Anda di halaman 1dari 60

PEMBANGUNAN BERPUSAT

PADA MANUSIA
Oleh:
Hamka Naping
Icha Musywirah
Departemen Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
Makassar 2014

Apa itu Pembangunan?


Istilah Development
1) Membangun kembali dari kehancuran akibat

PD II

2) Usaha terencana dari negara Dunia Ketiga

untuk mencapai modernisasi.

Akarnya adalah:
the ideology of progress
manusia diatas mahluk lain di bumi memiliki

kemampuan dan harus berkembang tanpa


batas!!.

Pembangunan akan membawa dunia pada


masyarakat Industri dan akan mencapai
postindustrial societies yang memiliki
perpetual wellbeing.

Secara sederhana:

suatu perubahan yang direncanakan


(Planned Change)
Konsekwensinya:
Teknokratis
Efisiensi

teori Growth pole.


Trickling-down effect.
kesenjangan sosial dan ekonomi merajalela.
Inilah sumber dari kegagalan

pembangunan

PBB telah menggambarkan hasil pembangunan yang


terjadi di dunia pada saat ini sebagai berikut:
1. Jobless growth:

pertumbuhan yang tidak menghasilkan lapangan kerja.

. Angka pengangguran yang terus meningkat seiring

meningkatnya investasi perusahaan raksasa.


. Sektor Perbankan sebagian besar hanya melayani
pengusaha besar tetapi tidak mendorong ekonomi
rakyat (misalnya melalui kredit Usaha Kecil maupun
Kredit Mikro).
. Tata Ruang Wilayah yang tidak mengakomodasi sektor
informal .
. Dan sebagainya..

2.

Ruthless growth:

Pertumbuhan yang kejam


karena justru semakin
menghasilkan kesenjangan
antara kaya dan miskin.

Rootless growth:
Pertumbuhan yang mencerabut
manusia dari budayanya.

3.

Globalisasi telah membanjiri dunia dengan pop

culture yang sangat berorientasi pada budaya


Barat sementara budaya lokal dan nasional
cenderung tidak berkembang bahkan mati.
Pembangunan Nasional yang berorientasi
budaya dan gaya hidup kota besar sehingga
melemahkan ikatan sosial di tingkat lokal
(komunitas) misalnya Mall.

Voiceless growth:
Pertumbuhan yang membungkam
masyarakat.

4.

Aspirasi masyarakat tidak tertampung secara

baik oleh para perencana pembangunan atau


bahkan oleh para wakil rakyat.
RT dan RW (organisasi komunitas) tidak diberi
wewenang untuk menyalurkan aspirasi warga
dalam pembangunan.
Aspirasi perempuan (yang kebanyakan berada
di sektor domestik) paling tidak terdengar
dalam pembangunan.

5. Futureless growth:
Pertumbuhan yang tidak punya masa
depan.
Pembangunan yang semakin menghancurkan

sumberdaya lingkungan.
Pembangunan yang tidak menyisakan
sumber-sumber dan kesempatan bagi
generasi mendatang.

Kegagalan pembangunan selalu

diartikan sebagai kegagalan


rakyat dalam berpartisipasi atau
beradaptasi dengan program
pembangunan yang dibuat
Pemerintah.

David Korten: ...Dunia saat ini sedang


mengidap tiga krisis mendasar yaitu:
Kemiskinan
Kerusakan Lingkungan Hidup
Tindak kekerasan.

Kemiskinan tidak hanya dalam arti kondisi

penghasilan rendah, tetapi lebih jauh lagi


adalah penutupan sumber-sumber
kesejahteraan (exclusion) sehingga
mengakibatkan sekelompok orang tidak
mampu menjangkau kesehatan, fasilitas
pendidikan, tak mampu memperoleh hak-hak
yang azasi, tidak punya harga diri,
kepercayaan diri dsb.

Salah satu contoh Social

Exclusion

Digital Divide

Kekerasan

abad ke 20 tercatat

sebagai abad yang


mungkin paling kejam.

Diluar perang antar Negara,

lebih dari 50 juta orang


dibunuh secara sistematis
selama 100 tahun.

Di Turki misalnya, pemerintah Ottoman

membunuh lebih dari 1.5 juta orang Armenia


antara th 1915-1923.
Rezim Nazi membinasakan 6 juta orang
Yahudi pertengahan abad silam.
Mao Tse Tung membunuh 30 juta rakyatnya
sendiri, sedang Rezim Soviet 20 juta.
Tahun 70-an Khmer merah membantai 1,7
juta sesama bangsa Kamboja.
Antara 1980-90 partai Sadam Husein (Baath)
menjagal tidak kurang dari 100.000 suku Kurdi
dinegaranya sendiri.

Pemerintah militer Rwanda

menewaskan 800.000 minoritas


Tutsi. Negara kita juga tercatat
dalam daftar pembunuhan
massal itu yakni yang terjadi
antara pertengahan tahun 60-an
dan th 80-an dengan jumlah 1.2
juta korban jiwa ( sumber:
Barbara Harff dalam National
Geographic Indonesia Januari
2006)..

Di Indonesia terhitung

ribuan jiwa lain yang


menjadi korban
pembantaian bangsa
sendiri setelah era
reformasi yaitu antara
1990-2003 dimana terjadi
peristiwa kekerasan
sebanyak 3.600 kali dan

Kekerasan bukan hanya berhubungan dengan


peperangan tetapi juga bisa berupa keputusankeputusan politik atau aturan-aturan yang
menindas dan tidak adil. Peraih Nobel Perdamaian
2005 asal Kenya Wangari Maathai mengatakan
bahwa ada 40 juta warga Afrika terancam hidupnya
karena kegagalan pemerintah menyediakan
fasilitas kesehatan. Desmon Tutu mengatakan
bahwa 40 juta rakyat Afrika telah meninggal karena
kesehatan (Malaria, pneumonia, diare, AIDS dsb.).
Ini melebihi jumlah kematian dari seluruh dunia
modern lainnya dan melebihi kematian korban
Perang Dunia! Jika masalah ini tidak diperbaiki
sampai 2015, maka akan ada 125 juta orang Afrika
akan terenggut jiwanya (Kompas, 23 Januari 2007).

Apakah hubungan pembunuhan massal


itu dengan pembangunan ?.
pertumbuhan menuntut sumberdaya yang
besar dan tak terbatas, padahal sumbersumber yang tersedia di planet bumi ini
bersifat terbatas
Maka pembangunan seperti itu akan selalu
ditandai oleh perebutan sumber-sumber
konflik, peperangan dan dominasi
(penjajahan) bahkan penindasan.

dekade pembangunan yang


dicanangkan di seluruh dunia
pada tahun 50-an (setelah PD II)
ternyata tidak mengurangi
tingkat kebiadaban bangsabangsa di dunia.

Jadi,

Pengeluaran anggaran militer

sekarang sekitar $ 2 juta setiap


menitnya. Di planet bumi yang
mungil ini sekarang
tertimbun alat peledak (bom
nuklir dan sejenisnya) yang
bisa meledakkan bola dunia ini
berkali-kali !!.

Semua bangsa modern saat ini se-olah-olah

tidak dapat keluar dari dalil primitif yang


diucapkan oleh Julius Caesar beberapa ribu
tahun yang lalu : Si vis pacem para
bellum!, kalau mau damai, bersiaplah untuk
perang!.
Sementara itu menurut Roosevelt - salah
satu dari empat kebebasan dasar manusia
adalah bebas dari rasa takut, maka harus ada
pengurangan persenjataan di seluruh dunia
sampai tahap dimana tidak ada bangsa yang
dapat menghancurkan bangsa lain dengan
agresi fisik

Perlu dicatat bahwa peperangan pada

dekade akhir-akhir ini justru lebih banyak


antar golongan atau perang saudara
Tanda: pembangunan yang
diselenggarakan oleh pemerintah telah
menimbulkan kesenjangan antar golongan
yang semakin dalam dan melukai rasa
keadilan rakyat.

Paradigma pembagunan ini salah, karena memiliki sifat dan

pendekatan yang keliru, yaitu bersifat:


Reduksionistik: kebutuhan manusia

disederhanakan seolah hanya materi saja


(one dimensional men).
Statis dan absolutis: kebutuhan manusia
akan pembangunan ditentukan secara sepihak
dan absolut oleh para teknokrat sebagai
pemikir dan pemimpin pembangunan,
Sentralistik-korporatis: mengandalkan pada
pemerintah dan perusahaan yang kuat dan
sangat bersifat terpusat.

Logika pembangunan yang


berorientasi pertumbuhan seringkali
tidak mendasar dan tidak mengatasi
esensi persoalannya. Misalnya:

Mengatasi kerusakan hutan


Mengatasi masalah krisis energi
Pembangunan (terutama di dunia ketiga)

cenderung mengandalkan modal finansial


dan teknologi yang dipinjam (dengan cara
berhutang)

Perlu

diingat bahwa kesalahan


arah pembangunan yang terjadi
bukanlah karena kesalahan
pembangunan ekonomi, yang salah
adalah ideologinya (dasar
filsafatnya) yaitu pembangunan
yang berorientasi pada
pertumbuhan (bukan pada
manusia).

Pembangunan berorientasi pertumbuhan

yang mengandung banyak kelemahan itu kini


telah dianggap ketinggalan jaman oleh
berbagai pihak. Ideologi pembangunan itu kini
secara sinis disebut sebagai
developmentalism (pembangunanisme).
Ideologi yang baru lebih banyak
menggunakan istilah pemberdayaan dan
menyeimbangkan aspek material dan
ekonomis dengan aspek-aspek sosial-budaya.

Umat manusia memang sedang mengalami

suatu paradox pembangunan. Kita


menentukan pertumbuhan ekonomi sebagai
indikator dari kemajuan manusia, tetapi
ketika pembangunan ekonomi menghasilkan
barang dan jasa, gejala dehumanisasi
(pengangguran, kemiskinan, peperangan)
justru merebak dan kwalitas sebagian besar
kehidupan merosot. Dengan mengikuti cara
berpikir yang mengutamakan uang daripada
kehidupan, manusia selalu berusaha
memperkaya diri sambil terus menerus
menerabas batas kemampuan alam dan
kemampuan sosial untuk mendukungnya.

Ekonomi dunia harus ditata kembali untuk

lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan


manusia: makan, pakaian, perumahan
kesehatan dan pendidikan, bukan senjata,
polusi, kemacetan dan kejahatan! Kita harus
melihat masa depan bukan sebagai takdir,
tetapi sebagai suatu pilihan, jadi

dapat merubahnya !!.

kita

MA BARU PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN BERPUSAT M


(PEOPLE CENTRED DEVELOPMENT)

Kritik yang gencar baik


secara praktis maupun
secara teoretis terhadap
pembangunan sebagai
suatu cara berpikir dan
suatu ideology saat ini
bermuara pada suatu
paradigam pembangunan

Gerakan People Centered

Development (PCD) menegaskan


bahwa manusia membutuhkan
suatu pencerahan baru yang
dilandasi oleh suatu nilai-nilai:
cinta, kasih-sayang, dan rasa
tanggungjawab yang mendalam
pada kemanusiaan dan alam.

Beberapa prinsip yang mendasarinya


adalah:
Rakyat harus diberi wewenang menguasai

sumberdayanya sendiri, memperoleh akses


ke informasi, punya sarana legal untuk
menuntut pertanggungjawaban bahkan
menggugat penguasa (prinsip akuntabilitas).

Para penolong

pembangunan harus
berjalan mengikuti agenda
rakyat. Nilai bantuan asing
diukur dari peningkatan
kapasistas rakyat untuk
menentukan hari depan
mereka sendiri.

Suatu Pembangunan

baru terjadi bila


masyarakat melakukan
usaha pembangunannya
sendiri, sehingga proses
pembangunan menjadi
milik masyarakat.

Pembangunan tidak boleh di

subkontrakkan, tanggungjawab
tidak diserahkan pada pihak lain.
Suatu pembangunan disebut
sustainable bila ia membangun
apa yang sudah ada. Betapapun
kecilnya, suatu proses
pembangunan harus mulai
dengan menggunakan
kemampuan yang ada. Adalah siasia bila pembangunan tidak
membangkitkan kapasitas lokal.

Forum PCD menawarkan

Living Economies Program untuk


menggantikan pendekatan yang
disebutnya sebagai global
suicide economy dengan
planetary system of living
economies.

Robertson menunjukkan beberapa praktek

pembangunan berorientasi Pertumbuhan


dimasa lalu. Inilah yang dilawan oleh
Paradigma PCD:
1. Kemakmuran adalah hasil dari
penguasaan dan penindasan terhadap
orang lain: manusia dicerabut dari tanahnya
dan dijadikan buruh yang tergantung pada
orang kaya atau yang berkuasa. Sebaliknya,
PCD lebih mengemukakan keadilan ekonomi
dan demokrasi melalui kebijakan yang
mengutungkan produsen kecil, koperasi, dan
usaha yang dimiliki buruh serta komunitas

2. Kemajuan dan pembangunan adalah

hasil dari ekploitasi terhadap alam yang


terus menerus oleh manusia (terutama yang
berpengetahuan serta memiliki kekuasaan).
PCD sebaliknya, menolak ide antroposentris ini
(yang merupakan ajaran pada masa
pencerahan atau renaissance). Sebaliknya
paradigma PCD menilai tinggi budaya
kerohanian serta keselarasan dengan alam
sebagai milik semua orang (bukan hanya
kelompok yang berkuasa).

3. Aktivitas ekonomi masa lalu lebih

menghargai ilmu dan kemampuan memahami


alam secara ilmiah (untuk menguasasi alam)
dan menganggap nilai-nilai individual, etika dan
kejiwaan sebagai sesuatu yang tidak relevan.
PCD menolak pemisahan antara ilmu ekonomi
dengan ilmu moral dan menolak keyakinan
bahwa tangan yang tak nampak akan
merubah kerakusan manusia menjadi manfaat
bagi masyarakat. PCD sebaliknya beranggapan
bahwa pilihan-pilihan ekonomi harus melibatkan
tanggungjawab moral dan pasar harus menjadi
alat (bukan penentu) untuk mencapai tujuan
pribadi dan kebijakan publik.

4. Hanya benda yang dapat


dihitung (memiliki nilai) dan
uang adalah ukuran yang paling
sahih bagi kehidupan public.
Tetapi PCD percaya bahwa nilai
yang tertinggi sering tidak dapat
dihitung dan diukur dengan uang
- seperti kehidupan itu sendiri .
Ilmu ekonomi adalah alat untuk
mencapai nilai yang lebih tinggi
daripada sekedar kekayaan.

5. Ekonomi dunia adalah suatu system dari

persaingan antar ekonomi nasional. PCD


menolak kehidupan manusia ditentukan oleh
kemampuannya bersaing dengan ekonomi bangsa
lain (dalam bidang produksi, perdagangan dan
jasa). Hal ini tidak esensial bagi kehidupan yang
bermartabat. PCD melihat ekonomi dunia yang
berfungsi baik adalah yang memiliki berbagai
tingkatan otonomi dan terdesentralisasi. Ekonomi
tersebut diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
tiap tingkat memungkinkan tingkat dibawahnya
untuk dapat maju pada arah yang memberdayakan
manusia dan melestarikan alam. Sistem ekonomi ini
harus melibatkan keluarga dan komunitas lokal
yang biasanya diabaikan oleh ekonomi modern.

6. Kemajuan ekonomi terjadi dalam

dunia laki-laki, berbasis pada


dorongan dan nilai kejantanan. PCD
sebaliknya, menyadari bahwa
perkembangan peran wanita, anakanak serta orang lanjut usia adalah
sama pentingnya dengan laki-laki
dewasa. PCD juga mengakui pentingnya
peran sosial-ekonomi dari keluarga dan
komunitas local dalam menciptakan
kemakmuran).

7. Ekonomi terpisah dari politik. Prinsip ini

ditolak oleh PCD yang beranggapan bahwa


setiap golongan di masyarakat memiliki
kepentingan, jadi setiap pilihan di bidang
ekonom adalah merupakan suatu pilihan politik.
Setiap pemerintah harus secara tegas
merumuskan dan menentukan tekad politik
Siapa yang akan memperoleh keuntungan dari
kegiatan ekonomi dan siapa yang akan
menerima dampak serta resikonya? PCD
menolak prinsip bahwa lembaga ekonomi dapat
beroperasi semaunya (secara bebas) diluar
kerangka pilihan politik dan social secara
nasional (bahkan juga global

8. Harga dari kebebasan ekonomi harus

dibayar (dipertukarkan) dengan


kesejehateraan sosial dan kelestarian
ekologis. PCD menolak prinsip ini dan menolak
kebebasan ekonomi dalam bentuik pasar bebas
dan perdagangan bebas yang dapat mematikan
kebebasan (dan kehidupan) orang lain. PCD
sebaliknya juga menolak peraturan yang terlalu
sentralistik dari ekonomi terpimpin dan pemikiran
social demokratik berupa system ekonomi
campuran yang konvensional. Sebagai gantinya
PCD ingin menciptakan kelembagaan yang
memungkinkan semua orang mengembangkan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannnya.

Efisiensi ekonomi harus

diartikan sebagai efisiensi


untuk mengalokasikan
sumber-sumber demi
tercapainya tujuan social di
dalam masyarakat (efectivitas
pen.)

Selanjutnya prioritas yang diperlukan pada tiap jenjang

ekonomi untuk memajukan prinsip-prinsip PCD adalah sbb:


Di jenjang tata kelola global: harus dibatasi
sedemikian rupa sehingga perhatian ekonomi
diseimbangkan dengan prioritas kebijakan publik yang
lain (keadilan, kesejahteraan social, kesehatan, pendidikan
dsb.) dibawah pengawasan yang demokratis dan
akuntabel. Struktur tata kelola global saat ini cenderung
menyerahkan kebijakan ekonomi kepada lembaga Bretton
Woods World Bank, IMF dan WTO - yang cenderung
berfungsi secara rahasia diluar pengawasan akuntabilitas
demokratis dan memposisikan korporat besar serta
kepentingan ekonomi diatas kepentingan sosial dan
lingkungan hidup. Reformasi PBB oleh karenanya - harus
meletakkan lembaga-lembaga Bretton Woods didalam
struktur utama PBB untuk berfungsi dibawah juridiksi
Dewan Keamanan , Sidang Umum, dan Sekretaris Jendral .

Dalam kerangka pembuatan

kebijakan yang lebih transparan


dan demokratis itu kebijakan
global mengenai perdagangan,
hutang dan investasi yang
sekarang dilaksanakan oleh
GATT, IMF dan WB akan dapat
dipertimbangkan dalam konteks
yang lebih luas dari segi sosial
dan lingkungan, inilah suatu
langkah fundamental menuju
PCD.

Di tingkat Kebijakan

Nasional: adalah sangat


penting bahwa kebijakan
nasional - terutama di negara
kaya - diorientasikan untuk
menunjang PCD dan
pembangunan lingkungan
yang berkelanjutan. Ini adalah
kepentingan semua bangsa

The great turning


Our creation beyond our control
It is our choice more mature?
We need understanding to the problem
Change our stories?
Exageration of Empire accomplishments

(5000 years?) neglecting the cost and the lost


opportunities.
Collapse of social and environmental
systems and threatening the human
civilization.

Gantinya Earth Community egalitarian

democratic ordering of relationship based on


the principle of partnership.
Mentality: material sufficiency, generative life
and love, gender balance, mature potentials
of human nature.
We have to: redirect hunanitys course, break
the silence, end the isolation, and change the
story.

Assumption: the ruthless competition for

power and material good is inescapable.


Isi buku:
Choosing our future: explore choices at hand,
implikasi pilihan baru serta kesempatan
didepan kita
Sorrows of empire: bagaimana kita tersesat
pada jalan kekerasan dan dominasi serta
pengabaian potensi perempuan

Replikasi social dynamic of the Empire dari


jaman monarki sampai gobalisasi.
America, the unfinished project:
menggambarkan bagaimana AS belum
menjadi negara demokrasi yang
diinginkannya, bahayanya ambisi AS menjadi
Empire. Menunjukkan aksi masyarakat untuk
mencapai cita-cita AS.

The great turning: menggambarkan nilai-nilai

baru (Earth Community) network of


partnership, sharing, and mutual learning .
Birthing Earth community: gerakan sosial yang
diperlukan, berbasis pada grassroot leadership,
membuat agenda budaya, ekonomi dan politik.
Kekuasaan berakar pada lokalitas dan
membebaskan potensi kreativitas dari mausia
dan spesies lain, Nilai-nilai harus berakar dari
keluarga dan komunitas, serta perhatian pada
anak

HDR
1. Menguraikan nilai dan kekuatan HD

approach dalam mememikirkan dan


menjawab tantangan masa depan.
2. Manusia telah mengalami perubahan positif
dalam : kesehatan, pendidikan dan
kemakmuran serta dalam memilih pemimpin
3. Hasil pembangunan tidak berimbang,
bahkan ada yang merosot vulnerable
4. Acute power imbalance

Dipertanyakan: keberlangsungan pola

produksi dan konsumsi yang ada.


Negara yang melangalami deprivation dalam
multi dimensional poverty mencapai 100
Kesetaraan gender meningkat tetapi masih
meninggalkan jarak yang cukup
memprihatinkan

agenda
Focused on policy and research
Policy:
Perlunya konteks lokal terutama state capacity

dan local contract within a country


Global forces: governance, aid and partnership
Research:
Data tentang dimensi HD
Memikir kembali konsep Pembagunan,
menemukan hakekat HD

Putting people at the centre of development

means making prograss equitable, enabling


people to be active participants in change and
ensuring that current achievements are not
attained at the expense of future generations.

Kita berada dalam kerangkeng struktural

dan kultural, tetapi memiliki ruang pilihan


baik pada tingkat individual maupun
komunitas. Kegiatan mengisi ruang itu
adalahproses Sosial menjadi perubahan
Sosial

The real wealth of nation


Development: creating and enabling

environment for people to enjoy long , healthy


and creative lives

Anda mungkin juga menyukai