Menentukan Arah Kiblat Dengan Instrumen Segitiga
Menentukan Arah Kiblat Dengan Instrumen Segitiga
Untuk menghitung sudut arah dari satu titik ke titik lainnya pada suatu bidang yang
berbentuk bola, secara teori adalah menggunakan konsep spherical triangle (segitiga bola), demikian juga
untuk menentukan sudut arah kiblat dari suatu tempat ke kabah yang terletak di tengah-tengah Masjidil
Haram. Menggunakan segitiga planar (segitiga pada bidang datar) tentu bukan pilihan yang tepat, karena
akan memunculkan nilai deviasi signifikan, apalagi dihitung dari posisi Indonesia yang cukup jauh dari Kota
Mekkah.
Tulisan ini memadukan konsep segitiga bola dan segitiga planar untuk metode penentuan arah kiblat. Di
dalam penentuan arah kiblat ada dua faktor yang berpengaruh ketelitian arah, pertama faktor perhitungan
dan kedua adalah pengukuran. Keduanya merupakan dua hal yang berbeda namun tidak bisa dipisahkan.
Hasil perhitungan yang benar juga harus diikuti oleh pengukuran yang benar agar tidak menimbulkan
penyimpangan arah. Perhitungan yang keliru dikuti oleh teknik pengukuran yang keliru, dapat
mengakibatkan kesalahan arah semakin besar.
Di dalam tulisan ini, metode perhitungan sudut arah kiblat menggunakan konsep spherical triangels,
sementara segitiga siku-siku digunakan sebagai instrument pengukuran. Cara ini menurut penulis sangat
praktis dan mudah untuk digunakan. Yang perlu diperhatikan adalah instrumen ini sebaiknya tidak
digunakan dalam radius wilayah yang luas agar tidak mempengaruhi ketelitian pengukuran. Disarankan
maksimal 5 kilometer dari titik koordinat segitiga kiblat itu dibuat, arah kiblat tempat perlu dihitung dan
dibuatkan kembali instrumen segitiga kiblatnya sesuai data koordinat yang baru.
Cotan A = (cos lo. tan lm + sin lo. cos (bm-bo) / sin (bm-bo)
Contoh :
Jika Kota A terletak pada (02º 47′ LS, 115º 20′ T) dan Makkah (21º 25′ LU – 39º 50′ T). Dengan
menggunakan rumus segitiga bola di atas kita dapat menentukan arah kiblat Kota A tersebut sebagai
berikut:
Cotan A = (cos 02° 47′.tan 21° 25′+sin 02° 47′.cos(115º 20′-39º 50′)/cos(115º 20′-39º 50′).
Cotan A = 0,417217, maka A = 22° 38′ 48.22″.
Nilai 22° 38′ 48.22″ adalah arah kiblat kota A dihitung dari arah Barat ke Utara, atau jika dihitung dari utara
ke Barat = 67° 21′ 11.78″.
Instrumen Pengukuran Arah Kiblat dengan Segitiga Siku-Siku
Setelah perhitungan dengan segitiga bola berhasil mendapatkan sudut arah kiblat, langkah selanjutnya
adalah melakukan pengukuran. Ada banyak metode yang bisa digunakan untuk melakukan pengukuran.
Metode pengukuran dengan segitiga siku-siku hanyalah salah satu instrument yang menurut penulis mudah
dan praktis.
Segitiga siku-siku memiliki tiga sudut dan tiga sisi. Besaran sudut yang satu akan berpengaruh terhadap
besaran sudut yang lain, sebagaimana besaran sisi yang satu akan mempengaruhi besaran pada sisi yang
lain. Hubungan antara sisi-sisi dan sudut pada segitiga siku-siku dirumuskan sebagai berikut:
a2 = b 2 + c 2, Tan B= b / c ; sin A = b / a ; cos A = c / a .