Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

KONSEP DASAR MEKANIKA FLUIDA

1. Besaran dan Satuan 4. Gas Ideal


2. Konsep Fluida Kontinum 5. Tekanan Uap dan
3. Pengukuran Massa dan Kavitasi
Berat Fluida 6. Energi dan Panas Jenis

1
1. BESARAN DAN SATUAN

• Fluida dapat dikarakteristik secara kuantitatif dan kualitatif, oleh karena


itu dibutuhkan suatu sistem untuk mempelajari karakteristik fluida.
• Deskripsi kualitatif atau ukuran variabel fisik tanpa nilai adalah definisi
dari besaran.
• Dalam fisika dasar, kita juga mengenal istilah dimensi yaitu suatu
besaran yang menunjukkan cara suatu besaran disusun dari besaran-
besaran primer.
• Besaran primer dengan dimensinya adalah massa [𝑀], panjang [𝐿],
waktu [𝑡], dan temperatur [𝑇].

2
• Besaran sekunder adalah besaran yang dimensinya dapat dinyatakan
dalam dimensi besaran primer, seperti luas =ሶ 𝐿2 , kecepatan =ሶ 𝐿𝑡 −1 ,
massa jenis =ሶ 𝑀𝐿−3 , dll. Jadi, untuk kecepatan [𝑉], dapat ditulis dalam
bentuk dimensi 𝑉 =ሶ 𝐿𝑡 −1 .
• Istilah lain yang tidak kalah penting adalah satuan yang didefinisikan
sebagai cara untuk menunjukkan kuantitas atau nilai suatu besaran
tertentu dengan pengukuran relatif terhadap definisi yang telah
disepakati.
• Ada lebih dari satu cara untuk memilih satuan untuk setiap besaran
primer.

3
• International System (SI). Dalam sistem SI, gaya merupakan besaran
turunan dengan satuan newton (N) yang didapatkan dari Hukum Kedua
Newton.
• British Gravitational (BG) System. Dalam sistem BG, massa merupakan
besaran turunan dengan satuan slug.
• English Engineering (EE) System. Dalam sistem EE, gaya dan massa
didefinisikan secara independen.
Sistem Sistem Gaya Massa Panjang Waktu Temperatur
Dimensi Satuan F M L t T
MLtT SI (N) kg m s K
FLtT BG lbf (slug) ft s °R
FMLtT EE lbf lbm ft s °R
Satuan dalam kurung menunjukkan besaran turunan pada sistem yang bersangkutan.

4
• Persamaan Hukum Kedua Newton dalam sistem EE mengalami
penyesuaian agar homogen secara dimensional dan dituliskan sebagai
𝑚𝑎
𝐹=
𝑔𝑐
yang mana 𝑔𝑐 adalah konstanta proposionalitas digunakan untuk
menentukan satuan gaya dan massa.
• Pada sistem SI, satuan massa ditentukan, kemudian satuan gaya
didefinisikan dari persamaan Hukum Kedua Newton dengan 𝑔𝑐 = 1,
begitu pula dengan sistem BG dengan satuan gaya ditentukan, kemudian
satuan massa didefinisikan dari persamaan Hukum Kedua Newton
dengan 𝑔𝑐 = 1.
• Sistem EE pada kondisi gravitasi standar (𝑔 = 𝑔𝑐 ), berat dan massa adalah
sama secara numerik. Selain itu, massa 1 lbm dan berat 1 lbf sering
dituliskan dalam bentuk pound (lb), sehingga hal-hal ini sering
menyebabkan kesalahan.
5
• Dalam sistem SI, gaya 1 N bekerja pada massa 1 kg akan memberikan
percepatan 1 m/s2, sehingga 1 N = (1 kg)(1m/s2).
• Diketahui bahwa percepatan gravitasi pada kondisi gravitasi standar
dalam SI adalah 9,807 m/s2 (9,81 m/s2), sehingga massa 1 kg memiliki
berat 9,81 N pada keadaan gravitasi standar.
• Dalam sistem BG, gaya 1 lbf bekerja pada massa 1 slug akan memberikan
percepatan 1 ft/s2, sehingga 1 lbf = (1 slug)(1 ft/s2).
• Karena gravitasi standar bumi diambil sebagai 𝑔 = 32,174 ft/s2 (32,2
ft/s2), maka massa 1 slug memiliki berat 32,2 lbf pada gravitasi standar.
• Pengertian 1 lbf pada sistem BG dan EE secara garis besar adalah sama,
hanya berbeda di satuan massa, maka 1 slug sama dengan 32,174 lbm
(atau 32,2 lbm).

6
• Simbol derajat tidak berlaku pada satuan temperatur absolut.
• Nama satuan ditulis dengan huruf kecil, meskipun nama tersebut berasal dari
nama penemunya.
• Singkatan nama satuan ditulis kapital hanya untuk satuan yang namanya
diperoleh dari nama penemunya.
• Contoh: gaya memiliki satuan yang berasal dari Sir Isaac Newton (1647-1723)
adalah newton (tidak ditulis Newton), dan disingkat sebagai N.
• Nama satuan dapat bersifat plural (dalam bahasa inggris), tetapi singkatannya
tidak bisa ditulis plural.
• Contoh: 5 m atau 5 meters (dalam bahasa inggris ditulis dalam bentuk plural)
adalah benar, bukan 5 ms atau 5 meter (dalam bahaa Inggris harus ditulis
plural).
• Pada akhir satuan tidak diperlukan tanda titik, namun dapat digunakan jika
memang dituliskan pada akhir kalimat.
7
• Tidak ada bedanya sistem mana yang digunakan selama konsisten
penggunaannya; misalnya, jangan campur slug dan newton.
• Jika data permasalahan ditentukan dalam satuan SI, maka gunakan
satuan SI pada keseluruhan penyelesaian masalah, begitu pula dengan
sistem lainnya.

8
2. KONSEP FLUIDA KONTINUM

• Seperti yang sudah dipelajari sebelumnya bahwa molekul-molekul fluida


tersebar secara luas, terutama dalam fase gas.
• Namun, akan lebih mudah dalam mempelajari fluida jika mengabaikan
sifat alami molekul fluida dan melihatnya sebagai kontinum, yaitu
medium homogen yang kontinu tanpa celah diantara molekulnya.
• Kontinum adalah idealisasi yang memungkinkan kita memperlakukan
properti fluida sebagai fungsi titik dalam variabel ruang dan
mengasumsikan sifatnya bervariasi dari satu titik dengan titik lainnya
tanpa ada ruang kosong atau lompatan diskontinuitas.

9
• Idealisasi ini berlaku selama ukuran sistem yang diacu relatif besar
terhadap ruang antar molekul, dengan kata lain model kontinum dapat
diterapkan selama panjang karakteristik aliran fluida jauh lebih besar
daripada mean free path molekul.
• Mean free path adalah jarak rata-rata statistik antara tumbukan molekul-
molekul yang berurutan.

Gambar. 2.1 Definisi kepadatan di suatu titik. (Fox, 2015)

10
• Sangat sulit mengetahui seberapa kecil ukuran 𝛿𝑉′ agar dapat
diasumsikan sebagai fluida kontinum, sehingga untuk mengetahui ukuran
suatu sistem apakah kontinum atau tidak, sebaiknya menggunakan
bilangan Knudsen (Knudsen number) yang didefinisikan sebagai
𝐾𝑛 = 𝜆/𝐿
• yang mana λ adalah mean free path molekul fluida dan L adalah
karakteristik panjang aliran fluida. Jika Kn sangat kecil (biasanya kurang
dari 0,01), fluida dapat diperkirakan sebagai media kontinum.
• Pada kasus rarefied gas flow, seperti yang ditemui dalam penerbangan
dengan elevasi yang sangat tinggi pada kondisi tekanan yang rendah,
maka mean free path dapat menjadi besar. Faktanya mean free path
molekul udara pada ketinggian 100 km adalah 0,1 m.
• Untuk kasus khusus ini harus meninggalkan konsep kontinum, melainkan
menggunakan sudut pandang mikroskopis dan statistik.

11
3. PENGUKURAN MASSA DAN BERAT FLUIDA

• Setiap karakteristik atau sifat dari suatu sistem disebut properti dan
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu properti intensif dan ekstensif.
• Properti intensif (intensive properties) adalah sifat yang tidak
bergantung pada massa sistem, seperti suhu, tekanan, dan massa jenis.
• Properti ekstensif (extensive properties) adalah sifat yang nilainya
bergantung pada ukuran atau luas sistem. Massa total, volume total, dan
momentum total adalah beberapa contoh properti ekstensif.

Gambar. 2.2 Kriteria untuk membedakan sifat intensif dan


ekstensif. (Cengel, 2018)
12
• Ketika membahas aliran kompresibel dan inkompresibel, sering
disinggung salah satu properti fluida, yaitu massa jenis atau densitas
(density) yang didefinisikan sebagai massa per satuan volume dan
dilambangkan dengan simbol 𝜌 (rho).
𝑚
𝜌=
𝑉
• Massa jenis digunakan untuk mengkarakterisasi massa sistem fluida.
• Dalam sistem BG, massa jenis memiliki satuan slug/ft3 dan satuannya
dalam SI adalah kg/m3.
• Secara umum, massa jenis suatu zat bergantung pada temperatur dan
tekanan.
• Untuk sebagian besar gas, massa jenisnya sebanding dengan tekanan dan
berbanding terbalik dengan temperatur.

13
• Di sisi lain, cairan dan padatan merupakan zat inkompresibel atau tidak
dapat dimampatkan, sehingga variasi massa jenisnya terhadap tekanan
dapat diabaikan.
• Nilai massa jenis dapat sangat bervariasi antara fluida yang berbeda,
tetapi untuk cairan, variasi tekanan dan temperatur umumnya hanya
berpengaruh kecil pada nilai 𝜌.
• Volume spesifik (specific volume) yang dilambangkan dengan 𝑣 adalah
kebalikan dari massa jenis, didefinisikan sebagai volume per satuan
massa dan dapat dituliskan
𝑣 = 𝑉 Τ𝑚 = 1/𝜌
• Jika massa jenis adalah properti untuk mengkarakterisasi massa fluida,
maka akan ada satu properti yang mengkarakterisasi berat suatu fluida,
yaitu berat jenis (specific weight) yang dilambangkan dengan simbol γ
(gamma) dengan definisi berat per satuan volume.

14
• Berat jenis dapat dikaitkan dengan massa jenis dengan persamaan
𝛾 = 𝜌𝑔
yang mana 𝑔 adalah percepatan gravitasi lokal.
• Dalam sistem BG, berat jenis memiliki satuan lb/ft3 dan dalam satuan SI
adalah N/m3.
• Terdapat satu properti fluida yang membandingkan massa jenis fluida
terhadap massa jenis air pada temperatur tertentu yang dinamakan
dengan rapat jenis (specific gravity) atau disebut sebagai SG.
• Temperatur air yang ditentukan biasanya adalah 4°C (39,2°F) yaitu
dengan massa jenis 1,94 slug/ft3 atau 1000 kg/m3.
• Rapat jenis dinyatakan dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut
𝜌
𝑆𝐺 =
𝜌𝐻2 𝑂 @4℃

15
• Karena rapat jenis merupakan rasio massa jenis, nilai SG tidak
bergantung pada sistem satuan yang digunakan.
• Sebagai contoh, bensin pada 20°C dan 1 atm memiliki rapat jenis adalah
0,68 maka massa jenis bensin adalah
𝜌𝑏𝑒𝑛𝑠𝑖𝑛 = 0,68 1,94 𝑠𝑙𝑢𝑔𝑠Τ𝑓𝑡 3 = 1,32 𝑠𝑙𝑢𝑔𝑠Τ𝑓𝑡 3
atau
𝜌𝑏𝑒𝑛𝑠𝑖𝑛 = 0,68 1000 𝑘𝑔Τ𝑚3 = 680 𝑘𝑔Τ𝑚3
• Massa jenis, berat jenis dan rapat jenis, ketiganya saling terkait, oleh
karena itu jika diketahui nilai salah satu properti tersebut, maka properti
dua lainnya dapat dihitung.

16
4. GAS IDEAL

• Telah diketahui bahwa gas sangat kompresibel dibandingkan dengan


cairan, sehingga perubahan massa jenis gas berhubungan langsung
𝑃
dengan tekanan dan temperatur melalui persamaan 𝜌 = atau dalam
𝑅𝑇
bentuk standar adalah
𝑃 = 𝜌𝑅𝑇
• di mana 𝑃 adalah tekanan absolut, 𝜌 massa jenis, 𝑇 temperatur absolut,
dan 𝑅 adalah konstanta gas.
• Persamaan ini biasanya disebut dengan hukum gas ideal, atau persamaan
keadaan (equation of state) untuk gas ideal, juga disebut hubungan gas
ideal (ideal-gas relation), sehingga gas yang mematuhi hubungan ini
disebut gas ideal.
17
• Kondisi gas ideal memiliki perilaku mendekati perilaku gas sebenarnya
ketika gas pada kondisi tidak mendekati fase pencairan atau mengembun.

• Definisi tekanan dalam fluida dalam keadaan diam adalah gaya normal
per satuan luas pada permukaan bidang baik bidang nyata atau imajiner
yang diberikan oleh molekul fluida pada permukaan bidang.
• Dari definisi tersebut, tekanan memiliki dimensi 𝐹𝐿−2 , dalam satuan BG
dinyatakan sebagai lb/ft2 (psf) atau lb/in2 (psi) dan dalam satuan SI
sebagai N/m2 biasa didefinisikan sebagai pascal, disingkat Pa.
• Tekanan dalam hukum gas ideal harus dinyatakan sebagai tekanan
absolut (absolute pressure), dilambangkan (abs), yang diukur relatif
terhadap ruang hampa sempurna atau tekanan nol mutlak.

18
• Tekanan standar atmosfer pada permukaan laut berdasarkan
perjanjian internasional adalah 14,696 psi (abs) atau 101,33
kPa (abs).
• Untuk sebagian besar perhitungan, tekanan ini dapat
dibulatkan menjadi 14,7 psi dan 101 kPa.
• Pengukuran tekanan relatif terhadap tekanan atmosfer lokal
disebut tekanan gage (gage pressure).

• Konstanta gas, R, tergantung pada gas tertentu dan terkait dengan berat
molekul gas, didapatkan dari𝑅 = 𝑅𝑢 /𝑀, di mana 𝑅𝑢 adalah konstanta
gas universal yang nilainya 𝑅𝑢 = 8,314 kJ/kmol∙K = 1,986 Btu/lbmol∙R,
dan M adalah massa molar gas atau juga disebut berat molekul gas.
• Skala temperatur dalam SI satuannya adalah kelvin yang dilambangkan
dengan K. Dalam sistem BG dan EE menggunakan skala Rankine,
satuannya adalah rankine, R.
19
• Untuk gas ideal dengan volume 𝑉 dan massa 𝑚, persamaan gas ideal juga
dapat ditulis sebagai
𝑃𝑉 = 𝑚𝑅𝑇
• Kemudian, diketahui bahwa jumlah mol 𝑁 = 𝑚/𝑀 dan konstanta gas 𝑅 =
𝑅𝑢 /𝑀, maka
𝑃𝑉 = 𝑁𝑅𝑢 𝑇
• Pada keadaan massa tetap, sifat gas ideal pada dua keadaan berbeda
setara satu sama lain dengan
𝑃1 𝑉1 𝑃2 𝑉2
=
𝑇1 𝑇2
• Dan karena 𝑣 = 𝑉/𝑚, maka gas ideal juga mematuhi hubungan
𝑃𝑣 = 𝑅𝑇

20
• Secara eksperimental, gas dengan massa jenis rendah persamaan gas
ideal 𝑃 − 𝑣 − 𝑇 mendekati perilaku gas sebenarnya.
• Massa jenis gas rendah pada tekanan rendah dan temperatur tinggi,
sehingga gas berperilaku seperti gas ideal.
• Gas seperti udara, nitrogen, oksigen, hidrogen, helium, argon, neon, dan
karbon dioksida bahkan gas yang lebih berat seperti kripton dapat
diperlakukan seperti gas ideal karena galatnya kurang dari 1%.
• Gas padat seperti uap air di pembangkit listrik tenaga uap dan uap
refrigeran di lemari es, AC, dan pompa panas (heat pump), tidak boleh
diperlakukan sebagai gas ideal karena berada pada keadaan mendekati
saturasi.

21
5. TEKANAN UAP DAN KAVITASI

• Zat murni dapat mengalami perubahan


fasa yang prosesnya sangat bergantung
pada temperatur dan tekanan.
• Pada satu tekanan tertentu,
temperatur ketika zat murni berubah
fasa disebut temperatur saturasi,
𝑇𝑠𝑎𝑡 .
• Demikian juga, pada satu temperatur Gambar. 2.3 Tekanan uap (tekanan saturasi) zat
tertentu, tekanan ketika zat murni murni (misalnya, air) adalah tekanan yang
berubah fasa disebut tekanan diberikan oleh molekul uapnya ketika sistem
berada dalam kesetimbangan fase dengan molekul
saturasi, 𝑃𝑠𝑎𝑡 . cairnya pada suhu tertentu. (Cengel, 2018)

22
• Ketika kondisi kesetimbangan tercapai, jumlah molekul yang
meninggalkan permukaan sama dengan jumlah molekul yang kembali ke
permukaan air, maka uap dikatakan jenuh dan tekanan yang diberikan
uap pada permukaan cairan disebut tekanan uap (vapor pressure), 𝑃𝑣 .
• Tekanan uap zat murni didefinisikan sebagai tekanan ketika uap dalam
kesetimbangan fasa dengan cairan pada temperatur tertentu.
• Tekanan uap adalah properti zat murni identik dengan tekanan saturasi
𝑃𝑠𝑎𝑡 cairan (𝑃𝑣 = 𝑃𝑠𝑎𝑡 ).
• Perhatikan, jangan sampai tertukar antara tekanan uap dengan tekanan
parsial. Tekanan parsial (partial pressure) didefinisikan sebagai
tekanan gas atau uap dalam campuran dengan gas lain.

23
• Mendidih (boiling), yang merupakan pembentukan gelembung uap
dalam massa fluida, dimulai ketika tekanan absolut dalam fluida
mencapai tekanan uap.
• Alasan penting mengetahui tentang tekanan uap dan pendidihan adalah
karena dalam fluida yang mengalir gerakan fluida dapat menyebabkan
penurunan tekanan, dan jika tekanan turun hingga tekanan uap, maka
pendidihan akan terjadi dan membentuk gelembung-gelembung pada
cairan.
• Ketika gelembung uap terbentuk dalam fluida yang mengalir, gelembung-
gelembung tersebut akan tersapu ke daerah dengan tekanan lebih tinggi
dan kemudian akan pecah dengan intensitas yang cukup untuk
menyebabkan kerusakan struktural.

24
• Pembentukan gelembung uap
dan kemudian pecah pada fluida
yang mengalir disebut dengan
kavitasi (cavitation).
• Kavitasi harus dihindari atau
setidaknya diminimalkan di
sebagian besar sistem aliran
karena mengurangi kinerja,
menghasilkan getaran dan
kebisingan yang mengganggu,
Gambar. 2.4 VA-11 Shkval ditembakkan dari tabung
dan menyebabkan kerusakan torpedo 533 mm standar pada kecepatan 50 knot,
pada peralatan. kemudian roket pendorong berbahan bakar padat
dinyalakan dan mempercepat torpedo ke kecepatan
superkavitasi yaitu 200 knot atau 370 km/h.
(navalpost.com 2020)

25
6. ENERGI DAN PANAS JENIS

• Satuan SI untuk energi adalah joule (J) atau kilojoule (kJ), yang mana 1 J =
1 N∙m.
• Dalam sistem EE, satuan energi adalah British thermal unit (Btu) yang
didefinisikan sebagai energi yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur air 1 lbm pada temperatur 68°F sebesar 1°F.
• Nilai energi dalam kJ dan Btu hampir sama, yaitu 1 Btu = 1,0551 kJ.
• Satuan energi lain yang terkenal adalah kalori (1 kal = 4,1868 J), yang
didefinisikan sebagai energi yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur 1 g air pada temperatur 14,5°C sebesar 1°C.

26
• Energi internal merupakan energi mikroskopis pada keadaan diam atau
tidak mengalir, sehingga dalam analisis fluida yang mengalir entalpi ℎ
merepresentasikan energi mikroskopis pada fluida yang mengalir per
satuan massa.
• Entalpi merupakan kombinasi properti 𝑢 dan 𝑃𝑣, atau dapat ditulis
𝑃
ℎ = 𝑢 + 𝑃𝑣 = 𝑢 +
𝜌
yang mana 𝑃/𝜌 adalah energi aliran (flow energy), atau disebut juga
kerja aliran (flow work), adalah energi per satuan massa yang dibutuhkan
untuk memindahkan fluida agar fluida terus mengalir.

Gambar. 2.5 Energi internal untuk fluida diam dan entalpi


untuk fluida mengalir. (Cengel, 2018)
27
• Dalam mekanika fluida, akan sering muncul istilah sistem kompresibel
sederhana, yaitu sistem dalam keadaan tanpa efek magnetik, listrik, dan
tegangan permukaan.
• Sehingga, energi total sistem kompresibel sederhana terdiri dari tiga
bagian: energi internal, kinetik, dan potensial yang pada basis satuan
massa dinyatakan sebagai 𝑒 = 𝑢 + 𝑘𝑒 + 𝑝𝑒.
• Fluida mengalir yang memasuki atau meninggalkan volume atur memiliki
bentuk energi tambahan, yaitu energi aliran 𝑃/𝜌, maka energi total fluida
yang mengalir berdasarkan satuan massa menjadi
𝑉2
𝑒𝑓𝑙𝑜𝑤𝑖𝑛𝑔 = 𝑃Τ𝜌 + 𝑒 = ℎ + 𝑘𝑒 + 𝑝𝑒 = ℎ + + 𝑔𝑧
2
yang mana ℎ = 𝑢 + 𝑃/𝜌 adalah entalpi, 𝑉 adalah besarnya kecepatan, dan
𝑧 adalah ketinggian sistem relatif terhadap titik referensi eksternal.

28
• Jika menggunakan metode pendekatan diferensial untuk energi internal
dan entalpi gas ideal dapat dinyatakan dengan panas spesifik sebagai
𝑑𝑢 = 𝑐𝑣 𝑑𝑇 atau 𝑑ℎ = 𝑐𝑝 𝑑𝑇
di mana 𝑐𝑣 dan 𝑐𝑝 adalah kalor jenis gas ideal dengan volume konstan dan
tekanan konstan.
• Selain itu, jika menggunakan nilai kalor spesifik pada temperatur rata-
rata, maka perubahan terbatas (finite changes) energi internal dan entalpi
dapat dinyatakan sebagai
Δ𝑢 ≅ 𝑐𝑣,𝑎𝑣𝑔 ∆𝑇 atau ∆ℎ = 𝑐𝑝,𝑎𝑣𝑔 ∆𝑇
• Untuk zat inkompresibel, kalor jenis volume konstan dan tekanan
konstan adalah identik. Oleh karena itu, 𝑐𝑝 ≅ 𝑐𝑣 ≅ 𝑐 untuk zat cair, dan
perubahan energi internal zat cair dapat dinyatakan sebagai ∆𝑢 ≅
𝑐𝑎𝑣𝑔 ∆𝑇.

29
• Perhatikan bahwa pada zat inkompresibel 𝜌 = konstan, maka diferensiasi
entalpi ℎ = 𝑢 + 𝑃/𝜌 menghasilkan 𝑑ℎ = 𝑑𝑢 + 𝑑𝑃/𝜌 , kemudian
dintegrasikan maka perubahan entalpi menjadi
∆ℎ = ∆𝑢 + ∆ 𝑃Τ𝜌 ≅ 𝑐𝑎𝑣𝑔 ∆𝑇 + ∆ 𝑃Τ𝜌
• Pada proses dengan tekanan konstan (∆𝑃 = 0) dalam cairan, maka ∆ℎ ≅
∆𝑢 ≅ 𝑐𝑎𝑣𝑔 ∆𝑇, sedangkan untuk proses temperatur konstan (∆𝑇 = 0)
dalam cairan, maka ∆ℎ = ∆ 𝑃 Τ 𝜌.

• Catatan penting: nilai berbagai properti fluida pada keadaan tertentu


dapat dilihat di tabel properti pada lampiran dari buku referensi 1, 2, dan
3.

30
PERTEMUAN SELANJUTNYA

• Komprebilitas Fluida dan Kecepatan Suara


• Viskositas

31
BUKU REFERENSI

1. Philip M. Gerhart, Andrew L. Gerhart, John I. Hochstein. (2016).


Fundamentals of Fluid Mechanics. 8th Edition. USA: John Wiley & Sons,
Inc.
2. Yunus A. Cengel & John M. Cimbala. (2018). Fluid Mechanics
Fundamental and Applications. 4th Edition. New York: McGraw-Hill
Education.
3. Robert W. Fox, Alan T. McDonald, and P. J. Pritchard. (2015). Introduction
to Fluid Mechanics. 9th Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
4. Naval Post (2020). A gamechanger weapon: Supercavitating Torpedo.
(diakses pada 21 Januari 2022). Tersedia pada https://navalpost.com/a-
gamechanger-weapon-supercavitating-torpedo/

32

Anda mungkin juga menyukai