya bersifat normatif-religious. Hukum Barat atau hukum
yang berlaku di Eropa continental bersumber pada hukum Romawi. Tentu
saja hukum Romawi diberlakukan oleh kaisar Justisianus saat dia telah
memeluk agama Kristen. Hukum Romawi ini bersumber pada pandangan-
pandangan para hakim ternama dimasa pemerintahan kaisar Antonius, yang
di tulis pada agama asli mereka.
1. MESIR.
Republic Arab Mesir terletak dilaut Afrika. Jumlah penduduknya 40 juta jiwa,
dan hamper 91 % penduduknya beragama islam. Negara ini sejak tahun 1875
mengambil hukum Perancis. Disamping mengundangkan Undang-Undang
hokum pidana, Dagang dan Maritim, Mesir juga membentuk system peradilan
sekuler guna menerapkan semua Undang-undang tersebut juga
mengundangkan kode civil (Hukum Perdata) yang pada dasarnya disusun
menurut Undang-undang Perancis dan hanya beberapa saja yang diambilkan
dari syari'ah.
Pada masa pemerintahan Raja Taufiq, di Mesir ada lima peradilan yang
hukumnya dari berbagai sumber yang berbeda, peradilan –peradilan tersebut
antara lain:
Pada tahun 1948 Mesir menggunakan KUHP baru yang ternyata isinya tidak
jauh berbeda dengan KUHP peninggalan Eropa. Meskipun menurut konstitusi
Mesir tahun 1977 dinyatakan bahwa Syari'at Islam menjadi sumber utama
perundang-undangan Mesir, nyatanya KUHP Mesir 1948 berlaku tanpa
perubahan yang urgen.
2. LIBYA
Republik Jamariah Libiya terletak di Afrika Utara pada pantai laut tengah.
Jumlah penduduknya mencapai 2,1 juta jiwa dan presentase kaum muslimin
mencapai kurang lebih 99%. pada saat kemerdekaanya, Libya mengadopsi
Kitab Undang-Undang Pidana (KUHP) tahun 1953 yang didasarkan pada
hukum barat sebagaimana terefleksi dalam KUHP Mesir tahun 1948.
Namun demikian pada tahun 1971 dibentuklah sebuah komisi untuk merevisi
undang-undang Negara agar sesuai dengan prinsip-prisip syari'at islam. Dan
pada tahun 1973, di negara ini telah berlaku undang-undang baru tentang
kejahatan terhadap harta kekayaan dan undang-undang lainnya tentang zina,
yang keduanya berdasarkan hukum islam, Negara inilah yang diakui sebagai
Negara pertama yang melakukan kodifikasi hukum pidana islam dengan
teknik perundang-undangan modern.
3. IRAN
Republik Islam Iran terletak di barat daya asing. Penduduknya kurang lebih
berjumlah 38 juta jiwa, 98% penduduknya memeluk agama islam. Dimana
Shah Iran, Negara ini menggunakan kitab undang-undang yang menggunakan
doktrin-doktrin hukum civil (kontinental).
Kitab undang-undang hukum pidana dan acara pidana disusun oleh sebuah
komisi yang terdiri dari ahli-ahli pidana Perancis. Meskipun konstitusi Iran
1906 memberi kekuasaan pada dewan islam Iran untuk menolak setiap
undang- undang yang tidak sesuai dengan islam, pemerintah Shah Iran
melahirkan hukum-hukum yang bersumber dari hukum barat.
4. SUDAN
5. IRAQ
6. YORDANIA
Di Yordania, berlaku hukum pidana yang diatur dalam KUHP baru Yordania
yang bersumber dari KUHP Mesir 1948 dan KHU. Suriah 1949. dimana di
Yordania tidak ada ruang bagi hudud dan qhishash.
7. TURKY
Republik Turky adalah suatu Negara Islam merdeka yang pernah diisolasikan
oleh Musthafa Kemal atau yang dikenal dengan Kemal Attatrurk. Jumlah
pendudukya 42 juta jiwa, 98% diantaranya memeluk agama Islam. Pada
tahun 1926 Turky mengundangkan hukum pidana yang didasarkan pada
hukum Italy, sedangkan Undang-undang Hukum Acara Pidana yang
menyusul dua tahun kemudian, banyak diilhami Undang-undang Jerman.
Dalam bidang perdata memberlakukan Code Civil yang diadopsi oleh Negara-
negara ini setelah runtuhnya kekuasaan Ottoman (Ottoman Empire), code
civil Turki bersumber pada code civil Switzerland 1912, yang mengangkat
materi-materi hukum islam prinsipil.
8. MALAYSIA
Malaysia memilki system campuaran. Di negara ini system peradilan pidana
berlaku berdasarkan pada hukum pidana model India. KHUP India 1860 dan
KUHP 1898 diadaptasi dengan kondisi local dengan berbagai perubahan,
tetapi secara umum masih tetap menjadi sumber hukum pidana dan acara
pidana di Malaysia. Meski demikian, ketentuan –ketentaun pidana yang
bersumber dari ajaran islam diterapkan dan menjadi kompetensi pengadilan
Syari'ah ( Syari'ah Court) dengan menggunakan hukum acara dan pembuktian
Syari'at.
9. INDONESIA
Indonesia adalah Negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Pada saat
ini Indonesia masih menggunakan KUHP peninggalan belanda yang telah
dirubah beberapa kali sebgai sumber hukum pidana utama, disamping
berbagai undang-undang pidana (misalnya UU tindak pidana Korupsi) dan
undang-undang yang bermuatan pidana (misalnya UU perbankan, UU
kesehatan). KUHP yang saat ini berlaku di Indonesia berasal dari KUHP
penjajah belanda (Wet boek van strafrech 1915) yang berdasarkan UU No 1
tahun 1945 dinyatakan berlaku tanpa perubahan.
DAFTAR PUSTAKA