Plagiarime
Dalam publikasi ada satu hal penting yang harus dihindari, yaitu plagiarisme. Jika Anda termasuk yang hobi melakukan
salin-tempel (copy-paste), buang jauh-jauh kebiasaan tersebut ketika menulis publikasi ilmiah. Bukannya kita dilarang
mengutip, tetapi berikan kredit kepada penulisnya ketika Anda melakukannnya. Tulis sumbernya dengan lengkap. Justru
dengan mengacu penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penelitian kita bukan penelitian yang ujug-ujug atau tanpa
latar belakang yang jelas, disamping menghindari mengulang penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain.
Terlalu banyak cerita sedih tentang plagiarisme yang mengakhiri karir seseorang. Masih hangat di ingatan kita kasus
mahasiswa S3 sebuah perguruan di Jawa Barat yang juga seorang dosen yang melakukan plagiasi dalam makalah yang
dipresentasikan dalam sebuah konferensi internasional, atau kasus dosen yang juga profesor di universitas swasta di Jawa
Barat yang menyadur makalah ke dalam tulisan opini di Jakarta Post tanpa memberikan kredit kepada sumbernya.
Beberapa tahun yang lalu, kasus salah satu pengamat sosial terkemuka jebolan universitas terkemuka di Yogyakarta yang
harus rela gelar doktornya dicabut karena kasus plagiarisme dalam disertasinya. Itu hanya beberapa kasus besar yang
mencuat ke permukaan karena peranan media yang sangat luar biasa.
Dalam literatur banyak definisi plagiarisme yang bisa dikemukakan. Tingkatannya juga beragam, mulai dari kekurang hatihatian dalam menulis sumber sampai dengan yang mentah-mentah menyalin tulisan lain tanpa menyebutkan sumbernya
atau bahkan hanya mengganti nama penulis. Termasuk di dalamnya adalah swaplagiarisme (self-plagiarism),
menggunakan sebagian tulisan sendiri yang sudah diterbitkan tanpa mengutip sumbernya.
Plagiarisme dapat terjadi dengan atau tanpa mengutip sumber atau tulisan lain. Situs http://www.plagiarime.org
memberikan gambaran tingkatan tingkat plagiarisme dengan metafor yang sangat menarik, seperti terangkum pada Tabel 2.
Kecurangan yang tidak kalah buruk dari plagiarisme adalah pabrikasi data. Data dipalsukan supaya hasil penelitian terlihat
meyakinkan. Beragam modus bisa dilakukan, mulai tidak pernah melakukan penelitian laboratorium atau lapangan, tiba-
tiba data lengkap. Atau melakukan pengumpulan data sekadarnya, sedang yang lain disesuaikan. Atau mungkin mengubah
data yang sudah dikumpulkan supaya sejalan dengan kerangka pikir atau teori atau hipotesis yang sudah dirancang
sebelumnya.
Tabel 2. Jenis-jenis plagiarime
Metafor
Keterangan
Sumber tidak dikutip
The Ghost Penulis mengakui
Writer
keseluruhan karya orang lain
sebagai karyanya.
The
Penulis menyalin sebagian
Photocopy besar dari sebuah sumber
tanpa perubahan.
The
Penulis menyamarkan
Potluck
plagiarisme dengan
Paper
menyalin dari banyak
sumber dengan sedikit
perubahan supaya koheren.
Sebagian besar tulisan
disalin apa adanya tanpa
perubahan.
The Poor Penulis menggunakan karya
Disguise orang dengan sedikit
mengubah tampilan atau
kalimat.
The Labor Penulis meluangkan waktu
of Laziness untuk melakukan parafrase
(mengubah kalimat dengan
mengganti beberapa kata)
dari banyak sumber
sehingga terlihat menyatu,
tetapi malas menggunakan
waktu tersebut untuk
merangkai kalimat sendiri.
The Self- Penulis menggunakan
Stealer
tulisannya sendiri dalam
porsi yang signifikan.
Sumber dikutip
The
Penulis mengutip sumber
Forgotten tulisan, tetapi informasi
Footnote spesifik sumber tidak
dituliskan dengan jelas,
sehingga sumber sulit
dilacak.
The
Penulis memberikan sumber
Misinforme yang tidak akurat, sehingga
r
sumber sulit dilacak.
The Too- Penulis mengutip sumber
Perfect
dengan benar tetapi tidak
Paraphras menuliskan teks yang
e
dikutip kata-per-kata dalam
kutipan.
The
Penulis mengutip semua
Resourcefu sumber dengan benar,
l Citer
melakukan parafrase, dan
juga menuliskan dalam
tanda kutip untuk kutipan
langsung kata-per-kata,
tetapi tulisan tidak
mengandung ide baru.
The Perfect Penulis mengutip dengan
Crime
benar pada beberapa tempat,
tetapi pada beberapa tempat
yang lain melakukan
parafrase argumen lain tanpa
kutipan yang benar,
sehingga argumen yang