Oleh :
NIM : C1113088
2016
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut
atau bahan lensa di dalam kapsul lensa. Katarak adalah suatu keadaan
patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau
denaturasi protein lensa.(Sidarta Ilyas,2005)
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang
mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak merupakan
penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (Istiqomah, 2004:
128)
Katarak merupakan opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih.
(Suzanne & Brenda,2002)
Katarak merupakan setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)lensa, denaturasi protein lensa, atau
akibat kedua – duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.
(Kapita Selekta Kedokteran,2001)
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih dan
merupakan suatu daerah yang berkabut dan keruh didalam lensa. Pada stadium
dini pembentukan katarak, protein dalam serabut-serabut lensa dibawah kapsul
mengalami denaturasi. Lebih lanjut protein tadi berkoagulasi membentuk
daerah keruh menggantikan serabut-serabut protein lensa yang dalam keadaan
normal seharusnya transparan. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan
metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu.
Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat lensa masih berlangsung
atau sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai
proses degenerasi. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif
(Guyton & Hall, 2000: 912).
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau
dapat juga akibat dari kedua-duanya yang biasanya mengenai kedua mata dan
berjalan progesif. (Mansjoer, 2000:62).
B. EPIDEMIOLOGI
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau
bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut.
Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65
tahun menderita katarak. Sekitar 550% orang berusia 75— 85 tahun daya
penglihatannya berkurang akibat katarak.
C. ETIOLOGI
a. Ketuaan ( Katarak Senilis )
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau
bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada
usia 60 tahun keatas.
b. Trauma
Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan
benda, terpotong, panas yang tinggi, dan bahan kimia dapat merusak lensa
mata dan keadaan ini disebut katarak traumatik.
c. Penyakit mata lain ( Uveitis )
d. Penyakit sistemik ( Diabetes Mellitus )
e. Defek kongenital
Salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal
seperti German measles atau rubella. Katarak kongenitalis bisa merupakan
penyakit keturunan ( diwariskan secara autosomal domonan ) atau bisa
disebabkan oleh :
- Infeksi congenital, seperti campak jerman ( german measles )
- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia (kadar
gula yang meningkat).
Factor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah :
- Penyakit metabolik yang diturunkan
- Riwayat katarak dalam keluarga
- Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
- Faktor keturunan.
- Cacat bawaan sejak lahir.
- Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
- Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
- Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
- Gangguan pertumbuhan,
- Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup
lama.
- Rokok dan Alkohol
- Operasi mata sebelumnya.
- Faktor-faktor lainnya yang belum diketahui.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak adalah:
- Kadar kalsium yang rendah
- Diabetes mellitus
- Pemakaian kortikosteroid jangka panjang
- Berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolik
- Faktor lingkungan ( trauma, penyinaran, sinar ultraviolet )
E. KLASIFIKASI
Secara umum terdapat 4 jenis katarak seperti berikut:
1. Katarak congenital:
Merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir yang terjadi
akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin.
2. Katarak Traumatik :
Merupakan katarak yang terjadi karena kecelakaan pada mata akibat
trauma tumpul atau trauma tajam yang menembus kapsul anterior.
3. Katarak Sekunder:
Katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat seperti prednisone dan
kortikosteroid, serta penderita diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih
umum oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secara umum.
4. Katarak yang berkaitan dengan usia:
Merupakan jenis katarak yang paling umum. Berdasarkan lokasinya,
terdapat 3 jenis katarak ini, yakni nuclear sclerosis, cortical, dan posterior
subcapsular. Nuclear sclerosis merupakan perubahan lensa secara
perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan
jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca),
bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga
mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna birru. Katarak
jenis cortical terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat
menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Posterior
subcapsular merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang
lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi
cahaya terang, serta pandangan baca menurun.
F. PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,
transparan, berbentuk kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat
nukleuas, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah
kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambah usia, nucleus mengalami
perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat
densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul
posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna namapak seperti
kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan Kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi, perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang
daari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa Misalnya dapat menyebabkan
penglihatan mengalami distorsi. Perubahan Kimia dalam protein lensa dapat
menyebabkan koagulasi. Sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan
terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi
sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam
melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia darn tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita
katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang
berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistematis, seperti
DM, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang
normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang ketika
orang memasuki decade ke tujuh. Katarak dapat bersifat congenital dan harus
diidentifikasi awal, karena bila tidak didiagnosa dapat menyebabkan
ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering
yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B,
obat-obatan, alcohol, merokok, DM, dan asupan vitamin antioksidan yang
kurang dalam jangka waktu lama.
G. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kekeruhan pada daerah pupil
b. Hilangnya reflek fundus saat pemerikasaan menggunakan oftalmoskop
c. Klien mengeluhkan penurunan pandangan bertahap tetapi tidak nyeri
d. Pandangan kabur, berkabut atau pandangan ganda
e. Klien juga melaporkan melihat glare atau halo di sekitar sinar lampu saat
berkendara di malam hari, kesulitan dengan pandangan malam, kesulitan
untuk membaca, sering memerlukan perubahan kacamata dan gangguan
yang menyilaukan serta penurunan pandangan pada cuaca cerah. Klien juga
mengeluh bahwa warna menjadi kabur atau tampak kekuningan atau
kecoklatan. Perlu peningkatan cahaya unruk membaca.
f. Jika klien mengalami kekeruhan sentral, klien mungkin melaporkan dapat
melihat lebih baik pada cahaya suram daripada terang, karena katarak yang
terjadi di tengah pada saat pupil dilatasi klien dapat melihat melalui daerah
di sekitar kekeruhan.
g. Jika nukleus lensa terkena, kemampuan refraksi mata (kemampuan
memfokuskan bayangan pada retina) meningkat, kemampuan ini disebut
second sight yang memungkinkan klien mebaca tanpa lensa.
h. Katarak hipermatur dapat mebocorkan protein lensa ke bola mata, yang
dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler dan kemerahan pada
mata>
i. Kaji visus terdapat penurunan signifikan.
j. Inspeksi dengan penlight menunjukkan pupil putih susu dan pada area putih
keabu-abuan di belakang pupil.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka
penanganan biasanya konservatif. Pembedahan diindikasikan bagi mereka
yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan.
Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat
dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandang
mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila visualisasi segmen
posterior sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit
retina atau saraf optikus, seperti diabetes dan glaukoma.
Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya
dengan lensa buatan.
a. Pengangkatan lensa
Ada dua macam teknik pembedahan yang bisa digunakan untuk
mengangkat lensa:
- Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat dengan meninggalkan
kapsulnya.
- Pembedahan intrakapsuler : pengangkatan lensa beserta kapsulnya.
Namun, saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.
b. Penggantian lensa
Penderita yang telah menjalani pembedahan katrak biasanya akan
mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang teleh diangkat.
Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa
intraokuler dan biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul
lensa di dalam mata.
Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan, dan mempercepat
penyembuhan selama beberapa minggu setelah pembedahan di berikan
tetes mata atau salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita
sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari
logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh. Adapaun
penatalaksanaan pada saat post operasi antara lain :
1. Pembatasan aktivitas, pasien yang telah melaksanakan pembedahan
diperbolehkan:
- Menonton televisi; membaca bila perlu, tapi jangan terlalu
lama.
- Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi.
- Tidak diperbolehkan membungkuk pada wastafel atau bak
mandi; condongkan sedikit kepala kebelakang saat mencuci
rambut.
2. Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hari;
mengenakan kacamata pada siang hari.
3. Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring pada posisi mata yang
tidak dioperasi, dan tidak diperbolehkan telungkup.
4. Aktivitas dengan duduk.
5. Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan.
6. Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai
7. Dihindari (paling tidak selama 1 minggu)
- Tidur pada sisi yang sakit
- Menggosok mata, menekan kelopak untuk menutup
- Mengejan saat defekasi
- Memakai sabun mendekati mata
- Mengangkat benda yang lebih dari 7 Kg
- Mengendarai kendaraan
- Batuk, bersin, dan muntah
- Menundukkan kepala sampai bawah pinggang, dianjurkan
untuk melipat lutut dan punggung tetap lurus untuk mengambil
sesuatu dari lantai.
J. PROGNOSIS
Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan
pembedahan tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis. Adanya
ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf optikus atau retina membatasi
tingkat pencapaian pengelihatan pada kelompok pasien ini. Prognosis untuk
perbaikan ketajaman pengelihatan setelah operasi paling buruk pada katarak
kongenital unilateral dan paling baik pada katarak kongenital bilateral
inkomplit yang proresif lambat.
K. PENCEGAHAN
Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang
tidak dapat dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk
mengetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata
diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat dijaga kecepatan berkembangnya
katarak dengan:
Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal
bebas dalam tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah
Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur
Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan
katarak pada mata
Menjaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit lainnya
L. KOMPLIKASI
- Edema kornea
- Distorsi atau terbukanya luka operasi
- Bilik mata depan dangkal
- Glaucoma
- Dislokasi lensa intraokuler
- Perdarahan segmen anterior atau posterior
- Ablasio retina
- Sisa massa lensa
- Robek kapsul posterior
II. ASUHAN KEPERAWATAN
1) PENGKAJIAN
2) DIAGNOSA
1. Gangguan sensori perseptual penglihatan berhubungan dengan keterbatasan
penglihatan
2. Ansietas berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
3. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
4. Nyeri akut berhubungan dengan pembedahan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan
3) INTERVENSI
1. Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2. Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
3. Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
4. Salim S Anissa (2005), Asuhan Keperawatan pada Pasien Katarak,
www.google.com, di unduh tanggal 17 Maret 2011
5. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa : Agung Waluyo. Jakarta. EGC
7. http://www.jakarta-eye-center.com/default.asp?menu=artikel&id=53
8. http://www.pdfdownload.org/pdf2html/pdf2html.php?url=http%3A%2F%2Fwww.klinikmat
anusantara.com%2Ffile%2F329.pdf&images=yes
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Katarak
10. http://www.geocities.com/infokeben/katarak.htm
11. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/katarak/
12. http://www.jakarta-eye-center.com/default.asp?menu=artikel&id=53
13. http://www.pdfdownload.org/pdf2html/pdf2html.php?url=http%3A%2F%2Fwww.klinikmata
nusantara.com%2Ffile%2F329.pdf&images=yes
14. http://id.wikipedia.org/wiki/Katarak
15. http://www.geocities.com/infokeben/katarak.htm
PATHWAY
Perubahan usia
RESIKO
TERHADAP RESIKO INFEKSI
ANSIETAS
CIDERA
NYERI
GG. SENSORI
PERCEPTUAL
PENGLIHATAN