Anda di halaman 1dari 20

SI-2131 Mekanika Fluida dan

Hidraulika
Pengenalan Analisis Dimensi
(23 September 2021)

Minggu 5

Dr. Dhemi Harlan


1. Pengantar
• Sistem fluida dapat dipelajari dari sudut pandang murni dimensi.
Pengetahuan analisis dimensi dapat digunakan untuk mengembangkan
asumsi terkait dimana dilakukan untuk menyederhanakan masalah.
Selanjutnya alasan penskalaan dan kesamaan yang berdasarkan analisis
dimensi, berperan dalam desain percobaan dan interpretasi hasil.

• Model matematika aliran fluida hanya berlaku jika parameter-parameter


yang dinyatakan dalam dimensi-dimensi konsisten dan menggunakan
sistem satuan yang sama. Model selanjutnya harus homogen secara
dimensi atau konsisten secara dimensi.

• Bangunan-bangunan hidrolika pada saat ini didesain dan dibangun jika


studi model lanjutan telah dilakukan. Aplikasi analisis dimensi dan
kesamaan Hidrolika memungkinkan para ahli rekayasa mengelola dan
menyederhanakan percobaan2 dan menganalisa hasil2nya.
2. Analisis Dimensional
• Analisis dimensional adalah matematika dimensi berdasarkan kuantitas
dan sebagai alat yang berguna dalam bentuk lain dari mekanika fluida
modern. Dalam suatu persamaan yang menyatakan suatu hubungan fisik
antara kuantitas, numerikal absolut dan kesamaan dimensional harus ada.
Secara umum, semua kaitan fisik seperti ini dapat berkurang menjadi
kuantitas gaya F, panjang L, dan waktu T (atau massa M, panjang L, dan
waktu T.

• Aplikasi analisis dimensional termasuk


(1) konversi suatu sistem satuan (unit) ke yang lain.
(2) Mengembangkan persamaan.
(3) Mengurangi jumlah variabel yang diperlukan dalam program
percobaan.
(4) Membangun prinsip-prinsip desain model.

• Buckingham (1915) membuktikan bahwa teorema pi Buckingham


menyediakan suatu cara yang berguna dimana jumlah kuantitas fisik atau
variabel adalah empat atau lebih yang dapat diatur menjadi jumlah
pengelompokkan tidak berdimensi dari persamaan yang akan dievaluasi.
Pengelompokkan tidak berdimensi disebut suku pi.
• Ditulis dalam bentuk matematika, jika terdapat n kuantitas fisik q (seperti
kecepatan, kerapatan, viskositas, tekanan, dan luas) dan k dimensi dasar
(seperti gaya, panjang, dan waktu atau massa, panjang, dan waktu),
selanjutnya secara matematika

f1 q1 , q2 , q3 ,, qn   0 (2.1)

• Persamaan (2.1) dapat digantikan dengan persamaan

 1 ,  2 ,  3 ,,  nk   0 (2.2)

dimana setiap suku  tergantung tidak lebih dari (k+1) kuantitas fisik q
dan semua suku  adalah bebas, tidak berdimensi, fungsi
monomial dari kuantitas q.

• Prosedur :
(1) Data n kuantitas fisik q yang masuk kedalam suatu permasalahan khusus,
catat dimensinya dan bilangan k dari dimensi dasar. Akan ada (n – k)
suku  .
(2) Pilih k dari kuantitas2 ini, tidak ada satupun tidak berdimensi dan tidak
ada dua kuantitas yang mempunyai dimensi sama, masing2 untuk
eksponen yang tidak diketahui. Semua dimensi dasar harus dimasukkan
secara bersama-sama dalam kuantitas yang dipilih.

(3) Suku  yang pertama dapat dinyatakan sebagai hasil kuantitas yang
dipilih, masing-masing untuk eksponen yang tidak diketahui, dan satu
kuantitas lain untuk suatu pangkat yang diketahui (selalu diambil sebagai
satu).

(4) Pertahankan kuantitas yang dipilih dalam (2) sebagai variabel


pengulangan, dan pilih satu dari variabel2 yang bersisa untuk membangun
suku  berikutnya. Ulangi prosedur untuk suku  secara berurutan.

(5) Untuk setiap suku  , selesaikan untuk eksponen yang diketahui


dengan analisis dimensional.
• Hubungan yang sangat membantu.
(a) Jika suatu kuantitas tidak berdimensi, kuantitas itu adalah suku  tanpa
melewati prosedur diatas.

(b) Jika dua kuantitas fisik mempunyai dimensi yang sama, rasionya akan
satu dari suku-suku  . Sebagai contoh, L/L adalah tidak berdimensi
dan suatu suku  .

(c) Tiap suku  dapat diganti dengan pangkat berapa saja dari suku
tersebut, termasuk  1 . Sebagai contoh,  1 bisa diganti dengan  32
atau  2 dengan .
1/ 1
(d) Tiap suku  dapat diganti dengan mengalikannya dengan suatu
konstanta numerik. Sebagai contoh,  1 dapat diganti dengan 3 .
1

(e) Tiap suku  dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dari suku  lainnya
 2
. Sebagai contoh, jika terdapat dua suku  ,  
1
• Contoh 1
• Kembangkan suatu persamaan untuk jarak yang dijalani oleh benda jatuh
secara bebas dalam waktu T, asumsikan jarak bergantung pada berat dari
benda, percepatan gravitasi, dan waktu.

• Solusi

jarak s  f W , g , T 
atau

s  KW a g bT c
dimana K adalah suatu koefisien tidak berdimensi, secara umum
ditetapkan secara percobaan.

• Persamaan diatas harus homogen secara dimensi. Eksponen masing-


masing kuantitas harus sama pada masing-masing sisi persamaan, yg
dapat ditulis

   
F 0 L1T 0  F a LbT 2b T c
• Samakan eksponen F, L, dan T, dapat ditentukan 0 = a , 1 = b , dan 0 = -
2b + c, sehingga a = 0 , b = 1 , dan c = 2. Substitusi

s  KW 0 gT 2 atau s  KgT 2

• Catatan bahwa eksponen berat W adalah nol, menandai bahwa jarak


adalah bebas dari berat. Faktor K harus ditentukan dengan analisis fisik
dan/atau percobaan.

• Contoh 2
• Selesaikan masalah pada contoh 1 menggunakan teorema pi Buckingham

• Solusi
• Permasalahan dapat dinyatakan dengan fungsi jarak s, berat W,
percepatan gravitasi g, dan waktu T sama dengan nol atau, ditulis secara
matematika

f1 s, W , g , T   0
• Langkah 1
• List kuantitas dan satuan

s = panjang L , W = gaya F , g = percepatan L/T2 , T = waktu

Terdapat 4 kuantitas fisik dan 3 satuan dasar, jadi (4 – 3) atau satu suku
π.

• Langkah 2
• Pilih s , W , dan T sebagai kuantitas fisik yang menyediakan tiga dimensi
dasar F, L, dan T.

• Langkah 3
• Karena kuantitas fisik dimensi yang tidak sama tidak dapat ditambahkan
atau dikurangi, suku π dinyatakan sebagai hasil

1  s x W y T z g 


1 1 1

• Gunakan homogenitas dimensi menghasilkan

   
F 0 L0T 0  Lx1 F y1 T z1 LT 2 
• Samakan eksponen F , L, dan T, didapat 0 = y1 , 0 = x1 + 1 , 0 = z1 – 2 ,
sehingga x1 = -1 , y1 = 0 , z1 = 2. Substitusi kedalam persamaan diatas
menjadi

W 0T 2 g
1  s W T g 
1 0 2

s
Selesaikan untuk s dan catatan bahwa 1/π1 = K, didapat

s  KgT 2
3. Prinsip Keserupaan
• Model-model hidrolika, secara umum dapat berupa model sebenarnya
atau model terdistorsi. Model sebenarnya memiliki semua karakter utama
dari prototip yang dihasillkan kembali kedalam skala (sama secara
geometri) dan memenuhi batasan desain (kesamaan kinematik dan
kesamaan dinamik).

• Perbandingan model-prototip secara jelas menunjukkan bahwa kesesuaian


perilaku sering jauh melampaui keterbatasan yang diharapkan seperti
yang dibuktikan oleh keberhasilan operasi dari banyak struktur yang
didesain dari uji model.

• Kesamaan Geometrik
• Kesamaan geometrik ada antara model dan prototip jika rasio semua
dimensi yang sesuai dalam model dan prototip adalah sama. Rasio ini
dapat dituliskan

Lmod el Lm
 Lrasio  Lr
L prototip atau Lp (3.1)

dan Amod el L2mod el (3.2)


 2  L2rasio  L2r
Aprototip L prototip
• Kesamaan Kinematik
• Kesamaan kinematik ada antara model dan prototip (1) jika lintasan
partikel2 yang sepancaran bergerak adalah sama secara geometri dan (2)
Jika rasio kecepatan dari partikel2 sepancaran adalah sama.

Vm Lm / Tm Lm Tm Lr
• Kecepatan:    
V p L p / Tp L p Tp Tr

am Lm / Tm2 Lm Tm2 Lr
• Percepatan:  2
  2  2
a p L p / T p L p Tp Tr

Qm L3m / Tm L3m Tm L3r


• Debit:  3  3  
Q p L p / Tp L p Tp Tr
• Kesamaan Dinamik
• Kesamaan dinamik ada antara sistem yang sama secara geometrik dan
kinematik jika rasio semua gaya-gaya yang sepancaran dalam model dan
prototip adalah sama.

• Kondisi-kondisi yang diperlukan untuk kesamaan lengkap dikembangkan


dari hukum gerak Newton kedua, ∑ Fx = M ax . Gaya-gaya yang berupa
gabungan beberapa, sebagai berikut: gaya viskos, gaya tekanan, gaya
gravitasi, gaya tegangan permukaan, dan gaya elastisitas. Hubungan
berikut antara gaya-gaya aksi pada model dan prototip:

 gaya2 viskos  tekanan  gravitasi teg perm  elastisitas   M a


m m

 gaya2viskos  tekanan  gravitasi teg perm  elastisitas  M pap


• Rasio Gaya Inersia
• Rasio gaya inersia dikembangkan dalam bentuk berikut:
2
Fm M m am  L 2  Lr 
3
Lr
Fr     2   r Lr 
m m

Fp M p a p  L Tr 3
p p  Tr 
Fm
Fr    r L2rVr2   r ArVr2
Fp

• Persamaan diatas menyatakan hukum umum dari kesamaan dinamik


antara model dan prototip dan disebut sebagai persamaan Newtonian.

• Rasio Gaya Inersia-Tekanan


• Dikenal dengan bilangan Euler memberikan hubungan (gunakan T=L/V)

 

Ma L3  L / T 2 L4 V 2 / L2


L2V 2 V 2

2 2 2
pA pL pL pL p
• Rasio Gaya Inersia-Viskos
• Dikenal dengan nama bilangan Reynold yang ditentukan dengan
persamaan:

Ma Ma L2V 2 VL
  
A  dV  V  
   A    L2
 dy  L
• Rasio Gaya Inersia-Gravitasi
• Ditentukan dari

Ma L2V 2 V 2
 
mg L g Lg
3

• Akar kuadrat dari V / Lg dikenal sebagai bilangan Froude.


• Rasio Gaya Inersia-Elastisitas
• Dikenal dengan nama bilangan Cauchy yang ditentukan dengan
persamaan:

Ma L2V 2 V 2
 2

EA EL E

• Akar kuadrat dari rasio ini V / E/ dikenal sebagai bilangan Mach.

• Rasio Gaya Inersia-Tegangan Permukaan


• Dikenal dengan nama bilangan Weber yang ditentukan dengan persamaan

Ma L2V 2 LV 2
 
L L 
• Secara umum, engineer sangat memperhatikan pengaruh gaya dominan
terhadap aliran.
• Rasio Waktu
• Rasio waktu dibangun untuk pola aliran yang dibentuk pada dasarnya oleh
viskositas, gravitasi, tegangan permukaan, dan elastisitas adalah:

L2r
Tr 
r
Lr
Tr 
gr

r
Tr  L  3

r
r

Lr
Tr 
Er /  r
• Contoh 3
• Suatu model 1:15 dari sebuah kapal selam diuji dalam suatu reservoir
yang mengandung air garam. Jika kapal selam bergerak pada kecepatan
20 km/jam, pada kecepatan berapa semestinya model diseret untuk
kesamaan dinamik?

• Solusi
• Tinjau persamaan bilangan Reynold

VL VL
Re  
 
• Samakan bilangan Reynold untuk prototip dan model

Vp Lp Vm Lm 20  L p Vm  L p / 15
Re p  Re m    
p m p m
• Karena  p  m , maka Vm  300 km / jam
• Contoh 4
• Suatu model waduk dikuras dalam 4 menit dengan membuka sebuah
pintu air. Skala model adalah 1:225. Berapa lama seharusnya pintu
dibuka untuk mengosongkan prototip?

• Solusi
• Karena gravitasi adalah gaya dominan, rasio Qr

Qm L3m / Tm L3r
Qr   3 
Q p L p / Tp Tr
• Rasio waktu Tr harus dibangun untuk kondisi mempengaruhi aliran.
Persamaan dapat ditulis untuk gaya gravitasi dan inersia, sebagai berikut.

Fm Wm  m L3m
• Gravitasi    3   r L3r
Fp W p  p L p

• Inersia Fm M m am   m L3m  Lm / Tm2 Lr


   3    L3

Fp M p a p   p L p  L p / Tp2
r r
Tr2
• Samakan rasio gaya
Lr
Frgravitasi  Frinersia   L  L  2
3
r r
3
r r
Tr
• Rasio waktu Tr menjadi
 r Lr
1/ 2
 Lr 
Tr  Lr 
2
 atau Tr   
 r gr  gr 
karena gr = 1 , sehingga

L3r
Qr  1/ 2  L5r / 2
Lr

• Jadi Qm L3m Tm Tp
Qr   3   Lr  Lr 
5/ 2 3

Q p L p Tp Tm
dan
Tm 4
Tp    4 15  60 menit
1/ 2
Lr 1 / 2251/ 2

Anda mungkin juga menyukai