Anda di halaman 1dari 11

TUGAS: TAHAPAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MATA KULIAH : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Oleh
Nama : Leonardus Lewa Leko
Nim : 1611030033

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


PASCASARJANA UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
PENDAHULUAN
Pemberdayaan masyarakat, secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang
membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat,
perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Dari penjelasan
sebelumnya juga, tampak ada tiga tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu
mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan
mengorganisir diri masyarakat. kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya
banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari informasi,
kemampuan untuk mengelola kegiatan, kemampuan dalam pertanian dan masih banyak lagi
sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Perilaku masyarakat yang perlu diubah tentunya perilaku yang merugikan masyarakat atau
yang menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat. pengorganisasian masyarakat
dapat dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling mengatur dalam mengelola
kegiatan atau program yang mereka kembangkan. disini masyarakat dapat membentuk
panitia kerja, melakukan pembagian tugas, saling mengawasi, merencanakan kegiatan, dan
lain-lain.

Lingkungan dan masyarakat adalah dua konsep yang memiliki keterkaitan secara fungsional
dalam konteks ekologi dan ekosistem. Dalam telaah empiris telah menghasilkan suatu sintesa
tentang hubungan masyarakat dengan lingkungannya. Menurut kaum deterministis,
lingkungan alam menentukan corak kehidupan masyarakat, kaum posibilistik memandang
lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh, sedangkan kaum optimistik teknologi memiliki
keyakinan akan keampuhan IPTEK untuk mendayagunakan potensi lingkungan. Berdasarkan
ketiga pandangan tersebut, maka keberadaan masyarakat dalam lingkungannya bergantung
pada tingkat kemampuan yang dimilikinya.

Menurut Sumaatmadja (1996:15), manusia sebagai mahluk hidup berada di tengah-tengah


manusia lainnya (lingkungan sosial), dalam konteks budaya (lingkungan budaya), dan alam
semesta (lingkungan alam). Ketiga lingkungan tersebut merupakan tiga faktor yang memiliki
jalinan hubungan secara fungsional. Adimihardja (1993:1) mengemukakan bahwa manusia,
kebudayaan, dan lingkungan merupakan tiga faktor yang saling menjalin secara integral.

Manusia sebagai mahluk sosial dalam lingkungan hidupnya memiliki dominasi yang kuat
terutama dalam pengelolaan sumber-sumber kehidupan. Dominasi tersebut sangat ditentukan
oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh masyarakat. Lingkungan menjadi
ruang hidup bagi masyarakat manakala lingkungan tersebut memiliki potensi dan masyarakat
memiliki kemampuan untuk mendayagunakannya bagi kelangsungan kehidupan mereka.
Konsep life layer yang dikemukakan oleh Henry J. Warman (Gabler, 1969:13) memberikan
ilustrasi kepada kita bahwa tidak seluruh permukaan bumi menjadi ruang hidup, melainkan
hanya ruang potensial yang akan dijadikan tempat tinggal manusia. Keberadaan lingkungan
sebagai ruang hidup masyarakat akan terlestarikan jika manusia penghuninya memiliki
kepedulian dan rasa tanggungjawab pewarisan kepada generasi beikutnya.

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Konsep pemberdayaan sebagai suatu konsep alternatif pembangunan, yang pada intinya
memberikan tekanan otonomi pengambilan keputusan dari suatu kelompok masyarakat, yang
berlandas pada sumber daya pribadi, langsung (melalui partisipasi), demokratis dan
pembelajaran sosial melalui pengalaman langsung. Sebagai titik fokusnya adalah lokalitas,
sebab civil society akan merasa siap diberdayakan lewat isue-isue lokal. Namun Friedmann
(1992) juga mengingatkan bahwa adalah sangat tidak realistis apabila kekuatan-kekuatan
ekonomi dan struktur-struktur diluar “civil society” diabaikan. Oleh karena itu
pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebatas ekonomi saja namun juga secara politis,
sehingga pada akhirnya masyarakat akan memiliki posisi tawar baik secara nasional maupun
international.

Konsep pemberdayaan merupakan hasil kerja dari proses interaktif baik ditingkat ideologis
maupun praksis. ditingkat ideologis, konsep pemberdayaan merupakan hasil interaksi antara
konsep top down dan bottom up antara growth strategy dan people centered strategy.
Sedangkan ditingkat praksis, interaktif akan terjadi lewat pertarungan antarotonomi. konsep
pemberdayaan sekaligus mengandung konteks pemihakan kepada lapisan masyarakat yang
berada dibawah garis kemiskinan.

Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sebagian besar diakibatkan oleh kesenjangan
terhadap akses modal, prasarana, informasi pengetahuan, tknologi ketrampilan, ditambah
oleh kemampuan sumber daya manusia, serta kegiatan ekonomi lokal yang tidak kompetitif
menunjang pendapatan masyarakat, serta masalah akumulasi modal.

Selain itu kelembagaan pembangunan yang ada pada masyarakat lokal secara umum belum
dioptimalkan untuk menyalurkan dan mengakomodasikan kepentingan, kebutuhan dan
pelayanan masyarakat dalam rangka meningkatkan produktivitas yang mampu memberi nilai
tambah usaha.

Sementara melihat kelembagaan aparat pemerintah ditingkat lokal terlalu terbebani


pelaksanaan program dari pemerintahan ditingkat atasnya, sehingga tidak dapat
memfokuskan pada pelayanan pengembangan peran serta masyarakat dalam proses
perwujudan masyarakat maju dan mandiri.

Menurut Kartasasmita (1996) yang mengacu pada pendapat Chambers, pemberdayaan


masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang menerangkan nilai-nilai
sosial. konsep ini mencerminkan paradigma basis pembangunan yang bersifat people
centered, participatory, empowering dan sustainable.

Dari definisi diatas, pemberdayaan masyarakat dimengerti sebagai konsep yang lebih luas
daripada hanya sekedar pemenuhan kebutuhan dasar manusia. pemberdayaan masyarakat
lebih diartikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagi sumber, pelaku dan yang
menikmati hasil pembangunan. dengan kata lain pembangunan dari, oleh dan untuk
masyarakat indonesia.

Secara konkrit, pembedayaan masyarakat diupayakan melalui pembangunan ekonomi rakyat


(sumodiningrat,1997). Sementara itu, pembangunan ekonomi rakyat harus diawali dengan
usaha pengentasan penduduk dari kemiskinan. (Sumodiningrat, 1997) juga mengatakan
bahwa upaya pemberdayaan masyarakat sebagaimana tersebut diatas paling tidak harus
mencakup lima hal pokok yaitu bantuan dana sebagai modal usaha, pembangunan prasarana
sebagai pendukung pengembangan kegiatan, penyediaan sarana, pelatihan bagi aparat dan
masyarakat dan penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat seperti bantuan yang
diberikan kepada masyarakat yang suatu saat harus digantikan dengan tabungan yang
dihimpun dari surplus usaha.

Latar belakang tersebut secara nyata diwujudkan dalam pendekatan pembangunan


masyarakat sebagai berikut :
1. pengoptimalan pengembangan masyarakat desa/kelurahan melalui pendekatan
pemberdayaan masyarakat untuk dapat meraih kesempatan peluang usaha melalui
penyediaan prasarana dan sarana modal sosial dimasyarakat;
2. pemantapan kordinasi pembangunan melalui penciptaan keterkaitan antara institusi lokal
yang ada dimasyarakat;
3. mendasarkan pada partisipasi masyarakat yang diiringi dengan peningkatan kemitraan
dunia usaha, pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan dan transparansi.

Sejalan dengan peningkatan kebutuhan manusia, maka semakin banyak pula sumber daya
yang harus disediakan. Pembangunan berkelanjutan memanfaatkan banyak sumber daya
alam demi kesejahteraan penduduk.

Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan perhatiannya


kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni mulai dari aspek
intelektual, Sumber Daya Manusia, aspek material dan fisik, sampai kepada aspek
manajerial. Aspek-aspek tersebut bisa jadi dikembangkan menjadi aspek sosial budaya,
ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan.

Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan pembangunan yang


berkelanjutan (sustainable development) dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu
prasyarat utama serta diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju
suatu keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi yang dinamis.

Lingkungan strategis yang dimiliki oleh masyarakat lokal antara lain mencakup lingkungan
produksi, ekonomi, sosial dan ekologi. Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat
didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya
secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan
ekologinya.

Pembangunan berkelanjutan berkonsenterasi kepada tiga buah pilar yakni pembangunan


ekonomi, sosial, dan lingkungan. Untuk menjamin tercapainya keharmonisan antara ketiga
buah pilar tersebut pelaksanaan pembangunan haruslah mengacu kapada prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan.

Ada empat butir prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (Zulkifli,2013), yaitu:


1. Pemerataan dan keadilan sosial. Prinsip pertama ini mempunyai makna bahwa proses
pembangunan harus tetap menjamin pemerataan sumberdaya alam dan lahan untuk
generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Pembangunan juga harus menjamin
kesejahteraan semua lapisan masyarakat;
2. Menghargai keaneragaman (diversity). Keaneragaman hayati dan keaneragaman
budaya perlu dijaga dalam menjamin keberlanjutan. Keaneragaman hayati berhubungan
dengan keberlanjutan sumberdaya alam, sedangkan keaneragaman budaya berkaitan
dengan perlakuan merata terhadap setiap orang;
3. Menggunakan pendekatan integratif. Pembangunan berkelanjutan mengutamakan
keterkaitan antara manusia dengan alam. Dimana manusia dan alam merupakan unsur
yang tidak dapat berdiri sendiri;
4. Perspektif jangka panjang, dalam hal ini pembangunan berkelanjutan berorientasi tidak
hanya masa sekarang akan tetapi masa depan. Untuk menjamin generasi mendatang
mendapatkan kondisi lingkungan yang sama atau bahkan lebih baik.
Sustainable development mensyaratkan adanya pengelolaan sumberdaya ekologi secara
bijaksana oleh warga masyarakat lokal. Dalam hal ini mekanisme ekologi mencakup aspek
lingkungan sekitar yang sangat luas bagi masyarakat. Termasuk di dalamnya bagaimana
masyarakat diberi kesempatan dan didorong untuk mengelola dan memanfaatkan
sumberdaya ekologi-nya secara berkesinambungan, termasuk di dalamnya fasilitas
infrastuktur (saluran irigasi, jembatan, jalan, fasilitas publik lainya), hutan masyarakat,
penggembalaan umum, gunung, sungai dan lain sebagainya. Beberapa ahli banyak
memberikan kritik bahwa selama ini masyarakat cenderung hanya dilibatkan sebagai obyek
dalam pengelolaan sumberdaya ekologi, mereka jarang sekali dilibatkan dalam perencanaan,
pengambilan keputusan serta pengelolaan sumberdaya ekologi tersebut.

Agar masyarakat memiliki peran aktif dalam mengelola sumberdaya lingkungan maka
masyarakat perlu diberdayakan agar memiliki keteguhan untuk memegang teguh prinsip-
prinsip dalam mengelola sumberdaya.

TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Pemberdayaan masyarakat muncul karena adanya suatu kondisi sosial ekonomi
masyarakat yang rendah mengakibatkan mereka tidak mampu dan tidak tahu. ketidakmampuan
dan ketidaktahuan masyarakat mengakibatkan produktivitas mereka rendah.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui: pertama, pengembangan masyarakat,


dan yang kedua pengorganisasian masyarakat. Apa yang dikembangkan dari masyarakat yaitu
potensi atau kemampuannya dan sikap hidupnya. Kemampuan masyarakat dapat meliputi antara
lain kemampuan untuk bertani, berternak, melakukan wirausaha, atau ketrampilan-ketrampilan
membuat home industri; dan masih banyak lagi kemampuan dan ketrampilan masyarakat yang
dapat dikembangkan.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan ketrampilan masyarakat, dapat


dilakukan dengan berbagai cara. Contoh dengan mengadakan pelatihan atau mengikutkan
masyarakat pada pelatihan-pelatihan pengembangan kemampuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan. Dapat juga dengan mengajak masyarakat mengunjungi kegiatan ditempat lain
dengan maksud supaya masyarakat dapat melihat sekaligus belajar, kegiatan ini sering disebut
dengan istilah studi banding.
Dapat juga dengan menyediakan buku-buku bacaan yang sekiranya sesuai dengan
kebutuhan atau peminatan masyarakat. masih banyak bentuk lainnya yang bias diupayakan.
sikap hidup yang perlu diubah tentunya sikap hidup yang merugikan atau menghambat
peningkatan kesejahteraan hidup. merubah sikap bukan pekerjaan mudah. mengapa karena
masyarakat sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun sudah melakukan hal itu. untuk itu
memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan perubahan sikap. caranya adalah dengan
memberikan penyadaran bahwa apa yang mereka lakukan selama ini merugikan mereka. hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan banyak informasi dengan menggunakan berbagai media,
seperti buku-buku bacaan, mengajak untuk melihat tempat lain, menyetel film penerangan, dan
masih banya cara lain.

Pada pengorganisasian masyarakat, kuncinya adalah menempatkan masyarakat sebagai


pelakunya. Untuk itu masyarakat perlu diajak mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan,
sampai pemeliharaan dan pelestarian. Pelibatan masyarakat sejak awal kegiatan memungkinkan
masyarakat memiliki kesempatan belajar lebih banyak. pada awal-awal kegiatan mungkin
pendamping sebagai pendamping akan lebih banyak memberikan informasi atau penjelasan
bahkan memberikan contoh langsung. Pada tahap ini masyarakat lebih banyak belajar namun
pada tahap-tahap berikutnya pendamping harus mulai memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk mencoba melakukan sendiri hingga mampu atau bisa. Jika hal ini terjadi maka
dikemudian hari pada saat pendamping meninggalkan masyarakat tersebut, masyarakat sudah
mampu untuk melakukannya sendiri atau mandiri.

Ada paradigma yang mengemukakan bahwa tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat


dilaksanakan dalam 7 (tujuh) kegiatan:
1. Penyadaran, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menyadarkan masyarakat
tentang “keberadaanya”, baik keberadaanya sebagai individu dan anggota masyarakat,
maupun kondisi lingkunganya yang menyangkut linkungan fisik/teknis, sosial-budaya,
ekonomi, dan politik.
2. Menunjukkan adanya masalah, yaitu kondisi yang tidak diinginkan yang kaitannya
dengan: keadaan sumberdaya (alam, manusia sarana-prasarana, kelembagaan, budaya, dan
aksebilitas), lingkungan fisik/ teknis, sosial-budaya, dan politis.
3. Membantu pemecahan masalah, analisis akar-masalah analisis alternatif pemecahan
masalah, serta pilihan alternatif pemecahan terbaik yang dapat dilakukan sesuai kondisi
internal (kekuatan, kelemahan) maupun kondisi eksternal (peluang, ancaman) yang
dihadapi.
4. Menunjukkan pentingnya perubahan, yang akan dan sedang terjadi dilingkungannya,
baik lingkungan organisasi dan masyarakat (lokal, nasional, regional, dan global).
5. Melakukan pengujian dan demonstrasi, sebagai bagian dan implementasi perubahan
terencana yang berhasil dirumuskan.
6. Memproduksi dan pubilkasi informasi, baik yang berasal dari “luar” (penelitian,
kebijakan, produsen/pelaku bisnis, dll) maupun yang berasal dari dalam (pengalaman,
indegenuous technology, maupun kearifan tradisional dan nilai-nilai adat yang lain).
7. Melaksanakan pemberdayaan/atau penguatan kapasitas, yaitu pemberian kesempatan
pada kelompok lapisan bawah (grassroot) untuk bersuara dan menentukan sendiri pilihan-
pilihannya (voice and choice) kaitannya dengan : aksesibilitas informasi, keterlibatan
dalam pemenuhan kebutuhan, serta partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan,
bertanggung-gugat (akuntabilitas public), dan penguatan kapasitas lokal.

Tim Delivery (2004) menawarkan tahapan-tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang


dimulai dari proses seleksi lokasi sampai dengan pemandirian masyarakat. Secara rinci masing-
masing tahap tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap 1. Seleksi lokasi/wilayah
Seleksi wilayah dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga, pihak-pihak
terkait dan masyarakat. Penetapan kriteria penting agar pemilihan lokasi dilakukan sebaik
mungkin, sehingga tujuan pemberdayaan masyarakat akan tercapai seperti yang diharapkan.

Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat


Sosialisasi, merupakan upaya mengkomunikasikan kegiatan untuk mencapai dialog dengan
masyarakat. Melalui sosialisasi akan membantu meningkatkan pemahaman masyarakat dan
pihak terkait tentang program dan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah
direncanakan. Proses sosialisasi menjadi sangat penting, karena akan menentukan minat
atau ketertarikan masyarakat untuk berpastisipasi (berperan dan terlibat) dalam program
pemberdayaan masyarakat yang dikomunikasikan.

Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat


Hakekat pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan taraf hidupnya. Dalam
proses tersebut bersama-sama melakukan hal-hal berikut :
1. Mengidentifikasikan dan mengkaji potensi wilayah permasalahan, serta peluang-
peluangnya. Kegiatan ini dimaksud agar masyarakat mampu dan percaya diri dalam
menidentifikasi serta menganalisa keadaannya, baik potensi maupun permaslahannya.
Pada tahap ini diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai aspek sosial, ekonomi dan
kelembagaan. Proses ini meliputi: (a.) persiapan masyarakat dan pemerintah setempat
untuk melakukan pertemuan awal dan teknis pelaksanaannya, (b.) persiapan dan
penyelenggaraan dan pertemuan, (c.)pelaksanaan kajian dan penilaian keadaan, dan (d.)
pembahasan hasil dan penyusunan rencana tindak lanjut.
2. Menyusun rencana kegiatan kelompok, berdasarkan hasil kajian, meliputi : (a.)
meprioritaskan dan menganalisa masalah-masalah, (b.) identifikasi alternatif pemecahan
masalah yang terbaik,(c.) identifikasi sumberdaya yang tersedia untuk pemecahan
masalah, (d.) pengembangan rencana kegiatan serta pengorganisasian pelaksanaannya.
3. Menerapkan rencana kegiatan kelompok. Rencana yang telah disusun bersama dengan
dukungan fasilitasi dari pendamping selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan yang
kongkrit dengan tetap memperhatikan realisasi rencana awal. Termasuk dalam kegiatan
ini adalah, pemantauan pelaksanaan dan kemajuan kegiatan menjadi perhatian semua
pihak, selain itu juga dilakukan perbaikan jika diperlukan.
4. Memantau proses hasil kegiatan secara terus-menerus secara partisipatif (participatory
monitoring and evaluation/PME). PME ini dilakukan secara mendalam pada semua tahap
pemberdayaan masyarakat agar prosesnya berjalan dengan tujuannya adalah suatu proses
penilaian, pengkajian dan pemantauan kegiatan, baik prosesnya (pelaksanaan) maupun
hasil dan dampaknya agar dapat disusun proses perbaikan kalau di perlukan.
Tahap 4. Pemandirian masyarakat
Berpegang pada prinsip pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk memandirikan
masyarakat dan meningkatkan taraf hidupnya, maka arah pemandirian masyarakat adalah
berupa pendampingan untuk menyiapkan masyarakat agar benar-benar mampu mengelola
kegiatannya, dan proses pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan
eksternal. Dalam hubungan ini, meskipun faktor internal sangat penting sebagai salah satu
wujud self organizing dari masyarakat, namun kita juga perlu memberikan perhatian pada
faktor eksternalnya. Proses pemberdayaan masyarakat mestinya juga didampingi oleh suatu
tim fasilitator yang bersifat multi disiplin. Tim pendamping ini merupakan salah satu
external factor dalam pemberdayaan masyarakat. Peran tim pada awal proses sangat aktif
tetapi akan berkurang secara bertahap selama proses berjalan sampai masyarakat sudah
mampu bagaimana menjalankan kegiatannya secara mendiri.

Dalam operasionalnya inisiatif tim pemberdayaan masyarakat akan pelan-pelan dikurangi


dan akhirnya berhenti. Peran tim fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus kelompok atau
pihak lain yang dianggap mampu oleh masyarakat, kapan waktu pemunduran fasilitator
tergantung kesepakatan bersama yang telah ditetapkan sejak awal program dengan
masyarakat.

Berdasar beberapa pengalaman dilaporkan bahwa tim fasilitator dapat dilakukan dalam
minimal 3 tahun setelah proses dimulai dengan tahap sosialisasi. Walaupun tim sudah
mundur, anggotanya tetap berperan, yaitu sebagai penasehat atau konsultan apabila
diperlukan oleh masyarakat. Secara skematis, mekanisme pembagian peran menurut
periode antara tim pemberdayaan masyarakat dan kelompok masyarakat dalam proses
pemberdayaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai