Anda di halaman 1dari 28

Pengantar Teknik dan Mesin Fluida

Kuliah 9:

Analisis Dimensional
dan
Keserupaan Dinamik

MTU 203
2 sks (Semester 4) Ir. Jamal M. Afiff, M.Eng.
1
Analisis Dimensional dan Keserupaan Dinamik
Fenomena aliran fluida merupakan hal yang sangat komplek, oleh
karena itu dalam mempelajari aliran fluida digunakan pendekatan
kompromi antara teori dan eksperimen.

• Eksperimen: Membutuhkan analisis hubungan antara besaran fisik yang


berbeda (satu terhadap lainnya).
• Hambatan: Dalam pelaksanaan eksperiman terdapat hambatan praktis
dan ekonomis, sehingga diperlukan suatu Prototip dan Model.

Untuk Prototip dan Model diperlukan teori mengenai:


Analisa Dimensional dan Keserupaan Dinamik.
2
Analisis Dimensional
Dalam bidang enjiniring dan ilmu pengetahuan, analisis dimensional adalah
analisis hubungan antara kuantitas-kuantitas fisik yang berbeda dengan cara
mengidentifikasi dimensi fundamental mereka (seperti panjang, massa,
waktu, dan muatan listrik) dan satuan ukuran (seperti mil vs kilometer, atau
pound vs kilogram vs gram) dan penelusuran dimensi-dimensi tersebut
sebagai perhitungan-perhitungan dan perbandingan-perbandingan yang
dilakukan.

Analisa dimensional digunakan bila variabel-variabel yang mempengaruhi


suatu gejala fisik diketahui tetapi hubungan antara satu dengan yang
lainnya belum diketahui. Variabel-variabel tersebut dapat dikumpulkan
menjadi beberapa kelompok, yaitu:
3
Analisis Dimensional
• Variabel fisik yang ditinjau timbul akibat gerak benda dalam fluida.
Contoh : gaya, tegangan geser dll.
• Variabel geometri
Contoh : ukuran panjang, bentuk dll.
• Variabel yang menyangkut gerak benda dalam fluida atau sebaliknya.
Contoh : kecepatan, percepatan dll.
• Variabel yang menyatakan sifat fluida:
Contoh : masa jenis, tekanan, viskositas, tengan permukaan dll.
• Variabel yang menyatakan sifat benda.
Contoh : masa jenis benda, modulus elastisitas.
4
Analisis Dimensional

Sistem Internasional, SI
Besaran Dasar
Sebutan Simbol Dimensi
Panjang Meter l L
Massa Kilogram m M
Waktu Second s T
Arus listrik Ampere I A
Temperatur Kelvin K Θ

5
Analisis Dimensional

Besaran Sistem Internasional Besaran Sistem Internasional


Turunan Lambang Dimensi Turunan Lambang Dimensi
Gaya (Newton) F MLT−2 Kerapatan ρ ML−3
Tekanan (Pascal) p ML−1T−2 Berat Jenis γ ML−2T−2
Percepatan a LT−2 Viskositas Dinamik μ ML−1T−1
Kecepatan V LT−1 Viskositas Kinematik ν L2T−1
Gravitasi g LT−2 Tegangan Permukaan σ MT−2
Debit Q L3T−1 Momen, Torsi M ML2T−2
Luas A L2 Daya (Power) P ML2T−3

6
Analisis Dimensional
Cara analisis konvensional tanpa analisis dimensional untuk kasus Bola.
Gaya, F dipengaruhi / tergantung dari: V
F
1. Diameter bola [ D ] ρ D
2. Kecepatan aliran fluida [V ] μ
3. Kerapatan fluida [ ρ ]
4. Viskositas [ μ ]
Atau F = f ( D, V, ρ, μ )
Masing-masing variabel harus diubah-ubah secara bergantian Lama
(satu persatu) untuk mengetahui pengaruh masing-masing dan sulit !
variabel tersebut terhadap F.
7
Analisis Dimensional
Dengan analisis dimensional, kasus Bola akan lebih sederhana:
Variabel-variabel di atas dapat
dikelompokan menjadi dua grup,
seperti:
𝐹 𝜌𝑉𝐷
π1 = dan π2 =
𝜌𝑉 2 𝐷2 𝜇

Dalam hal ini π1 diukur untuk berbagai


harga π2. Sedang π2 dapat diubah-ubah
besarnya dengan cara mengubah-ubah besaran dari D, V, ρ atau μ .
Dengan cara analisis dimensional akan banyak dihemat waktu dan biaya.
8
Analisis Dimensional (PI- Buckingham)
Teori PI − Buckingham (Dalil PI)
Bila dalam suatu kasus fisik terdapat n besaran di mana terdapat m dimensi,
maka dapat diatur n-m parameter tanpa dimensi yang bebas.
Contoh: Bila A1, A2, A3, . . . , An adalah besaran yang dimaksud
(tekanan, kecepatan, viskositas dll), akan terdapat hubungan fungsional:
F(A1, A2, A3, . . . , An) = 0
Jika π1, π2, π3, . . . , menunjukan kelompok (parameter) tak berdimensi dari
A1, A2, A3, . . . , An maka dengan tersangkutnya m dimensi, terdapat
persamaan yang berbentuk:
f (π1, π2, π3, . . ., πn-m) = 0
9
Analisis Dimensional (PI- Buckingham)
Teori PI − Buckingham (Dalil PI) (Lanjutan)

Bila A1, A2, . . . , A3 mengandung M, L dan T, yang tidak usah dalam tiap
besaran A, tetapi secara kolektif, maka parameter π yang pertama, kedua,
dan seterusnya akan tersusun serbagai berikut:
π1 = A1x1 A2y1 A3z1 A4 Dalam persamaan-persamaan
ini semua pangkat
π2 = A1 2 A2 2 A3 2 A5
x y z
x1, x2, …, x(n-m),
o
y1, y2, …, y(n-m), dan
o
z1, z2, …, z(n-m)
o
harus ditentukan sedemikian
πn-m = A1 (n-m) A2 (n-m) A3 (n-m) An. hingga tiap π tak berdimensi.
x y z

10
Analisis Dimensional (PI- Buckingham)
Contoh:
Debit melalui tabung kapiler horizontal diperkirakan bergantung pada jatuh tekanan per
panjang satuan, garis tengah tabung, dan viskositas. Carilah bentuk persamaannya !!!
Penyelesaian: F(Q, Δp/l, D, μ) = 0 (n = 4, m = 3 n−m = 1)
Besaran Lambang Dimensi maka π hanya ada satu, yaitu:
Debit Q L3T−1
π = Qx (Δp/l)y Dz μ
Jatuh tek/panjang satuan Δp/l ML−2T−2
Garis tengah D L masukan dimensi-dimensinya, akan diperoleh:
Viskositas μ ML−1T−1 π = (L3T−1)x (ML−2T−2)y Lz ML−1T−1 = M0L0T0
Untuk L: 3x −2y + z − 1 = 0, untuk M: y + 1 = 0 dan untuk T: −x −2y − 1 = 0
𝑄𝜇 𝑫𝟒 Δp/l
akan didapat x = 1, y = − 1 dan z = − 4, sehingga π =  𝑸=𝑪
𝐷4 Δp/l 𝝁
C = konstanta yang diperoleh dari eksperiman (C = π/128).
11
Analisis Dimensional (PI- Buckingham)
Contoh: Bendung Takik V (Weir)
Debit, Q dari bendung takik V merupakan
fungsi elevasi H, kecepatan mendekati
H
bendung, Vo dan percepatan gravitasi, g.
Tentukan bentuk persamaan untuk debit.
Penyelesaian:
F(Q, H, g, Vo, ϕ) = 0 (ϕ: tak-berdimensi sebagai π)
n = 4, m = 2 (hanya dimensi L dan T)  n − m = 2
π1 = Hx1 gy1 Q = Lx1 (LT−2)y1 L3T−1
π2 = Hx2 gy2 Vo = Lx2 (LT−2)y2 LT−1
Untuk L: x1 + y1 + 3 = 0 x2 + y2 + 1 = 0
T: − 2y1 − 1 = 0 − 2y2 − 1 = 0
12
Analisis Dimensional (PI- Buckingham)
Contoh: Bendung Takik V (Weir) - (Lanjutan)

5 1 1 1
Sehingga x1 = − y1 = − x2 = − y2 = −
2 2 2 2
𝑄 𝑉𝑜
π1 = π2 = π3 = ϕ
𝑔 𝐻 5Τ2 𝑔𝐻
𝑄 𝑉𝑜 𝑄 𝑉𝑜
Atau f( , , ϕ) = 0 dan dapat dituliskan sebagai = 𝑓1 ( , ϕ)
𝑔 𝐻 5Τ2 𝑔𝐻 𝑔 𝐻 5Τ2 𝑔𝐻

f dan f1 sebagai fungsi yang tidak diketahui. Penyelesaian untuk Q menghasilkan:


𝟓Τ𝟐 𝑽𝒐
𝑸= 𝒈𝑯 𝒇𝟏 ( , ϕ)
𝒈𝑯

Diperlukan eksperimen atau analisis untuk memperoleh keterangan lebih lanjut tentang
fungsi f1. Seandainya dipilih H dan Vo sebagi variabel-variabel (bukan g dan H), maka:

13
Analisis Dimensional (PI- Buckingham)
Contoh: Bendung Takik V (Lanjutan)

π1 = Hx1 Voy1 Q = Lx1 (LT−1)y1 L3T−1


π2 = Hx2 Voy2 g = Lx2 (LT−1)y2 LT−2
Untuk L: x1 + y1 + 3 = 0 x2 + y2 + 1 = 0
T: − y1 − 1 = 0 − y2 − 2 = 0
𝑄 𝑔𝐻
Sehingga x1 = −2 y1 = −1 x2 = 1 y2 = −2 dan π1 = π2 = π3 = ϕ
𝐻 2 𝑉𝑜 𝑉𝑜2
𝑄 𝑔𝐻
Atau f( , , ϕ) = 0 Karena setiap parameter π dapat dibalik atau
𝐻 2 𝑉𝑜 𝑉𝑜2
dipangkatkan berapa saja tanpa mempengaruhi status tak-berdimensinya, maka
𝟐 𝑽𝒐
𝑸 = 𝑽𝒐 𝑯 𝒇 𝟐 ( , ϕ)
𝒈𝑯
14
Analisis Dimensional (PI- Buckingham)
Contoh: Kerugian Δp/l dalam aliran turbulen melalui pipa horizontal yang licin
bergantung pada kecepatan V, garis tengah D, viskositas dinamik μ dan kerapatan ρ.
Gunakan analisis dimensional untuk menentukan bentuk umum persamaan
F (Δp/l, V, D, ρ, μ) = 0
Penyelesaian: Jika v, D dan ρ adalah variabel-variabel yang berulang, maka

𝜋1 = 𝑉 𝑥1 𝐷 𝑦1 ρ 𝑧1 𝜇 = 𝐿𝑇 −1 𝑥1 𝐿𝑦1 𝑀𝐿−3 𝑧1 𝑀𝐿−1 𝑇 −1

𝑥1 + 𝑦1 − 3𝑧1 − 1 = 0
−𝑥1 −1=0
𝑧1 + 1 = 0
Sehingga 𝑥1 = −1, 𝑦1 = −1, 𝑧1 = −1 dan
15
Analisis Dimensional (PI- Buckingham)
𝜋2 = V 𝑥2 𝐷 𝑦2 ρ 𝑧2 ∆𝑝
𝑙 = 𝐿𝑇 −1 𝑥2 𝐿𝑦2 𝑀𝐿−3 𝑧2 𝑀𝐿−2 𝑇 −2

𝑥2 + 𝑦2 − 3𝑧2 − 2 = 0
−𝑥2 −2=0
𝑧2 + 1 = 0
Sehingga 𝑥2 = −2, 𝑦2 = 1, 𝑧2 = −1. Akhirnya akan diperoleh
𝜇 ∆𝑝Τ𝑙 𝑉𝐷𝜌 ∆𝑝Τ𝑙
𝜋1 = 𝜋2 =  𝑓 , =0 R adalah bilangan
𝑉𝐷𝜌 𝜌 𝑉 2 Τ𝐷 𝜇 𝜌 𝑉 2 Τ𝐷
Reynolds
∆𝑝Τ𝑙 𝑉𝐷𝜌 𝜌𝑉 2
Maka dapat dituliskan =𝑓 = 𝑓 𝑅 atau ∆𝑝Τ𝑙 = 𝑓 𝑅
𝜌 𝑉 2 Τ𝐷 𝜇 𝐷

∆ℎ 1 𝑉2
Lebih jauh karena 𝑝 = 𝜌𝑔ℎ maka diperoleh bentuk =𝑓 𝑅
𝑙 𝐷 2𝑔

16
Analisis Dimensional (PI- Buckingham)
Cara lain untuk menentukan himpunan-himpunan alternatif bagi parameter-parameter π.

Jika diketahui 4 parameter π yang bebas, π1, π2, π3 dan π4, maka dapat dibentuk π baru:

𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎4
𝜋𝑎 = 𝜋1 𝜋2 𝜋3 𝜋4
dengan pangkat-pangkat yang dipilih semaunya (bebas), akan menghasilkan sebuah
parameter baru.

Oleh karena itu πa, π2, π3 dan π4 akan merupakan himpunan yang baru.

Prosedur ini dapat diteruskan guna menemukan semua himpunan yang memungkinkan.

17
Analisis Dimensional (Cara Hunsaker dan Rightmire)
Disamping cara di atas yang sudah diuraikan masih terdapat satu cara lagi yang agak
lebih mudah untuk memperoleh parameter-parameter 𝜋 yang telah dikembangkan oleh
Hunsaker dan Rightmire, menggunakan variabel-variabel berulang sebagai besaran-
besaran primer dan menyelesaikan untuk memperoleh M, L dan T sebagai variabel-
variabel berulang itu.
Contoh:
Pada soal kerugian Δp/l dalam aliran turbulen . . . di atas

F (Δp/l, V, D, ρ, μ) = 0
Dapat dituliskan
𝑉 = 𝐿𝑇 −1 𝐷=𝐿 𝜌 = 𝑀𝐿−3
𝐿=𝐷 𝑇 = 𝐷𝑉 −1 𝑀 = 𝜌𝐷3
18
Analisis Dimensional (Cara Hunsaker dan Rightmire)
Selanjutnya dengan menggunakan persamaan di atas, dapat dituliskan
𝜇 = 𝑀𝐿−1 𝑇 −1 = 𝜌𝐷3 𝐷−1 𝐷−1 𝑉 = 𝜌𝐷𝑉

Maka parameter π yang bersangkutan adalah


𝜇
𝜋1 =
𝜌𝐷𝑉

Parameter π yang lainnya juga dapat ditemukan dari cara yang sama sbb

Δ𝑝 𝜌𝑉 2
= 𝑀𝐿−2 𝑇 −2 = atau
𝑙 𝐷
∆𝑝Τ𝑙
𝜋2 =
𝜌𝑉 2 Τ𝐷
19
Analisis Dimensional (Bilangan-bilangan Tak-berdimensi)
Bilangan Reynolds (Re): Untuk mengkarakteristikkan jenis aliran; apakah
suatu aliran termasuk laminar atau turbulent, dalam bentuk umum ditulis:
𝜌𝑉𝐿 𝑉𝐿
𝑅𝑒 = =
𝜇 𝜈

dimana L: panjang karakteristik yang diukur dalam medan aliran


(Untuk aliran dalam pipa L = D)
Atau dapat juga dituliskan:
𝜌𝑉𝐿 𝜌𝑉𝐿 𝑉 𝐿 1 𝜌𝑉 2 𝐿2
𝑅𝑒 = = = 𝑉
𝜇 𝜈 𝑉 𝐿 𝐿Τ𝐿 𝜇 𝐿2
𝐿
𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒆𝒓𝒔𝒊𝒂
𝜌𝑉 2 x 𝐿2 = (tekanan dinamis) x (luas) ≈ gaya inersia 𝑹𝒆 ≈
𝑉 𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒈𝒆𝒔𝒆𝒓
𝜇 x 𝐿2 = (tegangan geser) x (luas) ≈ gaya geser
𝐿
20
Analisis Dimensional (Bilangan-bilangan Tak-berdimensi)
Bilangan Mach (M): Untuk mengkarakteristikkan efek kompresibilitas
suatu aliran; dalam bentuk umum ditulis:
𝑉
𝑀=
𝐶
dimana V: Kecepatan aliran rata-rata
𝑑𝑝 𝐸𝜈
C: Kecepatan suara lokal, 𝐶 = =
𝑑𝜌 𝜌
Atau dapat juga dituliskan:
𝑉 𝑉 𝑉 𝜌𝑉 2 𝐿2
𝑀= = =  𝑀2 =
𝐶 𝑑𝑝 𝐸𝜈 𝐸𝜈 𝐿2
𝑑𝜌 𝜌
𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒆𝒓𝒔𝒊𝒂
𝜌𝑉 2 x 𝐿2
≈ gaya inersia 𝑴=
𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒊𝒃𝒂𝒕 𝒆𝒇𝒆𝒌 𝒌𝒐𝒎𝒑𝒂𝒕𝒊𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒂𝒔
𝐸𝜈 x 𝐿2 = gaya akibat efek kompatibilitas
21
Analisis Dimensional (Bilangan-bilangan Tak-berdimensi)
Bilangan Euler (Eu): Merupakan koefisien tekanan (Cp), sering kali
digunakan dalam lingkup aerodinamika atau pengujian model yang lain.
Δ𝑝
𝐸𝑢 = 𝐶𝑝 = 1
𝜌𝑉 2
2
dimana Δp = tekanan local – tekanan freestream, 𝑝𝐿 − 𝑝∞

p∞
pL
𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒌𝒂𝒏
𝑬𝒖 = 𝑪𝒑 =
𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒆𝒓𝒔𝒊𝒂

22
Analisis Dimensional (Bilangan-bilangan Tak-berdimensi)
Bilangan Kavitasi (Ca):

Δ𝑝 𝑝 − 𝑝𝜈
𝐶𝑎 = 1 = 1 2
𝜌𝑉 2
2 2𝜌𝑉
dimana p = tekanan aliran utama liquid
pv = tekanan uap air pada temperatur pengujian

𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒌𝒂𝒏
𝑪𝒂 =
𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒆𝒓𝒔𝒊𝒂

23
Analisis Dimensional (Bilangan-bilangan Tak-berdimensi)
Bilangan Freude (Fr): Untuk mendapatkan karakteristik aliran yang
dipengaruhi oleh permukaan bebas.
𝑉
𝐹𝑟 =
𝑔𝐿

Atau dalam bentuk lain dapat dituliskan:


𝑉2 𝜌𝐿2 𝜌𝑉 2 𝐿2 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎 𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒆𝒓𝒔𝒊𝒂
𝐹𝑟2 = x = ≈ 𝑭𝒓 =
𝑔𝐿 𝜌𝐿2 𝜌𝑔𝐿2 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕

Catatan: Fr < 1  aliran subcritical


Fr > 1  aliran supercritical
24
Analisis Dimensional (Bilangan-bilangan Tak-berdimensi)
Bilangan Weber (We):
𝜌𝑉 2 𝐿
𝑊𝑒 =
𝜎
Dimana : σ = tegangan permukaan, [gaya/panjang]
Atau dalam bentuk lain dapat dituliskan:
𝜌𝑉 2 𝐿 𝐿 𝜌𝑉 2 𝐿2 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎
𝑊𝑒 = x = ≈
𝜎 𝐿 𝜎𝐿 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛

𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒆𝒓𝒔𝒊𝒂
𝑾𝒆 =
𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒖𝒌𝒂𝒂𝒏
25
Batas Akhir Kuliah
Analisis Dimensional dan Keserupaan Dinamik

Kuantitas (besaran) fisik dasar:


• Gaya (F) → Force
• Panjang (L) → Length FLT
• Waktu (T) → Time
• Massa (M) → Mass
• Panjang (L) → Length MLT
• Waktu (T) → Time

Contoh: Hukum Newton II, F = M.a → F = ML/T2 (  Grup MLT );


Besaran lain di luar besaran FLT dan MLT, merupakan besaran turunannya.
Contoh: percepatan, kecepatan, dll
27
Analisis Dimensional dan Keserupaan Dinamik

28

Anda mungkin juga menyukai