Anda di halaman 1dari 62

Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T.

Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

PEMERCONTOAN BATUBARA
(COAL SAMPLING)
MTB 310 Batubara

Dr.Ir. Masagus A. Azizi, MT.


Ir. Syamidi Patian, MT.

Prodi Teknik Pertambangan


Fakultas Teknologi Kebumian & Energi
Universitas Trisakti
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Defenisi Percontoan (Sampling)

 Defenisi : Operasi pengambilan sebagian kecil yang jumlahnya


cukup untuk dianalisis, dari suatu yang jumlahnya (berat atau
volume) besar sedemikian rupa sehingga proporsi atau distribusi
kualitas yang akan diuji (misalnya kandungan abu batubara, ukuran,
berat jenis, dll) adalah sama antara keduanya yaitu antara sample
dan keseluruhan yang jumlahnya besar.

 Tujuan utama : untuk mengumpulkan secara terkendali sejumlah


material yang mewakili dari keseluruhan material dari mana ia
diambil.

 Conto (sample) : Material yang akan dipersiapkan melalui prosedur


tertentu hingga ia memenuhi syarat untuk uji-uji yang dikehendaki,
apakah itu uji fisik atau analisis laboratorium.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Peruntukkan Percontoan
 Menentukan karakteristik pencucian dari endapan
batubara dengan uji endap apung.
 Mendapatkan informasi tentang batubara yang datang
dari tambang dan masuk pabrik pencucian.
 Memeriksa kondisi batubara pada tempat-tempat
tertentu selama material tersebut bergerak didalam
pabrik, hingga dapat dibandingkan dengan syarat
optimum.
 Mendapatkan data perolehan/kehilangan yang
bertujuan untuk memperbaikinya.
 Menentukan karakteristik fisik/kimia dari produk yang
dihasilkan seperti kandungan air, abu, sulfur, nilai kalor,
dll.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Syarat-Syarat Percontoan

 Contoh yang diambil tidak boleh lapuk


 Singkapan yang diambil, contohnya harus dikupas dan
dibersihkan dahulu, supaya bagian yang lapuk
terbuang
 Banyaknya contoh yang diambil sesuai dengan standar
yang digunakan
 Contoh yang diambil dibungkus dengan rapat.
 Tiap contoh yang diambil ditandai dengan pemberian
label atau nomer yang tidak mudah hilang atau rusak
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Terminologi Umum
 Lot
Jumlah keseluruhan material yang dari padanya diambil contoh. Istilah
lain untuk ini ialah consignment atau populasi.

 Size (Ukuran Lot)


Jumlah material yang membentuk lot atau consignment

 Increment
Sejumlah material yang terambil sebagai sample dari lot dengan alat
sampling sebanyak satu kali ambil.

 Kesalahan (error)
Perbedaan antara nilai yang diukur dengan nilai sebenarnya.
Misalnya kesalahan karena sampling disebut kesalahan sampling,
kesalahan pada pengukuran disebut kesalahan pengukuran, dan lain-
lain.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Terminologi Umum
 Bias
Kesalahan secara sistematik dan tidak acak (selalu positif atau selalu
negatif). Rata-rata kesalahan hasil dari satu seri pengamatan yang tidak
cenderung ke arah nol.

 Chance (Random) error


Kesalahan (error) yang mempunyai kesempatan yang sama untuk
positif atau negatif.
Rata-rata dari chance error hasil dari suatu seri observasi cenderung
nol saat pengamatan mendekati tak terhingga.

 Satuan Percontoan (Sampling unit)


Satuan diskrit (lori, bagian dari belt, produksi harian, dll.) yang
membentuk lot.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Terminologi Umum
 Conto Kotor (Gross sample)
Sejumlah material yang dikumpulkan dari seluruh increment yang
diambil dari lot.

 Percontoan Acak (Random sampling)


Sampling sedemikian rupa hingga setiap unit yang membentuk lot
mempunyai peluang yang sama untuk diikutkan sebagai contoh
(sample).

 Cut
increment dari material yang diambil secara sistematik.

 Percontoan sistematik periodik


Cara mengambil contoh dari lot pada interval yang tetap (massa,
waktu atau ruang). Sample pertama diambil secara random pada
interval pertama dari pengambilan contoh.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Cara Mengkombinasikan Increment

 Sampel akhir disiapkan dari masing-masing increment

 Buat gross sampel dengan menyatukan seluruh


increment

 Membagi lot dalam beberapa bagian dan ambil increment


pada tiap bagian dan masing-masing increment disiapkan
untuk sampel akhir

 Dalam kasus memilih primary sampling unit dan


kemudian mengambil beberapa increment (secondary
sampling unit) dari masing2 primary sampling unit
(sampling 2 tingkat), mengkombinasikan point2 di atas.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Sampel akhir disiapkan dari masing-


masing increment

LOT

Increment Increment Increment

Sampel Akhir Sampel Akhir Sampel Akhir


Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Buat Gross Sampel Dengan Menyatukan
Seluruh Increment

LOT

Increment Increment Increment

Gross Sample

Sampel Akhir
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Membagi Lot dalam beberapa bagian dan ambil
increment pada tiap bagian dan masing-2
increment disiapkan untuk mendapat sampel
akhir

LOT

Bagian Bagian Bagian


dari Lot dari Lot dari Lot

Incr. Incr. Incr. Incr. Incr. Incr.

Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel


Akhir Akhir Akhir Akhir Akhir Akhir
Dalam kasus memilih primary sampling unit dan
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
kemudian mengambil beberapa increment (secondary
sampling unit) dari masing-2 primary sampling unit
(sampling 2 tingkat), Mengkombinasikan increment

Gross Sample

Pre-Drying

Uji
Distribusi Ukuran

Peremukan

Peremukan Sisihkan

Pembagian

Sisihkan Sampel Akhir


Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Kondisi dan Lokasi Sampling

Kondisi Lokasi
1. Moving stream
1. Belt conveyor
(sementara
2. Stockpile, barge,
batubara
ship
dipindahkan
1. Stockpile
2. Stationary (batubara
2. Barge
dalam tumpukan)
3. Ship
Sumber: D.G. Osborne (1988)
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Ukuran Kecenderuang Sentral (Rata2)

Data : x1, x2, x3, x4, …, xj, …, xn

a. Rata-rata (mean)

n
1
x
n
x
i 1
1
i

b. Median
Median harga tengah atau rata-rata dari dua harga tengah.

~
x  x n 1 / 2 bila n ganjil

~ x n / 2  x n / 2   1
x bila n genap
2
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Ukuran Sebaran (Dispersi) Data
Dispersi :
Tingkatan dimana data-data cenderung menyebar di sekitar harga rata-rata.
Ukuran yang umum dipakai varians, standar deviasi dan rentangan (range).
b. Standar Deviasi
a. Varians
akar positif dari variance.
2
n
 n

n  x i2    x i 
 i 1  S variance
S 2  i 1
n n  1

c. Rentangan (Range)
Mengukur variability dengan cara ini kurang tepat, tetapi lebih
mudah.

Perbedaan antara yang terbesar dan terkecil dari satu group


pengamatan.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Kesalahan Sampling
 Kesalahan-kesalahan sampling (sampling errors) dapat
dikelompokan dalam 2 kategori, yakni :
a. Statistical Distribution Error
b. Operating Error

 Statistical distribution error  tergantung kepada material


yang diambil sampelnya dan merupakan variabel acak.

 Tidak ada cara yang tepat untuk mencegah kesalahan ini.


Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Operating Error
 Kesalahan operasi dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Systematic (bias)
b. Chance
c. Accidental

 Kesalahan-kesalahan ini dapat diperkirakan melalui analisis


statistik, setelah dilakukan multiple sampling.

 Kesalahan sistematis  mungkin disebabkan oleh hilangnya


material dalam bentuk debu atau sebaliknya karena
kontaminasi debu dari luar.
 Didalam otomatic sampling, kesalahan sistematis ini konstan
dan dapat dikoreksi melalui statistik pada sampling secara
manual.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Operating Error
 Kesalahan chance  merupakan refleksi dari variabel yang
ada pada kesalahan systematic.
 Kesalahan ini dapat terjadi bila mengambil increment yang terlalu
besar.
 Kesalahan ini pada kenyataannya akan saling menutupi pada
jangka panjang.

 Kesalahan accidental,  disebabkan karena kesalahan-


kesalahan yang timbul pada saat penanganannya.
 Kesalahan ini umumnya terjadi pada manual sampling.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Percontoan Berdasarkan Lokasi

 Percontoan Endapan Insitu


Sampling endapan in-situ dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin bor yang disebut pemboran inti,
atau dengan membuat sumuran atau dengan membuat
saluran.

 Percontoan Run of Mine (RoM)


Sampling material yang datang dari tambang tergantung
pada cara pengangkutannya yaitu pengangkutan dengan
truk atau belt conveyor atau lori atau cara lainnya.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Pengambilan Conto Sistem Paritan
(Channel sampling) – Insitu sampling
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Percontoan Pada Stockpile

 Hanya dapat dianggap perkiraan kasar saja pada kualitas


yang diuji  karena tidak semua partikel mempunyai peluang
yang sama untuk disertakan sebagai sampel.

 Bila mungkin harus dihindari

 Jika sampling harus juga dilakukan  gunakan alat sampling


shovel atau auger untuk mengambil contoh.

 Untuk mengambil contoh dengan sampling shovel perlu lebih


dahulu membuat lobang sedalam 300 mm dengan dinding
rata dan increment dikumpulkan dari dasar lobang.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Metode Pengambilan Contoh Batubara

 Percontoan Pada Belt diam


 Percontoan Pada Aliran Jatuh
 Percontoan Pada Permukaan Belt yang Bergerak
 Percontoan Pada Aliran Permukaan yang Terpotong-
potong
 Percontoan batubara yang Berada dalam Keadaan
Diam
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Percontoan Pada Belt Kondisi Diam

 Sampling pada belt conveyor yang berhenti adalah cara


yang baik karena contoh yang diambil di sini mempunyai
peluang yang sama untuk dilakukan dengan
menggunakan rangka (sampling frame) yang dipasang
pada belt.

 Rangka tersebut harus kontak dengan belt, dan material


yang ada diantara rangka diambil semuanya.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Percontoan Pada Aliran Material Jatuh

 Karena keterbatasan kemampuan


manusia, sampling ini hanya
mungkin dilakukan pada aliran
material berkapasitas kecil pada
titik dimana aliran material jatuh
ke bawah.
 Ukuran material sebaiknya tidak
lebih besar dari 50 mm.

 Pengambilan contoh dari truk


atau lori yang sedang dituangkan
dianggap sampling pada aliran
jatuh.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Sampling Pada Permukaan Belt Yang
Bergerak
 Pengambilan contoh batubara secara manual dari
permukaan belt yang sedang bergerak dengan
kecepatan serta kapasitas laju angkut (flowrate) yang
tinggi, dan dilakukan dalam kurun waktu yang cukup
lama serta frekwensi pengambilan yang cukup tinggi,
tidak mudah dilakukan karena sangat berbahaya, oleh
sebab itu, sedapat mungkin dihindari.

 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:


o Kecepatan belt coneyor
o Tebalnya batubara pada belt conveyor
o Kapasitas laju angkut
o Top size partikel batubara
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Kondisi sampling yang dianggap
berbahaya (Belt bergerak)

Kondisi Satuan AS BS ISO


Kecepatan belt conveyor m/det - >1,5 >1,5
Ketebalan Lapisan
cm - 20 20
Batubara Pada BC
Kapasitas Laju Angkut
Ton/jam >200 >200 >200
(flowrate)
Ukuran Puncak (Top
mm 63 80 80
Size)
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Percontoan Pada Arus Permukaan yang
Terpotong-potong
 Situasi ini diterapkan ketika melakukan sampling dari
bucket, front end loader, grab, yang dipergunakan
selama transhipment dari tongkang ke kapal laut dsb.
Jumlah dan Berat Increment
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Jumlah increment yang perlu diambil untuk membentuk


gross sample tergantung pada:
 Situasi sampling (pada arus bergerak, pada
wagon/kapal, atau stockpile) dari material
 Distribusi ukuran (size consist)
 Apakah telah terjadi segregasi ukuran atau tidak
 Tingkat presisi yang dikehendaki
 Besarnya massa (berat) dari lot.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Jumlah dan Berat Increment Minimum untuk
Setiap 1000 Ton Batubara (ASTM D2234)

16 mm 50 mm 150 mm
Top Size
Batubara Bersih (Mekanis)
Jumlah Increment 15 15 15
Berat Increment Minimum (kg) 1 3 7
Batubara Kotor
Jumlah Increment 35 35 35
Berat Increment Minimum (kg) 1 3 7
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Jumlah Increment Minimum
(< 1000 ton)

 Jumlah Increment untuk Penetapan General Analysis

Conveyor &
Kondisi Gerbong &
Falling Kapal Laut Stockpile
Batubara Tongkang
Stream
Bersih 16 24 32 32
Kotor 32 48 64 64

 Jumlah Increment Untuk Penetapan Moisture


Jumlah Increment
Kondisi Batubara
Untuk Semua Metode
- Belum dicuci/kering
16
- Hasil ayakan dan ber
Batubara halus dan bersih 32
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Jumlah Sampel Kotor
(>1000 ton)
 Ambil satu gross sample terpisah untuk setiap 1000 ton
 Gunakan satu gross sample untuk merepresentasikan total
tonase batubara dengan jumlah increments mengikuti
persamaan berikut:

dimana,
N1 = jumlah increment sebagaimana ditampilkan pada Tabel
N2 = jumlah increment yang dibutuhkan
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Tidak Benar
Manual Sampling yang
Manual Sampling

Benar
Manual Sampling yang
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Salah! PENGAMBILAN SAMPEL BERLEBIHAN BERAKIBAT BIAS

BENAR! PENGAMBILAN SAMPEL TIDAK SAMPAI PENUH


Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

SKOP (UKURAN MAKS 50 MM)


Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP WRONG! BIAS IS CAUSED IF THE SAMPLING SCOOP IS TOO SMALL

RIGHT! USE A SCOOP OF THE CORRECT SIZE


Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

THE TSTREAM AND THEN WITHDRAW IT


WRONG! DO NOT PUT THE SCOOP PARTLY INTO
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
RIGHT! THE SCOOP SHOULD PASS COMPLETELY
THROUGH THE STREAM BEFORE IT IS WITHDRAWN
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP WRONG! THE SAMPLER SHOULD NOT UNDERGO STRAIN

SAMPLING FROM HEAPS, UNLESS THEY ARE LESS THAN ONE METRE
HIGH, IS UNDESIRABLE
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Pengambilan Conto
Berdasarkan Jenis Alat
Contoh dapat diambil
a. Secara manual (manual sampling)
b. Secara mekanis (mechanical sampling)

Manual Sampling
 Penerapan manual sampling hanya layak untuk kapasitas
kecil, ukuran material relatif kecil dan umumnya digunakan
pada lot yang diam seperti stockpile.
 Pada belt conveyor manual sampling umumnya dilakukan
setelah belt conveyor dihentikan.

Percontoan Mekanis
 Pengambilan conto batubara menggunakan alat-alat mekanis
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Pengambilan Conto Secara Mekanis
 Sampling secara mekanis  mengumpulkan increment dengan
alat mekanis.

 Sampling dengan cara ini mempunyai beberapa keuntungan:


 menghasilkan sampel dengan presisi secara keseluruhan
yang lebih baik.
 mampu mengambil primary increment dari seluruh
penampang arus dalam satu kali lewat.
 mampu melakukan sampling pada frequency yang
dikehendaki
 mampu melakukan on line reduction dan sub-division dan
mengembalikan sisanya ke aliran material.
 Alat sampling secara mekanis  disebut sample cutter.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Sample cutter

Sample cutter dapat dibedakan secara umum menjadi dua


katagori atau tipe:
 Falling stream cutter  mengambil sampel dari aliran
yang dalam keadaan jatuh bebas, seperti: discharging
dari chute atau hopper, pada titik transfer antara
conveyor, pada ujung conveyor yang sedang
discharging ke bin.

 Cross belt cutter  mengambil sampel dari aliran


batubara di atas conveyor. Jenis cutter ini mengambil
sampel dari aliran dengan arah yang berbeda dengan
jenis falling stream cutter.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Sample cutter
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

– Beberapa parameter kritikal untuk desain


mechanical sampel cutter agar diperoleh
increment yang benar antara lain:

• Ukuran lubang bukaan dan geometri dari


bibir cutter
• Kecepatan cutter
• Operasi yang benar dari cutter untuk
menginterseksi aliran.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Ukuran Lubang Bukaan dan Geometri dari Bibir Cutter

 Umumnya lubang dari cutter berukuran minimum 3x ukuran


material terbesar yang ada pada lot.

 Bila partikel terbesar pada lot berukuran 10 mm atau lebih


kecil maka ukuran cutter tetap 30 mm.

 Untuk aliran jatuh, sudut bibir cutter harus tegak lurus dari
trajectory aliran.

 Geometri dari bibir cutter akan tergantung dari pola dari


cutter. Kriteria utama  setiap bagian dari material yang
mengalir harus terambil dalam durasi waktu yang
bersamaan.

 Untuk linear cutter  bibir cutter akan paralel

 Untuk radial cutter  bibir cutter akan radial dari titik rotasi.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Sudut Cutter terhadap Aliran Jatuh


Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Bibir Cutter Paralel


Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Bibir Cutter Radial


Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Kecepatan Cutter

 Cutter harus bergerak cukup cepat tetapi jangan terlalu


cepat.

 Kecepatan Cutter harus konstan selama pengambilan


sampel dan harus dapat mengatur mulai bergerak dan
stop.

 Jika kecepatan cutter bervariasi  akan terjadi


pengambilan jumlah sampel yang lebih banyak pada
suatu bagian dan lebih sedikit pada bagian yang lain.

 Untuk sampling batubara telah dipersyaratkan  variasi


kecepatan tidak boleh melebihi 5% (Australian
Standard).
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
 Pada automatic sampler  kecepatan cutter harus
diatur max. 0,6 m/s untuk cutter dengan lubang minimum
3D dimana D adalah ukuran partikel terbesar dari yang
diambil sample-nya.

 Jika lubang cutter membesar, kecepatan cutter juga


diperbesar menurut formula berikut ini :

 W
VC  0,3 1  
 W1 

dimana :
VC = kecepatan cutter max. (m/s)
W = lebar sebenarnya dari cutter
W1 = 3D
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
 Besarnya (banyaknya) contoh yang akan
diperoleh tergantung pada:
√ bukaan cutter (lebar cutter)
√ kecepatan cutter
√ frekuensi pengambilan (cut).

 Pada cross belt cutter  terdapat korelasi


antara kecepatan cutter dengan kecepatan
aliran batubara. Jika kecepatan cutter terlalu
rendah maka akan banyak terjadi tumpahan
batubara dari belt conveyor. Biasanya
kecepatan cutter diatur paling tidak 1,5 kali
kecepatan belt conveyor.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Pemilihan Sampel Cutter

– Sample cutter untuk aliran jatuh dapat dibedakan :

a. Tipe diverter  yaitu cutter yang mengeluarkan


hasilnya terus menerus (langsung) membentuk
aliran;

b. Tipe bucket  hasil sampling ditumpuk dahulu


dan kemudian dikeluarkan di samping.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

Diverter Type Sample Cutter


Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Bucket Type Sample Cutter
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP
Cross Belt Sample Cutter
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP Sistem Operasi Mechanical Sampling
 Bervariasi tingkat kompleksitasnya, bergantung
pada:
• Laju aliran material atau kapasitas belt
conveyor
• Periode sampling yang harus dilakukan untuk
menghasilkan sampel akhir untuk analisis.

 Operasi sampling ini bisa sistem satu tahap


(single-stage sampling) atau sistem multi tahap
(multi-stage sampling) yang menangani laju alir
batubara melebihi 10000 ton per jam.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP a) Single-Stage Sampling System

 Sistem sampling yang paling sederhana hanya terdiri


dari primary cutter untuk mengambil sampel,
kemudian dikirim langsung ke sebuah canister lewat
sebuah chute.
 Di akhir periode sampling, sampel diambil untuk
dikirim ke fasilitas preparasi untuk preparasi lebih
lanjut sebelum dikirim ke laboratorium untuk analisis.
 Single primary cutter hanya digunakan untuk
kapasitas aliran yang relatif kecil, misalnya sampai
200 ton per jam dengan ukuran atas nominal batubara
50 mm.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP  Jika aliran batubara terlalu besar, yaitu di atas 200 ton per jam maka
berat batubara yang disampling mulai sulit ditangani.

 Sebagai contoh, berat setiap primary increment untuk laju alir 200 ton
per jam adalah 13.9 kg. Jika empat kali pengambilan dilakukan setiap
jam untuk periode satu shift (8 jam), maka diperoleh 32 kali
pengambilan untuk 1600 ton, sehingga sampel akhir yang diperoleh
adalah 445 kg.

 Jumlah ini adalah jumlah yang besar yang harus diambil, dikirim ke
fasilitas preparasi dan kemudian perlu dilakukan pengurangan jumlah
untuk menghasilkan sampel laboratorium.

 Hal ini akan semakin menimbulkan masalah jika laju aliran semakin
besar dan/atau ukuran atas semakin besar.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP b) Double-Stage Sampling System

 Untuk mengatasi masalah di atas  primary


increments dapat dibagi secara on-line dengan
menambahkan secondary cutter agar jumlah sampel
akhir menjadi berkurang. Ini disebut ‘two-stage
sampling system’.

 Akan tetapi, untuk memenuhi standar internasional


maka dibutuhkan paling sedikit enam kali
pengambilan untuk setiap primary sample.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP b) Double-Stage Sampling System - lanjutan

 Jumlah berat setiap secondary increment harus paling


tidak sama dengan berat increment minimum untuk
ukuran teratas batubara.

 Ini bisa mengakibatkan jumlah total minimum dari enam


secondary increment lebih besar dari jumlah primary
increment awal  biasanya dimasukkan sebuah crusher
untuk mereduksi ukuran atas dari batubara sebelum
dimasukkan ke dalam secondary cutter.

 Two-stage sampling system mungkin tidak membutuhkan


crusher dalam kasus dimana ukuran atas batubara relatif
sudah kecil dan hanya laju aliran saja yang tinggi.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP c) Three-Stage Sampling System
 Jika aliran batubara sangat besar sehingga aliran dari
secondary cutter juga masih besar maka laju aliran ini
dapat dikurangi dengan menambahkan tertiary cutter. Ini
disebut ‘three-stage sampling system’.

 Jumlah minimum pengambilan sampel untuk setiap


secondary cut adalah satu atau 6 pengambilan tertiary
sampling untuk setiap satu primary sampling.

 Bisa terdapat dua crusher ataupun hanya satu crusher,


tergantung pada laju aliran batubara dan ukuran atas
nominal dari batubara.
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

System
Sampling
Three-Stage
Kuliah Ke 13 Batubara (MTB310 ) Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI - MAA SP

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai