Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Antara Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Kadar Gula

Darah di Rumah Sehat BAZNAS MASK, Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes mellitus ( DM ) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Menurut Riskesdas (2007),

saat ini penyakit menular mengalami peningkatan yang sangat cepat

diantaranya diabetes mellitus. Dari data National Diabetes Statistics 2011

menyatakan, 90-95% dari semua kasus diabetes yang terdiagnosa pada orang

dewasa adalah DM tipe 2 (NIDC, 2011). Hal ini sesuai dengan pernyataan

WHO (2011), DM tipe 2 umumnya lebih banyak dari pada DM tipe 1, yaitu 90%

dari semua kasus diabetes di dunia.

DM tipe 2 terjadi karena dipicu oleh beberapa faktor resiko. Menurut

Riskesdas (2007), prevalensi beberapa faktor resiko diabetes pada penduduk

umur ≥ 15 tahun antara lain obesitas umum (10,3%), obesistas sentral (18,8%),

perokok (23,7%), konsumsi buah dan sayur yang kurang ( 93,6%), sering

mengkonsumsi makanan / minuman manis (65,2%), kurang aktifitas fisik

48,2%, sering mengkonsumsi makanan berlemak (12,8%), gangguan mental

emosional (11,6%), dan konsumsi alcohol pada 12 bulan terakhir sebesar

(4,6%). Sedangkan WHO (2011) menyatakan bahwa penyebab DM

merupakan hal yang kompleks, tetapi sebagian besar karena peningkatan

berat badan berlebih, obesitas, dan kurangnya aktifitas fisik.

Banyak orang pada awalnya tidak tahu bahwa mereka menderita diabetes.

Catatan dari International Diabetes Federation ( IDF ) 2015 adalah, dari jumlah

populasi dunia sebesar 7.3 trilliun jiwa, di prediksi sejumlah 415 juta ( 8.8 % )

pengidap diabetes dewasa usia 20 – 79 tahun di seluruh dunia, ada 193 juta (
Hubungan Antara Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Kadar Gula
Darah di Rumah Sehat BAZNAS MASK, Jakarta

hampir 50% ) yang tidak tahu bahwa dirinya terkena diabetes. Bahkan,

diperkirakan ada 318 juta orang dewasa lainnya yang sebenarnya yang

mengalami gangguan toleransi gula, atau yang dinamakan prediabetes, calon

pengidap diabetes. Jumlah diatas melampaui populasi penduduk negara

Indonesia. Dinegara – negara Asia, lebih dari 50 % ( bahkan ada yang

mencapai 85 % ) penderita diabetes mengalami hal yang serupa. Khusus di

Singapura yang pelayanan kesehatannya sudah maju angkanya hanya

mencapai 20 %. Ketidak tahuan ini disebabkan karena kebanyakan penyakit

diabetes terus berlangsung tanpa keluhan sampai beberapa tahun, setelah

timbul komplikasi barulah mereka memeriksakan diri ke dokter.

Usia diatas 40 tahun, ada riwayat keturunan diabetes, dan badan terlalu

gemuk merupakan faktor resiko utama seseorang terkena diabetes. Lebih dari

itu mengingat perubahan gaya hidup masyarakat sekarang, banyak pakar

melihat urbanisasi, westernisasi, modernisasi, atau bahkan cocacolanization

sebagai penyebab timbulnya diabetes. Menurut mereka, bila dulu orang

banyak bergerak, sekarang orang cenderung santai. Semua serba otomatis.

Makanan makin beragam, makin banyak makanan yang berkalori tinggi, manis,

serta mengandung lemak. Manusia gemuk pun dapat dijumpai dimana – mana.

( Hans Tandra, 2017 ). Maka tidak aneh bila jumlah penderita diabetes

melonjak tajam. Bahkan mereka yang masih mudapun sudah terkena penyakit

ini.

Atlas Diabetes edisi ke – 7 tahun 2015 dari IDF menyebutkan bahwa dari

catatan 220 negara di seluruh dunia, jumlah penderita diabetes diperkirakan

akan naik dari 415 juta orang ditahun 2015 menjadi 642 juta pada tahun 2040.

WHO menyebutkan separuh diabetes dewasa di dunia berada di 5 negara,

yaitu China, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Indonesia.


Hubungan Antara Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Kadar Gula
Darah di Rumah Sehat BAZNAS MASK, Jakarta

Diabetes telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat di dunia.

Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh diabetes.

Itu berarti ada 1 orang per 10 detik atau 6 orang per menit yang meninggal

akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes. Dan telah merenggut 5 juta

jiwa orang dewasa sepanjang tahun 2015 ( WHO, 2015 ). Selain itu diabetes

juga merupakan penyebab kebutaan yang paling utama bagi orang dewasa,

penyebab amputasi kaki paling sering diluar kecelakaan dan tercatat 1 juta

orang yang diamputasi akibat diabetes setiap tahun. Penyakit jantung coroner

dan kerusakan pembuluh darah bertambah 2 - 4 kali lipat akibat diabetes.

Penyakit ini bertanggung jawab atas 50 – 80 % kematian pasien diabetes.

Angka penderita diabetes yang didapatkan di Asia Tenggara adalah:

Singapura 12.8 %, Thailand 8 %, Malaysia 16.6 %, dan Indonesia 6.2 % (

IDF,2015 ). Indonesia sendiri menempati urutan ke -7 sebagai negara dengan

jumlah penderita diabetes ( 20 – 79 tahun ) terbanyak di dunia setelah China,

India, USA, Brazil, Rusia, dan Mexico dengan jumlah penderita 10,0 juta jiwa

dan diperkirakan pada tahun 2040 jumlahnya akan mencapai 16,2 juta jiwa. (

International Diabetes Federation, 2015 ).

Kasus diabetes di Indonesia pun semakin meningkat dari tahun ketahun.

Penelitian Wild dkk ( 2004 ) menyatakan bahwa Indonesia pada tahun 2000

terdapat 8,4 juta diabetisi, dan diperkirakan tahun 2030 naik menjadi 21,3 juta

diabetisi. Selain itu, penelitian epidemiologi di Jakarta ( urban ) mendapatkan

prevalensi DM 1,7 % ( 1982 ), 5,7 % ( 1993 ), dan menjadi 12,8 % pada tahun

2001 yang disusul kota Depok ( sub-urban Jakarta ) 14,7 % ( Pdpersi, 2008 ).

Tahun 2003 diperkirakan prevalensi DM tipe 2 di daerah urban menjadi 14,7 %

( 8,2 juta diabetisi ) dan di daerah rural 7,2 % ( 5,5 juta diabetisi ). Tahun 2030
Hubungan Antara Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Kadar Gula
Darah di Rumah Sehat BAZNAS MASK, Jakarta

dengan prevalensi DM tipe 2 yang sama akan terdapat 12 juta diabetisi di

daerah urban dan 8,1 juta diabetisi di daerah rural ( Soegondo & Kartini, 2008).

Sebanyak 17 provinsi di Indonesia mempunyai prevalensi penyakit

diabetes mellitus diatas prevalensi nasional ( 1,1 % ), yang salah satunya

adalah provinsi DKI ( Riskesdas, 2013 ). Jakarta sebagai ibu kota negara

dengan jumlah kasus DM yang cukup tinggi pada tahun 2013 yaitu 6 % (

7.837.550 diabetisi ).

Jakarta merupakan kota yang pertumbuhan penduduknya sangat pesat

karena semakin banyak masyarakat yang bermukim disana, sehingga

kebutuhan hidup pun semakin meningkat. Peningkatan ini sejalan dengan

peningkatan kesejahteraan pada masyarakat perkotaan sehingga sering kali

terjadi perubahan pola hidup. Perubahan ini mengarah pada pola hidup yang

tidak sehat seperti makan secara berlebihan dan mengkonsumsi makanan siap

saji ( fast food ) yang berlemak/ berkolesterol tinggi, serta kurangnya aktivitas

olahraga ( Administor Dinkes, 2009 ). Hal ini ditunjang dengan banyak fasilitas

umum yang tersedia di Jakarta, khususnya di sepanjang jalan Menteng , Masjid

Sunda Kelapa, seperti banyaknya pusat perbelanjaan yang mengarah pada

hidup santai, dan tempat wisata kuliner yang dominan dengan makanan siap

saji ( fast food ). Oleh karena itu, keadaan di atas bisa menggambarkan bahwa

masyarakat Jakarta yang mempunyai pola hidup tidak sehat bisa beresiko

terkena DM tipe 2.

Rumah Sehat BAZNAS MASK merupakan klinik pratama yang memiliki

program pelayanan diabetes center dan tera sehat pasien DM. Klinik ini juga

menjadi tempat residensi mahasiswa spesialis kedokteran dan telah

mengembangkan inovasi penatalaksanaan diabetes mellitus dengan

menggunakan kartu pantauan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan


Hubungan Antara Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Kadar Gula
Darah di Rumah Sehat BAZNAS MASK, Jakarta

kepada kepala klinik , diungkapkan bahwa pasien telah diberikan kartu, namun

belum semua memenuhi cara penatalaksanaan diabetes melitu sesuai dengan

yang dianjurkan. Persentase kunjungan pasien diabetes ke DM Center sekitar

70% sampai 80%.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada petugas kesehatan

bahwa pasien yang rutin datang berkunjung ke klinik memiliki kadar gula darah

yang terkontrol normal dibandingkan dengan pasien yang berkunjung ke tera

sehat. Atas dasar itu peneliti melakukan penelitian terkait dengan hubungan

antara pengetahuan pasien diabetes mellitus tipe 2 denga kadar gula darah di

Rumah Sehat BAZNAS MASK Jakarta.

1.2. Rumusan Masalah

Rumah Sehat BAZNAS MASK berlokasi di jalan menteng, merupakan

sebuah klinik pratama yang memiliki pelayanan rawat jalan diabetes center.

Poli tersebut menangani masalah diabetes setiap hari selasa dan jumat.

Pelayanan yang diberikan berupa pemeriksaan gula darah, konsultasi, senam

diabetes dan penyuluhan. Jumlah pasien diabetes yang terdaftar di Rumah

Sehat BAZNAS tersebut terus meningkat dari tahun ketahun. Pada tahun 2017

terjadi peningkatan sekitar 13% ( populasi DM 364 pasien). Berdasarkan uraian

dalam latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi masalah penelitian

adalah adakah hubungan antara pengetahuan pasien DM tipe 2 dengan kadar

gula darah di Rumah Sehat BAZNAS MASK, Jakarta.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


Hubungan Antara Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Kadar Gula
Darah di Rumah Sehat BAZNAS MASK, Jakarta

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan pasien DM tipe 2

dengan kadar gula darah di Rumah Sehat BAZNAS MASK, Jakarta.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik pasien diabetes di RS BAZNAS MASK

b. Diketahuinya seberapa besar pengaruh pengetahuan pasien

diabetes mellitus tipe 2 dengan kadar gula darah di Rumah Sehat

BAZNAS MASK, Jakarta.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1.4.1. Manfaat Metodologi

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi data dasar untuk penelitian

selanjutnya tentang hubungan pengetahuan pasien diabetes diabetes

mellitus tipe 2 dengan kadar gula darah.

1.4.2. Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan

pada pelayanan kesehatan dan pasien. Bagi pelayanan kesehatan,

penelitian ini dapat menjadi masukan atau acuan dalam rangka

meningkatkan pendidikan mengenai DM tipe 2. Bagi pasien, penelitian

ini dapat memberikan pengetahuan DM tipe 2 sehingga pasien sadar

akan pentingnya mengubah perilaku dan control secara berkala.

1.4.3. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

tambahan bagi institusi pendidikan mengenai hubungan pengetahuan

dengan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2.

Anda mungkin juga menyukai