Anda di halaman 1dari 15

A.

Besaran dan Satuan


Besaran adalah sesuatu yang diukur . erat kaitan nya dengan pengukuran ,
sedangkan pengukuran besaran besaran Fisika merupakan baguan terpenting dalam ilmu fisika .
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dan satuan .
Contoh : misalkan anda ingin menentukan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk mendidihkan air
.Tentu anda harus melakukan pengukuran jumlah air yang akan di didihkan . Satuan adalah
suatu besaran fisika khusus yang telah didefinikasikan dan disepakati untuk dibandingkan dengan
besaran lain dari jenis yang sama dalam berbagai pengukuran.
1. Besaran Pokok dan Besar Turunan
Menurut cara menentukan satuannya, terdapat dua jenis besaran ; yaitu besaran pokok dan
besaran turunan . Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih
dahulu . Misalnya , besaran panjang waktu dan massa.

Tujuh Besaran Pokok yang Lazim dikenal dalam Ilmu Fisika

Besaran Pokok

Satuan

Singkatan

O
1
2
3
4
5
6
7

Panjang
Massa
Waktu
Kuat arus listrik
Suhu
Identitas Cahaya
Jumlah Zat

Meter
Kilogram
Detik ( sekon )
Ampere
Kelvin
Candela
Mole

M
Kg
S
A
K
Cd
Mol

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari beberapa satuan
besaran pokok . satuan besaran turunan bergantung pada satuan besaran pokok . contoh besaran
tuunan adalah luas , volume , massa jenis dan laju . Volume sebuah kubus memiliki sebuah
rusuk 0,1 (misalnya) adalah 0,1 M x 0,1 M x 0,1 M =0,001 M . Massa jenis didefinisikan sebagai
massa persatuan volume . jika balok itu terbuat dari suatu bahan tertentu sehingga massa per
satuan kg maka massa jenis bahan balok itu adalah (0,5 kg ) / (0,001 M) =500kg/ M .
Contoh Besaran Turunan

N
o
1
2
3
4
5
6
7

Besaran Pokok

Satuan

Singkatan

Panjang
Gaya
Usaha
Tekanan
Massa jenis
Luas
Kecepatan
Percepatan

Meter
Newton
Joule
Pascal
Kilogram permeter kubik
Meter persegi
Meterpersekon
Meter persekon kuadrat

M
N (kg.m.s-2)
J (kg.m2.s-2)
Pa (kg.m.m-1.s-2)
Kg/ M
M2
m/s
m/s2

2. Sistem Internasional
System internasional atau (SI) baru terpakai sejak tahun 1970 . system internasional ini diturunkan
dari system matrix sehingga system ini lebih popular dengan nama system matrix . pembuatan system

yang seragam secara internasional bertujuan agar memperoleh keseragaman dalam pengukuran sehingga
dapat di pakaii diseluruh dunia . Sistem internasional diturunkan atas dasar bilangan kelipatan decimal
agar sesuai dengan dasar bilangan yang digunakan I seluruh dunia . Untuk menyatakan hasil pengukuran
dalam system internasional dapat dilakukan dengan menambahkan awalan pada system bearan pokok .

Faktor pengali dan nama awalnya

Faktor
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

Awalan
YottaZettaEksaPetaTeraGigaAttoFemtoPikoNano-

Symbol
Y
Z
E
P
T
G
a
F
P
N

Faktor
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

Awalan
MegaKiloHektoDekaYoktoZeptoMikroMiliSentiDesi-

Symbol
M
K
H
Da
Y
Z

M
C
D

A. Standar panjang
Dalam kegiatan pengukuran panjag lebar tinggi dan kedalaman tidak dilakukan dengan cara
membandingkan langsung benda yang akan diukur dengan standar meter , melainkan dngan
menggunakan alat pembanding yaitu alat ukur . pada alat ukur yang dijumpai skala ukuran yang
menunjukkan ukuran yang menunjukkan satuan panjang dan merupakan bagian dari meter, misalnnya
millimeter atau sentimeter . berdasarkan skala ini panjang suatu benda dapat ditentukan dan terbaca .
Panjang (Jarak) Beberapa Objek
OBJEK

Panjang

Jarak kuasa paling jauh yang diketahui dari bumi

1,4 x 10

Jarak galaksi paling dekat dari bumi

2 x 10

Jarak rata rata matahari dan bumi

1,50 x 10

Jarak rata rata bulan dan bumi

3,84 x 10

Jari jari bumi ( jarak kulit bumi pusat bumi )

6,37 x 10

Jarak Jakarta Surabaya

8,49 x 10

Panjang kertas A4

2.975 x 10

Diameter atom hydrogen

-10

B. Standar Massa
Untuk mengukur masa suatu benda dibutuhkan pula acuan yang jelas . untuk itu telah di
defenisikan standar massa slinder campuran platina-iradium yang mempunyai diameter dan
tinggi yang sama sebesar 39mm. yang disimpan di lembaga berat dan pengukuran
internasional di kota serves prancis .
Tabel 2.5 Massa beberapa objek
OBJEK
Matahari
Bumi
Bulan
Manusia

MASSA (KG)
1,99x10
5,98x10
7,36x10
~80

c. standar waktu
standar waktu yang masih digunakan sampe saat ini adala ssekon . seperti halnya panjang ,
standar waktu secara system internasional juga mengalami perubahan . kemudian para ahli
menyadari bahwa hari matahari rata rata berubah dari tahun ke tahun sehingga tidak cocok
sebagai standar pada tahun 1967 , dengan mengggunakan jam atom yaitu alat bekerja pada
getaran suatu atom tertentu telah di defenisikan standar waktu yang baru .

Dengan menggunakan jam atom satu sekon adalah waktu 9,192,631,770 kali periode
gelombang elektromaknetik yang di pancarkan karena transisi antara dua aras hipeerhalus
pada kedua dasar atom cesium 133 . satuan yang lainnya . contoh : satu menit =60 sekon .
1jam =60 menit . 1hari = 24 jam . untuk satuan hari dan tahun perlu kehatihatian mengingat
satuan satuan tersebut.terkait dengan gerak bumi dalam system tata surya kita . satuan hari
dan tahun bergantung pada palnet tempat pengamatan dilakukan .

d. standar kuat arus


Berdasarkan kesepakatan internasional sebagai standar kuat arus listrikditetapkan ampere .
satu amper di defenisikan sebagai besa kuat arus yang jika dialirkan pada masing masing
kawat dari dua kawat sejajar berdiameter amat sangat kecil yang panjang nya tak terhingga
dan terpisah oleh jarak 1meter dalam ruang hampa .

e. standar suhu
berdasarkan kesepakatan internasional sebagai standar suhu ditetapkan derajat Kelvin .
sebelum menggunakan derajat Kelvin ini sebagai stahdar suhu orang menggunakan derajat
celcius yang menetapkan titik beku air 0derajat .derajat Kelvin juga menggunakan acuan yang
sama yaitu titik beku air dan titik didih air . pada skala Kelvin ,titik beku air pada tekanan
atmotfer di tetapkam 273,15k dan titik didih air 373,15k.

f . standar intensitas cahaya


UNTUK standar jumlah zat secara interasional ditetapkan sebagai mole , sau molesuatu yang
terdiri dari 6,022x10 buah partikel yang nilain ya sama dengan bilangan Avogadro . standar
untuk bearan pokok dengan diringkas .

3. BESARAN EKSTENSIF DAN INTENSIF


Sifat Ekstensif
Keadaan termodinamika adalah keadaan makroskopik dari suatu sistem di mana sifat-sifatnya hanya ditentukan oleh
peralatan laboratorium yang menjaga sifat-sifat tersebut pada nilai tertentu yang dipilih dan tidak tergantung pada waktu.
Sifat Termodinamika dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif (extensive
property) jika nilai dan keseluruhan sistem merupakan peenjumlahan nilai dari setiap bagian yang menyusun sistem tersebut.
Nilai sifat ekstensif yang terukur bergantung pada seberapa banyak materi yang diukur. Massa, panjang dan volume
adalah sifat-sifat ekstensif. Semakin banyak materi, semakin besar massanya. Nilai-nilai dari sifat ekstensif dapat di
jumlahkan. Misalnya, dua keping uang logam mempunyai gabungan yang merupakan jumlah dari masing-masing
keeping uang itu, dan volume yang ditempati air dalam dua buah gelas merupakan jumlah dari volume air di tiap gelas
tersebut.
Sistem adalah bagian dari alam yang menjadi pusat perhatian langsung dalam eksperimen tertentu. Sistem dapat
dicirikan dari volume, yang besarnya tertentu, serta dari mol gas yang ada di dalamnya, yang bisa berubah-ubah bila
sistem bertukar molekul dengan sekelilingnya. Sifat Ekstensif sistem adalah sifat yang dapat ditulis sebagai jumlah dari
masing-masing sifat subsistem. Volume, massa dan energi adalah sifat-sifat ekstensif yang khas; volume dari suatu
sistem adalah jumlah dari volume-volume subsistem. Sifat ekstensif dipengaruhi oleh ukuran sistem dan dapat berubah
menurut waktu. Banyak analisis termodinamika melakukan perhitungan perubahan sifat ekstensif seperti massa dan
energi pada saat sistem berinteraksi dengan lingkungannya.
Sifat Intensif
Sifat intensif (intensive property) tidak dapat di akumulasikan seperti sifat ekstensif. Nilai sifat intensif tidak dipengaruhi
oleh ukuran sistem dan dapat bervariasi di setiap bagian sistem pada waktu yang berbeda. Dengan demikian, sifat
intensif merupakan sifat posisi fungsi waktu. Volume spesifik, tekanan dan temperatur adalah contoh sifat intensif yang
digunakan. Suatu sifat intensif sistem adalah sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat yang bersesuaian dengan masingmasing subsistem tersebut. Suhu dan tekanan adalah sifat-sifat intensif yang khas; jika suatu sistem pada 298 K dibagi
dua, suhu masing-masing bagian akan tetap 298 K.
Perbedaan sifat ekstensif dan intensif
Sebagai contoh untuk menjelaskan perbedaan antara sifat ekstensif dan intensif dapat digunakan contoh di mana terdapat
sejumlah massa yang terdiri dari beberapa bagian dan keseluruhannya memiliki temperatur yang sama. Massa dan
volume total yang dimiliki benda tersebut, merupakan penjumlahan dari massa dan volume setiap komponennya. Namun
demikian, temperatur total benda tersebut bukanlah merupakan jumlah dari temperatur masing-masing komponen,
melainkan temperatur setiap bagian benda tersebut adalah sama. Massa dan volume merupakan sifat ekstensif,
sedangkan temperatur adalah sifat intensif. Jadi, yang membedakan disini adalah, sifat intensif tidak bergantung pada
jumlah materi yang di ukur, sedangkan sifat ekstensif bergantung terhadap materi yang di ukur.

4. DIMENSII
Dalam fisika dan matematika, dimensi dari suatu ruang atau obyek secara informal diartikan
sebagai jumlah minimal koordinat yang dibutuhkan untuk menentukan titik-titik yang ada di
dalamnya.[1][2] Jadi, sebuah garis memiliki dimensi karena hanya satu koordinat yang dibutuhkan
untuk menentukan suatu titik di permukaannya (misalnya titik di garis angka 5). Permukaan

seperti bidang atau permukaan suatu tabung atau sfer memiliki dimensi keduanya karena
dibutuhkan dua koordinat untuk menentukan titik pada permukaannya (misalnya untuk
menentukan titik di permukaan dibutuhkan lintang dan bujurnya). Bagian dalam kubus, tabung
atau sfer bersifat tiga dimensi karena dibutuhkan tiga koordinat untuk menentukan suatu titik di
dalam ruangnya.

Dalam istilah fisika, dimensi merujuk pada struktur konstituen dari semua ruang (volum) dan posisinya dalam
waktu (dipersepsikan sebagai dimensi skalar di sepanjang sumbu t), serta cakupan spasial obyek-obyek di
dalamnya struktur yang memiliki korelasi dengan konsep partikel dan medan yang berinteraksi sesuai
relativitas massa dan pada dasarnya bersifat matematis. Sumbu ini atau sumbu lainnya dapat diarahkan untuk
mengidentifikasi suatu titik atau struktur dalam tanggapan dan hubungannya terhadap obyek lain. Teori fisika
yang mencakup unsur waktu (misalnya relativitas umum) dianggap terjadi dalam "ruang waktu" empat dimensi
yang didefinisikan sebagai ruang Minkowski). Teori modern cenderung lebih "berdimensi tinggi", termasuk
teori medan kuantum dan string. Ruang tetap mekanika kuantum adalah ruang fungsi berdimensi tidak
terbatas.
Konsep dimensi tidak dibatasi hingga benda fisik saja. Ruang berdimensi tinggi sering muncul dalam
matematika dan ilmu pengetahuan atas berbagai alasan, terutama dalam bentuk ruang konfigurasi sebagaimana
mekanika Lagrange atau Hamilton; keduanya adalah ruang abstrak dan terbebas dari ruang fisik yang
ditempati manusIA

1.KETIDAKPASTIAN ( KESALAHAN ) PENGUKURAN


Pengetahuan mengenai ketidakpastian pengukuran ini bertujuan agar personal yang berkompetensi mengenal
konsep dasarnya. Disamping itu, dapat mengetahui juga batasan-batasan (range) yang diperlukan dalam
melakukan perhitungan, baik itu oleh laboratorium penguji ataupun laboratorium kalibrasi.
Memang peran ketidakpastian pengukuran sangat penting guna menjaga mutu hasil uji agar penyajian data
terukur betul-betul dapat dipertanggungjawabkan. Terlebih lagi bagi laboratorium penguji/kalibrasi yang telah
menggunakan sistem manajemen mutu laboratorium ISO/IEC 17025:2008 dan ISO 15189.
Konsep Dasar Ketidakpastian Pengukuran
1). Pengukuran Kuantitatif
Sesungguhnya nilai yang diperoleh pada pengukuran kuantitatif merupakan suatu perkiraan
terhadap nilai benar (true value) dari sifat yang diukur.
2). Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi pada penyimpangan nilai benar :

Ketidaksempurnaan alat uji / alat ukur

Ketidaksempurnaan metode pengujian/pengukuran

Pengaruh personil (operator)

Kondisi lingkungan

3). Hasil pengukuran kuantitatif merupakan perkiraan saja, namun demikian berguna untuk
mengecek mutu produk.
4). Hasil analisis kuantitatif harus dapat diterima oleh semua pengguna.
5). Untuk meningkatkan mutu hasil analisis harus ada indikator mutu yang memenuhi syarat
antara lain :

Dapat diterapkan secara universal

Tetap / sesuai

Dapat diukur

Mempunyai arti yang jelas

Dari beberapa konsep diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator yang memenuhi syarat tersebut
adalah ketidakpastian.
Ketidakpastian
Definisi ketidakpastian (uncertainty) adalah parameter yang menetapkan rentang nilai yang
didalamnya diperkirakan terletak nilai kuantitas yang diukur.
Jadi bisa diartikan bahwa hasil pengukuran kuantitatif tidak tepat bila dilaporkan sebagai satu
angka atau nilai tunggal, misalnya pH = 3,7.
Dari hasil pengukuran tersebut kita tidak yakin bahwa nilai tersebut benar, namun akan lebih
yakin jika nilai tersebut adalah nilai perkiraan .
Jika customer yang mengujikan menghendaki pada nilai benar maka cara yang terbaik adalah
dengan melaporkan rentang nilai yang merupakan batas-batas perkiraan yang mana nilai
benar tersebut berada dalam rentang itu.
Nah, dari maksud inilah didalam menentukan dan menghitung rentang nilai disebut
menentukan nilai ketidakpastian.
Kesalahan (error)
Definisi dari kesalahan (error) adalah perbedaan antara hasil individual dengan nilai benar.
Sebenarnya nilai benar tidak diketahui, jadi kesalahan juga tidak diketahui dengan pasti.
Dalam hal ini ketidakpastian dan kesalahan adalah dua konsep yang sangat berbeda.

Berdasarkan penggolongannya, kesalahan dapat dibagi menjadi 2 yaitu kesalahan acak dan
kesalahan sistematik.
1. Kesalahan acak (random error) adalah kesalahan yang bersumber dari variasi yang bersifat acak
dan dapat terjadi diluar kendali personil yang melakukan pengukuran. Faktor kesalahan acak ini
sebenarnya dapat dikurangi dengan melakukan banyak pengulangan pengukuran.
2.

Kesalahan Sistematik (systematic error) atau bias sifatnya konstan atau dapat bervariasi yang
dapat diramalkan. Kesalahan ini tidak dapat dikurangi dengan cara pengulangan pengukuran. Walau
dapat dikoreksi, tetapi tidak bisa tepat atau eksak. Pada prinsipnya kita tidak bisa mengelak dari
adanya ketidakpastian pada kesalahan sistematis ini. Jika kita mengetahui faktor kesalahan ini,
sangatlah bermanfaat karena dapat digunakan untuk koreksi hasil pengukuran yang juga harus
diperkirakan. Nah, dari perkiraan itu dapat digunakan untuk perhitungan ketidakpastian.

Akurasi dan Presisi


Akurasi adalah kedekatan kesesuaian antara hasil pengukuran dengan nilai benar dari
kuantitas yagg diukur. Akurasi ini menyatakan ukuran seberapa dekat hasil pengukuran
terhadap nilai benar yang diperkirakan.
Sedangkan presisi adalah kedekatan suatu rangkaian pengukuran berulang satu sama lain.
Presisi merupakan ukuran penyebaran / dispersi suatu kumpulan hasil pengukuran. Disamping
itu presisi diterapkan pada pengukuran berulang tanpa menghiraukan letak nilai rata-rata
terhadap nilai benar.
Presisi sendiri diukur dalam bentuk replicability, repeatability, reproducibility.
V

re

rep

repr

pli

eat

oduc

ca

abil

ibilit

bili

ity

ty

S/B

S/B

b
e
l
S

S/

s
p
l
S

a
m
p
e
l
A
n

B&

a
li
s
A

2S

l
a
t
H

S/B

a
r
i
L

a
b

Estimasi Ketidakpastian
Melalui pendekatan sistematik, garis besar estimasi/evaluasi ketidakpastian adalah
mengkuantitasikan kesalahan dan mengkombinasikan (menggabungkan) kesalahan-kesalahan
tadi.
Proses estimasi sendiri meliputi 5 tahapan :
1)

Penetapan spesifik

2)

Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian

3)

Menentukan ketidakpastian baku

4)

Penggabungan ketidakpastian baku dan

5)

Perhitungan ketidakpastian yang diperluas

1). Penetapan spesifikasi


Maksudnya adalah kuantitas yang diukur atau diuji didefinisikan, artinya diberi spesifikasi
dalam bentuk formula atau persamaan.
Misalnya : konsentrasi = berat / volume larutan

2). Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian


Ketidakpastian pengukuran bersumber dari :

Kesalahan acak

Kesalahan sistematik

Uraian dari 2 hal tersebut telah dipaparkan diatas.


Sumber-sumber ketidakpastian harus diidentifikasi secara individual, sebelum menentukan
ketidakpastian pengukuran secara menyeluruh.
Jika kita masuk pada bab estimasi (kuantifikasi) ketidakpastian yang bersumber dari individual
maka estimasi ini akan melalui 2 tipe evaluasi yaitu evaluasi tipe A dan evaluasi tipe B.
Evaluasi tipe A.

Merupakan evaluasi komponen acak (random)

Nilai ketidakpastian diperoleh dari pengukuran berulang (via eksperimen)

Nilai ketidakpastian baku = = deviasi standar

Evaluasi tipe B

Merupakan evaluasi komponen random + sistematik

Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman

Nilai ketidakpastian diperoleh dari sumber informasi, misal :

Sertifikat kalibrasi

Spesifikasi alat / bahan

Handbook

Catalog

3). Penentuan Nilai ketidakpastian baku


a). = Quoted Ucertainty / faktor cakupan,
Jika QU sebagai faktor cakupan x deviasi standar
b). = QU/2
Jika Q.U. dinyatakan pada tingkat kepercayaan 95 %, populasi data memiliki distribusi
normal
c). =QU/3
jika kita yakin bahwa kesalahan yang lebih besar lebih mungkin terjadi, populasi data memiliki
distribusi rectangular.
d). =QU/6
jika yakin bahwa kesalahan yang lebih kecil lebih mungkin terjadipopulasi data memiliki
distribusi triangular.
4). Kombinasi (penggabungan) ketidakpastian baku
Semua ketidakpastian baku dari masing-masing sumber individual
dikombinasikan/digabungkan agar didapat nilai ketidakpastian yang menyeluruh.
Terdapat 3 aturan untuk melakukan proses penggabungan :
Aturan 1
Untuk penjumlahan atau pengurangan

Model : Y = a + b + c (a,b,c bisa positif atau negatif)


Model : Y = a + b + c (a,b,c dapat positip atau negatip)
Ketidakpastian baku gabungan :
y = [ a2 + b2 + c2 ]
Contoh :
Y=a+b+c
a = 9,27

a = 0,011

b = -2,33

b = 0,013

c = 5,11

c = 0,012

y = [ a2 + b2 + c2 ]
Y = 9,27 + (-2,33) + 5,11 = 12,05
y = [0,0112 + 0,0132 + 0,0122]
= [0,000121 + 0,000169 + 0,000144]
= 0,000434
= 0,020833
Y = 12,05 0,02
Aturan 2

Perkalian atau pembagian


Y = a.b.c atau Y = a/b.c

Ketidakpastian baku gabungan :


y = Y [ (a /a)2 + (b/b)2 + (c /c)2 ]

Contoh :
Y = a.b.c.

y = Y [ (a /a)2 + (b/b)2 + (c /c)2 ]

Y = 9,27 X 2,33 X 5,11 = -110,3714

y =
-110,3714 [(0,011 /9,27)2+(0,013/-2,33)2+(0,012 /5,11)2 ]

y = 0,6808
Y = -110,37 0,68
Aturan 3

Pangkat :
Y = an ( a = yang diukur, n = bil tetap)

Ketidakpastian baku gabungan :

y = (nY a ) / a
Persamaan Umum
Jika tidak dapat menggunakan ketiga aturan di atas, maka digunakan persamaan :

y = [ (dy /dp)2 x (b/Y)2 + (dy /dq)2 x(Q /Y)2 ]

5). Ketidakpastian Yang Diperluas


U = C x k

k : faktor cakupan
Nilai k = 2
(ini yang umum digunakan, distribusi normal 95%)

2, ANGKA PENTING
Pengertian Angka Pasti dan Tak Pasti (Ragu-Ragu)

Angka Pasti : Angka pasti adalah angka yang diberikan oleh alat ukur sesuai dengan ketelitiannya.

Angka Tak Pasti (Ragu-Ragu) : Angka tak pasti dalam ilmu pengukuran disebut error atau
uncertainty merupakan ketidakpastian karena keterbatasan alat ukur.

Setelah itu, langsung saja kita pelajari berikut


Aturan Aturan dari Angka Penting
Semua Angka (1, 2 ,3, 4, 5, 6, 7, 8, & 9) selain 0 (nol) pasti angka penting
Angka 0 (nol) ditengah-tengah suatu angka yang bukan nol, adalah pasti angka penting.
contoh : 203 (3 angka penting)
Angka 0 (nol) yang terletak dibelakang, merupakan tidak pentingcontoh : 200 (1 angka penting)
Angka 0 (nol) yang terletak dibelakang koma, merupakan angka penting
contoh : 2,00 (3 angka penting)
Angka 0 (nol) yang terletak didepan, merupakan angka tidak penting
contoh : 0,2 (1 angka penting)

Angka penting
Angka penting adalah bilangan yang diperoleh melalui pengukuran yang terdiri dari angka penting yang sudah
pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang ditaksir.
Seandainya kita mengukur panjang suatu benda menggunakan mistar (Batas ketelitian mistar adalah 1 mm atau 0,1
cm) dan melaporkan hasilnya dalam 3 angka penting, misalnya 4,55 cm. Jika panjang benda tersebut diukur
menggunakan jangka sorong (Batas ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm) dan hasilnya dilaporkan
dalam 4 angka penting, misalnya 4,485 cm dan jika diukur dengan mikrometer sekrup (Batas ketelitian mikrometer
sekrup adalah 0,01 mm atau 0,001 cm) dan hasilnya dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya 3,4845 cm. Ini
menunjukkan bahwa banyak angka penting yang dilaporkan sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian

suatu pengukuran. Makin banyak angka penting yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Tentu saja
pengukuran panjang benda dengan mikrometer sekrup lebih teliti daripada dengan jangka sorong dan mistar.
Hasil pengukuran menggunakan mistar tadi dinyatakan dalam bilangan yang mengandung 2 angka penting : 4,55 cm.
Dua angka pertama, yaitu : 4 dan 5 adalah angka pasti karena dapat dibaca pada skala, sedangkan satu angka terakhir,
yaitu 5 adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala, tetapi hanya ditaksir.
Angka penting dibagi menjadi 4
1. Angka penting dalam penjumlahan
2. Angka penting dalam pengurangan
3. Angka penting dalam perkalian \
4. Angka penting dalam pembagian

3. ALAT UKUR

Alat Ukur (Massa, Panjang, Waktu)


Alat Ukur - Sejak zaman dahulu orang telah melakukan pengukuran, seperti mengukur luas tanah,
mengukur massa badannya, dan mengukur selang waktu antara matahari terbit sampai tenggelam.
Sebenarnya alat ukur itu apa saja sih? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada kesempatan kali ini Zona
Siswa akan membahas Macam-macam Alat Ukur (Massa, Panjang, Waktu). Semoga bermanfaat.
Check this out!!!

Mengukur adalah membandingkan suatu besaran fisis dengan besaran fisis sejenis sebagai standar (satuan)
yang telah disepakati lebih dahulu. Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui nilai ukur suatu besaran
fisis dengan hasil akurat. Berikut di bawah ini adalah macam-macam alat ukur yang digunakan untuk
mengukur massa, panjang dan waktu.

A. Alat Ukur Massa

Untuk mengukur massa benda, kita dapat menggunakan timbangan. Timbangan dalam fisika sering disebut
neraca. Ada beberapa macam neraca, antara lain neraca pegas, neraca sama lengan, neraca O Hauss atau
neraca tiga lengan, neraca lengan gantung, dan neraca duduk.

1. Neraca Pegas
Neraca pegas sering disebut dinamometer berfungsi untuk mengukur massa dan atau berat benda. Neraca ini
mempunyai dua skala, yaitu skala N (newton) untuk mengukur berat benda dan skala g (gram) untuk mengukur

massa benda.
Sebelum menggunakan neraca pegas kalian harus menentukan posisi angka 0 terlebih dahulu dengan memutar
sekrup yang ada di atasnya, baru kemudian menggantungkan benda pada pengait.

Neraca Pegas

2. Neraca Sama Lengan


Neraca sama lengan biasa digunakan untuk menimbang emas. Neraca ini mempunyai dua piringan. Satu piringan
sebagai tempat beban dan satu piringan lagi sebagai tempat anak timbangan. Dalam keadaan seimbang berat
beban sama dengan berat anak timbangan.

Neraca Sama Lengan

B , ALAT UKUR WAKTU


Macam-macam Alat Ukur Waktu
Standar satuan untuk waktu adalah sekon (detik). Pada awalnya, satu sekon merupakan waktu
yang besarnya 1/86.400 hari dari rata-rata perputaran bumi.

Karena waktu perputaran bumi selalu berubah dari tahun ke tahun, maka standar waktu ini
tidak bertahan lama.

Dengan ditemukannya jam atom, menurut kesepakatan para ahli ditetapkan bahwa 1 sekon
adalah waktu yang diperlukan oleh atom cesium untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali
(angka ini tidak perlu kamu hafalkan).

Berbagai satuan waktu terhadap sekon (detik) adalah:


1 menit = 60 detik

1 jam = 60 menit = 3.600 detik.


1 hari = 24 jam = 1.440 menit = 86.400 detik.

Alat yang digunakan untuk mengukur waktu adalah arloji dan stopwatch.
a. Arloji
Arloji sering digunakan orang dalam keseharian. Pada arloji terdapat tiga jarum, yaitu jarum
jam, jarum menit, dan jarum detik. Masing-masing jarum menunjuk skala yang berbeda.
Satu skala pada jarum jam menunjuk skala yang berbeda. Satu skala menunjukkan jam, satu
skala menunjukkan menit,dansatus kala menunjukkan detik.
Ada lagi arloji digital yang didasarkan pada banyaknya getaran yang dilakukan oleh sebuah
kristal kuarsa yang sangat kecil. Arloji digital langsung menunjuk skala jam, menit, dan detik.

b. Stopwatch Untuk mengukur selang waktu yang singkat pada suatu peristiwa
yang sedang berlangsung, biasanya menggunakan stopwatch. Alat ini biasanya
digunakan untuk praktek di laboratorium atau dalamolahraga.
Caranya dengan menghidupkan stopwatch pada saat peristiwa berlangsung dan
menghentikannya sampai peristiwa selesai. Angka yang ditunjukkan merupakan
lama waktu yang diukur. Stopwatch dijalankan dan dihentikan dengan menekan
tombol yang sama pada stopwatch.

C. ALAT UKUR PANJANG

1. Mistar (Penggaris)
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki skala terkecil
1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm.
Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan dengan skala
pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan menyebabkan kesalahan dalam
pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran aslinya.
Contoh:

2. Jangka Sorong
Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa digunakan untuk mengukur diameter suatu
benda. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis, Pierre Vernier. Jangka
sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala panjang yang terdapat pada
rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek pada rahang geser adalah skala nonius atau
vernier, diambil dari nama penemunya. Skala utama memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala
nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10 skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada
skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01
cm.
Contoh:

Gambar (a) menunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong dan gambar (b) menunjukkan skala jangka sorong.
Panjang benda diukur dengan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar (b). Pada gambar di atas skala utama
(sku) 62 skala dan skala nonius (skn) 4 skala. Sehingga dapat diketahui panjang benda yang diukur dengan
cara berikut:
Panjang benda = sku . 1 mm + skn . 0,1 mm
= 62 . 1 mm + 4 . 0,1 mm
= 62 mm + 0,4 mm
= 62,4 mm

Anda mungkin juga menyukai