Anda di halaman 1dari 22

BAB V

LOG TAMBAHAN
(Sonic Log dan Caliper Log)

5.1. TUJUAN ANALISA


5.1.1. Sonic Log
Sonic Log mempunyai fungsi, antara lain untuk:
a. Untuk mengukur Interval transite time (Δt) dari gelombang suara yang
melewati setiap feet dari formasi, sehingga diperoleh harga porositas Sonic
Log.
b. Mendeteksi adanya fracture dikarenakan rekahan memiliki kontribusi
porositas yang terlalu kecil sehingga perlu digunakan sonic log untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
c. Mengetahui elastisitas kontak batuan. Elastisitas batuan merupakan salah
faktor yang mempengaruhi besar interval transite time (Δt), dimana semakin
elastis suatu batuan, maka semakin besar nilai Δt-nya.
d. Mengetahui porositas batuan.
e. Membantu interpretasi seismic record terutama dimaksudkan untuk kalibrasi
kedalaman formasi. Kalibrasi kedalaman pada interpretasi seismic record
dapat dilakukan dengan cara mengukur Δt-nya, dimana, dalam hal ini, sonic
log berperan untuk mengukur nilai Δt.
5.1.2. Caliper Log
Caliper Log memiliki fungsi untuk:
a. Membantu perhitungan volume lubang bor pada kegiatan penyemenan.
Dengan menentukan diameter lubang bor, maka dapat ditentukan besar
volume lubang bor yang diperlukan untuk kegiatan penyemenan.
b. Membantu interpretasi log listrik dengan memberikan ukuran lubang
pemboran yang tepat, karena ukuran lubang pemboran yang digunakan pada
interpretasi log listrik biasanya diasumsikan sama dengan ukuran bit.
c. Untuk estimasi ketebalan mud cake di depan zona permeable yang akan
memberikan dukungan pada analisa logging secara kuantitatif.
d. Untuk perhitungan kecepatan lumpur di annulus dalam hubungannya dengan
pengangkatan cutting ke permukaan. Perhitungan kecepatan lumpur di
annulus dapat dilakukan dengan cara mengukur volume lubang bor terlebih
dahulu, dimana kecepatan pengangkatan cutting sendiri dipengaruhi oleh
volume lubang bor, kecepatan pompa, dan kecepatan slip (Vslip).
e. Untuk menentukan atau memperkirakan lithologi batuan. Lithologi batuan
dalam hal ini dapat ditentukan karena salah satu aplikasi lapangan caliper log
adalah untuk menentukan lapisan shale atau non-shale dari indikasi ada
tidaknya mud cake di dalam lubang bor.
5.2. TEORI DASAR
5.2.1. Sonic Log
Sonic Log adalah suatu log yang digunakan untuk mendapatkan harga
porositas batuan sebagaimana Density Log dan Neutron Log (Porosity Tool).
Prinsip kerjanya adalah dengan menggunakan kecepatan suara yang dikirimkan
atau dipancarkan ke dalam formasi oleh bagian pemancar (transmitter), dimana
pantulan suara yang kembali akan diterima oleh bagian penerima (receiver).
Waktu yang diperlukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut
sebagai Interval transite time (Δt). Besar kecilnya Δt yang melalui suatu formasi
tergantung dari jenis batuan, besarnya porositas batuan, serta isi atau kandungan
fluida dalam pori-pori batuan tersebut. Suara yang dikirimkan dari transmitter
masuk ke dalam formasi, dicatat pada saat pantulan suara pertama kali sampai di
receiver. ,umumnya kecepatan suara yang menembus batuan formasi berkisar
ft  sec
antara 6000-23000 atau 44-190 .
sec ft

Kondisi optimum pengukuran dengan menggunakan Sonic Log dapat


dilakukan dengan mamakai BHC (Bore Hole Compensated), dimana tipe ini tidak
terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan bor dan posisi alat (sonde) sewaktu
pengukuran dilakukan. Kondisi optimum lainnya adalah pengukuran yang
dilakukan pada batuan shale, dan zona yang mengandung air dan gas, dimana
pada zona-zona ini akan diperoleh nilai Δt yang besar. Sedangkan, formasi yang
kompak dan mengandung hidrokarbon akan memiliki nilai Δt yang kecil.

Tabel V-1.
Δtma Untuk Beberapa Lithologi
(Adi Harsono: “Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8,
Jakarta, 1 Mei 1997)
Lithologi Sonic Velocity (ft/s) Δtma (s/ft)
Batu pasir 18000-19500 55,5
Gamping/Limestone 21000-23000 47,5
Dolomite 23000-26000 43,5
Salt 15000 67
Casing (iron) 17500 57
Air 189
Berikut merupakan persamaan Wyllie yang digunakan untuk menghitung
porositas pada consolidated sandstone dan karbonat:

................................................... (5-1)
dimana :
φs = porositas dari log sonik (fraksi)
Δtma = waktu interval transit pada matriks batuan (ft/sec), dari Tabel.
Δtlog = waktu interval transit yang terbaca pada log sonik (ft/sec)
Δtf = waktu interval transit pada fluida (ft/sec), untuk fresh mud = 189;
salt mud = 185
Akan tetapi, apabila porositas sonik dari karbonat yang memiliki porositas
vuggy atau fracture dihitung dengan dengan persamaan Wyllie, maka akan
memberikan nilai porositas yang terlalu rendah. Hal ini terjadi akibat log sonik
cenderung merekam porositas matriks dibandingkan vuggy atau porositas
sekunder dari fracture. Persentase vuggy maupun porositas sekunder dapat
dihitung dengan mencari selisih antara porositas total dan porositas sonik. Nilai
porositas total dapat ditentukan dari salah satu log nuklir, misalnya log density
maupun neutron. Persentase porositas sekunder (secondary porosity index – SPI),
berguna dalam pemetaan parameter pada eksplorasi di batuan karbonat.
Sedangkan untuk uncosolidated sandstone, porositas dapat dihitung
menggunakan persamaan Wyllie yang ditambahkan dengan faktor kompaksi,
yaitu:

................................................... (5-2)

................................................... (5-3)
dimana:
Cp = faktor kompaksi
Δtsh = waktu interval transit pada shale yang kontinu
C = konstanta yang umumnya bernilai 1.0
Interval transite time (Δt) dari formasi akan meningkat apabila terdapat
hidrokarbon (efek hidrokarbon) di dalamnya. Apabila saturasi hidrokarbon tidak
dikoreksi, maka porositas sonik akan terlalu tinggi, sehingga Hilchie (1978)
menyarankan untuk menggunakan koreksi empiris untuk efek hidrokarbon,
sebagai berikut:

............................................................... (5-4)
Peralatan sonic log yang dikenal ada 4 macam, yaitu early tools, dual
receiver tool, borehole compensated sonic tool (BHC), dan long spacing sonic
tool (LSS). Early sonic merupakan salah satu peralatan sonic log yang terbuat dari
karet dengan kecepatan yang rendah dan peredaman material yang tinggi untuk
menghentikan gelombang berjalan ke bawah receiver. Dual receiver tool
memiliki dua receiver yang digunakan untuk mengukur perbedaan waktu
kedatangan gelombang pada masing-masing receiver tersebut. Akan tetapi, secara
umum yang digunakan adalah borehole compensated sonic tool (BHC) dan long
spacing sonic tool (LSS). Bore Hole Compensated Tool (BHC) mengatasi secara
otomatis masalah yang timbul akibat kesalahan penempatan alat dan variasi
ukuran dari lubang yang diatasi dengan dua receiver tools, dimana alat ini
memiliki dua transmitter dan empat receiver. Transmitter dipasang berlawanan
pada kedua ujung sistem dan receiver diapit di bagian tengah. Akibatnya, dalam
sekali pembacaan, dapat dilakukan 5 pengukuran per detiknya. Sedangkan, long
Spacing Sonic (LSS) dipasang pada kondisi transmitter dan receiver yang
berurutan dan penempatan yang tepat untuk jarak (spasi) yang lebih panjang
untuk kedua bagian ini. Dalam pembacaannya, akan terdapat pembacaan panjang
dan pembacaan pendek sesuai spasi yang ditetapkan.

Gambar 5.1.
Pemancaran Gelombang Suara pada Bore Hole oleh Sonic Log Tool
(http://www.jendelaexplorasi.net)
Gambar 5.2.
Long Spacing Sonic (LSS)
(http://www.jendelaexplorasi.net)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran Sonic Log, antara lain:


a. Shale, batuan yang mengandung shale mempunyai porostas besar, walaupun
permeabilitasnyamendekati harga nol, sehingga batuan yang mengandung
shale mempunyai nilai Δt yang semakin besar.
b. Kekompakan batuan, semakin kompak batuan akan semakin kecil harga
porositasnya, sehingga kurva Δt akan semakin rendah.
c. Kandungan air, kandungan air dalam batuan cenderung memperbesar harga
Δt.
d. Kandungan minyak, adanya minyak dalam batuan memperkecil harga Δt
karena sifat minyak sebagai penghantar suara yang kurang baik dibanding air.
e. Kandungan gas, adanya gas akan memperbesar harga Δt.
Respon sonic log sendiri dipengaruhi oleh:
a. Fluida
Dimana kandungan air akan memperbesar harga Δt, sementara kandungan
minyak dan gas akan memperkecil haga Δt.
b. Matriks
Sonic log cenderung akan merekam porositas matriks pada consolidated
sandstone dan karbonat.
c. Vugs dan facture
Kedua faktor ini cenderung akan memberikan nilai porositas sekunder
(secondary porosity index - SPI) yang berguna dalam pemetaan parameter
pada eksplorasi di batuan karbonat.
d. Shale
Memiliki porositas yang besar meki permeabilitas mendekati nol, sehingga
akan memperbesar nilai Δt.

Gambar 5.3.
Sonic Log Tool
(logging-tool.en.china-ogpe.com)
Gambar 5.4.
Sonic Log Tool di Dalam Lubang Bor
(http://www.spec2000.net)
Gambar 5.5.
Contoh Kurva Sonic Log
(http://www.searchanddiscovery.com)
5.2.2. Caliper Log
Caliper Log merupakan log penunjang dalam interpretasi log, dimana
kurva yang dihasilkan oleh pengukuran Caliper Log ini dapat menunjukkan
kondisi diameter lubang pemboran. Manfaat utama dari alat ini adalah untuk
mengetahui diameter lubang pemboran yang nantinya berguna untuk perhitungan
volume lubang pemboran dalam kegiatan cementing.
Penggunaan Caliper Log didasarkan adanya perbedaan tekanan hidrostatik
lumpur dengan tekanan formasi yang dapat menyebabkan terjadinya mud cake
karena masuknya filtrat lumpur ke dalam pori-pori batuan. Semakin permeable
lapisan, maka semakin tebal lapisan mud cake yang terbentuk. Tebalnya mud cake
yang terbentuk akan memperkecil diameter lubang pemboran. Keadaan inilah
yang akan direkam oleh alat Caliper Log.
Prinsip kerja Caliper Log adalah dengan menggunakan mekanisme gerak
pegas. Untuk menyesuaikan kondisi lubang bor yang umumnya tidak rata,
digunakan pegas yang dapat mengembang secara fleksibel. Ujung paling bawah
dari pegas tersebut dihubungkan dengan rod, dimana rod berfungsi untuk
meneropong ke dalam lubang pemboran. Kedudukan dari rod ini ditentukan oleh
kompresi dari pegas dan dari sini ukuran lubang pemboran dapat ditentukan. Arus
dan coil perekam membentuk coupling induktif sedemikian rupa sehingga
potensial yang diinduksi dalam coil perekam tergantung pada posisi rod. Hal ini
akan menghasilkan pencatatan voltage yang bervariasi dengan ukuran lubang
pemboran, yang selanjutnya dicatat oleh suatu instrumen di permukaan.
Caliper log sendiri memiliki kelebihan dibanding log lainnya, dimana
caliper log dapat dilakukan pada semua kondisi lubang bor, sehingga dapat
menentukan bentuk dan lapisan permeabelnya.
Respon caliper log dipengaruhi oleh:
a. Caving
Adalah diameter besar yang dihasilkan saat drill bit menerobos batuan yang
lunak, misalnya coal, shale batulempung atau batuan lain yang lunak secara fisik.
Batuan lunak tersebut kan mudah patah dan runtuh, sehingga saat drill bit
membor bagian lithologi tersebut akan menghasilkan cave atau caving.
b. Mud cake
Biasanya terbentuk saat drill bit melewati batuan permeable, sehingga fasa
cair lumpur dapat mengalir masuk ke dalam formasi dan menyisakan fasa
padatnya yang menempel pada dinding lubang bor. Banyaknya mud cake yang
terbentuk dapat memperkecil diameter lubang bor. Perhitungan tebal mud cake
dapat dilakukan dengan cara:
bit size - caliper
tmc  ............................................................... (5-5)
2
dimana:
tmc = tebal mud cake, in
bit size = ukuran bit, in
caliper = besar defleksi kurva caliper, in
c. Sloughing
Atau biasa disebut tonjolan, disebabkan oleh batuan yang sangat masif.
Sloughing juga dapat menyebabkan penyempitan diameter borehole.
d. On Gauge
On gauge adalah kondisi dimana diameter lubang bor sama dengan diameter
drill bit, sehingga akan sulit diinterpretasi karena tidak adanya kenampakan
khusus pada hasil caliper log.
Jenis-jenis caliper log:
a. Multifinger Tubular Inspection Caliper
Merupakan jenis caliper yang paling sederhana dengan pengukuran yang
akurat.
b. Conventional Caliper
Digunakan untuk merekam kondisi lubang bor secara kontinyu. Umumnya,
terdiri atas satu, dua, tiga, atau empat lengan.
Gambar 5.6.
Caliper Log Tool
(www.lsea.com.sg)

Gambar 5.7.
Caliper Log Tool di Dalam Lubang Bor
(http://dc686.4shared.com)
Gambar 5.8.
Respon Caliper Log
(http://novianto-geophysicist.blogspot.com)

Gambar 5.9.
Contoh Kurva Caliper Log
(https://www.google.co.id)
5.3. ANALISIS
5.3.1. Data
 Kedalaman yang dianalisa = 1100 – 1220 ft
 Bit size = 12,25 inch
 tma (asumsi batupasir) = 62,5  sec/ft
 tf = 250  sec/ft
5.3.2. Prosedur Perhitungan
Sonic Log
 Menentukan lapisan prospek
 Membaca besarnya interval transite time (t) dari defleksi kurva sonic log
untuk setiap interval kedalaman yang dianalisa
 Menentukan jenis formasinya (tma) dan jenis fluidanya (tf)
 Menghitung besarnya porositas dari sonic log (s) dengan menggunakan
persamaan :
Δt log  Δt ma
s 
Δt f  Δt ma

 Membuat tabulasi perhitungan

Caliper Log
 Dari kedalaman yang sama, membaca defleksi kurva caliper
 Menentukan besarnya diameter bit yang digunakan
 Menghitung besanya mud cake (tmc) dengan persamaan :
bit size  caliper
t mc 
2
 Membuat tabulasi perhitungan
5.3.3. Perhitungan
Sonic Log
 Lapisan yang dianalisa = 1100 – 1220 ft
 Interval transite time (t) = 144 sec/ft (dari pembacaan grafik)
 tma (asumsi batu pasir) = 62,5  sec/ft
 tf = 250  sec/ft
Δt log  Δt ma
 s =
Δt f  Δt ma

144  62,5
=
250  62,5
= 0.435 (pada kedalaman 1200)

Caliper Log
 Defleksi kurva Caliper pada kedalaman 1200 ft = 9,2 inch (dilakukan
perhitungan defleksi kurva Caliper tiap interval kedalaman 10 ft)
 Menentukan diameter bit = 12,25 inch
 Menghitung tebal mud cake (tmc)
bit size - Caliper
tmc =
2
12,25 - 9,2
=
2
= 1,525
Ket : Perhitungan di atas hanya pada kedalaman 1200 ft. Perhitungan dilakukan
setiap kedalaman dengan interval pengukuran 10 ft lalu dibuat tabulasi.
Tabel V-2.
Tabulasi Perhitungan Jenis Log Lainnya
(Sonic Log dan Caliper Log)
Depth ∆tma ∆tf ∆tlog Φs
No.
(ft) (μsec/ft) (μsec/ft) (μsec/ft) (%)
1 1100 62,5 250 128 0.349
2 1110 62,5 250 132 0.371
3 1120 62,5 250 124 0.328
4 1130 62,5 250 144 0.435
5 1140 62,5 250 140 0.413
6 1150 62,5 250 148 0.456
7 1160 62,5 250 148 0.456
8 1170 62,5 250 144 0.435
9 1180 62,5 250 148 0.456
10 1190 62,5 250 148 0.456
11 1200 62,5 250 144 0.435
12 1210 62,5 250 144 0.435
13 1220 62,5 250 144 0.435
Tabel V-3.
Tabulasi Perhitungan Jenis Log Lainnya
(Sonic Log dan Caliper Log)
Depth Bit Size Caliper tmc
No
(ft) (inch) (inch) (inch)
1 1100 12,25 8.9 1.675
2 1110 12,25 8.9 1.675
3 1120 12,25 8.9 1.675
4 1130 12,25 9.2 1.525
5 1140 12,25 9.2 1.525
6 1150 12,25 9.2 1.525
7 1160 12,25 9.2 1.525
8 1170 12,25 9.2 1.525
9 1180 12,25 9.2 1.525
10 1190 12,25 9.2 1.525
11 1200 12,25 9.2 1.525
12 1210 12,25 9.2 1.525
13 1220 12,25 9.5 1.375
5.3.4. Analisis Data
1. Pada kedalaman 1100 ft mempunyai harga t log = 128  sec/ft; s =
0.349; caliper = 8.9”; tmc = 1.675, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
2. Pada kedalaman 1110 ft mempunyai harga t log = 132  sec/ft; s =
0.371; caliper = 8.9”; tmc = 1.675, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
3. Pada kedalaman 1120 ft mempunyai harga t log = 124  sec/ft; s =
0.328; caliper = 8.9”; tmc = 1.675, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
4. Pada kedalaman 1130 ft mempunyai harga t log = 144  sec/ft; s =
0.435; caliper = 8.9”; tmc = 1.675, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
5. Pada kedalaman 1140 ft mempunyai harga t log = 140  sec/ft; s =
0.413; caliper = 9.2”; tmc = 1.525, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
6. Pada kedalaman 1150 ft mempunyai harga t log = 148  sec/ft; s =
0.456; caliper = 9.2”; tmc = 1.525, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
7. Pada kedalaman 1160 ft mempunyai harga t log = 148  sec/ft; s =
0.456; caliper = 9.2”; tmc = 1.525, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
8. Pada kedalaman 1170 ft mempunyai harga t log = 144  sec/ft; s =
0.435; caliper = 9.2”; tmc = 1.525, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
9. Pada kedalaman 1180 ft mempunyai harga t log = 148  sec/ft; s =
0.456; caliper = 9.2”; tmc = 1.525, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
10. Pada kedalaman 1190 ft mempunyai harga t log = 148  sec/ft; s =
0.456; caliper = 9.2”; tmc = 1.525, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
11. Pada kedalaman 1200 ft mempunyai harga t log = 144  sec/ft; s =
0.435; caliper = 9.2”; tmc = 1.525, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
12. Pada kedalaman 1210 ft mempunyai harga t log = 144  sec/ft; s =
0.435; caliper = 9.2”; tmc = 1.525, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
13. Pada kedalaman 1220 ft mempunyai harga t log = 144  sec/ft; s =
0.435; caliper = 9.5”; tmc = 1.375, kondisi ini mengindikasikan kedalaman
tersebut memiliki lapisan yang kompak.
5.4. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini dilakukan pembacaan kurva sonic log dan caliper
log. Sonic log merupakan salah satu log porositas sedangkan caliper log
merupakan salah satu log litologi.
Prinsip kerja Sonic Log adalah setiap benda dapat menyalurkan
gelombang suara atau gelombang akustik. Alat Sonic Log terdiri atas transmitter
dan receiver. Suara dipancarkan oleh transmitter kedalam formasi, kemudian
pencatatan dilakukan pada saat pantulan suara yang pertama kali sampai
direceiver. Harga Δt rata-rata dihitung oleh komputer dipermukaan dan sekaligus
diperoleh total travel time. Kecepatan perambatan suara tergantung pada jenis
benda atau batuan dan porositas serta kandungan fluida yang ada didalam batuan.
Batuan dengan porositas mendekati nol berarti pori-pori batuan hampir
seluruhnya terisi oleh matriks (Δtma), jadi jika non-permeable dengan Ø
mendekati nol maka Δtlog = Δtma. Tetapi jika permeable berarti mempunyai
harga ØS dan Δtlog yang relatif besar.
Prinsip kerja Caliper Log yaitu alat digerakkan sepanjang lubang
pemboran, maka pegas akan berkontraksi sesuai dengan besarnya lubang
pemboran yang dilewati. Akibat gerakan ini rod akan bergerak naik dan turun.
Kedudukan rod ini menentukan derajat induksi, diantaranya coil yang diletakkan
pada bagian atas alat. Kemudian voltage yang terinduksi pada pick-up coil
dirubah menjadi arus searah dan besarnya dicatat sebagai fungsi kedalaman.
Kurva Caliper Log ini merupakan suatu kurva yang menunjukkan besarnya
diameter lubang pemboran. Beberapa indikasi yang dapat dilihat pada lapisan
permeable, dinding lubang pemboran menjadi lebih kecil dari diameter bit karena
terbentuknya mud cake. Pada lapisan zona loss sering terjadi keruntuhan dinding
lubang pemboran, akibatnya diameter lubang pemboran menjadi lebih besar dari
diameter pahat. Dengan keterangan diatas maka kurva Caliper Log dapat juga
digunakan untuk mengetahui adanya lapisan permeable.
Pada percobaan sonic log dan caliper log, kedalaman yang dianalisa
adalah 1100 - 1220 ft. Sebagai contoh, pada kedalaman 1150 ft dengan ∆tma =
62.5 μsec/ft (formasi shale) dan ∆tf = 250 μsec/ft (fluida air) didapatkan hasil
∆tlog = 148 μsec/ft dan Φs = 45,6 %. Dari analisa tersebut dapat mengindikasikan
bahwa lapisan tersebut memiliki porositas yang istimewa.
Setelah itu kita dapat mengukur caliper log. Mula-mula kita menentukan
caliper dari defleksi kurva caliper dan didapatkan nilai caliper 9,2 in. Setelah itu
kita menghitung tebal mud cake dengan cara bit size = 12.25 in dikurang caliper
lalu dibagi 2. Dan didapat tebal mud cake sebesar 1,525 in.
Aplikasi lapangan dari log sonic dan log caliper jika dikombinasikan,
maka log sonic mampu mengintepretasikan porositas batuan sedangkan log
caliper mampu menentukan besarnya diameter lubang bor untuk mengetahui
apakah terjadi perbesaran lubang atau tidak. Ketika terjadi perbesaran lubang,
maka terjadi guguran, selain itu caliper log dapat digunakan untuk menentukan
letak kedalaman set packer yang akan dipasang.
5.5 KESIMPULAN
1. Øs rata-rata sebesar 0,456 ini menandakan rata-rata batuan pada lapisan ini
memiliki porositas yang bagus. ∆tf sebesar 250 μsec/ft dan ∆tma 62,5
μsec/ft.
2. tmc rata-rata sebesar 1,525 ini menandakan rata-rata batuan pada interval
adalah batuan permeable.
3. Harga tmc yang bernilai positif menunjukkan bahwa pada lapisan tersebut
terdapat batuan yang porous dan permeable karena ukuran caliper/lubang
pemboran lebih kecil dari ukuran bit akibat terbentuknya mud cake. Harga
tmc yang bernilai negatif menunjukkan bahwa pada lapisan tersebut
terdapat zona loss karena ukuran caliper/lubang pemboran lebih besar dari
ukuran bit.
4. Aplikasi lapangan dari sonic log adalah untuk mengetahui interval transite
time (Δt) yaitu waktu yang diperlukan gelombang suara untuk sampai ke
receiver yang akan digunakan untuk menentukan harga porositas
batuannya. Semakin besar harga Δt maka porositas batuannya semakin
besar.
5. Aplikasi lapangan dari caliper log adalah untuk mengetahui diameter
lubang bor dan tebal mud cake yang terbentuk di formasi sehingga dapat
mengetahui daerah permeable dan tidak permeabel.

Anda mungkin juga menyukai