HIDROSEFALUS
Disusun Oleh:
1261050245
Pembimbing :
JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Hidrosefalus telah dikenal sejak zaman Hippocrates. Saat itu hidrosefalus dianggap
sebagai penyebab epilepsi. Pengobatan semula dilakukan dengan mengiris kulit kepala. Pada
tahun 1879 dilakukan operasi oleh Hilton. Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air
dan chepalon yang berarti kepala. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal
(CSS) secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi
CSS yang berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarakhnoid.
hidrosefalus di Indonesia berkisar antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insiden hidrosefalus
kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11% - 43% disebabkan oleh stenosis
aquaductus serebri. Insiden hidrosefalus sama pada wanita dan laki-laki, kecuali pada Bickers-
hidrosefalus pada kelompok usia membentuk suatu kurva bimodal dengan dua puncak. Satu
puncak terjadi pada anak-anak yang berhubungan dengan malformasi congenital. Puncak yang
lain terjadi pada dewasa yang berhubungan dengan normal pressure hydrocephalus (NPH).
NPH timbul akibat perdarahan subarakhnoid, meningitis, trauma kepala dan idiopatik. Terdapat
trias gejala NPH yaitu gangguan mental atau dementia, gangguan koordinasi (ataksia),
inkontinensia urin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ruangan cairan serebrospinal (CSS) mulai terbentuk pada minggu kelima masa embrio,
terdiri dari sistem ventrikel, sisterna magna pada dasar otak dan ruangan subaraknoid yang
meliputi seluruh susunan saraf. CSS yang dibentuk di dalam sistem ventrikel oleh pleksus
koroidalis kembali ke peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan arakhnoid yang
meliputi seluruh sususan saraf pusat. Hubungan antara sistem ventrikel dan ruang subarakhnoid
adalah melalui foramen Magendie di median dan foramen Luschka di sebelah lateral ventrikel
IV.
Sebagian besar cairan serebrospinalis yang dihasilkan oleh pleksus koroidalis di dalam
ventrikel otak akan mengalir ke foramen Monro ke ventrikel III, kemudian melalui akuaduktus
Sylvius ke ventrikel IV. Dari ventrikel IV, likuor mengalir melalui foramen Magendi dan
Luschka ke sisterna magna dan rongga subarakhnoid di bagian kranial maupun spinal.
Penyerapan terjadi melalui vili arakhnoid yang berhubungan dengan sistem vena seperti sinus
venosus serebral.
hasilkan oleh pergerakan dari cairan transepidermal dari otak menuju sistem ventrikel. Rata-
rata volume cairan liquor adalah 90 ml pada anak-anak 4-13 tahun dan 150 ml pada orang
dewasa. Tingkat pembentukan adalah sekitar 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari. Oleh karena
itu sekitar 14% dari total volume mengalami absorbsi setiap satu jam. Tingkat di mana cairan
serebrospinal dibentuk tetap relatif konstan dan menurun hanya sedikit saat tekanan cairan
tekanan cairan serebrospinal melebihi 7 mm Hg. Pada tekanan 20 mm Hg, tingkat penyerapan
Meskipun mekanisme absorbsi cairan liquor terganggu, tingkat penyerapan tidak akan
khoroideus yang merupakan kondisi patologis dimana terjadi gangguan pada proses absorbsi
sehingga terjadi akumulasi cairan liquor. Ketika penyerapan terganggu, upaya untuk
intrakranial akibat pengumpulan cairan serebro spinal pada sistem ventrikel (ruangan cairan
otak) yang normal. Implikasi dari istilah hidrosefalus adalah gangguan hidrodinamik cairan
Pelebaran ventrikel ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Hidrosefalus
tanda-tanda klinis yang khas disebut hidrosefalus yang manifes. Sementara itu,
hidrosefalus dengan ukuran kepala yang normal disebut sebagai hidrosefalus yang
tersembunyi.
akuisita adalah hidrosefalus yang terjadi setelah masa neonatus atau disebabkan oleh
cairan serebrospinal yang disebabkan obstruksi pada salah satu tempat pembentukan
likuor, antara pleksus koroidalis sampai tempat keluarnya dari ventrikel IV melalui
Hidrosefalus terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di dalam system ventrikel atau
oleh produksi likuor yang berlebihan. Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran
likuor pada salah satu tempat, antara tempat pembentukan likuor dalam sistem ventrikel dan
tempat absorpsi dalam ruang subarakhnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS
di bagian proksimal sumbatan. Tempat yang sering tersumbat dan terdapat dalam klinis adalah
foramen Monro, foramen Luschka dan Magendi, sisterna magna dan sisterna basalis.
Secara teoritis, pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorpsi yang
normal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat jarang terjadi,
misalnya terlihat pelebaran ventrikel tanpa penyumbatan pada adenomata pleksus koroidalis.
A. Tipe Obstruksi
a. Kongenital
Akuaduktus dapat merupakan saluran buntu atau abnormal lebih sempit dari biasa.
Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahir atau progresif dengan cepat pada
bulan-bulan pertama setelah lahir. Kebanyakan disebabkan oleh infeksi atau perdarahan
hydrosephalus.
2. Sindrom Dandy-Walker
dapat sedemikian besarnya hingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fossa
posterior. Malformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus.
dapat timbul pada saat lahir. Namun 80% kasus biasanya tampak dalam 3 bulan
pertama.
3. Malformasi Arnold-Chiari
Anomali kongenital yang jarang yaitu terjadi di 2 bagian otak yaitu batang
otak dan cerebellum mengalami perpanjangan dari ukuran normal dan menonjol keluar
Kerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran tetapi secara normal
tidak dapat dideteksi sampai anak berusia beberapa bulan. Hal ini terjadi karena vena
aneurisma.
5. Hidrancephaly
Suatu kondisi hemisfer otak tidak ada dan diganti dengan kantong CSS.
b. Didapat (Acquired)
jaringan parut dari infeksi meningen menghambat aliran CSS dalam ruang
penyerapan CSS dalam vili arachnoid. Jika tidak mendapat pengobatan bakteri
meliputi demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan nafsu makan, kaku kuduk.
Pada kasus yang ekstrim, gejala meningitis ditunjukan dengan muntah dan kejang.
Dapat diobati dengan antibiotik dosis tinggi.
3. Hematoma Intraventrikuler
Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia 5-10 tahun.
Pada tumor ini 70% terjadi dibagian belakang otak yang disebut fossa posterior. Jenis
lain dari tumor otak yang dapat menyebabkan hidrosefalus adalah tumor
intraventrikuler dan kasus yang sering terjadi adalah tumor plexus choroideus. Tumor
yang berada di bagian belakang otak sebagian besar akan menyumbat aliran CSS yang
5. Abses/Granuloma
6. Kista Arakhnoid
2.5 Patofisiologi
Secara teoritis hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu: produksi
liquor yang berlebihan, peningkatan resistensi aliran liquor, peningkatan tekanan sinus venosa.
Sebagai konsekuensi dari tiga mekanisme diatas adalah peningkatan tekanan intrakranial
dilatasi ventrikel masih belum dipahami dengan jelas, namun hal ini bukanlah hal yang
sederhana sebagaimana akumulasi akibat dari ketidakseimbangan antara produksi dan absorbs.
Mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda beda tiap saat
2. Redistribusi dari liquor serebrospinal atau cairan ekstraseluler atau keduanya dalam
Produksi liquor yang berlebihan hampir semua disebabkan oleh tumor pleksus khoroid
(papiloma dan karsinoma). Adanya produksi yang berlebihan akan menyebabkan tekanan
liquor, sehingga akhirnya ventrikel akan membesar. Adapula beberapa laporan mengenai
produksi liquor yang berlebihan tanpa adanya tumor pada pleksus khoroid, di samping juga
akibat hipervitaminosis A. Gangguan aliran liquor merupakan awal dari kebanyakan dari kasus
hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang disebabkan oleh gangguan aliran akan meningkatkan
tekanan liquor secara proporsional dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang.
Derajat peningkatan resistensi aliran cairan liquor adan kecepatan perkembangan gangguan
Kepala membesar
Sutura membesar
Nistagmus horizontal
Lahir 35 cm
Umur 3 bulan 41 cm
Umur 6 bulan 44 cm
Umur 9 bulan 46 cm
Umur 12 bulan 47 cm
Umur 18 bulan 48,5 cm
Sakit kepala
Kesadaran menurun
Gelisah
Mual, muntah
Papil edema, ketejaman penglihatan akan menurun dan lebih lanjut dapat
2.7 Diagnosis
Tulang tipis
Disproporsi kraniofasial
Sutura melebar
b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult: oleh karena sutura telah menutup maka dari foto
c. Transiluminasi : penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari batas, frontal 2,5
mayor. Menentukan :
Tekanan
Bila terdapat infeksi, dperiksa dengan pembiakan kuman dan kepekaan antibiotik.
tertentu menembus melalui fontanella anterior langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah
kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang
melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup untuk memasukan kontras
dibuatkan lubang dengan bor pada kranium bagian frontal dan oksipital. Ventrikulografi
f. CT Scan Kepala
ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari
occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan
sumbatan.
2.8 Pengobatan
sekresi cairan dari plexus khoroid atau upaya meningkatkan reabsorbsinya. Obat yang
Azetasolamid
Cara pemberian dan dosis per oral 2-3 x 125 mg/hari. Dosis ini dapat ditingkatkan
Furosemid
Cara pemberian dan dosis per oral 1,2 mg/kgBB/hari atau injeksi iv 0,6
mg/kgBB/hari.
Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan untuk operasi.
hidrosefalus belum diketahui secara pasti. Pada punksi lumbal berulang akan terjadi
absorbsi CSS oleh vili arakhnoidalis akan lebih mudah. Indikasi: umumnya dikerjakan
Diindikasikan juga pada hidrosefalus komunikan dimana shunt tidak bisa dikerjakan.
metode operasi populer yang biasa dilakukan sebagai terapi definitif pada kasus
(ETV).
A. Operasi Pintas ”Shunting”
a. Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya sementara. Misalnya:
b. Internal
atrium, rongga pleura dan saluran kencing sekarang telah sebagian besar
atau melalui sayatan garis tengah. Sebuah burrhole dilakukan, ventrikel lateral
lain, obstruksi shunt. Sebagai salah satu penyebab utama terhalangnya kateter
ventrikular adalah sumbatan oleh pleksus choroid oleh karena itu, sebaiknya
dapat dijahit secara subcutan diantara perut dan tengkorak menggunakan satu
Komplikasi pada bulan pertama mencapai 25-50%, setelah itu, pertahun 4-5% dan
setiap komplikasi berarti harus dilakukan perbaikan. Komplikasi yang utama adalah:
a. Teknik steril, termasuk menggunakan teknik 'tidak sentuh' dari shunt dan
jam pascaoperasi belum terbukti efektif. Shunt yang terinfeksi hampir selalu perlu
dilepas dan diganti dengan shunt yang baru, lebih disukai di posisi yang berbeda dari
Obstruksi
Shunt mungkin gagal untuk bekerja memuaskan disebabkan antara lain oleh
subdural sangat mungkin terjadi pada pasien dengan hidrosefalus berat yang lama.
Prinsipnya adalah pengaliran CSS dari dasar ventrikel III ke sisterna basalis
yaitu ruang subarakhnoid di belakang sela tursika. Prosedur dari operasi ini antara lain
adalah ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum melalui kraniotomi,
dengan bantuan endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari ventrikel III
dapat mengalir keluar. Teknik ETV hanya dilakukan pada hidrosefalus obstruktif (HO)
dimana pasien memiliki kapasitas penyerapan CSS yang normal atau mendekati
100%. Pada penderita HO yang berumur di bawah 2 tahun dengan ETV didapatkan
perbaikan klinis 70% dan perbaikan radiologis 63%, sedangkan yang berumur di atas 2
tahun didapatkan perbaikan klinis 100 % dan perbaikan radiologis 73%. Pada infantil
atas 2 tahun keberhasilannya mencapai 64 – 74%. Jika terjadi kegagalan pada ETV
biasanya terjadi 6 bulan setelah operasi. Jika dilakukan dengan benar, ETV merupakan
metode yang aman, simple, dan pilihan terapi yang efektif dengan komplikasi yang
KESIMPULAN
insidens untuk kedua jenis kelamin dan juga dalam perbedaan ras. Oleh karena itu hidrosefalus
beresiko terjadi kepada semua golongan umur. Hidrosefalus merupakan sebagai suatu
peningkatan volume ditempati oleh cairan dalam SSP, dengan atau pernah disertai tekanan
intrakranial yang meninggi sehigga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan
Oleh karena itu, diperlukan adanya diagnosis yang tepat, ketepatan waktu serta pengobatan
yang tepat untuk memperbaiki kondisi. Pengobatan dan perawatan dini sebaiknya dilakukan