Anda di halaman 1dari 54

BAHAN KULIAH

TEORI
MODEL ANALISA
DAN DIMENSI
Dosen : DR. Haryo Dwito Armono, ST, M.Eng

Model Analisa dan Dimensi

johnny mt.s PS-FTK


1
A.1. Satuan Fisik
Satuan fisik ditampilkan untuk suatu benda berupa panjang (m), massa (kg),
berat (N), viskositas, temperatur dan lain-lainnya. Satuan fisik dibagi dua group yakni
Primary Quantities dan Secondary Quantities. Primary quantities hanya mempunyai
dimensi satu berupa panjang saja atau satu macam satuan saja. Secondary quantities
mempunyai dimensi lebih dari satu.

A.2. System Satuan


Ada 2 system satuan yang digunakan yakni physik system (absolut) dengan
satuan M = massa, L = panjang, T = waktu (M L T) dan engineering system dengan
satuan F = gaya, L = panjang, T = waktu (F L T ).
Pada sistim absolut/ fisik termasuk primary quantities.

Tabel III- 1 Sistim Dimensi


Dimensions
Unit Generally
No. Quantity Symbol MLT FLT
Adopted
system system
Geometric
1. Length m l L L
2. Area m2 A L2 L2
3. Volume m3 V L3 L3
4. Slope - S - -
Kinematic
5. Time sec T T T
6. Velocity (linear) m/sec v LT-1 LT-1
7. Velocity (angular) rad/sec ω T-1 T-1
8. Acceleration (linear) m/sec2 f LT-2 LT-2
9. Acceleration (angular) rad/sec2 α T-2 T-2
10. Discharge m3/sec Q L3T-1 L3T-1
11. Gravitational acceleration m/sec2 g LT-2 LT-2
12. Kinematic viscosity m2/sec ν (nu) L2T-1 L2T-1
Dynamic
13. Mass kg M M FL-1T2
14. Force N F MLT-2 F
15. Weight N W MLT-2 F
16. Mass density slug/cum ρ ML-3 FL-4T2
17. Specific weight kg/cum w ML-2T-2 FL-3
18. Dynamic viscosity kg sec/m2 μ (mu) ML-1T-1 FL-2T
19. Surface tension kg/m λ MT-2 FL-1
20. Elastic modulus kg/m2 E ML-1T-2 FL-2
21. Pressure intensity N/m2 p ML-1T-2 FL-2
22. Shear intensity N/m2 τ ML-1T-2 FL-2
23. Work, Energy kg.m W, E ML2T-2 FL
24. Impulse, momentum kg.m/sec I, M MLT-1 FT
25. Torque kg.m T ML2T-2 FL
26. Power kg.m/sec P ML2T-3 FLT-1

johnny mt.s PS-FTK


2
Persamaan Homogen Dimensi dan Analisa Dimensi

Persamaan dikatakan berdimensi homogen jika dimensi setiap suku dari suatu persamaan
adalah identik/sama. Setiap persamaan secara fisik diawali dari penomena analisa
keserupaan, seperti persamaan dari suatu sistim satuan.
Untuk mendapatkan jumlah variabel dari suatu persamaan dapat ditentukan dengan
netode; 1. Metode Rayleigh
2. Metode Buckingham
3. Metode Matrik

Metode Rayleigh
Jika suatu debit mempunyai saling perhubungan satu dengan lainnya dari Q1,
Q2, Q3, Q4 dan seterusnya, maka hubungan diekspresikan manjadi Q1 = K.Q2a Q3b Q4d
K disebut sebagai parameter tak berdimensi

contoh-1 ; suatu pendulum mempunyai perioda t dan panjang nya adalah l dan
percepatan gravaitasi g, maka persamaannya adalah
t = K. la.gb satuannya adalah sesuai dengan LMT adalah
T = La. Lb.T-2b
sehingga untuk harga L -----Æ 0 = a + b
untuk harga T ------Æ 1 = -2b jadi b = -1/2
dan a = ½
sehingga nilai t = K. la.gb ---Æ menjadi t = K. l(1/2).g(-1/2)
l
t = .K .
g

contoh-2 ; Sebuah tangki tengelam sebagaian dalam air. Tahanan gerak R bergantung
pada kerapaan fluida ( ρ ), viskositas dinamik (μ) panjang tangki (l), kecepatan gerak
tangki (v) dan percepatan gravitasi (g)
Tunjukkanlah bahwa tahanan gerak tangki dapat dituliskan menjadi

⎡⎛ μ ⎞ ⎛ l.g ⎞⎤
R = ρ .l 2 v 2 .φ ⎢⎜⎜ ⎟⎟, ⎜ 2 ⎟⎥
⎣⎝ ρ .v.l ⎠ ⎝ v ⎠⎦

penyelesaian : untuk persamaan tanahanan tersebut dituliskan sebagai berikut

R = K.( ρa.lb.vc.μd.ge)

dimana : R = resistan/ tahanan ; K = konstanta (non dimentional) ; ρ =kerapatan fluida, l =


panjang tangki, v = kecepatan gerak tangki, μ = viskositas dinamik fluida, g =
gravitasi, sedangkan a,b,c,d,e adalah parameter yang tidak diketahui dan akan
dicari besarnya.

Analisa dimensi menjadi:

johnny mt.s PS-FTK


3
gunakan tabel diatas lihat bahwa R (resistance) = Gaya (F) = [MLT-2],
ρ = [ML-3] ; l = L ; v = [LT-1] ; μ =[ML-1T-1] ; g = [LT-2]

sehingga

R = K.( ρa.lb.vc.μd.ge)
a b c d e
[MLT-2] = 1. [(ML-3) .( L) .( LT-1) .( ML-1T-1) .( LT-2) ]

Harga pangkat/eksponen dari dimensi L adalah

L = L-3a. Lb. Lc. L-d. Le

1 = -3a + b + c - d + e ----------------------------------(1)

Harga pangkat/eksponen dari dimensi M adalah

M = Ma. Md.

1 = a + d ---------------------------------------------------(2)

Harga pangkat/eksponen dari dimensi T adalah

T-2 = T -c. T-d. T -2e

- 2 = - c -d - 2e --------------------------------------------(3)

Persamaan (1) (2) dan (3) dicari besaran a,b,c dengan tiga persamaan tersebut dihasilkan
sebagai berikut;

Untuk persamaan ( 2 ) a = 1 – d
Untuk persamaan ( 3 ) c = -d – 2e + 2
Untuk persamaan ( 1 ) b = 1 + 3a – c +d –e dimana harga (a) dan (c) sudah didapat
diatas sehingga menjadi b = 1 + 3(1-d) – (- d - 2e + 2) +d - e
b=2 -d+e
a b c d e
Sehingga persamaan ini R = K.( ρ .l .v .μ .g ) mempunyai pangkat a, b, c, d, e akan
menjadi

R = K.( ρ(1-d).l(2 – d + e).v( -d -2e + 2).μd.ge)

Gabungkan yang mempunyai pangkat yang sejenis seperti

R = K [( ρ1.l2. v2) (ρ-d. l-d. v-d. μd).( le.v -2e.ge)]

johnny mt.s PS-FTK


4
Perhatikan pangkat yang minus dan positif yang ( - ) berarti sebagai penyebut sedangkan
yang ( + ) sebagai pembilang. persamaan tersebut menjadi

d
⎛ μ ⎞ ⎛ l.g ⎞
e

R = K .ρ .l 2 .v 2 ⎜⎜ ⎟⎟ ⎜ 2 ⎟
⎝ ρ .l.v ⎠ ⎝ v ⎠

Maka persamaan tersebut diatas menjadi sebagai berikut ;

⎡⎛ μ ⎞ ⎛ l.g ⎞⎤
R = ρ .l 2 .v 2 .φ ⎢⎜⎜ ⎟⎟,.⎜ 2 ⎟⎥ terbukti seperti soal diatas. (OK)
⎣⎝ ρ .l.v ⎠ ⎝ v ⎠⎦

contoh-3 ; Debit yang keluar dari lubang orifices diameter D, dengan tingi tekan H
bergantung pada kerapatan fluida (ρ ), viskositas dinamik (μ) dan percepatan gravitas
(g) buktikan dengan fungsi untukpersamaan tersebut.

Q = f .(D, H , ρ .μ , g )

maka − Q = K .D a .H b .ρ c .μ d .g e

Analisa dimensi menjadi:


gunakan tabel diatas lihat bahwa Q (debit ) = [L3T-1], D (diameter lubang) = [ L ]
H (tinggi head) = [ L ] , ρ = [ML-3] ; μ =[ML-1T-1] ; g = [LT-2]

sehingga ;

Q = K .D a .H b .ρ c .μ d .g e

a b c d e
[L3T-1] = 1. [(L) .( L) .( ML-3) .( ML-1T-1) .( LT-2) ]

Harga pangkat/eksponen dari dimensi L adalah

L3 = La. Lb. L-3c. L-d. Le

3 = a + b - 3c - d + e ----------------------------------(1)

Harga pangkat/eksponen dari dimensi M adalah

M0 = Mc. Md.

0 = c + d ---------------------------------------------------(2)

Harga pangkat/eksponen dari dimensi T adalah

johnny mt.s PS-FTK


5
T-1 = T -d. T -2e

- 1 = -d - 2e --------------------------------------------(3)

Persamaan (1) (2) dan (3) dicari besaran a,b,c dengan tiga persamaan tersebut dihasilkan
sebagai berikut;

Untuk persamaan ( 2 ) c = - d
Untuk persamaan ( 3 ) e = - 0,5 d + 0,5
Untuk persamaan ( 1 ) 3 = a + b – 3c - d + e dimana harga (c) dan (e) sudah didapat
diatas sehingga menjadi 3 = a + b - 3(-d) – d + (- 0,5 d + 0,5)
a = - b - 1,5 d + 2,5

Sehingga persamaan ini Q = K .D a .H b .ρ c .μ d .g e mempunyai pangkat a, b, c, d, e akan


menjadi

Q = K.( D(- b – 1,5d + 2,5).H b. ρ - d .μd.g(- 0,5 d + 0,5)


)

Gabungkan yang mempunyai pangkat yang sejenis seperti

Q = K. ( D 2,5 . g 0,5) ( D- b .H b). (ρ - d .D – 1,5d .μd.g- 0,5 d )

Perhatikan pangkat yang minus dan positif yang ( - ) berarti sebagai penyebut sedangkan
yang ( + ) sebagai pembilang. persamaan tersebut menjadi

d
⎛H⎞ ⎛ μ ⎞
b

Q = K .⎛⎜ D 2 .D 2 .g 2 ⎞⎟.⎜ ⎟ ⎜ ⎟
1 1

⎝ ⎠ ⎝ D ⎠ ⎜ ρ .D 3 2 .g 1 2 ⎟
⎝ ⎠

1
⎛H ⎞ 2
⎜ ⎟
Jika persaman tersebut diatas dikalikan dengan ⎝ D ⎠ 1
⎛H⎞ 2
⎜ ⎟
⎝D⎠

akan dihasilkan persamaan baru sebagai berikut ;

d
⎛H⎞
b− 1
2 ⎛ μ ⎞
Q = K .⎛⎜ D .D 2 .g 2 .H 2 .D 2 ⎞⎟.⎜ ⎟ ⎜ ⎟
1 1 1 −1
2
⎝ ⎠⎝ D ⎠ ⎜ 3 1 ⎟
⎝ ρ .D .g
2 2

johnny mt.s PS-FTK


6
Jika persamaan diatas dimanipulasi dengan mengalikannya dengan

⎛π ⎞
⎜ . 2⎟
⎝ 4 ⎠
⎛π ⎞
⎜ . 2⎟
⎝4 ⎠

maka akan menghasilkan persamaan baru ;

⎛⎛ π ⎞ ⎞
b− 1 ⎛ ⎞
d
⎜⎜ . 2 ⎟ ⎟
⎛H⎞ 2
μ
Q = K .⎛⎜ D 2 ..g 2 .H 2 . ⎞⎟.⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜⎝ 4 ⎠
1 1

⎝ ⎠⎝ D ⎠ ⎜ 3 1 ⎟ ⎜ ⎛π ⎞⎟
⎝ ρ .D .g
2 2
⎠ ⎜ ⎜ . 2 ⎟⎟
⎝ ⎝4 ⎠⎠

d
⎛ π .D 2 ⎞⎛ H ⎞
b− 1
2 ⎛ μ ⎞
Q=
K
.⎜⎜ . . 2.g.H . ⎟⎟.⎜ ⎟ ⎜ ⎟
π 4 ⎠⎝ D ⎠ ⎜ 3 1 ⎟
2 ⎝ ⎝ ρ .D .g
2 2

4
d
b− 1 ⎛ ⎞
( ) ⎛H⎞ μ
2
Q=
K
. . A. 2.g .H . .⎜ ⎟ ⎜ ⎟
π ⎝D⎠ ⎜ 3 1 ⎟
⎝ ρ .D .g
2 2
2 ⎠
4

(
Q = Cd . . A. 2.g.H . )
⎡ H ⎛ μ ⎞⎤
⎛ ⎞
C d = .φ ⎢⎜ ⎟, ⎜ ⎟⎥

⎢⎝ D ⎠ ρ .D 2 .g 1 2
3 ⎟⎥
⎣ ⎝ ⎠⎦

dimana ; Cd = koeffisien pengaliran


A = luas penampang oriffice
H = tinggi muka air terhadap oriffice (tinggi head)

johnny mt.s PS-FTK


7
Metode Buckingham (Cara phi teori)

Cara ini dapat digunakan untuk bentuk konstanta variabel tak berdimensi. Jika m
buah penomena varibel yang mempengaruhi dapat diekspresikan dalam n suku satuan
dasar, kemudian dimasukkan kedalam grup m variabel untuk membuktikan (m – n)
konstanta tak berdimensi. Oleh Buchingkam konstanta ini disebut sebagai π1, π2, dan π3

i. membandingkan jumlah variabel dengan jumlah satuan dasar dan mendapatkan


konstanta tidak berdimensi, phi teori adalah (jumlah konstanta tak berdimensi)
= (jumlah variabel) – (jumlah satuan dasar).

Tabel III- 2 Contoh Jumlah konstanta tak berdimensi


Jumlah konstanta
Contoh variabel Jumlah variable Jumlah satuan dasar
tak berdimensi

L, g, t 3 2 (L,T) 3=2=1
L, v, g 3 2 (L, T) 3–2=1
P, D, ρ, Q 4 3 (L, T, M) 4–3=1
F, D, v, ρ, μ 5 3 (L, T, M) 5–3=2
Q, H, g, ν 4 2 (L, T) 4–2=2
D, N, μ, p, R 5 3 (L, T, M) 4–3=1
l, v, R, μ, g, R 6 3 (L, T, M) 6–3=3
Δp, D, l, ρ, μ, v, t 7 3 (L, T, M) 7–3=4
6 3 (L, T, M) 6–3=3
l, v, ρ, μ, E, R

ii. Menyeleksi variabel pengulangan. Jumlah variabel pengulangan akan


seimbang dengan jumlah satuan dasar variabel pengulangan dengan satu atau
lebih satuan dasar dan tak harus dikurangi dengan parameter tak berdimensi.
iii.Variabel pengulangan selanjutnya diseleksi. Pilihan yang benar akan
mendapatkan bentuk geometrik seperti L dan d dalam fluida (ρ, μ) untuk
aliran adalah v, sehingga pilihan ini akan baik bila diambil sebagai l,d,v, ρ
aliran fluida.
iv.Variabel pengulangan setiap harga index dalam group dengan bentuk variabel
pengulangan konstanta tak berdimensi.

contoh : variabel F, D, v, ρ, g, μ = ada 6 variabel


satuan dasarnya ada 3 (LMT), dengan demikian akan menghasilkan konstanta tak
berdimensi= 6 – 3 = 3 buah untuk itu variabel pengulangannya adalah D, v, dan ρ

π1 = Da1 vb1 ρc1. F


π2 = Da2 vb2 ρc2 g
π3 = Da3 vb3 ρc3 μ

johnny mt.s PS-FTK


8
contoh : Asumsikan bahwa gaya viskositas dari sebuah benda bulat yang masuk kedalam
fluida berdiameter D, bergantung pada viskositas(μ), kerapatan massa fluida(ρ), dan
kecepatan jatuh bola (v), buktikanlah. F tergantung pada D,v, ρ, μ

penyelesaian :
F = φ (D,v, ρ, μ) ; Variabelnya ada (F, D,v, ρ, μ) = 5 buah
Satuan dasarnya L M T = 3 buah

Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 5 - 3 = 2

Pilihan variabel berulang adalah D, v, dan ρ

π1 = Da1 vb1 ρc1. F


π2 = Da2 vb2 ρc2 μ

F = φ (D, v, ρ, μ)

analisa π 1

LO MO TO = [L]a1 [L.T-1]b1 [M.L-3]c1 [M.L.T-2]

untuk satuan L --Æ 0 = a1 + b1 - 3c1 + 1


untuk satuan M --Æ 0 = c1 + 1 jadi c1 = -1
untuk satuan T --Æ 0 = - b1 – 2 jadi b1 = -2 dan harga a1 = -2

π 1 = F (.D-2 v-2 ρ-1) atau π1 = F/(D2 v2 ρ)

analisa π 2

LO MO TO = [L]a2 [L.T-1]b2 [M.L-3]c2 [M.L-1.T-1]

untuk satuan L --Æ 0 = a2 + b2 - 3c2 - 1


untuk satuan M --Æ 0 = c2 + 1 jadi c2 = -1
untuk satuan T --Æ 0 = - b2 - 1 jadi b2 = - 1 dan harga a2 = - 1

π 2 = μ (.D-1 v-1 ρ-1) atau π2 = μ /(D v ρ)

π1 = f (π 2)
F/(D2 v-2 ρ) = f. (μ /(D v ρ))
F = (D2 v-2 ρ) f (μ /(D v ρ))

F = (D2 v-2 ρ) φ ( (D v ρ)/ μ ) jika dibalik fungsi f, maka didapat persamaaan


F = (D2 v-2 ρ) φ (Re) tanda φ adalah transformasi

johnny mt.s PS-FTK


9
contoh : Sebuah benda tercelup sebagian didalam air, asumsikan gaya gesekan ( R )
bergerak bergantung kepada kerapatan fluida (ρ), panjang benda tercelup(l), kecepatan
benda jatuh (v), viskositas(μ), dan kecepatan gravitasi(g), Buktikan bahwa persamaan
tersebut mengikuti persamaan

⎛ μ l.g ⎞
R = ρ .l 2 .v 2 .φ ⎜⎜ .,. 2 ⎟⎟
⎝ ρ .v.l v ⎠

Penyelesaian ;

R = fungsi dari (ρ, l, v, μ, g) Variabelnya ada (R, l,v, ρ, μ, g) = 6 buah


Satuan dasarnya L M T = 3 buah

Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 6 - 3 = 3

Pilihan variabel berulang adalah ρ, l , dan v

π1 = la1 vb1 ρc1. R


π2 = la2 vb2 ρc2 μ
π3 = la3 vb3 ρc3 g

R = f (ρ, l, v, μ, g)
Satuan R gaya tahanan adalah lihat ditabel III-1 adalah MLT-2

analisa π 1

LO MO TO = [L]a1 [L.T-1]b1 [M.L-3]c1 [M.L.T-2]

untuk satuan L --Æ 0 = a1 + b1 - 3c1 + 1


untuk satuan M --Æ 0 = c1 + 1 jadi c1 = -1
untuk satuan T --Æ 0 = - b1 – 2 jadi b1 = -2 dan harga a1 = -2

π 1 = R (.l-2 v-2 ρ-1) atau π1 = R/(l2 v2 ρ)

analisa π 2

LO MO TO = [l]a2 [L.T-1]b2 [M.L-3]c2 [M.L-1.T-1]

untuk satuan L --Æ 0 = a2 + b2 - 3c2 - 1


untuk satuan M --Æ 0 = c2 + 1 jadi c2 = -1
untuk satuan T --Æ 0 = - b1 – 2 - 1 jadi b2 = - 1 dan harga a2 = - 1

π 2 = μ (.l-1 v-1 ρ-1) atau π2 = μ /(l v ρ)

johnny mt.s PS-FTK


10
analisa π3

LO MO TO = [l]a3 [L.T-1]b3 [M.L-3]c3 [.L.T-2]

untuk satuan L --Æ 0 = a3 + b3 - 3c3 - 1


untuk satuan M --Æ 0 = c3
untuk satuan T --Æ 0 = - b3 – 2 jadi b3 = - 2
maka a3 = - b3 + 3c3 + 1
a3 = - (-2) + 3 (0) + 1
a3 = 1

π 3 = l1 v -2 ρ0 ) atau π3 = (g .l )/ v2

maka π1 = φ (π2, π3 )

R/(l2 v-2 ρ) = φ ( μ /(l v ρ), (g .l )/ v2 )

⎛ ⎛ μ ⎞ ⎛ l.g ⎞ ⎞
R = ρ .l 2 .v 2 .φ ⎜⎜ ⎜⎜ ⎟⎟, ⎜ 2 ⎟ ⎟⎟ OK terbukti
⎝ ⎝ l.v.ρ ⎠ ⎝ v ⎠ ⎠

contoh : Dengan menggunakan teori Buckingham bahwa kecepaan aliran dari lubang
orifice adalah mengikuti persamaan sebagai berikut ;

⎛D μ ⎞
V = 2.g .H φ ⎜⎜ , ⎟⎟
⎝ H ρ .V .H ⎠

dimana ; H = tinggi tekan (Head), D = diameter lubang orifice, ρ = kerapatan flyuida, dan
g = percepatan gravitasi.

Penyelesaian ;

V = fungsi dari (H, ρ, D, μ, g) Variabelnya ada (V, H, D, ρ, μ, g) = 6 buah


Satuan dasarnya L M T = 3 buah

Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 6 - 3 = 3

Pilihan variabel berulang adalah H, ρ, dan g

π1 = Ha1 ρb1 gc1. V


π2 = Ha2 ρb2 gc2 D
π3 = Ha3 ρb3 gc3 μ

satuan untuk V = L.T-1 lihat ditabel III-1

johnny mt.s PS-FTK


11
analisa π 1

LO MO TO = [L]a1 [M.L-3]b1 [L.T-2]c1 [L.T-1]

untuk satuan L --Æ 0 = a1 - 3b1 + c1 + 1


untuk satuan M --Æ 0 = b1
untuk satuan T --Æ 0 = - 2c1 – 1 jadi c1 = - 1/2
maka 0 = a1 - 3b1 + c1 + 1
a1 = + 3 (0) - ( -1/2) - 1
a1 = -1/2

π 1 = V (H - 1/2 ρ0 g -1/2.) atau π1 = V/( H1/2 g 1/2)

analisa π 2

LO MO TO = [L]a2 [M.L-3]b2 [L.T-2]c2 [L]

untuk satuan L --Æ 0 = a2 - 3b2 + c2 + 1


untuk satuan M --Æ 0 = b2
untuk satuan T --Æ 0 = - 2c2 jadi c2 = 0
maka 0 = a2 - 3b2 + c2 + 1
a2 = + 3 (0) - ( 0) - 1
a2 = -1

π2 = D (H -1 ρ0 g0) atau π2 = D/ H

analisa π3

LO MO TO = [L]a3 [M.L-3]b3 [L.T-2]c3 [M.L -1.T-1]

untuk satuan L --Æ 0 = a3 - 3b3 + c3 - 1


untuk satuan M --Æ 0 = b3 + 1 jadi b3 = - 1
untuk satuan T --Æ 0 = - 2c3 – 1 jadi c3 = - 1/2
maka 0 = a3 - 3b3 + c3 - 1
a3 = + 3( - 1) - ( - 1/2) + 1
a3 = - 3/2

π3 = μ ( H -3/2 ρ -1 g -1/2 ) atau π3 = μ /( H 3/2 ρ 1 g 1/2 )

dapat dirubah menjadi π3 = V/( H1/2 g 1/2) x μ /( ρ.V H) nilainya seimbang


π3 = π 1 . μ /( ρ.V)

maka π1 = f (π2, π3 )

π1 = f ( D/ H , π 1. μ /(ρ.V H ))
π1 = f ' ( D/ H , μ /(ρ.V H ))

johnny mt.s PS-FTK


12
V/( H1/2 g 1/2) = f ' ( D/ H , μ /(ρ.V H ))

V = (H1/2 g 1/2) f ' ( D/ H , μ /(ρ.V H )) jika dikalikan dengan √2 maka tidak


akan merubah fungsi ( f ’ ) dengan demikian persamaan menjadi ,

⎛⎛ D ⎞ ⎛ μ ⎞⎞
V = 2.g .H .φ ⎜⎜ ⎜ ⎟, ⎜⎜ ⎟⎟ ⎟⎟ OK terbukti
⎝ ⎝ H ⎠ ⎝ ρ .V .H ⎠⎠

contoh : Perubahan ( Δp) tekanan didalam pipa berdiameter (D) dan panjangnya adalah ( l
) tergantung pada kerapatan ( ρ ), viskositas (μ) dan kecepatan rata-raa aliran (v) dan rata-
rata tinggi dari tonjolan pipa ( t ). Buatlah persamaan perubahan tekanan tersebut.

Penyelesaian ;

Δp = fungsi dari (D, l , ρ, μ, v, t ) Variabelnya ada (Δp , D, l , ρ, μ, v, t ) = 7 buah


Satuan dasarnya L M T = 3 buah

Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 7 - 3 = 4

Pilihan variabel berulang adalah D, ρ, dan v

π1 = Da1 ρb1 vc1. Δp


π2 = Da2 ρb2 vc2 l
π3 = Da3 ρb3 vc3 μ
π4 = Da4 ρb4 vc4 t

analisa π 1

LO MO TO = [L]a1 [M.L-3]b1 [L.T-1]c1 [M.L-1.T-2]

untuk satuan L --Æ 0 = a1 - 3b1 + c1 - 1


untuk satuan M --Æ 0 = b1 + 1 jadi b1 = - 1
untuk satuan T --Æ 0 = - 1c1 – 2 jadi c1 = - 2
maka 0 = a1 - 3b1 + c1 - 1
a1 = + 3 (- 1) - ( -2) + 1
a1 = 0

π1 = Δp (D0 ρ -1 v - 2.) atau π1 = Δp /(ρ v .)

analisa π 2

LO MO TO = [L]a2 [M.L-3]b2 [L.T-1]c2 [L]

untuk satuan L --Æ 0 = a2 - 3b2 + c2 + 1


untuk satuan M --Æ 0 = b2
untuk satuan T --Æ 0 = - 1c2 jadi c2 = 0

johnny mt.s PS-FTK


13
maka 0 = a2 - 3b2 + c2 + 1
a2 = + 3 ( 0) - ( 0 ) - 1
a2 = - 1

π2 = l (D -1 ρ 0 v 0 ) atau π2 = = l / D

analisa π 3

LO MO TO = [L]a3 [M.L-3]b3 [L.T-1]c3 [M.L-1.T-1]

untuk satuan L --Æ 0 = a3 - 3b3 + c3 - 1


untuk satuan M --Æ 0 = b3 + 1 jadi b3 = - 1
untuk satuan T --Æ 0 = - 1c3 – 1 jadi c3 = - 1
maka 0 = a3 - 3b3 + c3 - 1
a3 = + 3 (- 1) - ( - 1) + 1
a3 = -1

π3 = μ (D -1 ρ - 1 v - 1 ) atau π3 = μ / (D. ρ .v)

analisa π 4

LO MO TO = [L]a4 [M.L-3]b4 [L.T-1]c4 [.L.]

untuk satuan L --Æ 0 = a4 - 3b4 + c4 + 1


untuk satuan M --Æ 0 = b4
untuk satuan T --Æ 0 = - 1c4 maka c4 = 0
maka 0 = a4 - 3b4 + c4 + 1
a4 = + 3 ( 0 ) - ( 0 ) - 1
a4 = -1

π4 = t (D -1 ρ 0 v 0 ) atau π4 = t / D

maka π1 = φ (π2, π3, π4 )

Δp /(ρ v .) = φ ( l / D , μ / (D. ρ .v) , t / D )

Δp = (ρ v .) φ ( l / D , μ / (D. ρ .v) , t / D )

⎛ l μ t ⎞
Δp = (ρ .v ).φ ⎜⎜ .,. .,. ⎟⎟
⎝ D D.ρ .v D ⎠

johnny mt.s PS-FTK


14
Metode Matriks (Matrix theori)

Contoh perhitungan Matrik :


Sebuah kapal bergerak dengan tenaga F merupakan fungsi dari d (diameter baling2), V
(kecepatan kapal), ρ (rapat massa air), g (gravitasi bumi), N( putaran baling-baling), m
(viskositas dinamic air), σ (tegangan permukaan air/ fluida). Tentukan persamaan yang
mengikutinya dalam bentuk fungsi

Penyelesaian : Persamaan untuk fungsi dari Tenaga adalah F = φ (d, V,ρ , g , N, μ, s)

Error! Not a valid link.

Error! Not a valid link.

untuk mendapatkan bentuk persamaan phi diatas adalah dengan mengambil urutan tabel
terakhir dengan kolom mulai dari F diletakkan sebagai pembilang, lalu bila tanda dalam
kolom tersebut ; ( + ) sebagai penyebut
( - ) sebagai pembilang

d
N= putaran baling2
V, ρ, σ, g, μ

johnny mt.s PS-FTK


15
Contoh perhitungan Heat transfer;

Error! Not a valid link.

Error! Not a valid link.

Model Analysis (Analisa model)

Model analisa ini akan membuat para disain/ para experiment mendapatkan informasi yang
mendekati kebenaran sebelum memulai melaksanakan pekerjaan yang sesungguhnya, dan
untuk mendapatkan pengaruh yang akan ditimbulkannya.

Dengan demikian dapat memberikan perbandingan pemodelan konstruksi menjadi tidak


bergitu mahal, untuk mendapatkan alaternatif perencanaan sebelum dilaksanakan sebagai
keputusan yang tepat.

Model adalah hanya merupakan sumber penyelesaiakan pendekatan permasalahan


konstruksi/ hidrolika. Dengan model ini merupakan jasa berguna untuk mempelajari
alternatif perencanaan.

Model desain ini sering digunakan pada umumnya untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut
;
- Perencaaan Bendungan
- Perencaaan Sungai dan pelabuhan
- Perencaaan mesin hidolik
- Perencaan struktur
- Perencaan kapal
- Perencaan rembesan air dalam tanah

Untuk merencanakan memodelkan suatu kegiatan perlu dipilih skala model peruntukannya
sebagai berikut ;

a. Ruang yang akan dipakai untuk pemodelannya


b. Ketersediaan julah air yang ada pada laboratorium
c. Tipe hasil yang diinginkan ( mutu dan jumlah)
d. Besarnya pengeluaran yang digunakan

berbagai skala yang umum digunakan adalah

johnny mt.s PS-FTK


16
1 : 30 sampai dengan 1 : 400 untuk bangunan Bendungan dan Bendung
1 : 5 sampai dengan 1 : 25 pekerjaan tekanan, perpipaan, valves, pintu air dan
saluran terbuka
1 : 100 sampai dengan 1 : 1000 untuk pekerjaan sungai, pelabuhan dan muara.

Uji coba keserupaan ditentukan oleh analisa dimensi variable bebas yang mempengaruhi
permasalahan. Jika semua dimensi varaibel bebas mempunyai nilai yang sama untuk model
dan prototipe maka keduanya dikatakan absolut mirip.
Pada gelombang air ada pengaruh tegangan permukaan air sebesar 25 mm, akan tetapi
pada prototipe karena dimodelkan dengan skala yang kecil maka tegangan permukaan
diabaikan, pengaruh ini disebut sebagai effek scala.

Keserupaan (Similitude.)

Jika dua buah benda model dan prototipe yang mempunyai perilaku pengaruhnya yang
serupa disebut kemiripan. Kemiripan ini dapat berupa ;

1. Geometric similarity, yang dimaksud adalah kemiripan bentuk dan dimensinya adalah
linier. ( seperti panjang, lebar, tinggi, kedalaman air). Ratio/ perbandingan antara keduanya
menjadi sebagai berikut :

l m bm d m hm
= = =
l p bp d p hp

2. Kinematic similarity, yang dimaksud adalah kemiripan gerak dari satu titik ketitik
yang lainnya, dapat berupa kecepatan, percepatan, debit dan waktu yang diperlukan,
sehingga ratio antara model dan prototipenya sebagai berikut ;

v m1 v m2 v m3
= = untuk kecepatan
v p1 v p2 v p3
f m1 f m2 f m3
= = untuk percepatan
f p1 f p2 f p3

q m1 q m2 q m3
= = untuk debit aliran
q p1 q p2 q p3

t m1 t m2 t m3
= = untuk waktu
t p1 t p2 t p3

johnny mt.s PS-FTK


17
3. Dynamic similarity, yang dimaksud adalah kemiripan pada massa dan gaya.
Dengan catatan bahwa;

a. Hubungan ratio gerakan massa partikel fluida adalah sama


b. Hubungan ratio gaya massa partikel fluida adalah sama.

Dinamika kemiripan ini adalah dengan sendirinya sudah termasuk

Inertial Force Fi
Gravitational Force Fg
Viscous Force Fν
Pressure Force Fp
Surface Tensile Force Ft
Elastic Force Fe

Gaya inersial adalah penjumlahan gaya massa fluida dan percepatannya.

Fi = Fg + Fv + F p + Ft + Fe

Kondisi kemiripan dinamik tersebut adalah sebagai berikut ;

(Fi )m (F ) (Fv )m
= =
g m

(Fi ) p (F )
g p
(Fv ) p

(Fi )m (F ) (Ft )m
= =
p m

(Fi ) p (F )
p p (Ft ) p

(Fi )m (Fe )m
=
(Fi ) p (Fe ) p

Kondisi diatas dapat diekspresikan sebagai berikut

⎛ (Fi ) ⎞
⎟ = ⎜ (Fi ) ⎟ ------------------------( i )
⎛ ⎞

⎜ (F ) ⎟ ⎜ (F ) ⎟
⎝ g ⎠m ⎝ g ⎠ p

⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ (F ) ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ i ⎟⎟ ------------------------( ii )
⎝ (Fv ) ⎠ m ⎝ (Fv ) ⎠ p

johnny mt.s PS-FTK


18
⎛ (Fi ) ⎞
⎟ = ⎜ (Fi ) ⎟ ------------------------( iii )
⎛ ⎞

⎜ (F ) ⎟
⎝ p ⎠ m ⎝ (F p ) ⎠ p
⎜ ⎟

⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ (F ) ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ i ⎟⎟ ------------------------( iv )
⎝ (Ft ) ⎠ m ⎝ (Ft ) ⎠ p

⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ (F ) ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ i ⎟⎟ ------------------------( v )
⎝ (Fe ) ⎠ m ⎝ (Fe ) ⎠ p

Semua gaya-gaya tersebut diatas merupakan fungsi variabel tetap.


Variabel yang mempengaruhi gaya-gaya tersebut di klasifikasikan dalam tiga tipe ;

a. Linear dimensions ( l = panjang ) didefinikan sebagai kondisi batas geometrik.

b. Fluid Properties ( ρ, μ, λ, E ) disebut sebagai kerapatan fluida, viskositas,


tegangan permukaan, dan elastisitas.

c. Kinematic and dynamic characteristics of flow ( v, p, g ) disebut sebagai


kecepatan aliran, intensitas tekanan, percepatan gravitasi.

1. Inertial Force (Fi) = massa * percepatan

(
Fi = . ρ .l 3 .v . ) dv
ds

( ) ⎛ velocity ⎞
Fi = ρ .l 3 .velocity * ⎜ ⎟
⎝ dis tan ce ⎠

Fi = .(ρ .l 3 ).
v2
. = .ρ .l 2 .v 2
l

2. Gravitational Force

(
Fg = .m.g . = . ρ .l 3 .g )

3. Viscous Force

Fv = .ShearStress * Area

johnny mt.s PS-FTK


19
Fv = .μ. * velocitygradient * Area

velocity
Fv = .μ. * * Area
dis tan ce

v
Fv = .μ. * * l 2
l

Fv = .μ.vl

4. Pressure Force

F p = . Pr essure int ensity * Area

F p = . p.l 2

5. Surface Tensile Force

Ft = .Surfacetension * Length

Ft = .λ..l

6. Elastic Force
Fe = .Stress * Area

Fe = .Strain − Modulus − of − ElasticityStress * Area

Fe = .E.l 2

Catatan bahwa tidak semua hasil persamaan kemiripan ini dapat secara langsung
digunakan akan memuaskan seperti ;

⎛ (Fi ) ⎞
⎟ = ⎜ (Fi ) ⎟
⎛ ⎞

⎜ (F ) ⎟
⎝ g ⎠ m ⎝ (Fg ) ⎠ p
⎜ ⎟

tidaklah serta merta akan terjadi pada persamaan berikut ini

johnny mt.s PS-FTK


20
⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ (F ) ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ i ⎟⎟
⎝ (Fv ) ⎠ m ⎝ (Fv ) ⎠ p

Keserupaan dinamik tidak dapat secara praktis dapat digunakan.

Untuk penyelesaiannya maka secara praktis kita harus memilah dari beberapa penomena
yang ada karena hanya satu gaya yang bekerja lebih dominan.

Froude’s Law

Sewaktu gaya gravitasi yang doniman bekerja pada model dan prototipe, maka ratio gaya
yang bekerja menjadi :

⎛ (Fi ) ⎞
⎟ = ⎜ (Fi ) ⎟
⎛ ⎞

⎜ (F ) ⎟
⎝ g ⎠ m ⎝ (Fg ) ⎠ p
⎜ ⎟

⎛ (Fi ) ⎞ ρ .l 2 .v 2 v2
⎜⎜ ⎟⎟ = = .
⎝ (Fv ) ⎠ ρ .l .g
3
g .l

⎛ v2 ⎞ ⎛ v2 ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜⎜ ⎟⎟
⎝ g.l ⎠ m ⎝ g.l ⎠ p

⎛ v ⎞ ⎛ ⎞
⎜ ⎟ = .⎜ v ⎟
⎜ g .l ⎟ ⎜ ⎟
⎝ ⎠ m ⎝ g .l ⎠ p
v
Jumlah ini disebut dengan bilangan Froude =
g .l

sehingga bilangan Froude model sama dengan bilangan Froude untuk prototipe

Didasarkan pada kondisi keseimbangan bilangan Froude pada model dan protipe kita dapat
menentuan faktor skala dari perbandingan beberapa keperluan ;

Misalkan kita perlukan skala faktor untuk panjang adalah n

Lp
=n
Lm

johnny mt.s PS-FTK


21
Faktor skala untuk kecepatan menjadi

⎛ v ⎞ ⎛ ⎞
⎜ ⎟ = .⎜ v ⎟
⎜ g.l ⎟ ⎜ ⎟
⎝ ⎠ m ⎝ g.l ⎠ p

1 1
⎛ vp ⎞ ⎛⎜ g.l p ⎞
⎟. = . l p . = ⎛⎜ l p ⎞⎟
2 2
⎜⎜ ⎟⎟ = . ⎜l ⎟
⎠ ⎜⎝ g.l m ⎟ 1
⎝ vm ⎠ lm2 ⎝ m⎠
⎛ vp ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = (n ) 2
1

⎝ vm ⎠

Faktor skala untuk waktu

⎛ lp ⎞ ⎛ lp ⎞
⎛ T p ⎞ ⎜⎜ v p ⎟ ⎜
⎟. = .⎜ l m
⎟ ⎛ n ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = . ⎟. = ⎜ 1 ⎟
⎝ Tm ⎠ ⎜ l m ⎟ ⎜ vp ⎟ ⎜⎝ n 2 ⎟

⎜ vm ⎟ ⎜ v ⎟
⎝ ⎠ ⎝ m ⎠

⎛ Tp ⎞ ⎛ n ⎞ 1
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜ 1 ⎟. = .n 2
⎜ ⎟
⎝ Tm ⎠ ⎝n 2 ⎠

Faktor skala untuk Debit

1
⎛ Qp ⎞ ⎛ A p .v p ⎞ l2 ⎛ l ⎞ 2
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜⎜ ⎟⎟. = . 2p .⎜⎜ p ⎟⎟
⎝ Qm ⎠ ⎝ Am .v m ⎠ lm ⎝ lm ⎠

⎛ Qp ⎞
⎟⎟ = .(n )2 .(n ) 2 = .n 2,5
1
⎜⎜
⎝ Qm ⎠

Faktor skala untuk percepatan

⎛ ⎛ perubahan − kecepa tan ⎞ ⎞ ⎛v ⎞


⎜⎜ ⎟ ⎟ ⎜ p ⎟ 1
⎛ ap ⎞ ⎜ ⎝ waktu ⎠p ⎟ ⎜ vm n 2
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜ ⎟. = .⎜ T ⎟. =
⎝ a m ⎠ ⎜ ⎛⎜ perubahan − kecepa tan ⎞⎟ ⎟ ⎜ mT ⎟

1 1
⎜⎝ waktu ⎠m ⎟ ⎝ ⎠ n 2
⎝ ⎠
p

johnny mt.s PS-FTK


22
1
⎛ ap ⎞ n 2
⎜⎜ ⎟⎟ = . . = .1
⎝ am ⎠ 1 1
n 2

Faktor skala untuk gaya

⎞ ⎛ lp ⎞⎛ ap
3
⎛ Fp ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜ 3 ⎟.⎜ ⎟⎟. = .n 3 .1. = .n 3
⎜ ⎟ ⎜ am
⎝ Fm ⎠ ⎝ lm ⎠⎝ ⎠

Faktor skala untuk Usaha ; (Enerji, Momen dan Torsi)

⎛ Wp ⎞ ⎛ F p .l p ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜⎜ ( )
⎟⎟. = . n 3 .(n ). = .n 4
⎝ Wm ⎠ ⎝ Fm .l m ⎠

Faktor skala untuk Tenaga

⎛ Pp ⎞ ⎜⎝
⎛ ⎛ Kerja
⎜⎜

waktu ⎟⎠ p

⎟ ⎛ F .l
⎟. = ⎜
( )
T


⎜⎜ ⎟⎟ = ⎟. =
( )
p

⎝ Pm ⎠ ⎜ ⎛⎜ Kerja ⎞⎟ ⎟ ⎜⎜ F .l ⎟
⎜⎝ waktu ⎠m ⎟ ⎝ T m ⎠
⎝ ⎠

⎛ Pp ⎞ ⎜ ( )
⎛ F .l
T

⎟ ⎛ Fp ⎞⎛ lp ⎞ ⎛ Tm ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜ ⎟. = ⎜⎜ F ⎟⎟.⎜⎜ ⎟⎟.⎜ ⎟.
( )
p

. ⎜ ⎟
⎝ Pm ⎠ ⎜ F l ⎟ ⎝ m ⎠ ⎝ lm ⎠ ⎝ Tp ⎠
⎝ T m ⎠

⎛ Pp ⎞ 1
⎜⎜ ⎟⎟ = .n 3 .n. 1 . = .n 3,5
⎝ Pm ⎠ n 2

Hukum Froude hanya berlaku bila terjadi hanya gaya gravitasi yang dominan.

johnny mt.s PS-FTK


23
Tabel III – 3 Faktor Skala berdasarkan Hukum Froude

Symbol
No. Quantity Scale Factor
Model Prototype
A. Geometric
1. Panjang lm lp (lp/lm) = n
2. Luasan Am Ap (Ap/Am) = n2
3. Volume Vm Vp (Vp/Vm) = n3
4. Kemiringan im ip (ip/Vm) = 1
5. Sudut θm θp (θp/θm) = 1

B. Kinematic
6. Kecepatan Linier vm vp (vp/vm) = n0,5
7. Waktu Tm Tp (Tp/Tm) = n0,5
8. Kecepatan Sudut ωm ωp (ωp/ωm) = n- 0,5
9. Percepatan Linier am ap (ap/am) = 1
10. Percepatan Sudut αm αp (αp/αm) = 1/n
11. Debit Qm Qp (Qp/Qm) = n2,5

C. Dynamic
12. Massa Mm Mp (Mp/Mm) = n3
13. Gaya Berat Fm Fp (Fp/Fm) = n3
14. Usaha, Enerji, Torsi Em Ep (Fp/Fm) = n4
15. Tenaga/ Daya Pm Pp (Pp/Pm) = n3,5

Reynolds Law

Jika gaya yang dominan, model akan memberikan kmiripan dinamik pada proptotipe.
Perbandingan antara gaya inersial dan gaya viskositas adalah menjadi sebagai berikut;

⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ (F ) ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ i ⎟⎟
⎝ (Fv ) ⎠ m ⎝ (Fv ) ⎠ p

⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ ρ .l 2 .v 2 ⎞ v.l.ρ
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟. =
⎝ (Fv ) ⎠ ⎝ μ.v.l ⎠ μ

⎛ v.l.ρ ⎞ ⎛ v.l.ρ ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ μ ⎠m ⎝ μ ⎠ p

v.l.ρ
Jumlah ini disebut dengan bilangan Reynold =
μ

johnny mt.s PS-FTK


24
Misalkan kita diperlukan skala faktor untuk panjang adalah n

Lp
=n
Lm

Faktor skala untuk kecepatan menjadi

⎛ v m .l m .ρ m ⎞ ⎛ v p .l p .ρ p ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜ ⎟
⎜ ⎟
⎝ μm ⎠ ⎝ μp ⎠

⎛ vp ⎞ ⎛ lm ⎞ ⎛ ρm ⎞⎛ μp ⎞ 1
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜ ⎟.⎜ ⎟.⎜ ⎟⎟ = .1.1
⎜ ⎟⎜ ρ ⎟⎜ μ
⎝ vm ⎠ ⎝ lp ⎠⎝ p ⎠⎝ m ⎠ n

⎛ vp ⎞ 1
⎜⎜ ⎟⎟ = . . = .n −1
⎝ vm ⎠ n

Faktor skala untuk waktu

⎛ lp ⎞ ⎛ lp ⎞
⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎛ n ⎞
⎛ Tp ⎞ ⎜ v p
⎜⎜ ⎟⎟ = . ⎟. = .⎜ l m ⎟. = ⎜ ⎟
⎝ Tm ⎠ ⎜ l m ⎟ ⎜ vp ⎜
⎟ ⎜ 1 ⎟⎟
⎜ vm ⎟ ⎜ v ⎟ ⎝ n⎠
⎝ ⎠ ⎝ m ⎠

⎛ Tp ⎞ ⎛ n ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜ −1 ⎟. = .n 2
⎝ Tm ⎠ ⎝n ⎠

Faktor skala untuk Debit

⎛ Qp ⎞ ⎛ A p .v p ⎞ l p2 −1
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜⎜ ⎟⎟. = . 2 .(n )
⎝ Qm ⎠ ⎝ Am .v m ⎠ lm

johnny mt.s PS-FTK


25
⎛ Qp ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = .(n )2 .(n )−1 = .n
⎝ Qm ⎠

Faktor skala untuk percepatan

⎛ ⎛ perubahan − kecepa tan ⎞ ⎞ ⎛v ⎞


⎜⎜ ⎟ ⎟ ⎜ p ⎟ 1
⎛ ap ⎞ ⎜ ⎝ waktu ⎠p ⎟ ⎜ vm n 2
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜ ⎟. = .⎜ T ⎟. =
⎝ a m ⎠ ⎜ ⎛⎜ perubahan − kecepa tan ⎞⎟ ⎟ ⎜ mT ⎟

1 1
⎜⎝ waktu ⎠m ⎟ ⎝ ⎠ n 2
⎝ ⎠
p

1
⎛ ap ⎞ n 2
⎜⎜ ⎟⎟ = . . = .1
⎝ am ⎠ 1 1
n 2

Faktor skala untuk gaya

⎞ ⎛ ρ .l p ⎞⎛ ap ⎞ ⎛ lp ⎞⎛ ap
3 3
⎛ Fp ⎞ ⎛ m p .a p ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜⎜ ⎟⎟. = .⎜ 2 ⎟.⎜ ⎟⎟. = .⎜ 2 ⎟.⎜ ⎟⎟
⎜ ⎟ ⎜ am ⎜ ⎟ ⎜ am
⎝ Fm ⎠ ⎝ mm .a m ⎠ ⎝ ρ .l m ⎠⎝ ⎠ ⎝ lm ⎠⎝ ⎠

⎞ ⎛ lp ⎞⎛ ap
3
⎛ Fp ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜ 2 ⎟.⎜ ⎟⎟. = .n 3 .1. = .n 3
⎜ ⎟ ⎜ am
⎝ Fm ⎠ ⎝ lm ⎠⎝ ⎠

Faktor skala untuk Usaha ; (Enerji, Momen dan Torsi)

⎛ Wp ⎞ ⎛ F p .l p ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜⎜ ( )
⎟⎟. = . n 3 .(n ). = .n 4
⎝ Wm ⎠ ⎝ Fm .l m ⎠

Faktor skala untuk Tenaga

⎛ Pp ⎞ ⎜⎝
⎛ ⎛ Kerja
⎜⎜

waktu ⎟⎠ p

⎟ ⎛ F .l
⎟. = ⎜
( )
T


⎜⎜ ⎟⎟ = ⎟. =
( )
p

⎝ Pm ⎠ ⎜ ⎛⎜ Kerja ⎞⎟ ⎟ ⎜ F .l ⎟
⎜⎝ waktu ⎠m ⎟ ⎝ T m ⎠
⎝ ⎠

johnny mt.s PS-FTK


26
⎛ Pp ⎞ ⎜ ( )
⎛ F .l
T

⎟ ⎛ Fp ⎞⎛ lp ⎞ ⎛ Tm ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜ ⎟. = ⎜⎜ F ⎟⎟.⎜⎜ ⎟⎟.⎜ ⎟.
( )
p

F .l ⎜ ⎟
⎝ Pm ⎠ ⎜ ⎟ ⎝ m ⎠ ⎝ lm ⎠ ⎝ Tp ⎠
⎝ T m ⎠

⎛ Pp ⎞ 1
⎜⎜ ⎟⎟ = .n 3 .n. 1 . = .n 3,5
⎝ Pm ⎠ n 2

Persamanaan ini digunakan pada ;


i. aliran dalam pipa tertutup incompresibel
ii. gerakan body tenggelam didalam air
iii. gerakan pesawat terbang
iv gerakan fluida pada body tenggelam penuh.

Mach Law

Jika gaya yang dominan adalah gaya tekanan, model akan memberikan kemiripan dinamik
pada proptotipe. Perbandingan antara gaya inersial dan gaya tekanan adalah menjadi
sebagai berikut;

johnny mt.s PS-FTK


27
⎛ (Fi ) ⎞
⎟ = ⎜ (Fi ) ⎟
⎛ ⎞

⎜ (F ) ⎟
⎝ p ⎠ m ⎝ (F p ) ⎠ p
⎜ ⎟

⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ ρ .l 2 .v 2 ⎞ .ρ .v 2
⎜ ⎟=⎜ ⎟⎟. =
⎜ (F ) ⎟ ⎜ p.l 2
⎝ p ⎠ ⎝ ⎠ p

⎛ .ρ .v 2 ⎞ ⎛ .ρ .v 2 ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟ .
⎝ p ⎠m ⎝ p ⎠ p

⎛ .v ⎞ ⎛ ⎞
⎜ ⎟ = ⎜ .v ⎟ .
⎜ p.ρ ⎟ ⎜ ⎟
⎝ ⎠ m ⎝ p.ρ ⎠p

⎛ .v ⎞
Jumlah ini disebut dengan bilangan Mach = ⎜ ⎟.
⎜ p.ρ ⎟
⎝ ⎠

Penggunanaan Hukum Mach adalah untuk


i. Testing Aerodynamic
ii. Aliran gas melewati kecepatan suara .
iii.Water Hammer problems

Cauchy Law

Jika gaya yang dominan adalah gaya elastik, model akan memberikan kemiripan dinamik
pada proptotipe. Perbandingan antara gaya inersial dan gaya elastik adalah menjadi sebagai
berikut;

johnny mt.s PS-FTK


28
⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ (F ) ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ i ⎟⎟
⎝ (Fe ) ⎠ m ⎝ (Fe ) ⎠ p

⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ ρ .l 2 .v 2 ⎞ ρ .v 2
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟. =
⎝ (Fe ) ⎠ ⎝ E.l
2
⎠ E

⎛ ρ .v 2 ⎞ ⎛ ρ .v 2 ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ . = ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ E ⎠m ⎝ E ⎠p

⎛ ⎞ ⎛ ⎞
⎜ .v ⎟ ⎜ .v ⎟
⎜ ⎟ .=⎜ ⎟
⎜⎜ E ⎟⎟ ⎜⎜ E ⎟⎟
⎝ ρ ⎠m ⎝ ρ ⎠p

⎛ ⎞
⎜ .v ⎟
Jumlah ini disebut dengan bilangan Cauchy = ⎜ ⎟.
⎜⎜ E ⎟⎟
⎝ ρ⎠
Penggunanaan Hukum Euler adalah untuk
i. Kenaikan tekanan akibat penutupan valve
ii. Debit yang melewati orifices, pothpuiec es dan sluice.

Weber Law

Jika gaya yang dominan adalah gaya tegangan permukaan, model akan memberikan
kemiripan dinamik pada proptotipe. Perbandingan antara gaya inersial dan gaya tegangan
permukaan adalah menjadi sebagai berikut;

⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ (F ) ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ i ⎟⎟
⎝ (Ft ) ⎠ m ⎝ (Ft ) ⎠ p

johnny mt.s PS-FTK


29
⎛ (Fi ) ⎞ ⎛ ρ .l 2 .v 2 ⎞ ρ .l.v 2
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟. =
⎝ (Fe ) ⎠ ⎝ λ .l ⎠ λ

⎛ ρ .l.v 2 ⎞ ⎛ ρ .l.v 2 ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ . = ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ λ ⎠m ⎝ λ ⎠p

⎛ ⎞ ⎛ ⎞
⎜ .v ⎟ ⎜ .v ⎟
⎜ ⎟ .=⎜ ⎟
⎜⎜ λ ⎟⎟ ⎜⎜ λ ⎟
⎝ ρ .l ⎠ m ⎝ ρ .l ⎟⎠ p

⎛ ⎞
⎜ .v ⎟
Jumlah ini disebut dengan bilangan Weber = ⎜ ⎟.
⎜⎜ λ ⎟
⎝ ρ .l ⎟⎠

Penggunanaan Hukum Weber adalah untuk


i. Pergerakan air kapiler dalam tanah
ii. Aliran cairan sangat tipis pada lapisan permukaan
iii.Aliran pada bendung dengan tinggi tekan yang kecil sekali
iv.Pancaran cairan yang keluar dari pipa membuat formasi cairan jatuh

contoh : Sebuah pelimpah akan dibangun dengan keserupaan geometric dengan skala 1 :
50 flume yang digunakan selebar 60 cm. Prototipe yang direncanakan adalah tinggi
pelimpah 15 m dan tinggi muka air diatas pelimpah/ head 1,5 m Pertanyaannya ;

a. Berapakah tinggi dan head model yang diinginkan


b. Jika air melimpas diatas model dengan debit yang diberikan sebesar 12 liter/detik
berapa debit dilapangan per meter panjang pelimpah.
c. Jika tekanan negatif pada model 20 cm , berapa besarnya tekanan negatif pada
lapangan/ prototipe

Penyelesaian ;

Skala linier adalah sebesar n = 50

prototype Model
lp = ? (lebar pelimpah dilapangan) lm = 60 cm = 0,60 m
hp = 15 m (tinggi pelimpah) hm = ? (tinggi pelimpah)
Hp = 1,50 m (tinggi air diatas pelimpah) Hm = ?
Qp = ? Qm = 12 lt/det
σ p = ? (tekanan negatif pelimpah) σ m = - 20 cm = 0,2 m

johnny mt.s PS-FTK


30
Untuk skala gunakan tabel III-3

Panjang pelimpah pada prototype/ di lapangan lp/lm = 50, lp = (0,6) .50 = 30 m

Tinggi model adalah hp/hm = 50 hm = hp/50 = 15/50 = 0,30 m

Tinggi tekan model/ Head Hp/Hm = 50 ; Hm = 1,50/50 = 0,03 m

Debit yang melimpas pada prototype/ dilapangan Qp/Qm = n 2,5 ; Qp = Qm .(n 2,5 )
Qp = 12 . (50 2,5) = 212132,03 lt/det

Debit persatuan meter panjang prototype/ dilapangan


Qp = 212132,03 / 30 = 7071,067 lt/det

Tekanan negatif prototype / dilapangan adalah σp/ σm = n ; σp = 50. (- 0,20) = - 10 m

Hal ini menjadikan tidak praktis, karena tekanan negatif yang terjadi sebenarnya sebesar –
7,5 m bila diambil tinggi pelimpah 15 m karena tekanan negatif itu adalah 0,5 hp. ρair =
0,5. 15. 1 = 7,5 m, akan tetapi jika termasuk tinggi air diatas pelimpah (head) yang sebesar
1,5, maka tekanan negatif menjadi 0,5. (15 +1,5). 1 = 8,25 m

contoh : Sebuah benda tercelup didalam air berbentuk bola dengan diameter (D), tentukan
gaya gesekan ( R ) bergerak bergantung kepada kerapatan fluida (ρ), kecepatan benda jatuh
(v), dan viskositas(μ). Buktikan bahwa persamaan tersebut mengikuti persamaan

μ 2 ⎛ D.v.ρ ⎞
R =. .φ .⎜ ⎟
ρ ⎜⎝ μ . ⎟⎠

Asumsikan bahwa untuk kecepatan yang kecil dari bola adalah

⎛ D.v.ρ ⎞ ⎛ D.v.ρ ⎞
.φ .⎜⎜ ⎟⎟. = .3π .⎜⎜ ⎟⎟
⎝ μ . ⎠ ⎝ μ ⎠

Hitung viskositas fluida disekitar bola baja dengan diameter 15 mm jatuh dengan
kecepatan seragam digambarkan untuk jarak 50 cm ditempuh dalam 10 detik. Gravitasi
spesifik baja = 7,85 dan fluida 0,90.

Penyelesaian ;

R = f ( D, v, ρ, μ )

R = φ (D,v, ρ, μ) ; Variabelnya ada (R, D,v, ρ, μ) = 5 buah


Satuan dasarnya L M T = 3 buah

johnny mt.s PS-FTK


31
Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 5 - 3 = 2

Pilihan variabel berulang adalah D, v, dan ρ

π1 = Da1 vb1 ρc1. R


π2 = Da2 vb2 ρc2 μ

analisa π 1

LO MO TO = [L]a1 [L.T-1]b1 [M.L-3]c1 [M.L.T-2]

untuk satuan L --Æ 0 = a1 + b1 - 3c1 + 1


untuk satuan M --Æ 0 = c1 + 1 jadi c1 = -1
untuk satuan T --Æ 0 = - b1 – 2 jadi b1 = -2 dan harga a1 = -2

π 1 = R (.D-2 v-2 ρ-1) atau π1 = R/(D2 v2 ρ)

analisa π 2

LO MO TO = [L]a2 [L.T-1]b2 [M.L-3]c2 [M.L-1.T-1]

untuk satuan L --Æ 0 = a2 + b2 - 3c2 - 1


untuk satuan M --Æ 0 = c2 + 1 jadi c2 = -1
untuk satuan T --Æ 0 = - b1 – 2 - 1 jadi b2 = - 1 dan harga a2 = - 1

π 2 = μ (.D-1 v-1 ρ-1) atau π2 = μ /(D v ρ)

π1 = f (π 2)
R/(D2 v2 ρ) = f. (μ /(D v ρ))
R = (D2 v2 ρ) f (μ /(D v ρ)) jika dibalik fungsi f, maka didapat persamaaan

R = (D2 v2 ρ) f ’ ( (D v ρ)/ μ ) jika persamaan dikalikan dengan (μ2/ ρ ), maka


didapat persamaaan

R = (μ2/ ρ ) .((D2 v2 ρ2)/μ2) f ‘ ((D v ρ)/ μ)

R = (μ2/ ρ ). φ ((D v ρ)/ μ) tanda φ adalah fungsi baru

Untuk kecepatan yang lemah adalah φ ((D v ρ)/ μ) = 3 π ((D v ρ)/ μ)


diketahui pada soal diatas.

R = (μ2/ ρ ). 3 π ((D v ρ)/ μ)

R=3π(μDv)

Bila bola baja bergerak dengan kecepatan seragam/ tetap resultante gaya pada benda
adalah nol

johnny mt.s PS-FTK


32
Berat benda bersih = gesekan viskositas

( γsteel – γ fluid ) (π.D3)/6 = 3 π ( μ D v )

(γ − γ fluid ).D 2
μ=
steel

18.v

μ=
(7,85 − 0,90).(0,15) 2
18.(5)

⎛ (7,85 − 0,90 ).(0,15) 2 ⎞


μ = ⎜⎜ ⎟⎟.9,81 poise satuan viskositas dinamik
⎝ 18.(5) ⎠

μ = 1,704 poise

Gerakan gesekan pada body yang tercelup sebagian.

Contoh gambarannya adalah kapal, gesekan body digambarkan sebagai

⎛ l.v.ρ v 2 ⎞
R = .ρ .l 2 .v 2 .φ .⎜⎜ .,. ⎟⎟
⎝ μ g .l ⎠

R = .ρ .l 2 .v 2 .φ .(Re .,.Fr )

Gesekan R berisi dua macam yakni gesekan permukaan Rf dan gerlombang yang
ditimbulkan oleh gesekan kapal Rw . Gesekan permukaan berfungsi sebagai bilangan
Reynold (Re), gesekan gelombang berfungsi sebagai bilangan Froud (Fr)

Persyaratan ini dikondisikan sebagai keserupaan dinamik antara model dan prototype
adalah ;

⎛ v ⎞ ⎛ ⎞
⎜ ⎟ = .⎜ v ⎟
⎜ g .l ⎟ ⎜ ⎟
⎝ ⎠ m ⎝ g .l ⎠ p

⎛ v.l.ρ ⎞ ⎛ v.l.ρ ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟ untuk bilangan Froude dan Reynold
⎝ μ ⎠m ⎝ μ ⎠ p

Secara cepat kondisi keseimbangan bilangan Froude dapat dinyatakan dalam


kecepatan adalah sebagai berikut ;

johnny mt.s PS-FTK


33
lm Lp
vm . = . .v p =n
lp dimana
Lm
lihat tabel III – 3 sehingga

1
vm . = . .v p
n

Untuk bilangan Reynold dapat dituliskan (lihat tabel III – 3) sebagai berikut ;

v m . = .n.v p

Kecepatan disyaratkan untuk model berbeda untuk kedua kondisi. Keserupaan dinamik
tidak dapat digambarkan antara model dan prototipe.
Untuk mempelajari gesekan kapal (dan bodi yang tercelup sebagian) dengan mengadopsi
persamaan Froude.

Sebagai awal bahwa gerakan gesekan dari kapal berisikan;


a. Gesekan permukaan Rf
b. Gesekan pembuat gelombang Rw
Total gesekan adalah R = Rf + Rw untuk prototipe. rf dan rw hubungan antara gesekan
permukaan dan pencipta gelombang untuk model, totaal gesekan untuk model menjadi

r = rf + rw

Untuk bilangan Froude

Tahanan gesekan = F x ( Luas permukaan kontak) x (Velocity)n dimana F dan n adalah


konstan tergantung pada material dan kapal dan medium yang dilewati.
Konstanta f dan n dapat dicari dengan melakukan beberapa kali percobaan pada towing
tank yang panjang dengan lapisan material yang tipis dari kapal di air. Akan menghasilkan
gelombang yang yang kecil dan dapat diabaikan. Setelah mendapatkan nilai F dan n,
tahanan gesekan dapat dihitung seperti rumus diatas.
Total gesekan untuk r model dapat menghasilkan bahwa besarnya rw dicari dengan
seabagai berikut ;

rw = r - rf

Kondisi keserupaan diadopsi dari kasus ini dengan kesimbangan bilangan Froude untuk
model dan prototipe. Untuk kecepatan model didapatkan dari persamaan

lm
vm . = . .v p
lp

Sekarang kita dapat menentukan gelombang yang diakibatkan oleh gesekan body kapal Rw
dari kondisi,

johnny mt.s PS-FTK


34
⎛ Rw ⎞ ⎛ r ⎞
⎜⎜ 2 2 ⎟⎟ = .⎜⎜ 2w 2 ⎟⎟
⎝ ρ .l .v ⎠ prototipe ⎝ ρ .l .v ⎠ mod el

2 2
⎛ρ ⎞ ⎛ lP ⎞ ⎛v ⎞
Rw = .⎜⎜ P ⎟⎟.⎜⎜ ⎟⎟ .⎜⎜ P ⎟⎟ .rw
⎝ ρm ⎠ ⎝ lm ⎠ ⎝ vm ⎠

Setelah mendapatkan Rw kita akan dapat menentukan besarnya total gesekan R

R = Rf + Rw

Dengan demikian didapatkan tenaga yang diperlukan untuk gerakan kapal adalah sebagai
berikut ;

Hourse Power (H.P) = (R. vp)/ 75

contoh : Skala 1 : 20 sebuah model kapal yang tercelup diatas air dengan luas permukaan
tercelup 5m2 dan panjang adalah 8 m mempunyai total drag adalah 2 kg jika gerakan
kapal mempunyai kecepatan 1,5 m/det. Hitung total drag pada prototipe saat bergerak
dengan kecepatan spontan. Gunakan hubungan Rf = 0,5 Cf. (ρ. A. v2) untuk menentukan
gesekan permukaan kapal. Harga Cf = (0,0735)/ (Re)1/5

Kinematik viskositas air untuk laut 0,01 stokes dan berak spesifik air laut adalah 1000
kg/m3

Penyelesaian ;

Skala linier adalah sebesar n = 20

Prototype Model
Ap = ? (luas body tercelup rata air) Am = 5 m2
lp = lm = 8 m
Rp = rm = 2 kg
vp = ? vm = 1,50 m/det
ρp = ? ρm = 1 gr/cc
νp = 0,01 stokes (viskositas kinematik dik) νm = 0,01 stokes

Analisa untuk Model

Bilangan Reynold (Re) = (vm . lm)/ νm. = (150. 800)/0,01 ; Re = 1,2 E07

Diketahui disoal Cf = (0,0735)/ (Re)1/5 = (0,0735)/(1,2.E07)1/5 ; Cf = 0,00282

johnny mt.s PS-FTK


35
Gesekan permukaan kapal adalah

diketahui di soal rf = Ff = 0,5 Cf. (ρm. Am. vm2) = 0,5.(0,00282).(1000/9,81).(5).(1,5)1/5.


rf = 1,616 kg

Gelombang yang ditimbulkan oleh gesekan ;

rw = r - rf ; rw = 2 – 1,616 ; rw = 0,384 kg

Analisa untuk prototipe

Kondisi kemiripan dinamik

lP
vp. = . .v m skala diketahui untuk n = 20
lm

v p . = . 20 .(1,50);. vP = 6,71 m/det

Bilanan Reynold (Re) = (vp . lp)/ νp ; Re = ((6,71.100).(20.8. 100))/0,01

Re = 1,074 E09

Cf = (0,0735)/ (Re)1/5 ; Cf = (0,0735)/ (1,074)1/5 ; Cf = 0,00115

Gesekan permukaan kapal ;

Rf = 0,5 Cf. (ρ. A. v2) ; Rf = 0,5 (0,00115). ((1000/9,81).(202 . 5).( 6,712))

Rf = 5278 kg.

Gesekan yang menimbulkan gelombang (Rw) dengan kondisi keserupaan dinamik adalah

⎛ Rw ⎞ ⎛ rw ⎞
⎜ ⎟ = .⎜ ⎟
⎜ ρ .l 2 .v 2 ⎟ ⎜ ⎟
⎠ ⎝ ρ m .l m .v m
2 2
⎝ p p p ⎠

⎛ ρ p ⎞ ⎛⎜ l p ⎞ ⎛ vp2 ⎞
2

Rw . = .⎜⎜ ⎟⎟. 2 ⎟.⎜ ⎟.r karena ρp = ρm = 0,01 stokes


⎝ .ρ m . ⎠ ⎜⎝ l m ⎟ ⎜ .v 2
⎠⎝ m
⎟ w

johnny mt.s PS-FTK


36
⎛ lp2 ⎞⎛ lp ⎞ ⎛ lp ⎞
3

Rw . = .(1).⎜ 2 ⎟.⎜ ⎟.r .; Rw . = .(1).⎜⎜ ⎟⎟ .rw . Rw . = .(1)(


. n ) .rw .
3
⎜l ⎟ ⎜⎝ l m . ⎟⎠ w ⎝ lm ⎠
⎝ m ⎠

Rw . = .(1)(
. 20 ) .(0,384.
3
Rw = 3072 kg

Taotal Gesekan adalah

R = Rw + Rf ; R = 3072 + 5278 ; R = 8350 kg

Model Dasar Tetap

Model aliran yang tidak dapat mengkikis dasar saluran dan dasar waduk disebut dengan
dasar tetap (fixed bed models). Model ini dipergunakan untuk meneliti permasalahan
lapisan penutup sepanjang daerah alairan sungai dengan konfigurasi variasi didalam dasar
tidak di[pertimbangkan. Model yang digunakan untuk dipelajari adalah ;

i). Mempelajari perubahan akibat penempatan penghalang/ pengganggu pada suatu aliran
seperi dam, tiang jembatan dan lain-lainnya.
ii). Efek kondisi alur pelayaran dan back water selama musim banjir.

Model ini sering mengubah kemiringan dasar sesuai dengan gesekan yang kasar dan
sehingga menghasilkan tahanan gesekan yang tinggi dengan nilai Reynold menjadi kondisi
aliran yang turbulen.

Perubahan kemiringan dasar dapat diestimasikan sebagai berikut. Kecepatan arus aliran
mengikuti rumus Manning vmanning = (1/n) R2/3. S1/2. dimana R adalah jari-jari hidrolis, S
= kemiringan dasar sungai. dan n = kekasaran Manning.

v 2 .n 2
S= 4
3
R

Perbandingan model dan prototipe adalah

2 4
S m ⎡ v m2 ⎤ ⎡ n m ⎤ ⎡R ⎤ 3
= ⎢ ⎥.⎢ ⎥ .⎢ P ⎥
S P ⎣⎢ v 2p ⎥⎦ ⎣ n P ⎦ ⎣ Rm ⎦

Kita tahu bahwa i adalah merupakan pebandingan antara kedalaman air dan panjang
sungai S = d / l

johnny mt.s PS-FTK


37
dm
Sm lm d l
= .=. m . P
Sp dp d P lm
lp

untuk saluran yang mempunyai lebar sungai lebih besar dari pada kedalaman airnya maka
harga R = d (syarat d ≤ 0,20 B) B = lebar sungai.

sehingga Rp/ Rm = dp/ dm

2 4
d m l P ⎡ v m2 ⎤ ⎡ nm ⎤ ⎡d ⎤ 3
. = ⎢ ⎥.⎢ ⎥ .⎢ P ⎥ menjadi
d P l m ⎢⎣ v 2p ⎥⎦ ⎣ n P ⎦ ⎣dm ⎦

2 2 4
d m l p ⎡ v m ⎤ ⎡ nm ⎤ ⎡ d P ⎤ 3
. = ⎢ ⎥ .⎢ ⎥ .⎢ ⎥
d P lm ⎣ vP ⎦ ⎣ nP ⎦ ⎣ d m ⎦

Untuk kondisi keserupaan dinamik, Bilangan Froude akan mempunyai harga yang sama
antara model dan prototipe

2
vm vm dm
= vP atau = sehingga persamaan diatas menjadi
g .d m g .d p vP
2
dp

2 2 4
d m l p ⎡ vm ⎤ ⎡n ⎤ ⎡d ⎤ 3
. =⎢ ⎥ .⎢ m ⎥ .⎢ P ⎥
d P lm ⎣ vP ⎦ ⎣ nP ⎦ ⎣dm ⎦

2 4 2 4
d m l p ⎡ d m ⎤ ⎡ nm ⎤ ⎡d ⎤ 3
⎡n ⎤lp ⎡d ⎤ 3
. = ⎢ ⎥.⎢ ⎥ .⎢ P ⎥ menjadi . = .⎢ m ⎥ .⎢ P ⎥
d P lm ⎣ d P ⎦ ⎣ nP ⎦ ⎣dm ⎦ lm ⎣ nP ⎦ ⎣dm ⎦

2 4 2 1
⎡ nm ⎤ ⎡dm ⎤ 3 ⎡lp ⎤ ⎡ nm ⎤ ⎡ d m ⎤ ⎡ l p ⎤
3 2

⎢ ⎥ = .⎢ ⎥ ⎢ ⎥ menjadi = .
⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥
⎣ nP ⎦ ⎢⎣ d p ⎥⎦ ⎣ l m ⎦ ⎣ n P ⎦ ⎢⎣ d p ⎥⎦ ⎣ l m ⎦

2 −1
⎡ nm ⎤ ⎡ d m ⎤ ⎡ l m ⎤
3 2

⎢ ⎥ = .⎢ ⎥ ⎢ ⎥
⎣ n P ⎦ ⎣⎢ d p ⎦⎥ ⎣⎢ l p ⎥⎦

johnny mt.s PS-FTK


38
Dari hasil ini jika diketahui koeffisien Manning untuk prototipe diketahui maka koeffisien
untuk model Manning bisa didapatkan

Model Dasar Bergerak

Model ini adalah untuk model dengan arus yang menyebabkan erosi pada dasar saluran,
dan angkutan sedimen dapat berupa tambahan sedimen dan angkutan sedimen. Model ini
agak sulit untuk dirancang karena dan tidak realistis untuk mendapatkan beberapa
keadaan. Seperti diketahui bahwa sedimen dasar dapat bergerak akibat adanya arus yang
menggeser dasar sungai. Secara model keserupaan geometrikdapat dilihat bahwa gaya
seret yang terjadi dapat menggerakkan material pasir didasar sungai/ saluran. Selain arus
juga turut menentukan adalah kemiringan dasar sungai tesebut.
Untuk mendapatkan angka model dari percobaan dengan perbedaan skala vertikal
gunakan material dasar dan akhirnya skala vertikal yang memuaskan menghasilakan secaa
umum gerakan material dasar pada debit prototipe yang diinginkan. Skala ini sangat
penting sekali untuk mendapatkan bilangan Reynold yang dapat menghasilkan turbulensi
aliran pada kejadian debit minimum.Pada kasus ini nilai-nilai yang lain tak berdimensi
disebut dengan Bilangan Karman ditentukan kemudian.

Bilangan Karman tersebut adalah sebagai berikut.

K . g.d .S
Rk . = .
υ

dimana : K = tinggi kekasaran pasir


g = gravitasi bumi
S = kemiringan dasar sungai
d = kedalaman rata-rata hidrolis sungai
ν = kinematik viskositas.

Rk diatas adalah bilangan tak berdimensi biasa disebut juga dengan angka kekasaran
Reynold.

Besarnya Rk > 50 untuk kekasaran butiran pasir


Rk > 100 untuk kekasaran yang menghasilkan aliran turbulen.

Kita akan mendapatkan hal yang sulit untuk mendapatkan gaya seret untuk material yang
sangat ringan dengan berat jenis spesifiknya lebih dari satu satuan. Mateial yang dapat
diadopsi sebagai sedimen dasar seperti tepung, batu tambang, debu batu bara, abu batu,
bola lilin, serpihan kaca, campurak butiran plastik yang mempunyai spesifik gravitasi yang
berbeda. Dengan menggunakan material dasar yang ringan akan menghasilkan selisih
yang sangat kecil.

johnny mt.s PS-FTK


39
Model Berubah.

Model untuk sungai, konstruksi pelabuhan selalu mempunyai skala yang berbeda antara
dimensi vertikal dan horizontal.Ini membuat tidak layak untuk mendapatkan keserupaan
geometrik, karena keserupaan geometrik untuk keadaan kedalaman air yang dangkal
pengukuan debit menjadi kurang akurat, demikian pula untuk tegangan permukaan air
tidak dapat diukur.

Secara umum mengenalkan perubahan pada model mengikuti beberapa tipe ;


a. Geometric distortion. dari sejak awal sudah ditentukan perbedaan scala untuk horizontal
dan vertikal.

b. Configuration distortion, pada kasusu ini kemiringan dasar sungai ditambahkan,


sebaliknya dengan keserupaan geometrik. Kasusu ini menempatkan model keserupaan
geometrik kedalam posisi membandingkan pada prototipe.

c. Hydraulic distortion, perubahan tipe seperti beberapa hidrolika yakni kecepatan


aliran,debit mungkin akan berubah atau tidak stabil.

d. Material distortion, perubahan tipe ini diselesaikan dengan menggunakan material yang
berbeda dari prototipenya. Permukaan material, kekasaran atau media kerja model
mungkin akan berubah/ tidak stabil.

Kebaikan Perubahan Model.

a. Sering mendapatkan keserupaan hidrolika.


b. Kedalaman aliran bertambah menghasilkan ketepatan pengukuran
c. Tinggi gelombang bertambah menghasilakn ketepatan penguuran.
d. Efek viskositas praktis tidak berguna pada prototipe dapat diabaikan pada model.
Dengan cepat menambahkan kemiringan dasar sungai pada model untuk keserupaan
geometrik.
e. Pergeakan tanah dan pasir dapat dengan tepat dan sesuai pada pelaksanaan prototipe
f. Mengadopsi perubahan model , ukuran model dapat dikurangi dan disederhanakan
karena pada pelaskanaan model.

Keburukan Perubahan Model

a. Karena tidak seimbangnya skala horizontal dan vertikal, distribusi tekanan dan
kecepatan menjadi tidak menghasilkan pada model.
b. Pola gelombang dalam model menjadi berbeda dalam prototipe karena perubahan
kedalaman.
c. Kemiringan dasar, tikungan dan terjunan tidak dapat dihasilkan.

johnny mt.s PS-FTK


40
Perbandingan Rasio Skala dari Hasil Perubahan Model

Rasio dimensi linier horizontal dari sebuah prototipe adalah

Lp/Lm = Bp/Bm = m

dengan hubungannya dimensi model linier vertikal adalah n

hp/ hm = n

a. Faktor skala untuk luasan aliran

Ap/Am = (Bp/Bm). (hp/hm) = m. n

Ap = (m. n). Am

b. Faktor skala untuk kecepatan.

vp/ vm = (hp/ hm) ½. = n 0,5.

c. Faktor skala untuk debit.

Qp/Qm = (Ap/Am). (vp/ vm)


1,5
Qp/Qm = (m.n). (n 0,5) ; Qp = (m.n ) Q m.

d. Faktor skala waktu

Tp/Tm = (Lp/vp)/ (Lm/vm)

Tp/Tm = (Lp/ Lm)/ (vm/ vp)

Tp/Tm = (m) (n - 0,5)

Tp = (m) (n - 0,5) Tm

e. Faktor skala kemiringan dasar sungai.

Sp/Sm = (hp/Lp) / (hm/Lm)

Sp/Sm = (hp/ hm) (Lm /Lp)

Sp/Sm = (n) (m -1)

Sp = (n /m). Sm

johnny mt.s PS-FTK


41
f. Faktor Skala koefisien Rugosity pada rumus Manning

vp = (1/np) Rp 2/3. Sp ½. dan vm = (1/nm) Rm 2/3. Sm ½.

vm/ vp = (np/ nm). (Rm/ Rp) 2/3. (Sm/ Sp) ½. sehingga

(np/ nm). = (vm/ vp) (Rp/ Rm) 2/3. (Sp/ Sm) ½.

Kita dapat memperkirakan ;

Rm/ Rp = hp/hm = n

(np/ nm). = (vm/ vp) (Rp/ Rm) 2/3. (Sp/ Sm) ½.

(np/ nm). = (n – 0,5) (n) 2/3. (n/ m) ½.

(np/ nm). = (n) 2/3. (1/ m 1/2).

np. = ((n) 2/3./ (m 1/2)). nm

contoh : Sebuah sungai mengalirkan debit sebesar 2500 m3/det. Koeffisien Rugosity
dasar sungai sebesar 0,028. Jika model sungai mengadopsi skala horizontal 1: 1000 dan
skala vertikal 1 : 75

Hitunglah debit yang diperlukan pada model dan koeffisien Rugosity pada dasar saluran
model.

Penyelesaian ;

Skala linier Horizontal adalah sebesar m = 1000

Skala linier untuk vertikal adalah sebesar n = 75

Debit pada prototipe Qp = 2500 m3/det

Koeffisien Rugosity pada prototipe n p = 0,028

Qm = Qp /(m.n 1,5)

Qm = 2500 /(1000.( 75 1,5))

Qm = 0,003849 m3 = 3,849 lt/det

johnny mt.s PS-FTK


42
np. = ((n) 2/3./ (m 1/2)). nm

nm = np. /((n) 2/3./ (m 1/2)).

nm = 0,028. /((75) 2/3./ (1000 1/2)).

nm = 0,0498

johnny mt.s PS-FTK


43
Theori Similarity

Bila ada dua sistim secara fisik mempunyai kemiripan secara penomena jika mempunyai
nilai secara geometri, kinematik dan dinamik dengan yang lainnya.

Salah satu adalah model dari yang lainnya


Menggunakan istilah model dan prototype

Bedasarkan aturan fisik pada suatu sistim dapat digambarkan kemiripan dalam hal
dimensi/ ukuran (Lihat Difinition in Indian Journal)

Untuk segi tiga untuk luasan adalah

Luas segi tiga adalah dinotasikan A, Keliling (P)


θ A = (1/2*B*H)

P=B+H+D
D
H D = (B2 + H2)1/2

tan θ = (B/H) jika φ = 90O


φ
Jika manipulasi luasan adalah
B
A/B2 = (1/2 * (H/B))

P/B = 1 + H/B + D/B

D/B = (1 + (H/B)2 )1/2

φ = 90

H/B = 2,0 --------------- mendapatkan bentuk segitiganya

Jika dua sistim akan mirip persamaan yang digunakan untuk kedua sistim menggunkan
satuan ukuran, kemudian diungkapkan sebagai berikut;

(P/B)1 = (P/B)2 ; (D/B)1 = (D/B)2 dan seterusnya.

Standart ini dengan mendefinisikan keserupaan geometri.

Hubungan perbandingan panjang dalam menyamakan posisi dan setara. Alternatif setiap
panjang pada prototypemenghasilkan foktor yang konstan disebut skala.

(P1/P2) = (B1/B2) = D1/D2) = (H1/H2) skala 1/100

Persamaan ini selalu ide dasar utama untuk metode membuat suatu persanaan, jika

P = B + H + (B2 + H2)1/2

johnny mt.s PS-FTK


44
Dapat diperlihatkan seperti berikut ini ;

P1 B1 H 1 ( B 2 + H 2 )1
= = =
P2 B2 H 2 (B 2 + H 2 ) 2

( B12 + H 12 ) H 12
Catatan : = jika persamaan diatas betul kemudian
( B22 + H 22 ) H 22

( B1 )2 +1
H1
= 1 selanjutnya ( B1 )2 + 1 = (
B2
) 2 + 1 ---- (OK)
H1 H2
( B2 ) +1
2
H2

Dalam bentyu umum A + B + C + D + ----------------- = 0

Am/Ap = Bm/Bp = Cm/Cp = Dm/Dp = ----------

m = model ; p = prototype

Dimana A, B, C dst adalah suku persamaan koreksi dimensi.

Keserupaan Kinematik

Mirip seperti geometrik tetapi untuk suku kecepatan lebih besar dibandingkan dengan
panjang.

Keserupaan Kinematik syaratnya dalah perbandingan hubungan kecepatan pada posisi


yang berhubngan adalah seimbang.

Bagaimana untuk mencapainya/ mendapatkannya

1. Batasan yang sama harus nyata pada gerakan fluida bagai keserupaan geometrik
disamakan dengan keserupaan kinematik
2. Dikarenakan arah gerakan yang tepat unuk kecepaan, percepatan akan mempunyai arah
yang benar

⎛ F1 ⎞ ⎛F ⎞ ⎛ F1 ⎞ ⎛F ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ 1 ⎟⎟ ⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ 1 ⎟⎟
⎝ F2 ⎠ m ⎝ F2 ⎠p ⎝ F3 ⎠ m ⎝ F3 ⎠ p

Perbandingan hubungan gaya diatas pada posisi tertentu akan seimbang.Definisi ini
disebut dengan Keserupaan dinamik

johnny mt.s PS-FTK


45
Persyaratan untuk keserupaan
Keserupaan geometrik + Keserupaan dinamik akan menghasilkan keserupaan kinematik
dan besarnya.

Bila F = m.a. (Newton ke II)


Resultante gaya yang mempunyai aran dan besarnya.
Gaya poligon dalam model termasuk keserupaan geometrik untuk gaya poligon dalam
prototipe

F4
F3

FV
F4
F3

FV
F1
F2
F1
F2

Prototype Model

(F1 )m (F2 )m (F3 )m


Kemudian = =
(F1 ) p (F2 ) p (F3 ) p

Keserupaan Geometrik untuk mendapatkan penyederhanan skala yang benar

Keserupaan dinamik mempunyai syarat


⎛ FA ⎞ ⎛ FA ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟ dimana FA dan FB adalah dua buah gaya dalam sistim 1 dan 2
⎝ FB ⎠1 ⎝ FB ⎠ 2

Gaya inertial selalu menghasilkan sistim percepatan fluida.


F2

F3
F1

Resultante Gaya

johnny mt.s PS-FTK


46
Gaya inertial ini seimbang dan berlawanan dengan resultante Jumlah F ( Σ F ) jika gaya
inertial ini termasuk didalamnya.

Untuk gerakan tahanan diukur dengan gaya tambah pada percepatan body pada baian kecil
dari suatu kota kemudian berupa

massa x percepatan ; ρ l 3. (V/T) ; ρ l 2. V2

cataan : beberapa volume adalah proporional seperti kubus dengan sisitim panjang. sistim
koeffisien Keserupaan geometrik adalah proporsional dan sama

d b

l l

Volume(1) = b.d.l jika kedua benda tersebut sebagai keserupaan maka benda 1 tidak sama
dengan benda 2

Jika prototipe bahwa b = 1,5.d


l = 3.d.

maka volume benda prototipe adalah = (1,5 d)*(d)*(3.d) ------ Volume(1) = 4,5 d13
sehingga untuk volume(2) juga akan sama dengan 2,5. d23

Kemudian Vol tergantung d3, tetapi V1/V2 = (d1/d2)3

Keserupaan waktu

percepatan adalah kecepatan dibagi waktu ( V/ t )

= V/ (L/V) = V2/L

Kemudian Fi = (ρ.L3).(V2/L) = mass. pecepatan.

Fi (gaya inertia) = ρ.V2.L2

Jika kita meninjau pada Drag. kemudian akan menjadi sebagai berikut.

Fdrag/ Fi = constant utnuk sistim yang serupa

Fdrag = constant .( ρ.V2.L2) atau

F. drag. = ((1/2). Cd.( ρ.A.V2)) ini adalah merupakan persamaan Drag standart
dimana Cd = φ (Re)

johnny mt.s PS-FTK


47
FD

Re

Re = Reynold adalah untuk viskositas yang kecil. Drag yang terjadi pada silinder adalah

Fdrag = φ(d.V.ρ.μ) diaman μ = viskositas kinematik

Fdrag/ ((ρ.L2.V2) = φ ((V.L.L)/μ) = fungsi dari Cd

Keserupaan dynamic = F/ (ρ.L2.V2) = constant.

Ratio yang dipakai dan relepan pada sebuah gaya adalah

Persamaan : Gaya dalam yang digunakan pada sistim seperti ; gravitas, tekanan, torsi dan
lainnya.

Persamaan ; sifat-sifat fluida atau meterial. serti ; viskositas, tegangan permukaan,


elastisitas, rambatan panas dan lainnya.

Persamaan ; Resultante, Drag, Impact. ( momentum) dan lainnya.

Hukum dasar model menggunakan hukum 1 dan 2

Gaya gravitasi

jika gaya gravitas yang relevant,

Fi/ Fg = constant

Fi = (ρ.L2.V2)

Fg = (ρ.L3.g)

Jadi (ρ.L2.V2)/ (ρ.L3.g) = (V2)/(L.g) = constant

Bilangan Froud merupakan criteria dasar model gravitas. Fr = V/((L.g)1/2) mempunyai


nilai yang sama dalam model dan prototipe jika gaya gravitasiadalah relevant

johnny mt.s PS-FTK


48
Gaya Viskositas

Tegangan Geser τ = μ.(dV/dy)

(Fμ) / L2 = ( μ.V)/L atau (Fμ) = ( μ.V).L

Fi/Fμ = constant = (ρ.L2.V2)/ ( μ.V).L

Sedangkan Bilangan Re = (ρ.V.L)/ μ akan sama baik model dan prtotipe jika
gaya vikositas yang relevant.

Standar Nos ( = ------- )

Gravitas ------------------ menghasilkan Bilangan Froud.


Viskositas ---------------- menghasilkan Bilangan Reynolod.
Tegangan permukaan --- Bilangan Weber
Pemampatan ------------- Bilangan Cauch dan lainnya

Catatan Permasalahan dengan stantadrt Nos tidak dapat menyelesaikan gaya kedalam
bilangan standart persamaan perubahan aliran contoh bentuk persamaan non standart

ρ ρ+Δρ
H

L = φ (T,g’,H, μ, ρ)

⎧ L T 2 . g ' υ ( 2 / 3) ⎫
φ⎨ , , (1 / 3) ⎬=0
⎩ H H ( g ' ) .H ⎭

⎧L⎫
⎨ ⎬ = keserupaan geometrik
⎩H ⎭

⎧ T 2 .g ' ⎫
⎨ ⎬ = keserupaan gravitasi
⎩ H ⎭

⎧ υ ( 2 / 3) ⎫
⎨ (1 / 3) ⎬ = keserupaan gravaitas + viskositas.
⎩ ( g ' ) .H ⎭

johnny mt.s PS-FTK


49
Kenyataannya bahwa gravitas dan viskositas adalah sangat penting tetapi bukan bilangan
Froud dan Bilangan Reynold dalam penyelesaiannya,

1
⎡ H ⎤ 2

Jika V/ (g.H) (1/2)


= contant, kemudian ⎢ T ⎥ = cons tan t
⎢ g .H ⎥
⎣ ⎦

H T 2 .g
atau = konstant
T 2 .g H

⎛ Froud ⎞ V μ υ
Selanjutnya ⎜⎜ ⎟⎟ = . =
H . g V .H . ρ g .(H )
3
⎝ Re ynold ⎠ 2

dimana ; ν = viskositas kinematik : μ = viskositas dinamik

Khusus pada model kita menunjukkan gaya-gaya yang dominan adalah yang bekerja
padanya sehingga dengan dasar itu kita dapat menetukan skala model yang tepat. Dengan
demikian kita dapat meneukan skala kesalahan yang akan terjadi.

V
Persamaan gaya gravitasi = . = cons tan
H .g

1
V ⎛L ⎞ 2
jadi m = ⎜⎜ m ⎟⎟ untuk
V P ⎝ LP ⎠

V .L
Gaya Viskositas = kons tan
υ

V m ⎛ Lm ⎞
jadi =⎜ ⎟
V P ⎜⎝ LP ⎟⎠

dengan air sebagai kerja fluida didalam prototipe dan model kita tiddak dapat memodelkan
gaya viskositas dan gravitasi bersamaan

1
Vm ⎛⎜ g m .Lm ⎞ 2

Secara umum bahwa = ⎟ untuk bilangan Froud


V P ⎜⎝ g p .LP ⎟

johnny mt.s PS-FTK


50
V m ⎛ .L m ⎞ ⎛ ρP ⎞ ⎛ μm ⎞
=⎜ ⎟⎟.⎜⎜ ⎟⎟.⎜⎜ ⎟⎟
V P ⎜⎝ .LP ⎠ ⎝ ρm ⎠ ⎝ μP ⎠

Dapat dipilih skala yang tepat jika pemilihan gm, ρm dan μm

Untuk model kapal yang relevan adalah

Fd = φ (Fi, Fg. Fν)

Fd ⎛ V V .L ⎞
= φ⎜ , ⎟
ρ .L .V
2 2 ⎜ g .L υ ⎟
⎝ ⎠

Model khusus untuk gravitasi yang membolehkan gaya viskositas untuk skala model untuk
mnghitung gaya ini.
mengukur besarnya Fd dalam model Fd (model) = Fd (gravitasi) + Fd (viskositas)

Perhitungan drag viscositas dan substrac bentuk total untuk mendapatkan komponen
gravitas. Skala diatas untuk komponen gravitas

⎛ Fd ⎞ ⎛ Fd ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ ρ .L .V ⎠ mod el ⎝ ρ .L .V
2 2 2 2
⎠ prototype

Ini dapat memberikan kompoen gaya gravitasdai total prototipe drag. Perhitungan
komponen viskositas ditambahkan untuk mendapatkan total prototipe drag.

Penskalaan dengan cara Buckingham (Buckingham’s Phi Theorem)

Skala bergantung pada tipe model yang akan diguinaan

jika π 1 = φ (π 2 , π 3 , π 4 ,− − − − − − − − )

dimana ; π1 = prediksi
π2, π3, π4 ------ = hukum variabel bebas.

(π2)m = (π2)P

(π3)m = (π3)P

(π4)m = (π4)P dasar hukum untuk model (m) dan prototipe (P)

Kemudian (π1)m = (π1)P

johnny mt.s PS-FTK


51
Dalam banyak kasus satu gaya adalah dominan dan mungkin kesalahan tanpa yang berarti.
Banyak pada teknik sipil Hidrolika gaya gravitas lebih dominan, khususnya untuk aliran
turbulen dan tak termampatkan.

Gaya viskositas ----------- = 0


Tegangan permukaan ---- = 0
Pemampatan -------------- = 0 dan lainnya

Kemudian dasar skala untuk blangan Froud

Penskalaan Froud

⎛ V ⎞ ⎛ ⎞
⎜ ⎟ =⎜ V ⎟
⎜ g .L ⎟ ⎜ ⎟
⎝ ⎠ m ⎝ g .L ⎠ P

1
⎛ Vm ⎞ ⎛ Lm ⎞ 2
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟ Skala kecepatan
⎝ VP ⎠ ⎝ LP ⎠

Q = V.L2

⎛⎜ Q ⎞⎟
2
⎝ L ⎠ m Vm
=
⎛⎜ Q ⎞⎟ VP
2
⎝ L ⎠P

2
Qm ⎛⎜ Lm ⎞⎟ Vm
= .
QP ⎜⎝ L p ⎟⎠ VP

2 1 5
Qm ⎛⎜ Lm ⎞⎟ ⎡L ⎤ 2
⎛L ⎞ 2
= .⎢ m ⎥ = .⎜⎜ m ⎟⎟ Skala Debit
QP ⎜⎝ L p ⎟⎠ ⎣ LP ⎦ ⎝ LP ⎠

T = L/V

⎛ Lm ⎞ 1 1
⎛ Tm ⎞ ⎜ Vm ⎟ ⎛L ⎞ ⎛ VP ⎞ ⎛ Lm ⎞ ⎛ LP ⎞ 2
⎛L ⎞ 2
⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜ ⎟. = .⎜⎜ m ⎟⎟.⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜⎜ ⎟⎟.⎜⎜ ⎟⎟ = .⎜⎜ m ⎟⎟ Skala waktu
⎝ TP ⎠ ⎜⎜ LP ⎟⎟ ⎝ LP ⎠ ⎝ Vm ⎠ ⎝ LP ⎠ ⎝ Lm ⎠ ⎝ LP ⎠
⎝ VP ⎠

johnny mt.s PS-FTK


52
F = ρ. L2.V2

V = (F/ ρ.L2)1/2

3
Fm ⎛ Lm ⎞
= .⎜ ⎟
FP ⎜⎝ LP ⎟⎠

Keserupaaan untuk tekanan, enerji dan tenaga dan lainnya

Model Viskositas

⎛ V .L ⎞ ⎛ V .L ⎞
⎜ ⎟ = .⎜ ⎟
⎝ υ ⎠m ⎝ υ ⎠P

⎛ Vm ⎞ ⎛ LP ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟ Skala kecepatan
⎝ VP ⎠ ⎝ Lm ⎠

Skala yang lain dapat dicari dengan cara yang sama

Dapat diunakan untuk tipe model yang lainnya.

Penyimpangan/ kesalahan Model Gravitasi

Skala horizontal Xm/Xp

Skala Vertikal Ym/Yp

1
V m ⎛ Lm ⎞ 2
=⎜ ⎟ L = X atau Y ???
V P ⎜⎝ LP ⎟⎠

johnny mt.s PS-FTK


53
H

V= (2.g.H)1/2

Kecepatan tergantung pada perbedaan tinggi tekan

⎛ 1
⎞⎛ ⎞
1
⎛H ⎞
1
V m ⎜ ( 2. g ) 2 ⎟⎜ H m
2 2
=. ⎟⎟⎜ H ⎟⎟ = .⎜⎜ m ⎟⎟
V P ⎜⎜ (2.g ) 1 2
⎝ ⎠⎝ P ⎠ ⎝ HP ⎠

Untuk Q/ X.Y = V

Qm ( X .Y ) P ) ⎛ Vm ⎞
. = .⎜⎜ ⎟⎟
QP ( X .Y )m ⎝ VP ⎠

Qm ( X .Y ) P ⎛ ( X .Y )m ⎞ ⎛ Vm ⎞
. = .⎜ ⎟⎟.⎜⎜ ⎟⎟
QP ( X .Y ) m ⎜⎝ ( X .Y )P ⎠ ⎝ VP ⎠

1 3
Qm ( X .Y ) P ⎛ ( X .Y )m ⎞ ⎛ Ym ⎞ 2
X ⎛Y ⎞ 2
. = .⎜ ⎟⎟.⎜⎜ ⎟⎟ =. m .⎜⎜ m ⎟⎟
QP ( X .Y ) m ⎜⎝ ( X .Y )P ⎠ ⎝ YP ⎠ XP ⎝ YP ⎠

johnny mt.s PS-FTK


54

Anda mungkin juga menyukai