Mengenai sistem pembuktian dalam hukum pidana Islam, tidak berbeda dengan
sistem dalam hukum positif. Imam lbnu al-Qayim Al-Jauziah berpendapat dalam
kitabnya I‟lamAl-Muwaqqi‟in bahwa :
Seorang hakim dituntut untuk memutuskan suatu perkara dengan hujjah atau alasan
yang memihak kepada kebenaran apabila tidak ada tandingannya yang sama. Di
samping itu dituntut dari hakim dalam memutuskan perkara diantara dua orang,
hendaklah mengetahui apa yang terjadi kemudian ia memutuskan dengan apa yang
wajib. Maka bagi yang pertama tempat berpijaknya ialah kebenaran dan bagi hakim
yang kedua yang memutuskan antara dua orang tempat berpijaknya keadilan.
Rasulullah bersabda :
Artinya : “Dari lbnu Abbas berkata, bahwa Rasulallah SAW bersabda : Sekiranya
diberikan kepada manusia apa saja yang digugatnya, tentulah manusia akan
menggugat apa yang dikehendakinya, baik jiwa ataupun harta. Akan tetapi sumpah itu
dihadapan orang yang tergugat”.(H.R. Muslim([3]
Artinya: “Bukti itu dibebankan atas penggugat dan sumpah dibebankan kepada
tergugat (orang yang mengingkari gugatan(” (H.R. Al-Baihaqi)
Kata al-Bayyinah dalam kalam Allah SWT, Rasulullah SAW dan ucapan para Sahabat
adalah nama bagi setiap apa yang menerangkan Al-Haq (kebenaran).[5]
Atas keterangan dari Al-Qur‟an dan Hadist di atas, maka setiap perkara harus
dibuktikan. Pembuktian ini mencangkup semua perkara yang dihadirkan dalam
pengadilan, dan tidak akan mengabulkan dakwaan penggugat sebelum dapat
memastikan dan mendengarkan keterangan pihak yang tergugat.
Daftar Pustaka :
[1]Imam Ibnu al_Qoyim al-Jauziah, I‟lam al-Muwaqi‟in, cet.II, (Beirut : dar al-
Fikr,1977), Juz.I, hal.103.
[2]Hasyim dan Rachman, Teoti Pembuktian menurut Fiqh Jinayah Islam, hal. xi-xii.
[3]Jalal al-Din Abd al_Rahman bin Abu Bakar al-Suyuti, al-Jami‟ al-Saghir,
(Indonesia: Maktabah Dar al-Ihya‟ al-Kutub al-„Arabiyah(, Juz. 2, hal. 32.
[4]Al-Maktabah al-Syamilah, Abi Bakar Ahmad bin Husain al-Baihaqi: sunan al-
Baihaqi, (Yaman:Ridwana,2008), Juz.2, hal.466, no. 21741.
[5]Usman Hasyim dan M. Ibnu Rachman, Teori Pembuktian menurut fiqh Jinayah
Islam, (Yogyakarta: Andi Offset, 1984), cet.1, hal. xiii.