Anda di halaman 1dari 32

Sistem Instrumentasi

Aktuator
Week 14 Joko S. Saputro, S.Pd., M.T.
S1 - TEKNIK ELEKTRO - Universitas Singaperbangsa Karawang
Pengantar

Pada sistem pengendalian, kebanyakan sinyal


kontrol yang dihasilkan oleh kontroler tidak cukup
kuat dayanya untuk men-drive plan sehingga
diperlukan aktuator.
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang aktuator
termasuk fungsinya dalam sistem pengendalian
dan klasifikasi aktuator berdasarkan daya yang
dihasilkan.
Fungsi Aktuator
 Merupakan komponen penguat dan pengkonversi daya
 Menguatkan sinyal kontrol menjadi sinyal baru dengan daya yang
besar dan sesuai dengan daya yang dibutuhkan oleh plant.
Instrumented feedback control system
Klasifikasi Aktuator
 Berdasarkan daya yang dihasilkan

Aktuator Elektrik

Aktuator Mekanik

Aktuator
Aktuator Hidrolik

Aktuator Pneumatik
Aktuator Elektrik
Solenoid
 Mengubah sinyal elektrik menjadi gerakan mekanik, biasanya rectilinear.
 Terdiri dari coil dan plunger (berkedudukan bebas)
Aktuator Elektrik
Keunggulan kekurangan

 Mudah dalam pengontrolan Response time : lambat


 Mulai dari mW sampai MW.
Lebih mahal
 Berkecepatan tinggi, 1000 – 10.000
dibandingkan dengan
rpm.
aktuator pneumatik.
 Banyak macamnya.
 Akurasi tinggi Lebih sulit dipelihara di
 Torsi ideal untuk pergerakan. area hazardous
 Efisiensi tinggi
Aktuator Mekanik
Motor Listrik (DC/AC, Steper, Induksi, Syncro & Servo)
 Mengubah energi elektrik menjadi gerakan mekanik (putaran)
 Diagram skematik motor DC penguat medan konstan
Aktuator Hidrolik
 Aktuator hidrolik menggunakan fluida yang incompressible
 Prinsip kerja :
Aktuator Hidrolik
Keunggulan kekurangan

 Fluida hidrolik bisa sebagai pelumas  Daya hidrolika tidak siap


dan pendingin tersedia dibanding dengan
 Dengan ukuran kecil dapat mengh daya listrik
asilkan gaya/torsi besar  Biaya sistem lebih mahal
 Mempunyai kecepatan tanggapan  Bahaya api dan ledakan
yang tinggi ada
 Dapat dioperasikan pada keadaan  Sistem cenderung kotor
yang terputus-putus
 Kebocoran rendah  Mempunyai karakteristik
redaman yang rendah
 Fleksibel dalam desain
Aktuator Hidrolik
Prinsip kerja:
 Aktuator hidrolik mengubah gaya kecil Fin menjadi gaya yang
diperbesar Fout
 Tekanan Hidrolik:

 Gaya yang dihasilkan pada Working piston :


Aktuator Hidrolik
Aktuator Pneumatik
 Mentranslasikan sinyal kontrol menjadi suatu gaya atau torsi yang besar untuk
memanipulasi elemen kontrol.
 Prinsip kerjanya berdasarkan konsep tekanan.

 Biasanya aktuator pneumatik dilengkapi dengan valve kontrol.


Pengelompokan Jenis Kompresor Udara

Jenis-jenis Kompresor

Kompresor Torak Kompresor Torak Kompresor


Resiprokal Rotari Aliran

Kompresor Kompresor Kompresor Kompresor


Torak (piston) Diapragma Aliran Radial Aliran Aksial

Kompresor Rotari Kompresor Roots Blower


Baling-baling Luncur Sekerup Compressor
Penampung Udara Bertekanan (Tangki Angin)

Thermometer Katup Tekanan Bantu

Manometer
Penutup Katup

Badan Tangki

Lubang Lalu Orang

Saluran Pembuang
Penyangga
LINIEAR ACTUATOR

A. Single Acting Silinder

 Silinder Bergerak maju


menggunakan media udara
kompresi
 Silinder Bergerak mundur
menggunakan pegas / per
 Simbol :
LINIEAR ACTUATOR

B. Double Acting Silinder

 Silinder Bergerak maju


menggunakan media udara
kompresi
 Silinder Bergerak mundur
menggunakan media udara
kompresi
 Simbol :
SILINDER

 Silinder Kerja Tunggal / Ganda


 Piston Diameter
 Panjang Langkah (Stroke Length)
 Volume Silinder
PISTON DIAMETER

 Sebuah benda kotak


akan diangkat dengan
menggunakan
silinder. Massa benda
100 kg, tekanan udara
6 bar dan ketinggian
angkat yang
diperlukan 500 mm.
SOLUSI

Gaya Gravitasi
F = m.g = 100 kg . 10 m/dt2 = 1000 N
Tekanan udara kompresi
P = 6 bar = 600.000 Pascal = 600.000 N / m2
Friksi / Gesekan
R= +/- 10% = 10% . 1000 N = 100 N
Effektive Force
F = p . A - R = p . π/4 . d 2 - R
SOLUSI

Diameter
d = √ {(F+R) / (p x 0,786)}

= √ {(1000 + 100)/ (600000 x 0,786)}

= √ (0,00233 m2)
= 0,048 m
= 48,3 mm
Piston Diameter = 48,3 mm = 50 mm
Katup Pengarah (directional way valve)

Katup pengarah adalah perlengkapan


pneumatik yang menggunakan lubang-lubang
saluran kecil yang akan dilewati oleh aliran
angin, terutama untuk mulai (start) dan
berhenti (stop) serta mengarahkan aliran itu.
Katup Pengarah
Cara Menggambar dan Membaca Simbul-simbul katup pengarah

Perubahan posisi kerja katup digambarkan dengan bentuk segi empat bujur
sangkar.
Jumlah bujur sangkar yang berdekatan menunjukkan banyaknya perubahan posisi
yang dimiliki oleh katup tersebut.
Fungsi dan prinsip kerja digambarkan di dalam kotak bujur sangkar.Garis
menunjukkan aliran, anak panah menunjukkan arah aliran.
Posisi penutupan lubang-lubang katup ditunjukkan di dalam kotak
oleh garis tegak lurus (bentuk siku-siku).
Persimpangan aliran digambarkan oleh sebuah titik yang tebal
atau lingkaran kecil yang diblok hitam.
Sambungan (lubang saluran masuk dan keluar) ditunjukkan oleh garis
dan digambar di luar kotak yang menyatakan posisi normal (awal).
Posisi lain diperoleh dengan merubah kotak bujur sangkar sampai arah
alirannya sesuai terhadap sambungannya (jumlah lubang-lubangnya).
a b
Perubahan posisi katup dapat dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya
huruf : a, b, c, dan seterusnya.

o Katup dengan 3 perubahan posisi, maka posisi tengah adalah sebagai


a b
posisi netral (posisi normal) dengan ditandai huruf kecil o.
Tanda-tanda dan Penomoran
pada Lubang-lubang Katup Pneumatik

No Jenis saluran: Diberi tanda:


1. Tenaga (pressure) P (Pressure) atau 1
2. Kerja (keluar dari katup) A, B, C, … atau2, 4, 6, …
3. Pembuangan dari katup R, S, T, … atau 3, 5, 7, …
4. Kontrol atau sinyal X, Y, Z, … atau 1.2 ; 1.4 ; 1.6 ; …
MACAM-MACAM KATUP PNEUMATIK
Simbul Penandaan Posisi Normal Simbul Penandaan Posisi Normal
Katup Katup (Awal) Katup Katup (Awal)

1 pemasukan
2/2-way Menutup 4/2-way 1 pembuangan

Membuka posisi tengah


2/2-way 4/3-way
menutup

A & B posisi
3/2-way Menutup 4/3-way pembuangan

Ada 2 saluran
3/2-way Membuka 5/2-way pembuangan

Ada 3 posisi
3/3-way Menutup 6/3-way aliran
Jenis-jenis penggerak katup pneumatik

1. Manual Control

Secara umum Tuas (Lever)

Tombol Tekan
Pedal / injakan
(Push Button)

2. Mechanical Control
Plunyer Rol (Rooler)

Rol tuas dengan


Pegas (Spring)
kembali bebas
Jenis-jenis penggerak ….. lanjutan

3. Pressure Control

Memakai tekanan udara dari satu arah

Memakai tekanan udara dari dua arah secara


bergantian

4. Electrical Control
Sebuah solenoid (single solenoid)

Dua buah solenoid (double solenoid) secara bergantian


Gambar Rangkaian Pengontrolan
Pneumatik

Langsung
Tak Langsung
tubes:
- membuat modul instrumentasi (sensor,
pemores sinyal, output (tampilan,
aktuasi)).
- hasil dipresentasikan (video)
- membuat laporan: 1. pendahuluan, 2.
dasar teori (karakteristik instrumen, alat-
alatnya 3. spesifikasi, 4. Perancangan
sistem(konsep pengukuran), 5. langkah
percobaan 6. hasil dan analisis, 7.
kesimpulan, 8. daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai