Trauma yang dapat menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma
langsung dan trauma tidak langsung. Fraktur kruris atau tungkai merupakan fraktur yang terjadi pada tibia dan fibula.
Berdasarkan teori, untuk mengetahui adanya fraktur atau tidak itu
dilakukan pemeriksaan sinar X atau rontgen. Dilapangan juga dilakukan sinar X atau rontgen.
Berdasarkan teori pelaksanaan fraktur dapat dilakukan dengan cara
operatif dan non operatif. Cara operatif dilakukan dengan adanya indikasi tertentu. Sedangkan non operatif dapat dilakukan dengan cara :
1. Reduksi, yaitu terapi fraktur dengan cara menggantungkan kaki dengan
tarikan atau traksi 2. Immobilisasi, yaitu dengan menggunakan bidai dapat berupa gips 3. Pemeriksaan dalam masa penyembuhan, pasien harus dievaluasi dengan pemeriksaan rontgen tiap 6 atau 8 minggu. Program penyembuhan dengan latihan berjalan.
Dilapangan, pada pasien tersebut dilakukan immobilisasi dengan menggunakan
bidai.
Berdasarkan teori, pembidaian harus dilakukan dengan melewati 2 sendi.
Dilapangan juga dilakukan pembidaian dengan melewati 2 sendi.