Anda di halaman 1dari 30

 Upload
 Login
 Signup






 Home
 Explore

 Presentation Courses
 PowerPoint Courses

 by LinkedIn Learning
1 of 8
Makalah makanan dan minuman yang
halal dan haram
3,010 views

 

Furqon Hakim
Follow

Published on Oct 8, 2015

mengenai makana halal dan haram dalam islam

Published in: Education

 0 Comments
 0 Likes
 Statistics
 Notes

Be the first to comment

Makalah makanan dan minuman yang halal dan haram

1. 1. MAKALAH MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL DAN HARAM BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau
setidaknya berusaha untuk taat kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus
menjalankan ibadah kepada Allah, baik itu yang wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho
kepada kita. Namun ada hal lain yang tak boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho
Allah, yaitu makanan dan minuman. Dalam Islam halal dan haram telah ditentukan dengan
jelas, banyak sekali ayat Al-qur’an dan Al-hadis yang membahas hal tersebut. Dengan
demikian, mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal merupakan suatu kewajiban
bagi umat Islam. Apabila makanan dan minuman kita terjaga dari yang diharamkan Allah,
atau dengan kata lain kita hanya makan mengkonsumsi yang dihalalkan Allah, niscaya ridho
Allah itu tidak mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun
kita taat, namun kita makan dan minum dari yang haram yang bukan karena terpaksa, maka
akan sia-sialah usaha kita. Untuk itu, makalah ini disusun untuk mengupas tentang makanan
dan minuman yang halal dan yang haram dalam Islam. B. Rumusan Masalah 1. Apa
pengertian makanan dan minuman halal dan makanan haram ? 2. Apa saja jenis makanan
dan minuman yang halal dan haram ? 3. Apa manfaat makanan dan minuman halal ? 4. Dan
apa pula mudharat makanan dan minuman haram ? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui
pengertian makanan dan minuman halal dan haram 2. Mengetahui jenis makanan dan
minuman yang halal dan haram 3. Mengetahui manfaat makanan dan minuman halal 4.
Mengetahui mudharat makanan dan minuman haram BAB II MAKANAN DAN MINUMA YANG
HALAL DAN HARAM A. Pengertian Makanan dan Minuman Halal Kata halal berasal dari
bahasa Arab (yang berarti disahkan, diizinkan, dan diperbolehkan. Pada prinsipnya ) ‫حالل‬
semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal semua untuk dimakan dan
diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Qur'an dan yang
terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.Tiap benda di permukaan bumi menurut
hukum asalnya adalah halal kecuali kalau ada larangan secara syar'i. Dalam sebuah hadist
Rosulullah SAW pernah ditanyapara sahabat tentang hukum minyak sapi (samin), keju, kulit
binatangbeserta bulunya untuk perhiasan maupun untuk tempat duduk. Makanan yang halal
adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syari’at untuk dikonsumsi kecuali ada
larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Agama Islam menganjurkan kepada
pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan halal maksudnya
makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik
‫اي اهيأ‬, adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi. Allah swt berfirman
ْ
ُُ ‫ُاسنال والك امم يف ُُضأر أال ُُل ُلح ابيط ُُلو واعبتت ُتاوطخ ُُناطأي ُُالش‬
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang “ ‫ُهنإ ُأمكل ُودع ُينبم‬
terbaik dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)
2. 2. Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan
tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu
kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat
dengan api neraka. B. Jenis Makanan dan minuman Halal Makanan dikatakan halal paling
tidak harus memenuhi tiga kriteria, yaitu halal zatnya, halal cara memperolenya, dan halal
cara pengolahannya. 1. Halal zatnya Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan
yang dari dasarnya halal untuk di konsumsi. Dan telah di tetapkan kehalalannya dalam kitab
suci al-qur’an dan al-hadist. Centoh makanan yang halal atas zatnya adalah daging sapi, ayam,
kambing, buah-buahan seperti apel, kurma, anggur, dan lain sebagainya. 2. Halal cara
memperolehnya Yaitu makanan yang di peroleh dengan cara yang baik dan sah, Makanan
akan menjadi haram apabila cara memperolehnya dengan jalan yang batil karena itu bisa
merugikan orang lain dan dilarang oleh syariat. Contoh dari cara memperoleh yang baik
adalah dengan cara membeli, bertani, hadiah, dan lain sebagainya. Adapun dari makanan
yang diperoleh dari makanan yang batil adalah dengan cara mencuri, merampok, menyamun,
dan lain sebagainya. 3. Halal cara pengolahannya Yaitu makanan yang semula halal dan akan
menjadi haram apabila cara pengolahannya tidak sesuai dengan syeriat agama. Banyak sekali
makanan yang asalnya halal tetapi karena pengolahanya yang tidak benar menyebabkan
makanan itu mmenjadi haram. Contohnya anggur, makanan ini halal tetapi karena telah
diolah menjadi minuman keras maka minuman ini menjadi haram. Dalam firman Allah surat
Al-A’raf, ayat 157 yaitu: ُDan (Allah) “ ‫لحيو ُمهل ُتابيالط ُمرحيو ُمهأيلع ُُثئابخأال‬
menghalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
Yang ‫ (ݦ ݛ )ح‬buruk” C. Pengertian Makanan Haram Kata haram berasal dari bahasa Arab
berarti larangan (dilarang oleh agama). Termasuk di antara luas dan fasilitas dalam syari'at
Islam, Allah-Subhanahu wa Ta'ala-menghalalkan semua makanan yang mengandung
maslahat dan manfaat, baik yang kembali kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu
maupun masyarakat. Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang
memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar dari manfaatnya. Hal ini tidak lain
untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau
buruknya keempat hal ini sangat ditentukan-setelah hidayah dari Allah-dengan makanan
yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah dan
daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya. Selain itu Islam mengharamkan semua
benda yang dapat menghilangkan kesadaran, membuat tidak berdaya, serta membahayakan
jiwa dan raga. Adapun makanan dari jenis daging binatang, masalah inilah yang banyak
diperselisihkan oleh berbagai agama dan golongan Makanan yang haram adalah segala
sesuatu yang dilarang oleh syariat untuk dikonsumsi, dan apabila tetap dikonsumsi akan
mendapatkan dosa kecuali dalam keadaan terpaksa, serta banyak sekali madhratnya dari
pada hikmanya, sebagai contoh mengkonsumsi darah yang mengalir ini di haramkan karena
itu kotor dan dihindari oleh manusia yang sehat, disampaing itu ada dugaan bahwa darah
tersebut dapat menimbulkan bahaya sebagaimana halnya bangkai. D. Jenis Makanan Haram
Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis, yaitu: 1. Ada yang diharamkan karena
dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memang sudah haram, seperti: bangkai,
darah, babi, anjing, khamar, dan lainnya. 2. Ada yang diharamkan karena suatu sebab yang
tidak berhubungan dengan dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi
dia menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut.
Misalnya: makanan dari hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen perdukunan, makanan yang
. disuguhkan dalam acara-acara yang bid’ah, dan lain sebagainya
3. 3. Diharamkan mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang bisa memudhorotkan
diri-apalagi kalau sampai membunuh diri-baik dengan segera maupun dengan cara perlahan.
Misalnya: racun, narkoba dengan semua jenis dan macamnya, dan sejenisnya a. Bangkai
Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar’i dan juga bukan
hasil perburuan. Sebagaimana firman Allah, ‫أتمرح ُمكأيلع ُةتأيمأال ُمدالو ُم أحلو‬
ّ
‫ُُريزأنخأال امو ُُُلهأ ُُرأيغل ُُ ُُالل ُُهب ُةقنخأنمأالو ُةذوقأومأالو ُةيدرتمأالو‬
Diharamkan bagimu (memakan) “ ‫ُةحيطنالو امو ُعب ُُلس ُلكأ ُُُلإ ام ُأمتأيكذ‬
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya “.(QS. Al-Maidah: 3) Jenis-jenis bangkai berdasarkan
ayat-ayat di atas, 1. Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik. 2.
Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras. 3. Al -Mutaroddiyah,
yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi. 4. An -Nathihah, yaitu hewan
yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya. 5. Hewan yang mati karena dimangsa oleh
binatang buas. 6. Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum. 7.
Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah. 8. Semua hewan
yang disembelih untuk selain Allah. 9. Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/ terpisah
dari tubuhnya. Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan: 1. Ikan,
karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan air adalah
halal bangkainya kecuali kodok. 2. Belalang. Berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar secara marfu: ”
Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah.Adapun kedua bangkai itu adalah ikan dan
belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa “. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan hadits yang . 3
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali An -Nasa`iy, bahwa Nabi SAW
bersabda, “Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya.” Maksudnya jika
hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam perutnya halal untuk
dimakan tanpa harus disembelih ulang. b. Darah Yakni darah yang mengalir dan terpancar.
Atau darah yang “ ‫فسم امد ُوأاحو‬, Hal ini dijelaskan dalam surah Al-An’am ayat 145
mengalir” (QS. Al-An’am: 145) Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan
dalam hadits Ibnu ‘Umar yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada
dalam urat-urat setelah penyembelihan. c. Daging babi Telah berlalu dalilnya dalam surah
Al-Ma `idah ayat ketiga di atas. Yang diinginkan dengan daging babi adalah mencakup
seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk lemaknya. d. Khamar Allah -Subhanahu wa
ْ ْ
‫اهياأي ُُنيذال وانماء امنإ رأمخأال رسأيمأالو ابصأن أالو ُم ُلأز أالو ُس أجر‬: Ta’ala-berfirman
Hai orang-orang yang “ ‫ُأنم ُُلمع ُُناطأي ُُالش ُوهبنت أاجف ُُنوحل أفت أمكلعل‬
beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 90) Dan
dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar ra. : “Semua yang memabukkan adalah haram,
dan semua khamar adalah haram.” Dikiaskan dengan semua makanan dan minuman yang
bisa menyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan
macamnya. e. Semua hewan buasyang bertaring
4. 4. Dan dalam riwayat Muslim, “Semua hewan buas yang bertaring maka memakannya adalah
haram.” Jumhur ulama berpendapat haramnya berlandaskan hadits di atas dan hadits-hadits
lain yang semakna dengannya. f. Semua burung yang memiliki cakar Yaitu semua burung
yang memiliki cakar yang kuat yang dia memangsa dengannya, seperti: elang dan rajawali.
Jumhur ulama dari kalangan Imam Empat (kecuali Imam Malik) dan selainnya menyatakan
pengharamannya berdasarkan hadits Ibnu Abbas ra : ‫ىهن ُأنع ُُلك ُأيذ ُابن ُُنم‬
Beliau (Nabi) melarang untuk memakan “ ‫ِعابسال ُُُلكو ُأيذ ُبل أخم ُُنم ُُرأيالط‬
semua hewan buas yang bertaring dan semua burung yang memiliki cakar.” (HR. Muslim) g.
Jallalah. Yaitu hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain , baik berupa onta,
sapi, dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda, angsa (yang memakan
feses), ayam (pemakan feses), dan sebagian gagak. Hukumnya adalah haram. Ini merupakan
pendapat Imam Ahmad-dalam satu riwayat-dan salah satu dari dua pendapat dalam
madzhab Syafi’iyah. mereka berdalilkan dengan hadits Ibnu ‘Umar -a beliau berkata:
Rasulullah SAW melarang dari memakan al-jallalah dan dari meminum susunya”. (HR. Imam “
Lima kecuali An-Nasa`iy) Beberapa masalah yang berkaitan dengan jallalah: 1. Tidak semua
hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalah yang diharamkan, akan tetapi
yang diharamkan hanyalah hewan yang kebanyakan makanannya adalah fesesdan jarang
memakan selainnya. Dikecualikan juga semua hewan air pemakan feses, karena telah berlalu
bahwa semua hewan air adalah halal dimakan. 2. Jika jallalah ini dibiarkan sementara waktu
hingga isi perutnya bersih dari feses maka tidak apa-apa memakannya ketika itu. Hanya saja
mereka berselisih pendapat mengenai berapa lamanya dia dibiarkan, dan yang benarnya
dikembalikan kepada ukuran adat kebiasaan atau kepada sangkaan besar. h. Kuda Telah
berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat perang Khaibar.
Semakna dengannya ucapan Asma `bintu Abu Bakar ra, “Kami menyembelih kuda di zaman
Rasulullah SAW lalu kamipun memakannya”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim) Maka ini adalah
sunnah taqririyyah (persetujuan) dari Nabi SAW. Ini adalah pendapat jumhur ulama dari
kalangan Asy-Syafi’iyyah, Al-Hanabilah, salah satu pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta
merupakan pendapat Muhammad ibnul Hasan dan Abu Yusuf dari kalangan Hanafiyah. Dan
ini yang dikuatkan oleh Imam Ath-Thohawy sebagaimana dalam Fathul Bary dan Imam Ibnu
Rusyd dalam Al-Bidayah. i. Baghol Dia adalah hewan hasil peranakan antara kuda dan
keledai. Dan ini (haram) adalah hukum untuk semua hewan hasil peranakan antara hewan
yang halal dimakan dengan yang haram dimakan. j. Anjing Para ulama sepakat akan
haramnya memakan anjing, di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah bahwa anjing
termasuk dari hewan buas yang bertaring yang telah berlalu pengharamannya. Dan telah
tsabit dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah jika mengharamkan
sesuatu maka Dia akan mengharamkan harganya.“ Dan telah Tsabit dalam hadits Abu Mas’ud
Al-Anshory riwayat Al-Bukhary dan Muslim dan juga dari hadits Jabir riwayat Muslim akan
haramnya memperjualbelikan anjing. k. Kucing baik yang jinak maupun yang liar Jumhur
ulama menyatakan haramnya memakan kucing karena dia termasuk hewan yang bertaring
dan memangsa dengan taringnya. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Syaikh Al-Fauzan. Dan
juga telah Warid dalam hadits Jabir riwayat Imam Muslim akan larangan meperjualbelikan
kucing, sehingga hal ini menunjukkan haramnya. E. Manfaat Makanan Halal Makanan yang
halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna bagi kita, baik untuk
kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan minuman yang halal sangat membawa
, berkah
5. 5. barakah bukan berarti jumlahnya banyak, meskipun sedikit, namun uang itu cukup untuk
mencukupi kebutuhan sahari-hari dan juga bergizi tinggi. Bermanfaat bagi pertumbuhan
tubuh dan perkembangan otak. Lain halnya dengan hasil dan jenis barang yang memang
haram, meskipun banyak sekali, tapi tidak barokah, maka Allah menyulitkan baginya rahmat
sehingga uangnnya terbuang banyak hingga habis dalam waktu singkat. Diantara beberapa
manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu : 1. Membawa ketenangan hidup
dalam kegiatan sehari-hari, 2. Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani, 3. Mendapat
perlindungan dari Allah SWT. 4. Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT, 5.
Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya, 6. Rezeki yang
diperolehnya membawa barokah dunia akhirat. F. Mudharat Makanan Haram Makanan dan
minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak mudharat
(kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun tidak barokah atau
cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah. Dan juga makan haram merugikan orang
lain yang tidak mengetahui hasil dari perbuatan haram itu. Sehingga teman, kerabat iktu
terkena getahnya. Dan juga yang mencari rezeki haram tidak tenang dalam hidupnya apalagi
dalam jumlah bayak dan besar karena takut diketahui dan mencemarkan nama baiknya dan
keluarga sanak familinya. Ada beberapa mudlarat lainnya, yaitu : 1. Doa yang dilakukan oleh
pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak mustajabah (maqbul). 2. Uangnya
banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan mengarahkannya kepada
kemaksiatan dengan uang itu. 3. Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak
tenang. 4. Nama baik, kepercayan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan. 5. Berdosa, karena
telah melanggar aturan Allah. 6. Merusak secara jasmani dan rohani kita.
6. 6. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal
untuk dimakan sampai ada dalil yang melarangnya. Makanan yang enak dan lezat belum
tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan.
Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang
tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka. Ada banyak
ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang makanan halal dan makanan haram, namun tentu saja
tidak dapat kami tampilkan semua, di antaranya sebagaimana yang telah kami uraian dalam
pembahasan di atas. Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu
sangat berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan
minuman yang halal sangat membawa berkah, barakah meskipun jumlahnya sedikit.
Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak
mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun tidak
barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah. Berdasarkan Firman Allah
dan Hadist Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makanan yang halal ialah: 2)
Semua makanan yang baik, tidak kotor dan menjijikan 3) Semua makanan yang tidak
diharamkan oleh Allah dan rosul-Nya 4) Semua makanan yang tidak mengandung mudharat,
tidak membahayakan kesehatan jasmani, dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah. 5)
Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut atau air tawar Makanan yang diharamkan
dalam kitabullah secara umum ada empat macam, yakni: Bangkai, Darah, Daging babi,
Binatang yang disembelih tanpa menyebut asma Allah. Minuman yang halal dalam hal ini
dibagi menjadi 4 bagian: 1) Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi
kehidupan manusia, baik membahayakan dari segi jasamani, akal, jiwa maupun aqidah. 2) Air
atau cairan yang tidak memabukkan walupun seebelumnya pernah memabukan seperti arak
yang berubah menjadi cuka. 3) Air atau cairan bukan berupa benda yang najisatau benda suci
yang terkena najis. 4) Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal
yang tidak bertentangan dengan Syari'at Adapun minuman yang haram adalah setiap
minuman yang berbau haram, pada dasarnya karena ada sesuatu yang dapat membunuh,
lambat ataupun cepat dan bersifat membahayakan. Segala bagian dari babi adalah haram,
jadi segala makanan yang bahan dasarnya babi dan segala produk turunannya adalah haram
juga, karena bahannya adalah babi yang asalnya najis. Adapun hukum menggunakan Alkohol
sebagai campuran makanan dan minuman adalah haram. Karena diketahui bahwa alkohol itu
najis, sehingga pemanfaatan benda najis pada dasarnya haram. Namun dikecualikan hukum
tesebut ketika dalam kondisi dlorurot, yaitu jika tidak memakan makanan tersebut akan
mengancam keselamatan jiwa, maka diperbolehkan sebagai mana koidah fiqh. B. Kritik dan
Saran Demikianlah serangkaian bentuk makalah yang kami buat, kami menyadari bahwa
dalam makalah ini tak kuasa dengan kesalahan-kesalahan yang ada, baik itu dari segi
penulisan, gaya bahasa yang ditampilkan atau juga sistematika pengambilan referensi. saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Seperti pepatah "Tak ada gading yang tak retak". Untuk
itu kami meminta kritik yang bersifat membangun, dan saran guna untuk memperbaiki serta
mengevaluasi makalah
7. 7. ini. Semoga Makalah yang dibuat ini bisa mendatangkan kemanfaatan bagi penulis
khususnya, serta pembaca pada umumnya.Amin Ngawi, 28 April 2014 Penyusun
8. 8. DAFTAR PUSAKA http://www.referensimakalah.com http://orgawam.wordpress.com
http://id.wikipedia.org http://gado2internetichoenz.blogspot.com
http://id.answers.yahoo.com http://www.islampos.com
http://www.muslimsays.com/2012/04/kriteria-makanan-halal-dan-haram-dalam.html
http://anwaribnurosyid.blogspot.com/2010/04/makanan-halal-dan-haram-dalam-islam.html
http://firdauzzuel.blogspot.com/2012/05/makanan-halal-dan-haram.html
http://noerolfebrian.blogspot.com/2010/03/makanan-halal-dan-haram.html

Recommended

Office 365 for Educators

Online Course - LinkedIn Learning



Gamification of Learning

Online Course - LinkedIn Learning


College Prep: Writing a Strong Essay

Online Course - LinkedIn Learning


Makanan dan minuman yang halal dan yang haram

Jusuf AN


08 makanan-dan-minuman-yang-halal-dan-haram


sinaunet


Makanan dan minuman yang halal dan baik

asepalman


14 binatang-halal-dan-haram

hatamaite


MAKANAN HALAL DAN HARAM

Farhan Muhammad Andria



Materi meneladani kemuliaan dan kejujuran para rasul allah swt

yukbelajar


Makanan halal haram baik

Rachmad Febrian

 English
 Español
 Português
 Français
 Deutsch

 About
 Dev & API
 Blog
 Terms
 Privacy
 Copyright
 Support






LinkedIn Corporation © 2017

 Upload
 Login
 Signup






 Home
 Explore

 Presentation Courses
 PowerPoint Courses

 by LinkedIn Learning
1 of 8

Makalah makanan dan minuman yang


halal dan haram
3,010 views

 

Furqon Hakim
Follow

Published on Oct 8, 2015

mengenai makana halal dan haram dalam islam

Published in: Education

 0 Comments
 0 Likes
 Statistics
 Notes

Be the first to comment

Makalah makanan dan minuman yang halal dan haram

1. 1. MAKALAH MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL DAN HARAM BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau
setidaknya berusaha untuk taat kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus
menjalankan ibadah kepada Allah, baik itu yang wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho
kepada kita. Namun ada hal lain yang tak boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho
Allah, yaitu makanan dan minuman. Dalam Islam halal dan haram telah ditentukan dengan
jelas, banyak sekali ayat Al-qur’an dan Al-hadis yang membahas hal tersebut. Dengan
demikian, mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal merupakan suatu kewajiban
bagi umat Islam. Apabila makanan dan minuman kita terjaga dari yang diharamkan Allah,
atau dengan kata lain kita hanya makan mengkonsumsi yang dihalalkan Allah, niscaya ridho
Allah itu tidak mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun
kita taat, namun kita makan dan minum dari yang haram yang bukan karena terpaksa, maka
akan sia-sialah usaha kita. Untuk itu, makalah ini disusun untuk mengupas tentang makanan
dan minuman yang halal dan yang haram dalam Islam. B. Rumusan Masalah 1. Apa
pengertian makanan dan minuman halal dan makanan haram ? 2. Apa saja jenis makanan
dan minuman yang halal dan haram ? 3. Apa manfaat makanan dan minuman halal ? 4. Dan
apa pula mudharat makanan dan minuman haram ? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui
pengertian makanan dan minuman halal dan haram 2. Mengetahui jenis makanan dan
minuman yang halal dan haram 3. Mengetahui manfaat makanan dan minuman halal 4.
Mengetahui mudharat makanan dan minuman haram BAB II MAKANAN DAN MINUMA YANG
HALAL DAN HARAM A. Pengertian Makanan dan Minuman Halal Kata halal berasal dari
bahasa Arab (yang berarti disahkan, diizinkan, dan diperbolehkan. Pada prinsipnya ) ‫حالل‬
semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal semua untuk dimakan dan
diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Qur'an dan yang
terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.Tiap benda di permukaan bumi menurut
hukum asalnya adalah halal kecuali kalau ada larangan secara syar'i. Dalam sebuah hadist
Rosulullah SAW pernah ditanyapara sahabat tentang hukum minyak sapi (samin), keju, kulit
binatangbeserta bulunya untuk perhiasan maupun untuk tempat duduk. Makanan yang halal
adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syari’at untuk dikonsumsi kecuali ada
larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Agama Islam menganjurkan kepada
pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan halal maksudnya
makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik
‫اي اهيأ‬, adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi. Allah swt berfirman
ْ
ُُ ‫ُاسنال والك امم يف ُُضأر أال ُُل ُلح ابيط ُُلو واعبتت ُتاوطخ ُُناطأي ُُالش‬
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang “ ‫ُهنإ ُأمكل ُودع ُينبم‬
terbaik dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)
2. 2. Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan
tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu
kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat
dengan api neraka. B. Jenis Makanan dan minuman Halal Makanan dikatakan halal paling
tidak harus memenuhi tiga kriteria, yaitu halal zatnya, halal cara memperolenya, dan halal
cara pengolahannya. 1. Halal zatnya Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan
yang dari dasarnya halal untuk di konsumsi. Dan telah di tetapkan kehalalannya dalam kitab
suci al-qur’an dan al-hadist. Centoh makanan yang halal atas zatnya adalah daging sapi, ayam,
kambing, buah-buahan seperti apel, kurma, anggur, dan lain sebagainya. 2. Halal cara
memperolehnya Yaitu makanan yang di peroleh dengan cara yang baik dan sah, Makanan
akan menjadi haram apabila cara memperolehnya dengan jalan yang batil karena itu bisa
merugikan orang lain dan dilarang oleh syariat. Contoh dari cara memperoleh yang baik
adalah dengan cara membeli, bertani, hadiah, dan lain sebagainya. Adapun dari makanan
yang diperoleh dari makanan yang batil adalah dengan cara mencuri, merampok, menyamun,
dan lain sebagainya. 3. Halal cara pengolahannya Yaitu makanan yang semula halal dan akan
menjadi haram apabila cara pengolahannya tidak sesuai dengan syeriat agama. Banyak sekali
makanan yang asalnya halal tetapi karena pengolahanya yang tidak benar menyebabkan
makanan itu mmenjadi haram. Contohnya anggur, makanan ini halal tetapi karena telah
diolah menjadi minuman keras maka minuman ini menjadi haram. Dalam firman Allah surat
Al-A’raf, ayat 157 yaitu: ُDan (Allah) “ ‫لحيو ُمهل ُتابيالط ُمرحيو ُمهأيلع ُُثئابخأال‬
menghalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
Yang ‫ (ݦ ݛ )ح‬buruk” C. Pengertian Makanan Haram Kata haram berasal dari bahasa Arab
berarti larangan (dilarang oleh agama). Termasuk di antara luas dan fasilitas dalam syari'at
Islam, Allah-Subhanahu wa Ta'ala-menghalalkan semua makanan yang mengandung
maslahat dan manfaat, baik yang kembali kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu
maupun masyarakat. Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang
memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar dari manfaatnya. Hal ini tidak lain
untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau
buruknya keempat hal ini sangat ditentukan-setelah hidayah dari Allah-dengan makanan
yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah dan
daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya. Selain itu Islam mengharamkan semua
benda yang dapat menghilangkan kesadaran, membuat tidak berdaya, serta membahayakan
jiwa dan raga. Adapun makanan dari jenis daging binatang, masalah inilah yang banyak
diperselisihkan oleh berbagai agama dan golongan Makanan yang haram adalah segala
sesuatu yang dilarang oleh syariat untuk dikonsumsi, dan apabila tetap dikonsumsi akan
mendapatkan dosa kecuali dalam keadaan terpaksa, serta banyak sekali madhratnya dari
pada hikmanya, sebagai contoh mengkonsumsi darah yang mengalir ini di haramkan karena
itu kotor dan dihindari oleh manusia yang sehat, disampaing itu ada dugaan bahwa darah
tersebut dapat menimbulkan bahaya sebagaimana halnya bangkai. D. Jenis Makanan Haram
Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis, yaitu: 1. Ada yang diharamkan karena
dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memang sudah haram, seperti: bangkai,
darah, babi, anjing, khamar, dan lainnya. 2. Ada yang diharamkan karena suatu sebab yang
tidak berhubungan dengan dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi
dia menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut.
Misalnya: makanan dari hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen perdukunan, makanan yang
. disuguhkan dalam acara-acara yang bid’ah, dan lain sebagainya
3. 3. Diharamkan mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang bisa memudhorotkan
diri-apalagi kalau sampai membunuh diri-baik dengan segera maupun dengan cara perlahan.
Misalnya: racun, narkoba dengan semua jenis dan macamnya, dan sejenisnya a. Bangkai
Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar’i dan juga bukan
hasil perburuan. Sebagaimana firman Allah, ‫أتمرح ُمكأيلع ُةتأيمأال ُمدالو ُم أحلو‬
ّ
‫ُُريزأنخأال امو ُُُلهأ ُُرأيغل ُُ ُُالل ُُهب ُةقنخأنمأالو ُةذوقأومأالو ُةيدرتمأالو‬
Diharamkan bagimu (memakan) “ ‫ُةحيطنالو امو ُعب ُُلس ُلكأ ُُُلإ ام ُأمتأيكذ‬
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya “.(QS. Al-Maidah: 3) Jenis-jenis bangkai berdasarkan
ayat-ayat di atas, 1. Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik. 2.
Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras. 3. Al-Mutaroddiyah,
yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi. 4. An -Nathihah, yaitu hewan
yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya. 5. Hewan yang mati karena dimangsa oleh
binatang buas. 6. Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum. 7.
Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah. 8. Semua hewan
yang disembelih untuk selain Allah. 9. Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/ terpisah
dari tubuhnya. Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan: 1. Ikan,
karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan air adalah
halal bangkainya kecuali kodok. 2. Belalang. Berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar secara marfu: ”
Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah.Adapun kedua bangkai itu adalah ikan dan
belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa “. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan hadits yang . 3
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali An -Nasa`iy, bahwa Nabi SAW
bersabda, “Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya.” Maksudnya jika
hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam perutnya halal untuk
dimakan tanpa harus disembelih ulang. b. Darah Yakni darah yang mengalir dan terpancar.
Atau darah yang “ ‫فسم امد ُوأاحو‬, Hal ini dijelaskan dalam surah Al-An’am ayat 145
mengalir” (QS. Al-An’am: 145) Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan
dalam hadits Ibnu ‘Umar yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada
dalam urat-urat setelah penyembelihan. c. Daging babi Telah berlalu dalilnya dalam surah
Al-Ma `idah ayat ketiga di atas. Yang diinginkan dengan daging babi adalah mencakup
seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk lemaknya. d. Khamar Allah -Subhanahu wa
ْ ْ
‫اهياأي ُُنيذال وانماء امنإ رأمخأال رسأيمأالو ابصأن أالو ُم ُلأز أالو ُس أجر‬: Ta’ala-berfirman
Hai orang-orang yang “ ‫ُأنم ُُلمع ُُناطأي ُُالش ُوهبنت أاجف ُُنوحل أفت أمكلعل‬
beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 90) Dan
dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar ra. : “Semua yang memabukkan adalah haram,
dan semua khamar adalah haram.” Dikiaskan dengan semua makanan dan minuman yang
bisa menyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan
macamnya. e. Semua hewan buasyang bertaring
4. 4. Dan dalam riwayat Muslim, “Semua hewan buas yang bertaring maka memakannya adalah
haram.” Jumhur ulama berpendapat haramnya berlandaskan hadits di atas dan hadits-hadits
lain yang semakna dengannya. f. Semua burung yang memiliki cakar Yaitu semua burung
yang memiliki cakar yang kuat yang dia memangsa dengannya, seperti: elang dan rajawali.
Jumhur ulama dari kalangan Imam Empat (kecuali Imam Malik) dan selainnya menyatakan
pengharamannya berdasarkan hadits Ibnu Abbas ra : ‫ىهن ُأنع ُُلك ُأيذ ُابن ُُنم‬
Beliau (Nabi) melarang untuk memakan “ ‫ِعابسال ُُُلكو ُأيذ ُبل أخم ُُنم ُُرأيالط‬
semua hewan buas yang bertaring dan semua burung yang memiliki cakar.” (HR. Muslim) g.
Jallalah. Yaitu hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain , baik berupa onta,
sapi, dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda, angsa (yang memakan
feses), ayam (pemakan feses), dan sebagian gagak. Hukumnya adalah haram. Ini merupakan
pendapat Imam Ahmad-dalam satu riwayat-dan salah satu dari dua pendapat dalam
madzhab Syafi’iyah. mereka berdalilkan dengan hadits Ibnu ‘Umar -a beliau berkata:
Rasulullah SAW melarang dari memakan al-jallalah dan dari meminum susunya”. (HR. Imam “
Lima kecuali An-Nasa`iy) Beberapa masalah yang berkaitan dengan jallalah: 1. Tidak semua
hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalah yang diharamkan, akan tetapi
yang diharamkan hanyalah hewan yang kebanyakan makanannya adalah fesesdan jarang
memakan selainnya. Dikecualikan juga semua hewan air pemakan feses, karena telah berlalu
bahwa semua hewan air adalah halal dimakan. 2. Jika jallalah ini dibiarkan sementara waktu
hingga isi perutnya bersih dari feses maka tidak apa-apa memakannya ketika itu. Hanya saja
mereka berselisih pendapat mengenai berapa lamanya dia dibiarkan, dan yang benarnya
dikembalikan kepada ukuran adat kebiasaan atau kepada sangkaan besar. h. Kuda Telah
berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat perang Khaibar.
Semakna dengannya ucapan Asma `bintu Abu Bakar ra, “Kami menyembelih kuda di zaman
Rasulullah SAW lalu kamipun memakannya”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim) Maka ini adalah
sunnah taqririyyah (persetujuan) dari Nabi SAW. Ini adalah pendapat jumhur ulama dari
kalangan Asy-Syafi’iyyah, Al-Hanabilah, salah satu pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta
merupakan pendapat Muhammad ibnul Hasan dan Abu Yusuf dari kalangan Hanafiyah. Dan
ini yang dikuatkan oleh Imam Ath-Thohawy sebagaimana dalam Fathul Bary dan Imam Ibnu
Rusyd dalam Al-Bidayah. i. Baghol Dia adalah hewan hasil peranakan antara kuda dan
keledai. Dan ini (haram) adalah hukum untuk semua hewan hasil peranakan antara hewan
yang halal dimakan dengan yang haram dimakan. j. Anjing Para ulama sepakat akan
haramnya memakan anjing, di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah bahwa anjing
termasuk dari hewan buas yang bertaring yang telah berlalu pengharamannya. Dan telah
tsabit dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah jika mengharamkan
sesuatu maka Dia akan mengharamkan harganya.“ Dan telah Tsabit dalam hadits Abu Mas’ud
Al-Anshory riwayat Al-Bukhary dan Muslim dan juga dari hadits Jabir riwayat Muslim akan
haramnya memperjualbelikan anjing. k. Kucing baik yang jinak maupun yang liar Jumhur
ulama menyatakan haramnya memakan kucing karena dia termasuk hewan yang bertaring
dan memangsa dengan taringnya. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Syaikh Al -Fauzan. Dan
juga telah Warid dalam hadits Jabir riwayat Imam Muslim akan larangan meperjualbelikan
kucing, sehingga hal ini menunjukkan haramnya. E. Manfaat Makanan Halal Makanan yang
halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna bagi kita, baik untuk
kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan minuman yang halal sangat membawa
, berkah
5. 5. barakah bukan berarti jumlahnya banyak, meskipun sedikit, namun uang itu cukup untuk
mencukupi kebutuhan sahari-hari dan juga bergizi tinggi. Bermanfaat bagi pertumbuhan
tubuh dan perkembangan otak. Lain halnya dengan hasil dan jenis barang yang memang
haram, meskipun banyak sekali, tapi tidak barokah, maka Allah menyulitkan baginya rahmat
sehingga uangnnya terbuang banyak hingga habis dalam waktu singkat. Diantara beberapa
manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu : 1. Membawa ketenangan hidup
dalam kegiatan sehari-hari, 2. Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani, 3. Mendapat
perlindungan dari Allah SWT. 4. Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT, 5.
Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya, 6. Rezeki yang
diperolehnya membawa barokah dunia akhirat. F. Mudharat Makanan Haram Makanan dan
minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak mudharat
(kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun tidak barokah atau
cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah. Dan juga makan haram merugikan orang
lain yang tidak mengetahui hasil dari perbuatan haram itu. Sehingga teman, kerabat iktu
terkena getahnya. Dan juga yang mencari rezeki haram tidak tenang dalam hidupnya apalagi
dalam jumlah bayak dan besar karena takut diketahui dan mencemarkan nama baiknya dan
keluarga sanak familinya. Ada beberapa mudlarat lainnya, yaitu : 1. Doa yang dilakukan oleh
pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak mustajabah (maqbul). 2. Uangnya
banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan mengarahkannya kepada
kemaksiatan dengan uang itu. 3. Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak
tenang. 4. Nama baik, kepercayan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan. 5. Berdosa, karena
telah melanggar aturan Allah. 6. Merusak secara jasmani dan rohani kita.
6. 6. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal
untuk dimakan sampai ada dalil yang melarangnya. Makanan yang enak dan lezat belum
tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan.
Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang
tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka. Ada banyak
ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang makanan halal dan makanan haram, namun tentu saja
tidak dapat kami tampilkan semua, di antaranya sebagaimana yang telah kami uraian dalam
pembahasan di atas. Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu
sangat berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan
minuman yang halal sangat membawa berkah, barakah meskipun jumlahnya sedikit.
Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak
mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun tidak
barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah. Berdasarkan Firman Allah
dan Hadist Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makanan yang halal ialah: 2)
Semua makanan yang baik, tidak kotor dan menjijikan 3) Semua makanan yang tidak
diharamkan oleh Allah dan rosul-Nya 4) Semua makanan yang tidak mengandung mudharat,
tidak membahayakan kesehatan jasmani, dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah. 5)
Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut atau air tawar Makanan yang diharamkan
dalam kitabullah secara umum ada empat macam, yakni: Bangkai, Darah, Daging babi,
Binatang yang disembelih tanpa menyebut asma Allah. Minuman yang halal dalam hal ini
dibagi menjadi 4 bagian: 1) Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi
kehidupan manusia, baik membahayakan dari segi jasamani, akal, jiwa maupun aqidah. 2) Air
atau cairan yang tidak memabukkan walupun seebelumnya pernah memabukan seperti arak
yang berubah menjadi cuka. 3) Air atau cairan bukan berupa benda yang najisatau benda suci
yang terkena najis. 4) Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal
yang tidak bertentangan dengan Syari'at Adapun minuman yang haram adalah setiap
minuman yang berbau haram, pada dasarnya karena ada sesuatu yang dapat membunuh,
lambat ataupun cepat dan bersifat membahayakan. Segala bagian dari babi adalah haram,
jadi segala makanan yang bahan dasarnya babi dan segala produk turunannya adalah haram
juga, karena bahannya adalah babi yang asalnya najis. Adapun hukum menggunakan Alkohol
sebagai campuran makanan dan minuman adalah haram. Karena diketahui bahwa alkohol itu
najis, sehingga pemanfaatan benda najis pada dasarnya haram. Namun dikecualikan hukum
tesebut ketika dalam kondisi dlorurot, yaitu jika tidak memakan makanan tersebut akan
mengancam keselamatan jiwa, maka diperbolehkan sebagai mana koidah fiqh. B. Kritik dan
Saran Demikianlah serangkaian bentuk makalah yang kami buat, kami menyadari bahwa
dalam makalah ini tak kuasa dengan kesalahan-kesalahan yang ada, baik itu dari segi
penulisan, gaya bahasa yang ditampilkan atau juga sistematika pengambilan referensi. saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Seperti pepatah "Tak ada gading yang tak retak". Untuk
itu kami meminta kritik yang bersifat membangun, dan saran guna untuk memperbaiki serta
mengevaluasi makalah
7. 7. ini. Semoga Makalah yang dibuat ini bisa mendatangkan kemanfaatan bagi penulis
khususnya, serta pembaca pada umumnya.Amin Ngawi, 28 April 2014 Penyusun

8. DAFTAR PUSAKA
http://www.referensimakalah.com
http://orgawam.wordpress.com
http://id.wikipedia.org
http://gado2internetichoenz.blogsp
ot.com
http://id.answers.yahoo.com
http://www.islampos.com
http://www.muslimsays.com/2012/04/
kriteria-makanan-halal-dan-haram-d
alam.html
http://anwaribnurosyid.blogspot.co
m/2010/04/makanan-halal-dan-haram-
dalam-islam.html
http://firdauzzuel.blogspot.com/20
12/05/makanan-halal-dan-haram.html
INFO BISNIS DIGITAL APLIKASI
PAYTREN FIRMAN (Telp/WA :
082144592134)
SUKSES BISNISNYA, BERKAH HIDUPNYA. SALAM SUKSES BERJAMAAH

Selasa, 10 November 2015


makalah: makanan dan minuman haram

BAB I

PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
Islam memerintahkankepadapemeluknyauntukmemilihmakanan yang halal
sertamenjauhimakanan haram. Rasulullahbersabda: “Dari Abu Hurairahraberkata
:Rasulullah SAWbersabda: ” Sesungguhnya Allah baiktidakmenerimakecualihal-hal
yang baik, dansesungguhnya Allah memerintahkankepada orang-orang
mu’minsebagaimana yang diperintahkankepada para rasul, Allah berfirman:
“Hairasul-rasul, makanlahdarimakanan yang baik-baik, dankerjakanlahamal yang
shaleh. SesungguhnyaAkuMahaMengetahuiapa yang kamukerjakan”
Dijamansekarangbanyak yang menyebut era teknologi.
Manusiasemakinmudahdalammenggapaikeinginan-keinginandenganbantuanteknologi
. Dengankemajuan di
berbagaibidangmakaberpangaruhjugakepadapolapikirmasyarakat.Misalkanmasalahma
kandanminuman, banyakmanusiaatau orang yang makandanminummengikutitren. Dan
sering kali kitalalaitentang halal atau haram makanan yang kitamakan.
Melihat masalah yang terjadi di atas kami
selakupenulismakalahakanmemberikanrambu-rambudanpenjelasantantangmakananda
nminuman yang halal dan yang haram serta yang
makruhdansyubhatberdasarkandalil-dalil Al Qur’an dan Al
Hadist.Sehinggakitasebagaiumatislamtidaksalahmakanmakanan yang
justrumakananitutergolongmakanan yang haram.

B. RumusanMasalah

1) Apaitu Makanan dan Minuman Halal dan Haram?

2) Apa Makanan dan Minuman yang diharamkan?

3) BagaimanaDasarHukumMakanan yang Halal dan Haram?

C. TujuanPenulisan

1) UntukMengetahui Makanan dan Minuman Halal dan Haram

2) UntukMengetahuiMakanan dan Minuman yang diharamkan

3) UntukMengetahui Dasar Hukum Makanan dan Minuman yang Halal

dan Haram

BAB II

PEMBAHASAN
A.Pengertian Makanan dan Minuman

“Makan” menurut pengartian bahasa ialah memasukkan sesuatu lewat

melalui mulut, sedang “makanan” ialah segalah sesuatu yang boleh dimakan.

“minum”, ialah meneguk barang cair dengan mulut, sedang “minuman” ialah

segala sesuatu yang boleh diminum. Memankan sesuatu makanan dan minuman

dan meminum sesuatu minuman biasanya dengan maksud untuk memenuhi

keperluan jasmani sehingga dengan demikian dapat terjaga kelangsungan hidup.

Manusia dalam menjaga kelangsungan hidup memerlukan makanan dan

minuman yang terdiri dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang

lain yang dianugerakan Allah SWT kepadanya. Tetapi tidak semua binatang,

tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang terdapat dimuka bumi ini halal

dimakan oleh manusia; ada yang halal dan ada pula yang haram untuk dmakan.

Makanan dan minuman yang diharamkan manusia memakan dan meminumnya

itu ada yang ditetapkan oleh Al-Quran ada yang diterangkan oleh hadis dan ada

pula yang ditetapkan berdasarkan ijtihad para ulama.

Para ulama sepakat bahwa semua makan dan minuman yang ditetapkan

Al-Quran keharamannya, adalah haram hukum memakannya baik banyak

maupun sedikit. Ayat-ayat itu ialah: firman Allah SWT:

Artinya: “hai orang-orang yang beriman, makanlah dintara rizki yang baik-baik

yang telah kami berikan kepadamudan bersykurlah kepada Allah, jika

benar-benar kepadanya saja kamu menyembah. Sesungguhnya Allah hanya

mengharamkan bagimu bangkai darah,daging babi dan binatang yang (ketika

disembeli) disebut selain nama Allah. Tetapi barang siapa yang yang dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak mengingingkan dan tidak pula
melampaui batas, maka ia tidak berdosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha

pengampun lagi Maha penyayang.

Dan firman Allah SWT:

Artinya: “katakanlah tidaklah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan

kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,

kecuali kalau makanan itu bangkai atau darah yang mengalir atau daging babi

karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas selain

nama Allah. Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak

mengingingkan dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu

Maha pengampun lagi Maha penyayang”.

Dan firman Allah SWT:

Artinya: “hai orang-orsng yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,

berjudi, (berkorban untuk) berhala mengundi nasib dengan anak panah, adalah

perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan

keji itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

Dari ayat diatas ditetapkan lima macam makanan yang diharamkan dan

satu macam minuman, yaitu:

1. Bangkai
2. Darah

3. Daging babi

4. Binatang yang disembelih dengan menyebut selain nama Allah

5. Khamar

Pada ayat 157 Al-A’raf disebutkan bahwa makanan “khabaaits” juga

diharamkan, Allah berfirman:

Artinya: “…dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik (thayyibat) dan

mengharamkan bagi mereka segala yang buruk (khabaa-its)…”

B. Makanan dan Minuman yang diharamkan

a. Bangkai

“bangkai” ialah binatang yang mati dengan sendirinya, tanpa disembelih

sesuai dengan ketentuan-ketentuan syara’. Seekor binatang mati mungkin karena

sakit, terjatuh, diterkam, atau ditanduk binatang yang lain, tercekek dan

sebagainya, kemudian mati sebelum sempat menyembelinya, maka binatang itu

termasuk bangkai. Tetapi jika sempat menyembelih sebelum mati maka binatang

itu halal untuk dimakan, berdasarkan firman allah SWT:

Artinya: “Diharamkan atasmu (memakan)bangkai atau binatang yang tercekek,

yang dipukul, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas kecuali yang sempat

kamu menyembelinya….”.
Termasuk bangkai ialah bagian tubuh binatamg yang terpisah atau

terputus dari tubuhnya, kaki sapi yang telah putus sebahagian daging kambing ng

telah diambil dari tubuhnya yang masih hidup :

Artinya: Dari Abu Waqid Al-Laitsi, berkata : bersabda rasulullah SAW

“bahagian yang terputus dari (tubuh) binatang sedang binatang itu dalam

keadaan hidup, maka bahagian itu adalah bangkai”.

Dalam ayat 173 Al-Baqarah dan ayat 3 Al-Maidah disebut bangkai

(maitah)secara umum dan mujmal, dengan arti bahwa:

a. Semua bahagian bangkai haram dimakan, seperti darah, tulang, kulit, kuku,

dan sebagainya yang haram

b. Semua bangkai binatang apa saja baik binatang darat maupun binatang laut

atau air haram

c. Semua perbuatan yang dilakukan terhadap bangkai, seperti memamfaatkan

bulu, gajih, tulang, dan sebagainya adalah haram

b. Darah

Yang dimaksud dengan darah ialah darah yang mengalir yang keluar dari

tubuh binatang yang disembelih, berdasarkan firman Allah SWT:

Artinya: “katakanlah: “tidaklah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan

kepada, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali

bangkai atau darah yang mengalir…”.


Mengenai darah binatang yang disembelih yang tertinggal dalam daging

atau tulangnya halal untuk dimakan sebagaimana halalnya memakan dagimg atau

tulang binatang itu. Demikian pula darah ikan yang telah mati, halal dimakan

selama darah itu masih tertinggal (tidak mengalir) dalam daging atau tulangnya.

Jika darah itu telah keluar mengalir dari daging dan tulang ikan itu, maka darah

itu haram hukum memakannya sebagaiman diterangkan ayat diatas.

Termasuk darah yang diharamkan ialah darah binatang yang haram

hukum memakannya, seperti darah babi, darah bangkai dan sebagainya.

c. Babi

Dalam ayat disebut “daging babi” (Iamhul Khinzir) tetapi yang dimakn,

ialah seluruh babi, seperti tulangnya, gemuknya, kulit dan sebagainya. Hal yang

seperti biada dalam dalam bahasa arab yaitu menyebut sesuatu yang khusus,

tetapi yang dimaksud ialah yang umum. Disebut daging tetapi yang dimaksud

adalah seluruh tubuhnya, karena yang biasa itu ialah daging dari binatang.

Dalam pengertian “babi” dalam ayat, tidak termasuk babi laut, karena

babi laut itu termasuk makanan laut yang dihalalkan oleh firman Allah SWT:

Artinya: “Dihalalkan bagimu bintang buruan laut dan memakan yang (berasal

dari) laut, sebagai makanan yang lezat bagimu.

d. Binatang yang Disembelih dengan Menyebut Nama selain Allah

Menyembelih binatang yang menyebut nama selain Allah maksudnya,

ialah menyembelih binatang dengan menyebut nama berhala, nama dewa, nama

sesuatu yang dianggap keramat dan sebagainya. Termasuk juga pengertian ini,

ialah semua binatang yang disembelih untuk berhala.


Mengenai sembelihan ahli kitab halal dimakan, apakah dalam

penyembelihan itu disebut nama yesus atau tidak , karena ayat Al-Quran tidak

membatasinya.

Allah SWT berfirman:

Artinya: “ padahari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. (Makanan sembelihan)

orang yang diberi Al-Kitab itu halal bagimu dan makanan kamu halal (pula) bagi

mereka…”.

e. Khamar

a. pengertian

“Khamar” menurut bahasa Arab berarti “menutup” kemudian dijadiakn

nama bagi segala yang memabukkan dan menutup akal. Khamar itu terbuat dari

macam-macam benda, seperti anggur, korma, beras, gandum dan sebagainya.

Pengerian ini ditetapkan berdasar hadis Rasulullah saw:

Artinya: Dari Ibnu Umar r.a sesungguhnya Nabi saw bersabda : “semua yang

memabukkan adalah khamar dan semua khamar adalah haram...”.

Khamar itu dapat dibuat dari berbagai macam benda berdasarkan hadits:

Artinya: Dari Ibnu Umar r.a bahwasanya Rasulullah saw bersabda:


“sesungguhnya dari anggur dibuat khamar, dan bahwasanya dari madu terbuat
khamar dan dari zabiib (anggur kering) dibuat khamar dan dari hantah (gandum)

dibuat khamar dan aku melarang kamu dari setiap yang memabukkan”.

C. Dasar Hukum Makanan yang Halal dan Haram

Dalilnya firman Allah:

Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi

mereka segala yang buruk. (QS.Al-A’raf 7:157)

Firman Allah lagi:

Mereka menanyakan kepadamu” apakah yang dihalalkan bagi mereka?

“dihalalkan bagimu yang baik-baik.” (QS. Al-Maidah 5:4)

Artinya sesuatu yang dianggap baik oleh jiwa dan disukai dan tidak ada nash

yang melarangnya, dan tidak boleh diterjemahkan dengan halal sebab mereka

bertanya tentang yang halal kepada mereka, bagaimana dia mengatakan: “saya

menghalalkan yang halal? “ sementara Allah berfirman:

Katakanlah:” tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,

sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau

makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging.” (QS. Al-An’am

6:145)
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Makan” menurut pengartian bahasa ialah memasukkan sesuatu lewat melalui

mulut, sedang “makanan” ialah segalah sesuatu yang boleh dimakan. “minum”,

ialah meneguk barang cair dengan mulut, sedang “minuman” ialah segala

sesuatu yang boleh diminum. Memankan sesuatu makanan dan minuman dan

meminum sesuatu minuman biasanya dengan maksud untuk memenuhi

keperluan jasmani sehingga dengan demikian dapat terjaga kelangsungan

hidup.

Makanan dan Minuman yang diharamkan:

1. Bangkai

2. Darah

3. Daging babi

4. Binatang yang disembelih dengan menyebut selain nama Allah

5. Khamar.

Dasar Hukum Makanan yang Halal dan Haram

Dalilnya firman Allah:


Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi

mereka segala yang buruk. (QS.Al-A’raf 7:157)

Firman Allah lagi:

Mereka menanyakan kepadamu” apakah yang dihalalkan bagi mereka?

“dihalalkan bagimu yang baik-baik.” (QS. Al-Maidah 5:4)

Artinya sesuatu yang dianggap baik oleh jiwa dan disukai dan tidak ada nash

yang melarangnya, dan tidak boleh diterjemahkan dengan halal sebab mereka

bertanya tentang yang halal kepada mereka, bagaimana dia mengatakan: “saya

menghalalkan yang halal? “ sementara Allah berfirman:

Katakanlah:” tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,

sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau

makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging.” (QS. Al-An’am

6:145)

B. Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini kita mengetahui bahwa pada dasarnya

makanan yang haram itu dilarang untuk dimakan akan tetapi jikalau seseorang

ingin makan atau minum tetapi tidak ada makanan yang halal untuk dimakan

maka boleh makan atau minum yang haram untuk mempertahankan diri dari

kematian.

DAFTAR PUSTAKA

Djamal, Murni,Ilmu fiqih, Cet. II; Jakarta, 1982.


Muhammad Azam, Abdul Aziz, Fiqh Muamalah Sistem Transaksi dalam
Fiqih Islam, Cet. I; Jakarta, Sinar Grafika Offset, 2010.

Diposting oleh FIRMAN SYAM di 11/10/2015 08:24:00 PM

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke


FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan:
FIRMAN SYAM

tinggal d kota watampone.

Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai