Anda di halaman 1dari 4

Value Added, Vol. 11, No.

1, 2015

Peramalan Pola Data Musiman Dengan Model Winter’s & ARIMA

Moh. Yamin Darsyah1


1
Program Studi Statistika, Universitas Muhammadiyah Semarang
mydarsyah@unimus.ac.id

Abstrak

Peramalan merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan, sehingga hasil dari
peramalan dapat digunakan oleh pemangku kebijakan dalam mengambil kebijakan strategis untuk
menyelesaikan persoalan dimasa mendatang. Peramalan melibatkan analisis time series dimana urutan
pengamatan berdasarkan interval waktu yang sama dan pengamatan tersebut memiliki korelasi. Model time
series yang digunakan pada penelitian ini antara lain model winter’s dan model ARIMA yang diaplikasikan
pada data debit air di telaga warna. Pemilihan model terbaik dengan meggunakan nilai MSE terkecil.
Berdasarkan hasil perbandingan model time series diperoleh model terbaik dengan MSE terkecil yaitu pada
model ARIMA.

Kata Kunci : Model winters, Model ARIMA, Debit Air.

.
Pendahuluan yang muncul pada metode peramalan sebelumnya,
yaitu mengatasi permasalahan adanya trend dan
Time series atau deret berkala adalah urutan musiman (Utami & Darsyah, 2015). Model winter’s
pengamatan berdasarkan interval waktu yang sama dikenal juga dengan istilah exponential smoothing.
dimana pengamatan tersebut memiliki korelasi atau Terdapat dua model pada model winter’s, yaitu
saling bebas (Wei, 1990). Tiap-tiap pengamatan sebagai berikut :
dianggap saling dependent antara satu dengan yang a. Model Multiplikatif, yaitu :
lain, atau pengamatan pada deret berkala ini
[
merupakan pengamatan yang memiliki korelasi.
Lt = a (Yt / St-p) + (1-a) [Lt-1 + Tt-1] (1)
Kumpulan pengamatan-pengamatan dalam deret
Tt = g [Lt - Lt-1] + (1 - g)Tt-1 (1- d) St-p
waktu ini dinyatakan sebagai variabel yang sering
dinotasikan sebagai Z. Data-data tersebut diamati t = (Lt-1 + Tt-1) St-p
dengan :
pada waktu ti , yaitu t1 , t2 ,...tn dan variabel
Lt : Level pada waktu ke-t, a adalah bobot untuk
tersebut ditulis dalam notasi Z t1 , Z t2 ,...Z tn . level
Tt : Trend pada waktu ke-t, g adalah bobot untuk
Dengan pesatnya perkembangan dunia usaha saat
trend
ini, setiap perusahaan (industri) dituntut untuk
St : Komponen musiman pada waktu ke-t, d adalah
memahami ilmu peramalan (forecasting) karena
bobot untuk komponen musiman
tidak adanya kepastian yang akan terjadi di masa
p : periode musiman
depan. Peramalan merupakan seni dan ilmu untuk
Yt : nilai data pada waktu ke-t
memperkirakan kejadian di masa depan, sehingga
hasil dari proses peramalan dapat digunakan oleh t : nilai fit pada waktu ke-t
pihak perusahaan untuk mengambil kebijakan yang b. Model Additif, yaitu :
strategis ke depannya. Biasanya, peramalan
melibatkan analisis time series (analisis deret Lt = a (Yt / St-p) + (1-a) [Lt-1 + Tt-1] (2)
waktu; the study of historical data). Dalam analisis Tt = g [Lt - Lt-1] + (1 - g)Tt-1
time series terdapat berbagai macam model yang St = d (Yt / Lt) + (1 - d) St-p
populer yaitu metode dekomposisi, model winter’s,
t = Lt-1 + Tt-1+ St-p
regresi deret waktu, dan model ARIMA. Keempat
model di atas dapat digunakan untuk peramalan dengan :
data yang mengandung pola musiman dan/atau tren. Lt : Level pada waktu ke-t, a adalah bobot untuk
Peramalan yang akurat akan menghasilkan sistem level
manajemen perusahaan yang efektif.Tujuan dari Tt : Trend pada waktu ke-t, g adalah bobot untuk
penelitian ini adalah menerapkan dan trend
membandingkan model time series pada data debit St : Komponen musiman pada waktu ke-t, d adalah
air telaga warna. bobot untuk komponen musiman
p : periode musiman
Model winter’s merupakan metode peramalan Yt : nilai data pada waktu ke-t
yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan

72
Value Added, Vol. 11, No. 1, 2015

Pengambilan keputusan, jika H0 ditolak maka


t: nilai fit pada waktu ke-t
residual tidak memenuhi asumsi white noise (Chen
et all, 2002).
Model ARIMA Untuk mengetahui apakah residual
Suatu data time series Zt  dikatakan berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji
mengikuti model integrated autoregressive moving Kolmogorov Smirnov dengan hipotesis sebagai
average jika difference ke - d Wt = (1 – B)d Zt berikut (Bezerra, 2006):
adalah proses stasioner ARMA. Jika Wt adalah H0 : Fn ( x)  F0 ( x) (residual berdistribusi
ARMA (p,q) maka Zt adalah ARIMA (p,d,q). normal)
Secara umum model ARIMA adalah
H1 : Fn ( x)  F0 ( x) (residual tidak
 p ( B)(1  B) d Z t   q ( B)at (3)
berdistribusi normal)
dengan :
dengan statistik Uji: D  Sup[ Fn ( x)  F0 ( x) ] ,
 p (B) 1  1 B  2 B  ...   p B
2 p
(4)
dimana D adalah nilai deviasi absolut maksimum
x

adalah koefisien komponen MA non musiman antara Fn (x) dan F0 ( x) , Sup masing-masing
dengan order q
merupakan fungsi Kolmogorov peluang kumulatif
at : error white noise, at ~ IIDN(0,  a2 ) yang dihitung dari data sampel, fungsi peluang
B : operator Backward kumulatif distribusi normal, dan nilai supremum
(1  B) d : pembedaan tak musiman dengan order untuk semua at . Daerah Kritis: Tolak H0 jika
pembedaan tak musiman d D  D1 ,n  atau P-value <  , dengan  = 5%.
Order pembedaan yang bernilai bulat tak negatif Kemudian, membandingkan performansi atau
dapat memberikan indikasi terhadap kestasioneran kebaikan hasil pemodelan, dengan menggunakan
suatu model ARIMA (Box et al., 1994). kriteria data testing (out sampel) berdasarkan nilai
Mean Square Error (MSE) terkecil.
Metode Penelitian
Jika model ARIMA yang digunakan maka Hasil dan Pembahasan
dapat dilakukan tiga tahapan Box-Jenkins sebagai
berikut :
Time Series Plot of Xt
0,30

 Identifikasi model sementara yaitu dilakukan 0,25


identifikasi stasioneritas data, baik dalam mean
0,20
atau varians.
 Estimasi parameter model yaitu dilakukan 0,15
Xt

pemilihan metode estimasi dalam model 0,10

ARIMA, yaitu metode Moment, Least Square, 0,05

atau Maximum Likelihood. 0,00

 Cek diagnosa yaitu dilakukan cek diagnosa 1 10 20 30 40 50 60 70 80 90


Index
kesesuaian model meliputi apakah error atau
residual sudah random (white noise) serta Gambar 1. Plot Time series Debit Air di Telaga Warna
berdistribusi normal. Pemeriksaan residual
terbagi menjadi dua yaitu pemeriksaa L-jung Berdasarkan Gambar 1, dapat diketahui
Box, white noise, dan kenormalan residual. bahwa pada tiap tahunnya telaga warna memiliki
Pengujian dengan menggunakan uji L-jung Box debit air rata-rata yang fluktatif. Selain itu, dari
dilakukan untuk memenuhi asumsi white noise, Gambar 1 juga dapat diketahui bahwa model
dengan hipotesis: mempunyai pola musiman 12, tidak ada trend, dan
data berpola aditif. Langkah selanjutnya yaitu
H0 : 1  2  ...  k  0 menganalis data kasus tersebut dengan
H1 : minimal ada satu nilai k  0 , menggunakan metode Winter’s (model aditif)
dimana k = 1, 2,..., K. Pertama, langkah yang dilakukan yaitu mencari
K parameter yang tepat agar didapatkan nilai MSE
dengan statistik uji: Q  nn  2 (n  k ) 1ˆ k2 , terkecil dengan cara mengkombinasikan nilai alpha
k 1
(level), delta (musiman) dan gamma (trend). Dari
dimana n adalah banyak pengamatan dan ̂ k hasil kombinasi maka didapatkan parameter alpha
adalah sampel ACF residual pada lag ke-k. Daerah (level), delta (musiman) dan gamma (trend)
kritis = Q   (2 , K m) atau P-value <   5% . masing-masing sebesar 0,1; 0, dan 0,1. Analisis ini
menghasilkan MSE sebesar 0,007321. Analisis data

73
Value Added, Vol. 11, No. 1, 2015

dengan metode ARIMA, Berdasarkan output yang residual berditribusi normal, dapat dilakukan
dihasilkan maka dapat diketahui bahwa modelnya dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov.
yaitu 1 - 1 B**(12), hal ini berarti pada data kasus
mengikuti model ARIMA (0,0,0) (1,0,1)12. Nilai Probability Plot of RESI1
Normal

MSE yang dihasilkan dari analisis ini sebesar 99,9


Mean
StDev
1,451
81,54
99
0,002646 . 95
N
KS
P-Value
128
0,099
<0,010
90
80
70

Percent
60
50
40
30
Autocorrelation Function for RESI1 20
(with 5% significance limits for the autocorrelations) 10
5

1.0 1

0.8 0,1
-300 -200 -100 0 100 200 300
0.6
RESI1
0.4
Autocorrelation

0.2 Gambar 4. Plot Kenormalan Residual


0.0
-0.2
-0.4 Dari probability plot di atas, dapat dilihat bahwa
-0.6
-0.8 data berada di sekitar garis lurus walaupun ada
-1.0 beberapa data yang menyimpang jauh dari garis
1 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Lag lurus. Dari gambar tersebut dapat diartikan bahwa
Gambar 2. Plot ACF Winter’s Model residual sudah berdistribusi normal.
Dari semua metode tersebut didapatkan nilai
forecast. Berikut plot hasil forecast tiap metode,
yaitu:
Autocorrelation Function for RESI6
(with 5% significance limits for the autocorrelations)

1.0 Time Series Plot of Winter; ARIMA


0.8 0,30 Variable
W inter
0.6 A RIMA
0,25
0.4
Autocorrelation

0,20
0.2
0.0
Data

0,15

-0.2
0,10
-0.4
-0.6 0,05

-0.8 0,00
-1.0 1 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Index
1 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Lag
Gambar 5. Plot perbandingan forecasting
Gambar 3. Plot ACF Model ARIMA
Berdasarkan Gambar 5, terlihat bahwa dari hasil
Dari plot ACF di atas dapat diketahui bahwa tidak peramalan tidak jauh berbeda antara nilai
ada lag yang keluar sehingga disimpulkan bahwa forecasting masing-masing metode.
data sudah stasioner terhadap mean dan varians.

Tabel 1. Uji Signifikansi Parameter Kesimpulan


Final Estimates of Parameters
Type Coef SE Coef T P Hasil peramalan yang baik apabila MSE yang
AR SUntuk
1 model ARIMA
0,3815 0,0890 (1 1 1), terlihat
4,29 0,000
MA S 1 0,9954 0,0009 1062,84 0,000
dihasilkan pada model nilainya kecil, berikut
Constant 1,2935 0,1817 7,12 0,000 perbandingan nilai MSE nya:
Tabel 2. Perbandingan MSE pada Tiap Metode
Metode MSE Out sample
Berdasarkan hasil uji signifikasi paramater Winter’s 0,007321
dapat disimpulkan bahwa pada model ARIMA ARIMA (0,0,0) 0,002646
(0,0,0) (1,0,1)12 semua parameternya signifikan. (1,0,1)12
Setelah model time series didapatkan maka langkah
selanjutnya yaitu diagnostic checking, meliputi uji
white noise dan uji kenormalan residual pada tiap Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai
model yang dihasilkan. Uji white noise pada MSE terkecil dimiliki oleh metode ARIMA
metode ARIMA dilihat dari nilai L-jung Box (nilai sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbaik
Pr / P-value pada software minitab). Nilai P-value ARIMA (0,0,0) (1,0,1)12 Dapat digunakan untuk
pada setiap lag lebih besar daripada 0,05 sehingga meramalkan debit air telaga warna dengan tepat.
dapat disimpulkan bahwa residual yang dihasilkan
model ARIMA telah white noise. Daftar Pustaka
Uji normalitas adalah pengujian terhadap
residual apakah sudah identik dan berdistribusi Bezerra, C.A. (2006). Evaluation Of Holt-Winters
normal. Selanjutnya untuk pengujian apakah Models In The Solid Residua Forecasting:

74
Value Added, Vol. 11, No. 1, 2015

A Case Study In The City Of Toledo – PR.


Journal of Production Third Research,
3;11-12.
Box, G.E.P., Jenkins, G.M., and Reinsel, G.C.
(1994). Time Series Analysis. Englewood
Cliffs: Prentice Hall.
Chen, Y., Dong, G., Han, J., Wash, B.W., Wang, J.
(2002). Multi-Dimensional Regression
Analysis of Time Series Data Streams.
Journal of the American Statisitical
Association, 28;8-10.
Utami, T.W., Darsyah, M.Y. (2015). Peramalan
Data Saham Dengan Model Winter’s.
Jurnal Statistika. UNIMUS
Walters, A., Chai, Q. (2008). Investigating the Use
of Holt-Winters Time Series Model for
Forecasting Population at the State and
Sub-State Levels. Journal of the
Demographics and Workforce Section,
21;7-8.
Wei, W.W.S. (1990). Time Series Analysis:
Univariate and Multivariate Methods.
Addison-Wesley Publishing Co., USA.

75

Anda mungkin juga menyukai