Anda di halaman 1dari 5

2/7/2018 Studi Agraria: Tania Li 2009 “To Make Live or Let Die?

e? Rural Dispossession and the Protection of the Surplus Population”, Antipode 41(s1): …

Lainnya Blog Berikut» wahyunis2012@gmail.com Dasbor Logout

Studi Agraria
Anda sudah selesai membaca sebuah karya tentang studi agraria? Tuliskan kembali ringkasan bacaan Anda dan kirimkan ke :
studiagraria@gmail.com. Kami akan memuatnya di situs ini. Dan, mari kita membicarakannya.

Minggu, 25 Juli 2010 Studi Agraria


Indonesia
Tania Li 2009 “To Make Live or Let Die? Rural
Ini adalah sebuah ruang
Dispossession and the Protection of the Surplus pertemuan bagi para
Population”, Antipode 41(s1): 66-93. penggemar studi agraria. Di sini
ditampilkan (a) ikhtisar atau
ringkasan dari suatu karya
ilmiah mengenai perubahan
Penyumbang naskah: Elisabet Tata & Noer Fauzi
agraria dalam bahasa Indonesia
Rachman
maupun bahasa Inggris yang
pernah atau belum atau akan
Tulisan Tania Li ini adalah salah satu tulisan yang dipublikasikan; (b) kajian kritis
dipublikasikan dalam rangka perayaan ulang atas wacana agraria tertentu;
tahun ke 40 jurnal Antipode pada 2009 lalu. Ini dan (c) cuplikan karya-karya
jurnal akademis yang membahas isu-isu geografi pemikiran agraria (oleh orang)
manusia. Di sepanjang tahun itu, sejumlah Indonesia sendiri. Kami
ilmuwan sosial kritis dari berbagai lintas disiplin mengundang Anda untuk
ilmu – umumnya kritis terhadap pembangunan menjadi penyumbang naskah
dan mengkritisi setiap entri
kapitalis – diundang menulis beragam tema aktual
yang ditayangkan.
menggunakan pendekatan baru.
Lihat profil lengkapku
Di sini Tania Li mengajak kita melihat akibat
kapitalisme di berbagai wilayah pedesaan di Asia. Kategori

Juga menyimak pilihan politik yang diambil Berita Agraria (3)


pemerintah untuk menyikapinya.
Ceramah Agraria (3)
Dari Pengelola (4)
Menurut Li, perkembangan kapitalisme bukan suatu perjalanan yang dirancang
Ikhtisar Studi Agraria (16)
dengan master-plan yang sudah jadi. Li menganjurkan agar kita melihat situasi
ekonomi politik yang sedang berlangsung sebagai sesuatu yang perlu dianalisis baik Info Buku (6)
dalam kontek ketidaksamaan ruang (spatial) dan waktu (temporal) dalam konjungtur Liputan (1)
(conjuncture) tertentu dimana pemutusan hubungan antara modal dan buruh, Profil (2)
berbagai kontradiksi ataupun kejanggalan muncul dan dilembagakan. Wawancara (2)

Pada intinya, melalui tulisan ini, sebenarnya Li tengah berupaya mencari jalan untuk Arsip Blog
mewujudkan keadilan sosial dengan mentransformasikan kapitalisme melalui
► 2011 (11)
pengamatan dan keterlibatan di lapangan dalam konjungtur tertentu.
▼ 2010 (22)
Li berangkat dari adanya kenyataan dua kekuatan baru di masa kini yang “menyerang” ► Oktober (2)
wilayah pedesaan di Asia. Mereka adalah: (i) hilangnya akses rakyat pedesaan atas ► September (1)
tanah di suatu wilayah akibat penutupan akses (enclosure) baik oleh proyek atau
▼ Juli (3)
badan usaha industri ataupun kegiatan konservasi milik pemerintah atau swasta, dan
Tania Li 2009 “To Make
(ii) rendahnya daya serap tenaga kerja lokal oleh industri yang dibangun di sekitarnya. Live or Let Die? Rural
Disp...
Bukannya menjadi cadangan tenaga kerja, mereka yang terlempar dari usaha
Land Reform in
pertanian karena tidak terserap industri kemudian menjadi apa yang disebut Karl Developing Countries:
Marx dalam Das Capital Volume 1 sebagai relative surplus population. Mereka Property Righ...
menjadi pengangguran yang terlempar dari pertanian, tak sanggup masuk ke lapisan Michael Lipton, Sang
tenaga kerja industrial, lalu terlunta-lunta di pedesaan dan perkotaan. Menjadi kaum Penganjur Reforma
telantar. Agraria

► Juni (5)
Lantas, mampukah kaum telantar itu bertahan hidup? Siapa yang bertanggung jawab
► April (1)
untuk menanggung hidup mereka? Mengapa mereka perlu menjalankan kewajiban
menanggung hidup kaum telantar itu? ► Maret (10)

Rangkaian pertanyaan itulah yang menggoda Li untuk mencari alat konseptual yang Tautan
memadai untuk menjelaskannya.
Journal of Peasant Studies
http://ikhtisarstudiagraria.blogspot.co.id/2010/07/tania-li-2009-to-make-live-or-let-die.html 1/5
2/7/2018 Studi Agraria: Tania Li 2009 “To Make Live or Let Die? Rural Dispossession and the Protection of the Surplus Population”, Antipode 41(s1): …

Pustaka Agraria
Biopolitics, politik yang mengatur kehidupan orang banyak The Chronic Poverty
Research Centre (CPRC)
Land Research Action
Untuk mendiskusikan pertanyaan tadi, Tania Li memulai dengan tinjauan atas Network (LRAN)
sumbangan Michael Foucault yang memperkenalkan konsep “biopolitics” - politik- The Institute for Poverty,
Land and Agrarian Studies
mengatur-kehidupan-orang-banyak - dalam negara modern.
(PLAAS)
The IIPPE Agrarian Change
Di Eropa, konsep itu mulanya dilakukan para pejabat dan lembaga-lembaga Working Group (ACWG)
pemerintahan untuk mencampuri kehidupan satu orang, beberapa orang, atau semua Foundation for Agrarian
penduduk dari berbagai golongan dalam urusan kesehatan dan kesejahteraan. Dalam Studies
perjalanan waktu, kita menyaksikan bahwa semua negara modern dimana pun Journal of Political Ecology
mengusahakan, mengharuskan, dan membenarkan adanya kekuasaan pemerintah Development and Change
untuk menjalankan biopolitics ini.
Story of Stuff

Sayangnya, menurut Li, Foucault tidak menyebut dalam kondisi seperti apa dan kapan
Pengelola Blog
sebaiknya konsep itu dilaksanakan. Foucault juga tak banyak cerita soal adanya
skenario politik pembiaran mati. Seperti misalnya, mengapa pemerintah memilih 1. Noer Fauzi Rachman.
untuk tidak campur tangan ketika mereka mampu, atau mengapa pemerintah memilih Aktivis, kandidat PhD,
University of California,
untuk mempertahankan kehidupan lapisan masyarakat tertentu dan membiarkan
Berkeley, Department of
yang lain mati?
Environmental Science, Policy
and Management (ESPM).
Di masa kini, pilihan untuk menjalankan skenario pembiaran mati tidak dilakukan Menekuni bidang studi ekologi
secara kasat mata. Ia menjadi kekerasan diam-diam dengan cara membiarkan politik agraria, pembangunan
sejumlah orang hidup singkat dalam kondisi serba kekurangan. Di negara-negara Asia, dan globalisasi, politik
indikasinya bisa dibaca dari berapa angka harapan hidup dan berapa orang yang lingkungan internasional, dan
mampu bertahan hidup dengan kurang dari satu dolar per hari. gerakan sosial pedesaan. Karya
tulisnya mengenai gerakan
Li berpendapat mencampuri kehidupan masyarakat menjadi penting ketika mereka agraria sudah diterbitkan di
berbagai majalah, surat kabar,
tak lagi punya akses terhadap alat produksi ataupun upah sebagai dua syarat untuk
jurnal akademik, dan dalam
menghasilkan kondisi agar bisa melanjutkan hidup.
bentuk buku.
2. Elisabet Tata. Mantan
Jika kelompok yang tergolong surplus population itu mampu bertahan hidup, itu wartawan, alumni Pascasarjana
bukan karena mereka telah menjadi pekerja upahan melainkan karena biopolitics IPB, Program Studi Sumber
yang bekerja untuk memastikan keberlanjutan hidup mereka. Dan, kekuatan sosial Daya Alam dan Lingkungan.
seperti apa yang mampu melakukan hal itu? Menekuni bidang studi ekologi
politik.
Gagal-sambung dalam Transisi Agraria

Tania Li memulai kajian dengan menelusuri cara-cara penempatan surplus population Komentar

ini dalam konteks transisi agraria dengan meramu pemikiran Karl Marx hingga
teorisasi terbaru yang disumbang oleh, antara lain, Jan Breman, Henry Bernstein,
Michael Watts, Jason Read, Akram-Lodhi, dan Cris Kay.
ERROR: Gateway Timeo

Li kemudian menyimpulkan bahwa sejumlah gagal-sambung bisa terjadi antara usaha While trying to retrieve the URL
pemilik modal untuk memutus ikatan petani dengan tanahnya dan usaha http://www6.shoutmix.com/?agraria:
memasukkan petani sebagai cadangan tenaga kerja untuk industri. Gagal sambung ini
bisa berakibat fatal bagi rakyat yang kemudian menjadi surplus population itu. Connection timed out
ShoutMix chat widget

Namun, terbitnya laporan Bank Dunia pada 2008 yang berjudul “Agriculture for
FEEDJIT Live Traffic Feed
Development” seolah menyatakan bahwa surplus population bukan sesuatu yang
perlu dikhawatirkan.

Li menyayangkan pendapat Bank Dunia.

Ia mengkritik Bank Dunia hanya menggunakan narasi linear. Ini pendekatan yang
mengasumsikan fenomena transisi agraria berjalan linear dan sama di semua tempat.
Artinya, fenomena yang terjadi dan yang berlangsung di semua tempat adalah
perubahan dari pertanian ke perindustrian, dari desa menjadi kota, dari petani
menjadi petani pengusaha.

Apa yang membuat Li kecewa adalah bahwa laporan itu tidak secara detil
membicarakan usaha untuk mensejahterakan orang-orang yang telanjur tercabut dari
akarnya. Seolah ratusan juta penduduk desa diasumsikan akan menemukan caranya
sendiri di jalur transisi.

Dalam tulisan ini, Li menyebut ada narasi tandingan lain untuk menjelaskan
fenomena transisi agraria. Narasi yang terinspirasi Marx ini menghubungkan proses
http://ikhtisarstudiagraria.blogspot.co.id/2010/07/tania-li-2009-to-make-live-or-let-die.html 2/5
2/7/2018 Studi Agraria: Tania Li 2009 “To Make Live or Let Die? Rural Dispossession and the Protection of the Surplus Population”, Antipode 41(s1): …
pengusiran penduduk desa dengan munculnya kapitalisme yang disebabkan tiga hal Live Traffic Feed
yaitu: penyerobotan tanah dan sumber daya lain untuk menciptakan modal awal, A visitor from Indonesia
penciptaan kaum proletar, dan pembentukan cadangan buruh.
viewed "Studi Agraria:
Adat dalam Politik di
Indonesia" 11 hrs
A visitor from 27 mins
Jakarta,
Cadangan buruh diperlukan sebagai simpanan tenaga kerja yang bisa dimanfaatkan ago
Jakarta Raya viewed
sewaktu-waktu jika diperlukan dengan upah yang rendah. Oleh karena itu, mereka
"Studi Agraria: Kembali
yang dijadikan sebagai cadangan buruh dijaga supaya tetap hidup. Ke Agraria: Jelas Dalam
Maksud, Samar Dalam
Sejarah kemudian membuktikan bahwa penciptaan cadangan buruh tak selamanya Langkah"
A 22 hrs
visitor from 48 mins
United
berfungsi. Pengusiran terhadap orang-orang kulit hitam yang dibuat untuk ago
States viewed "Studi
menciptakan cadangan buruh di Bantustan, Afrika Selatan misalnya, ternyata malah Agraria: James C. Scott
menghasilkan surplus population karena orang-orang itu tidak pernah dipekerjakan dan Karya Agraria-nya" 1
dayvisitor
A 14 hours
fromago
Indonesia
dan dibiarkan begitu saja.
viewed "Studi Agraria:
Adat dalam Politik di
Menurut Li, pada 2000-an, terdapat tiga penyebab utama terjadinya penghilangan Indonesia" 1 day 14 hours
A visitor from Indonesia
akses tanah di wilayah pedesaan Asia. Tak satupun terkait dengan prospek daya serap ago
viewed "Studi Agraria:
buruh. Pertama, pengambilalihan tanah oleh negara, atau oleh negara yang didukung 2011" 4 days 19 hours ago
perusahaan, praktik yang terjadi di China, India, dan Asia Tenggara. Kedua, A visitor from Renon,
ketidakmampuan sekelompok petani kecil korban pengusiran untuk melawan sistem Bali viewed "Studi
Agraria: 2011" 6 days 20
pertanian yang didukung subsidi dan tarif yang memihak. Ketiga, penutupan akses di A visitor
hours agofrom Medan,
wilayah perbatasan hutan untuk konservasi. Sumatera Utara viewed
"Studi Agraria: James C.
Usulan untuk Memahami Program-program Biopolitics Scott dan Karya Agraria-
nya"
A visitor
7 days
from
21 Banyumas,
hours ago
Jawa Tengah viewed
"Studi Agraria: Hutan
Proses penghilangan akses tanah yang dikombinasikan dengan rendahnya daya serap Kaya, Rakyat Melarat:
buruh, dan sejumlah skenario politik yang memengaruhi seperti pengkotak-kotakan, Terjadi Ahistoris dan
diskriminasi ras, ataupun stigma penggolongan penduduk menciptakan pola-pola
A visitor from
Ahumanis" Banyumas,
7 days 21
Jawa
hoursTengah
ago viewed
penderitaannya masing-masing. "Studi Agraria: Hutan
Kaya, Rakyat Melarat:
Sebanyak 700 juta orang di Asia bertahan hidup dengan pendapatan di bawah satu Terjadi Ahistoris dan
A visitor from
Ahumanis" Indonesia
7 days 22
dolar per hari. Namun, bagi mereka yang kehilangan hak kepemilikan atas tanah dan
viewed "Studi Agraria:
hours ago
tak punya akses terhadap upah, perlu ada jalan keluar yang lain. Tania Li James C. Scott dan Karya
menyediakan satu bahasan tersendiri soal bagaimana pengalaman gerakan sosial pada Agraria-nya" 8 days 15
2001 di India memperjuangkan “hak atas pangan” (right to food) menghadapi dan hours ago
menangani masalah ini.

Li usul untuk memahami program biopolitics sebagai sebuah kombinasi dari berbagai
elemen yang bertemu dalam suatu konjungtur tertentu dimana berbagai kekuatan
sosial tampil untuk mengartikulasikan dan melembagakan beragam kontradiksi yang
berlangsung di suatu wilayah tertentu dalam ruang dan waktu tertentu pula.

Sebagaimana hubungan antara kapital dan buruh yang membuat “pembangunan


kapitalis” perlu dikaji sepanjang sejarah, demikian pula halnya dengan program
biopolitics yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan.

Meski demikian, program biopolitics yang dimaksud Li bukan seperti yang digagas Real-time view · Get Feedjit
Foucault yang merujuk pada dasar penciptaan sebuah “pemerintahan.”

Program ini bertujuan untuk melihat bagaimana berbagai kekuatan sosial ikut bekerja.
Ada kesalahan di dalam gadget
Ini seperti yang ditunjukkan Karl Polanyi dalam Great Transformation (1994)
ini
mengenai persekutuan lintas kelas untuk menghadapi kecenderungan perusakan oleh
pasar yang dikendalikan oleh dirinya sendiri, ibarat pesawat yang terbang dengan pilot
Google Search
otomatis.
Custom Search
Sayangnya lagi, menurut Li, Polanyi menyimpulkan bahwa “masyarakat secara Search
keseluruhan” memiliki kapasitas untuk menyeimbangkan dirinya sendiri saat
menghadapi daya rusak pasar itu. Padahal, kenyataan sejarah tidak membuktikan
Traffic Rank
kebenaran terhadap kesimpulan itu.

Li merujuk Mike Davis dalam Late Victoria Holocaust: El Nino Famines and the
Making of the Third World (2002). Dalam buku ini terlihat bahwa kebijakan Statistik
pembiaran-rakyat-mati di akhir jaman Victoria dibuat dengan perhitungan dan
memiliki dasar pemikiran tertentu.

Dalam karyanya yang lain Planet of Slums (2006), Davis bilang kondisi serupa
terulang lagi. Program penyesuaian struktural (structural adjustment program) pada
1980an – 1990an dengan sengaja melempar penduduk pedesaan negara-negara Dunia
http://ikhtisarstudiagraria.blogspot.co.id/2010/07/tania-li-2009-to-make-live-or-let-die.html 3/5
2/7/2018 Studi Agraria: Tania Li 2009 “To Make Live or Let Die? Rural Dispossession and the Protection of the Surplus Population”, Antipode 41(s1): …
Selatan untuk memenuhi kebutuhan pasar industri di kota-kota sembari mengetatkan
biaya kesejahteraan sosial. Kebijakan “pembiaran mati” yang menjadi pilihan utama
saat itu kemudian dihadapi oleh gerakan tandingan seperti jaring pengaman sosial,
skema-skema padat karya, dan Millenium Development Goal.

Bagi mereka yang punya pemahaman atas apa yang pernah terjadi di negara-negara
Selatan pada masa kolonial, bisa melihat bahwa ini bukan hal yang sama sekali baru.
Ia mirip seperti saat rezim kolonial yang memiliki cita-cita perlindungan sekaligus
kebutuhan mencari keuntungan, stabilitas, dan agenda-agenda lainnya. Ugh,
bagaimana memahami kontradiksi ini?

Li menulis, pendekatan yang bisa digunakan untuk memahami adalah dengan melihat
bagaimana kontradiksi itu dipertahankan melalui praktik-praktik kompromi yang
membuat kita pada akhirnya mampu melakukan penyangkalan (Moose 2008, Watts
2009). Atau kita bisa mendekatinya dengan pendekatan nasib buruk: bahwa
penghilangan hak kepemilikan itu nyata sementara perlindungan sosial sekedar satu
pembicaraan. Atau lagi, perlindungan itu nyata tapi minimal: swalayan dan mencegah
terjadinya pemberontakan (Cowen dan Shenton 1996, Peck dan Tickell 2002).

Li sendiri memiliki pendekatan lain seperti yang sudah dituliskannya dalam The Will
to Improve (2007). Ia berpendapat bahwa kaum telantar atau surplus population itu
perlu membuat cita-cita hidup dalam bahasa mereka sendiri, sembari mengenali apa
saja kontradiksi-kontradiksi yang membuat mereka lekas gagal.

Dalam perspektif ini, lanjut Li, tidak ada master plan. Program biopolitics hanya
sebuah perkumpulan yang mampu mengajak seperangkat kekuatan sosial untuk
bekerjasama, entah sekadar untuk memecah belah maupun menyatukannya kembali.

Pendeknya, program biopolitics ini bisa mengambil bentuk tertentu yang khas dalam
menghadapi kontradiksi-kontradiksi yang sedang dihadapi dalam konteks
pembangunan kapitalis dan pembentukan negara. Ia bisa berjalan dengan baik karena
kondisi yang memungkinkannya tersedia. Biarpun pada kesempatan lain, program ini
bisa jadi merosot tampilannya, atau bahkan bubar, karena kondisi yang
menghidupkannya tidak lagi tersedia.*

Tambahan Informasi Terkait

Mau mendengarkan ceramah Tania Li mengenai topik ini secara langsung? Silakan
klik di sini. Ini adalah ceramah Tania Li saat menjadi keynote lecture dalam salah satu
sesi dari CCIG (the Center for Citizenship, Identities and Governance) Forum 10, pada
2 Februari 2010 lalu.

Jika berminat untuk memiliki artikel Tania Li ini dalam versi pdf, silakan kirim
permohonan ke pengelola studi agraria dotkom melalui email:
studiagraria@blogspot.com

Untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 40, jurnal Antipode memberikan akses
gratis kepada siapa saja untuk mengakses 40 key articles yang pernah diterbitkan
sepanjang 1969-2009. Silakan klik di sini untuk mengunggah semua artikel tersebut.

Diposting oleh Studi Agraria di 18.16


Label: Ikhtisar Studi Agraria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://ikhtisarstudiagraria.blogspot.co.id/2010/07/tania-li-2009-to-make-live-or-let-die.html 4/5
2/7/2018 Studi Agraria: Tania Li 2009 “To Make Live or Let Die? Rural Dispossession and the Protection of the Surplus Population”, Antipode 41(s1): …

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Wahyunis Sukr Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Blog ini dibuat untuk tujuan kebaikan perkembangan studi agraria dan tidak dengan tujuan mencari laba. Tidak ada imbalan atas ikhtisar
yang dimuat. Anda berminat berpartisipasi? Kirimkan ikhtisar, kritik, ataupun saran-saran ke email: studiagraria@gmail.com

Tema Sederhana. Gambar tema oleh gaffera. Diberdayakan oleh Blogger.

http://ikhtisarstudiagraria.blogspot.co.id/2010/07/tania-li-2009-to-make-live-or-let-die.html 5/5

Anda mungkin juga menyukai