Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SIKLUS KEHIDUPAN WANITA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Kesetahan Reproduksi Dan Keluarga
Berencana

Dosen Pengampu : Bahiyatun, SPd.,SSiT.,M.kes

Disusun Oleh :

1. Berliana Vebriyanti (P1337424416002)


2. Fauzul Munah (P1337424416002)
3. Nida Khonsaa Nabillah (P1337424416004)
4. Indri Dwi Lestari (P1337424416005)
5. Marya Cahya Dewanti (P1337424416007)
6. Satya Romadyaningrum (P1337424416008)
7. Nurul Indah Wulandari (P1337424416010)
8. Dehit Basthoh (P1337424416012)
9. Dewi Larasati (P1337424416013)
10. Wardha Fatimah Tuzzahro (P1337424416014)
11. Ni’matul Masykurin (P1337424416015)
12. Farisa Khairunnikmah (P1337424416016)
13. Asma’ Nurbaiti (P1337424416018)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyusun makalah dengan
judul “Siklus Kehidupan Wanita” dengan sebaik mungkin. Meskipun pada
pengerjaanya terdapat beberapa hambatan, namun atas ridho Tuhan Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang kami dapat meyelesaikanmakalah ini tepat pada
waktunya.

Dalam proses pemyusunan makalah ini, penyusun berupaya


mengumpulkan informasi dari berbagai referensi agar dapat merumuskan pokok-
pokok bahasan tentangKewenangan Bidan Menurut Permenkes 28.Tidak lupa
pula kami sampaikan rasa terimakasih kami kepada teman-teman yang rela
mengkontribusikan waktunya secara langsung maupun tidak langsung untuk
terwujudnya makalah ini.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih sebesarnya-besarnya


kepada pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material. Semoga
makalah ini dapat membantu memperluas wawasan mahasiswa ataupun para
pembacanya tentangKewenangan Bidan Menurut Permenkes 28. Tentu saja
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami selaku penyusun
makalah ini mohon maaf atas segala kekurangan yang ada, kami selalu menanti
saran dan kritik dari dosen pengampu maupun pembaca agar makalah ini menjadi
lebih baik lagi kedepannya.

Semarang, Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i


Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................. ........ 1
1.2 Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 2
1.3 Manfaat............................................................................................... ..... 2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi .......................................................... 3
2.2 Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Konsepsi ............. 4
2.3 Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Bayi dan Balita .. 5
2.4 Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Remaja............... 10
2.5 Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Dewasa .............. 14
2.6 Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Usia Lanjut ........ 17
Bab III Penutupan
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 20
3.2 Saran........................................................................................................ 20
Daftar Pustaka................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan
masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita
sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan
kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai
dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita, seyogyanya diberi
perhatian.
Adapun definisi tentang arti kesehatan reproduksi yang telah diterima
secara internasional yaitu : sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental,
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-
fungsi dan proses reproduksi. Selain itu juga disinggung hak produksi yang
didasarkan pada pengakuan hak asasi manusia bagi setiap pasangan atau
individu untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai
jumlah anak, penjarakan anak, dan menentukan kelahiran anak mereka.
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan
Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan
kekhusususan kebutuhan penanganan system reproduksi pada setiap fase
kehidupan, serta kesinambungan antar fasekehidupan tersebut. Dengan
demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat
diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat
berakibat buruk pada masa depan kehidupan selanjutnya.

1.2 Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran dari siklus kesehatan wanita adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian Kesehatan Reproduksi
2. Untuk mengetahui Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase
Konsepsi

1
3. Untuk mengetahui Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase
Bayi dan Balita
4. Untuk mengetahui Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase
Remaja
5. Untuk mengetahuiKesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase
Dewasa
6. Untuk mengetahuiKesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase
Usia Lanjut.

1.3 Manfaat
Manfaat pembelajaran dari siklus kesehatan wanita adalah:
1. Mengetahui Pengertian Kesehatan Reproduksi.
2. Mengetahui Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase
Konsepsi
3. Mengetahui Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Bayi
dan Balita
4. MengetahuiKesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase
Remaja
5. MengetahuiKesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase
Dewasa
6. Mengetahui Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Usia
Lanjut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi.

Pengertian kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan


kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-
mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No.
23 Tahun 1992).

Definisi kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di Kairo adalah


keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata
ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi dan fungsi dan proses. Pengertian kesehatan reproduksi ini
mencakup tentang hal-hal sebagai berikut:

1. Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan serta mempunyai kapasitas untuk bereproduksi

2. Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak


melakukannya

3. Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi serta


memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara
ekonomi maupun kultural

4. Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai


sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses
kehamilan secara aman.

Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan


Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan

3
kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase
kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian,
masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan,
yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada
masa kehidupan selanjutnya.Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima
tahap, yaitu:

1. Konsepsi

2. Bayi dan anak

3. Remaja

4. Usia subur

5. Usia lanjut (Novita, 2018)

2.2 Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Konsepsi

Konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan antara sperma dan sel telur


yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang
meliputi pembentuskan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan sel telur),
penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus.Konsepsi merupakan
suatu peristiwa penyatuan antara sel sperma dengan sel telur didalam tuba fallopi.
Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona
pelucida dan masuk ke vitelus ovum. Selain itu zona pelusida mengalami
perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.

Konsepsi memilki kemungkinan paling berhasil jika hubungan seksual


berlangsung tepat sebelum ovulasi. Sperma dapat hidup selama 3-4 hari didalam
saluran genitalia wanita dan idealnya harus berada didalam tuba fallopi saat
ovulasi terjadi, karena ovum hanya bisa hidup selama 12-24 jam. Wanita dapat
memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam
tubuhnya.Perkembangan biologis antara laki-laki dan perempuan ditentukan sejak
masa konsepsi. Janin perempuan mempunyai 2 kromosom x dari setiap orang tua.
Janin laki-laki mempunyai kromosom x dan y, kromosom x dari ibu dan
kromosom y dari ayah. Sejak 7 minggu masa depan konsepsi, organ seksualitas

4
laki-laki mulai terbentuka karena pengaruh hormon estrogen. Dan pada waktu
yang sama organ seksual perempuan terbentuk karena kurangnya testosteron,
bukan karena adanya hormon esrogen. Masa dalam kandungan ( Fase Konsepsi).
Masuknya spermatozoa ke dalam ovum disebut pembuahan. Setelah spermatozoa
masuk, ovum jadi berhasil ( Fruitful), tumnbu jadi individu baru. Disebut dengan
fertilisasi. Ovum yang sudah dibuahi disebut dengan zigot.

a. Fase Germinal : Mulai konsepsi sampai dengan usia + usia kehamilan 2


minggu
b. Fase Embrio : Usia kehamilan 2- 8 minggu
c. Fase Fetal : Usi kehamilan 8-40 minggu (Maryunani, Anik.2010)

Dalam masa konsepsi ini hubungan antara kondisi ibu dan janin akan
memberdampak bagi pertumbuhan janin. Beberapa pelayanan kesehatan
reproduksi dapat diberikan pada tiap atahap berikut :

a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan


b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru
lahir.
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin,
BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit. (Novita, 2018)

2.3 Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Bayi dan Balita

Fase ini terdiri atas masa neonatus yaitu sejak lahir sampai dengan 288
hari dan masa bayi yaitu 288 hari- usia 12 bulan.Pertumbuhan dan perkembangan
yang cepat terutama pada aspek kognitif, motorik, dan sosial serta pembentukan
rasa percay diri anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhn dasar dari orang
tua. Kemampuan orang tua dalam pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua.
Kemampuan orang tua dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan memberikan
stimulus sensorik motorik kebutuhan dasar dan emberikan stimulus sensorik

5
motroik mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan. (Maryunani,
Anik.2010)

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah
satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita
dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan
bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia
prasekolah.Untuk meningkatkan kemampuan kognitif Pendidikan Anak Usia Dini
dapat diberikan melalui bermain, karena bermain sangat penting bagi
perkembangan anak seutuhnya. Melalui bermain anak secara tidak langsung
melakukan kegiatan belajar. Waktu bermain anak akan mendapatkan kesempatan
bereksplorasi, bereksperimen dan dengan bebas mengekspresikan dirinya. Dengan
bermain, tanpa sengaja anak akan memahami konsep tentang kognitif, afektif dan
psikomotorik serta melihat adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada
anak usia dini. Selain itu, Cara belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini
melalui rangsang dari lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula
pendidikan di luar rumah yang melakukan kegiatan belajar lebih terprogram dan
terstruktur, walau tidak selamanya lebih baik.

a. Permainan peran, melatih kemampuan pemahaman sosial


contoh: permainan sekolah, dokter-dokteran, ruman-rumahan dll
b. Permainan imajinasi melatih kemampuan kreativitas anak
c. Permainan motorik, melatih kemampuan motorik kasar dan halus.
Motorik Kasar contoh: spider web, permainan palang, permainan
keseimbangan dll
Motorik halus: meronce, mewarnai, menyuap. (Baharudin H. 2009)

Beberapa peran social yang dimunculkan anak – anak dalam kehidupan di


masyarakat, antara lain :
a. Mengembangkan kepribdiannya, memiliki hak bermain dan berekspresi
sesuai dengan dirinya.

6
Berbagai pengalaman ini berperan penting dalam mewujudkan apa
yang dinamakan dengan pembentukan diri secara utuh, yang tidak akan
dapat tercapai kecuali dengan memberikan kemerdekaan secara penuh
kepada anak dan membina jiwa kemandiriannya. Untuk mencapai ini
semua, seorang pendidik mempunyai peran yang penting dalam mendidik
seorang anak, karena melalui pendidikan ini terdapat pengaruh yang besar
dan jelas dalam membentuk kepribadiannya. Lingkungan keluarga yang
dipenuhi dengan rasa cinta dan rasa saling tolong, yang berlandaskan
dengan ikatan yang kuat antara keluarga, juga mempunyai andil yang
besar dalam membentuk kepribadian seorang anak, serta dapat memotivasi
anak untuk membina dirinya dan meningkatkan kemampuan dan
potensinya.
Dengan bermain, anak – anak secara tidak langsung dapat
berekspresi sesuai dengan keinginannya sendiri. Anak-anak usia dini, suka
sekali berlari, berteriak, bermain sambil ngomong sendiri, memainkan
permainannya dengan berisik, dan lain-lain. Mungkin sebagai orang yang
dewasa, hal ini sangat mengganggu, sehingga kadang kita menyuruh
mereka untuk tidak berisik. Dengan menyuruh mereka untuk bermain
dengan tenang dan tidak membuat gaduh, anak-anak menjadi merasa
tertekan. Dalam tekanan inilah, anak-anak menjadi kurang bisa
berekspresi secara bebas. Alangkah baiknya, bila kita memberikan
kesempatan anak-anak untuk berekspresi secara bebas. Bisa dengan cara
memberikan ruangan bermain khusus bagi mereka, menemani mereka,
atau bisa juga dengan cara membuatkan jadwal bermain bagi mereka.
Mengajak anak-anak bermain di ruangan terbuka, misalnya dengan
mengajak bermain di taman dan wisata alam akan sangat membantu anak
untuk bisa berekspresi secara kreatif dan bebas.
b. Tanda Soaial dari Keluarga
Perlu diketahui pula bahwa keluarga juga sangat rentan terhadap
perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Wajar sekali jika para pengamat
menyebut masyarakat yang sehat terdiri atas keluarga yang sehat pula.

7
Setiap transformasi sosial, budaya, dan politis, yang berpotensi
melemahkan struktur kekeluargaan, dapat menjadi faktor negatif dalam
pembentukan generasi berikutnya. Dengan kata lain, keluarga merupakan
refleksi dari sebuah masyarakat secara keseluruhan. Begitu pula dengan
hadirnya seorang anak dalam keluarga. Anak tersebut sangat erat
hubungannya dengan keadaan keluarganya misalnya tingkat sosial.
Seorang anak yang sehat dan cerdas dapat menunjukkan diri sebagai tanda
sosial bagi keluarganya.
c. Anak adalah Pemegang Amanah Harapan Orang Tua
Setiap orang tua pasti mengharapkan suatu hari nanti akan sukses
dalam kehidupannya. Sebelum lahir saja sudah dipersiapkan nama yang
baik dan mempunyai makna sesuai keinginan kita anak itu menjadi apa.
Oleh sebab itu, Orang tua akan berusaha mendidik dan menyekolahkannya
setinggi mungkin. Bagaimana pun caranya mereka lakukan agar kelak
anak bisa memenuhi harapan orangtua, sukses dalam hidupnya. Dan
tentunya juga berharap anak lebih baik lagi daripada kita mereka.
Sesungguhnya yang utama adalah harus mendidiknya dengan
menanamkan kebaikan dan budi . Kemudian baru mengajarkan mencari
kekayaan. Tetapi jaman sekarang mengajarkan mencari uang yang utama,
kebaikkan dan budi belakangan. Kenapa harus mengajarkan kebaikkan
dan budi yang utama? Sebab itulah modalnya untuk mencapai sukses yang
sesungguhnya kelak. Ada kebaikkan dan budi walau tanpa kekayaan,
masih bisa mengharumkan nama orangtua dan menjadikannya manusia
yang bernilai. Tetapi kalau punya kekayaan , tanpa adanya budi dan
kebaikkan, mungkin bisa menghancurkan hidupnya sendiri dan juga
merusak nama orangtuanya.
d. Kehadiran anak memperkuat nilai solidaridas keluarga
Dengan hadirnya seorang anak dapat membuat suatu keluarga
menjadi semakin dekat. Hubungan sesema orang tua pun juga menjadi
lebih tinggi dan rekat bila didukung oleh kehadiran anak yang berkualitas.

8
Hal ini terbukti karena hampir semua orang tua merasa senang jika
mengetahui bahwa istri mereka sedang hamil atau sedang mengandung.
e. Anak memiliki nilai sosial yang tinggi bagi keluarga, baik ekonomi
maupun soial
Kehadiran anak bagi keluarga merupakan tambahan tenaga kerja
baru bagi keluarganya. Selain itu, anak memiliki nilai sosial yang tinggi
terutama sebagai penerus bagi orang tuanya. (Baharudin H. 2009)
Beberapa pelayanan kesehatan reproduksi dapat diberikan pada tiap atahap
berikut:

a. ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak


b. Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan

Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin,
sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR,
penyakit lain disemua usia dan kekerasan. Pendekatan yang dilakukan: pendidikan
kesehatan, kesehatan lingkungan pelayanan kesehatan primer, imunisasi,
pelayanan antenatal, persalinanpostnatal, menyusui serta pemberian suplemen,
dll.Adapun asuhan yang diberikan antara lain :

a. ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin sejak lahir
sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Manfaat dari
pemberian ASI Eksklusif tersebut terbagi 4 yaitu manfaat bagi bayi, bagi
ibu, bagi keluarga dan bagi Negara.
b. Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik anak
danperkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu
darianak itu sendiri.

9
c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
Kesehatan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang
diharapkankarena besarnyajumlah bayi yang meninggal. Karena itu,
upayapemantauan kesehatan bayi perlu ditingkatkan melalui pemberian
imunisasi dan pengelolaan balita sakit. Pemberian imunisasi anak yang
sesuai dengan jadwal akan mencegah anak menderita campak,
polio,difteri, pertusis, tetanus,TBC dan hepatitis. Untuk penerapan
MTBS,tenaga kesehatan diajarkan untuk memperhatikan secara cepat
semuagejala anak sakit, sehingga ia dapat menentukan apakah anak sakit
beratdan perlu segera dirujuk.
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP).
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah KtP antara lain :
1. Masyarakat menyadari/mengakui KtP sebagai masalah yang perlu
diatasi
2. Menyebarluaskan produk hukum tentang pelecehan seks ditempat kerja.
3. Membekali perempuan tentang penjagaan keselamatan diri.
4. Melaporkan tindak kekerasan pada pihak yang berwenang
5. Melakukan aksi menentang kejahatan seperti kecanduan
alcohol,perkosaan dan lain-lain, antara lain melalui
organisasimasyarakat
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki danperempuan.
Laki-laki dan perempuan, sebagai pasangan atau individu
merupakan kesamaan/kesetaraangender yaitu keadaan tanpa diskriminasi
dalam memperoleh kesempatan, pendidikan, serta akses terhadap
pelayanan. (Manuaba, 2002)

2.4 Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Remaja

Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila
kita perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan
didapatilah bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan
bertambahnya umur. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep

10
diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya berbagai pengalaman dan
pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga sekolah maupun dari
masyarakat dimana ia tinggal. Selain pertumbuhan yang cepat, juga tembul tanda-
tanda sex sekunder, serta diakhiri dengan berhentinya pertumbuhan. Khusus pada
perempuan, masa ini merupakan masa persiapan untuk menjadi calon ibu.
(Baharudin H. 2009)
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan
merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting
yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan
menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan
gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan
tugastugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh
wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-
hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem
reproduksi. (Mauaba, 2002).
Tahapan remaja anatara lain yaitu :
a. Remaja awal (10-12 tahun)
1. merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2. Merasa ingin bebas
3. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai suka berkayal
b. Remaja Tengah (13-15)
1. ingin mencari identitas diri
2. Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
3. Timbul perasaan cinta yang abstrak makin berkembang
4. Berkayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
c.Masa remaja akhir (16-19)
1. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3. Memiliki citra terhadap dirinya
4. Dapat mewujudkan perasaan cinta
5. Memiliki kemampuan berfikir abstrak

11
Beberapa pelayanan kesehatan reproduksi dapat diberikan pada fase remaja adalah
:
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Pencagahan kekerasan, termasuk seksual
d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Perkawinan pada usia yang wajar
f. Pendidikan, peningkatan keterampilan
g. Peningkatan penghargaan diri
h.Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
i. Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan
seksual,penyalahgunaan obat (alkohol, obat, tembakau), kekerasan gender,
praktik tradisional berbahaya, perilaku seks tidak aman, kehamilan remaja,
aborsi tidak aman, ISR/IMS/HIV/ AIDS.
j. Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi; konseling tentang perubahan
hukum/sosial, pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan, pengobatan,
kontrasepsi yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga,
konseling dll (Novita, 2018)
Asuhan apa yang diberikan pada fase remaja ini :
a) Gizi seimbang
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat
pembangun dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi . Gizi seimbang
sangat dibutuhkan dalam tahap ini untuk kepentingan kesehatan
reproduksinya dan juga untuk kemampuan pertumbuhan dan
perkembangan.
b) Informasi tentang kesehatan reproduksi
Pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi bertujuan untuk
memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan
perilaku hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada.
Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani
masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara

12
kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga
dengan reproduksi yang sehat.
c) Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
Yang dimaksud dengan perkosaan disini adalah hubungan seksual
yang dipaksakan terhadap perempuan, dilakukan tanpa izinnya dan
mungkin menggunakan kekerasan.Manusia dalam hal ini remaja secara
biologis mempunyai kebutuhan seksual sehingga perlu mengendalikan
naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi kegiatan yang positif,
seperti
olahraga dan mengembangkan hobi yang membangun.

d)Pencegahan terhadap ketergantungan napza

Pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA pada remaja


hendaknya dilakukan dengan pendekatan sejak dini baik dari orang tua,
guru, pendamping dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para
pelajar disekolah, sehingga dengan pendampingan dan bimbingan kita bisa
mengetahui proses perkembangan jiwa yang terjadi pada pelajar dan juga
pengaruhnya terhadap lingkungan.
e) Perkawinan pada usia yang wajar
Kegagalan perkawinan dalam masyarakat dewasa ini sangat
meningkat sehingga menimbulkan dampak social yang tidak diinginkan.
Pengaturan perkawinan yang semula merupakan ritus adat diambil alih
tanggung jawabnya oleh Negara dan dijadikan sebagai ketentuan hukum
serta di atur lewat undang-undang. Undang-undang juga mengatur batas
umur seseorang yang diperbolehkan menikah dengan alas an untuk
kepentingan demografi, mencegah anak-anak dibawah umur yang belum
dianggap mampu untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri.
f) Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan
terhadap godaan dan ancaman.
Remaja memerlukan pembekalan tentang informasi / pendidikan,
ketrampilan dan kiat-kiat untuk mempertahankan diri secara fisik maupun

13
psikis dan mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti ajakan
untuk menggunakan NAPZA dan lain-lain. (Manuaba, 2002)

2.5 Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Dewasa


Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan
dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi.
Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah.
Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam
kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan
bayi yang dilahirkan pun sehat.
Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan,
kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan,
depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan
yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan
gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat
buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat,
tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa. Beberapa pelayanan
kesehatan reproduksi dapat diberikan pada fase remaja adalah :
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu danbayi
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat
kontrasepsi (KB)
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h. Pencegahan dan manajemen infertilitas.
i. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu
yangdisebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia,
kemandulan,pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi,
ISR/IMS/HIV/AIDSdan pengaturan kesuburan.

14
j. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen,
konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang
perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan
IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan
darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang diberikan pada fase ini adalah :
a). Kehamilan dan persalinan yang aman
Kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang
diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi yang meninggal. Karena itu,
upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pemeriksaan kehamilan dan
pertolongan persalinan yang aman menjadi upaya prioritas dalam bidang
kesehatan.
b). Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
Pertolongan terhadap komplikasi yang ditemukan baik selama kehamilan
maupun dalam persalinan memerlukan tindakan yang cepat agar nyawa ibu dan
janinnya dapat diselamatkan. Terjadinya komplikasi ini sulit diperkirakan,
sehingga sering muncul secara mendadak dan perlu diantisipasi bahkan bias
dilakukan tindakanpencegahan sedini mungkin.
c). Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan
alatkontrasepsi ( KB )
Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan untuk
menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan untuk
menunda, menjarangkan /menjaga jarak kelahiran dan atau membatasi kehamilan
bila jumlah anak sudah cukup. Dengan demikian, pelayanan KB sangat berguna
dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
atau tidak tepat waktu.
d). Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
Pencegahan penularan terhadap PMS/HIV/AIDS yaitu :
1. Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan dan
menghindari hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti.

15
2. Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan setia pada
pasangan
3. Setiap darah transfuse di cek terhadap HIV.
4. Menghindari injeksi, pemeriksaan dalam , prosedur pembedahan yang
tidak steril dari petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab.
5. Menggunakan kondom dengan hati-hati, benar dan konsisten.
e). Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
Pelayanan kesehatan reproduksi mencakup semua pelayanan yang
disediakan oleh program-program yang ada dalam ruang lingkup kesehatan
reproduksi. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi ini ditentukan oleh beberapa
factor
antara lain :
1. Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien
2. Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.
f). Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
Dalam rangka mencegah kematian ibu akibat aborsi, sejumlah Negara
telah meberikan pelayanan aborsi yang aman secara terbatas, misalnya untuk
mengatasi :
1. Kehamilan yang mengancam kesehatan fisik dan mental ibu.
2. Ibu yang mengalami kegagalan KB
3. Risiko cacat pada janin
4. Korban perkosaan.
g). Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
Kanker sistem reproduksi meliputi kanker leher rahim, payudara,
indung telur, rahim dan alat kelamin. Kanker leher rahim merupakan
kanker yang paling banyak diderita oleh wanita dinegara berkembang dan
menepati urutan kedua setelah kanker payudara. Untuk mengetahui secara
dini kanker leher rahim adalah melalui pemeriksaan Pap Smear, IVA Test
dan Schiller Test.
Kanker payudara lebih sering terjadi dibandingkan dengan kanker
leher rahim karena kanker ini dapat terjadi pada semua perempuan. Cara

16
sederhana untuk menemukan tumor pada payudara sedini mungkin yaitu
dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI).
h). Pencegahan dan manajemen infertilitas.
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kesulitan untuk memperoleh
keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan
melakukan sanggama secara teratur. Permasalahan infertilitas merupakan
masalah yang kompleks sehingga pengelolaan infertilitas di pelayanan
kesehatan dasar masih sangat terbatas. Klien perlu mendapat informasi
yang memadai tentang berbagai penyebab infertilitas dan pelayanan
rujukan ke RS. Informasi dan penyuluhan mengenai pemeriksaan serta
pengobatan infertilitas perlu dilakukan dengan sabar dan seksama.
(Manuaba,2002)
2.6Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan Fase Usia Lanjut.
Usia lanjut adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling
rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat
penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur.
Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola
makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu
olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.
a. Perhatian pada problem menapouse
b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan
mobilitas dan osteoporosis
c. Deteksi dini kanker rahim
d. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi,
kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, kanker
payudara, ISR/IMS/HIV/AIDS
e. Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman
reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini
Asuhan apa yang diberikan pada fase ini antara lain:
a. Perhatian pada problem menapouse

17
Masalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut terutama dirasakan oleh
wanita ketika masa suburnya berakhir atau ketika mengalami menopause.
Menopause adalah keadaan pada seorang wanita yang mengalami
penurunan fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi
hormone estrogen. Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah
menopause yang dapat dilakukan ditingkat pelayanan dasar antara lain :
a. Pemeriksaan alat kelamin.
b. Pap Smear, IVA Test, Schiller Test.
c. Perabaan payudara ( SADARI )
d. Penggunaan makanan yang mengandung unsure Fito-Estrogen.
e. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium.
f. Menghindari makanan yang mengandung lemak, kopi, alkohol.
b. Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan
mobilitas dan osteoporosis. Berkurangnya hormone estrogen pada wanita
menopause mungkin menyebabkan berbagai keluhan sebagai berikut :
1. Penyakit jantung koroner
Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari
penyakit jantung koroner, berkurangnya hormone estrogen dapat
menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatnya kadar
kolesterol tidak baik (LDL) yang meningkatkan kejadian jantung koroner
2. Osteoporosis
Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat
penurunan kadar hormone estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan
mudah patah
3. Gangguan mata
Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air
mata berkurang
4. Kepikunan
Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf
pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan
berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe

18
Alzeimer dapat terjadi bilamana kekurangan estrogen sudah berlangsung
cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan.

5. Deteksi dini kanker rahim


Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat
dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan
berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe
Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam
kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang
dipengaruhi factor keturunan
c.Deteksi dini kanker rahim.
Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim, dianjurkan kepada para
wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear, IVA Test, atau Schiller Test
secara teratur, paling tidak sekali setiap tahun :
a. Pada umur berapapun dalam usia subur.
b. Telah berhubungan seks lebih dari 1 tahun
c. Ada / tidak ada cairan vagina yang mencurigakan. (Manuaba, 2002)

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Siklus kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya dan perubahan
yang terjadi pada setiap saat. Kehidupan wanita akan sangat berpengaruh dan
mempengaruhi tahapan-tahapan kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu,
setiap tahapnya harus diperhatikan dengan benar karena pada setiap tahap itu
pula akan terdapat beberapa perubahan dan gangguan yang jika tidak
ditangani maka akan berakibat yang tidak baik bagi dirinya dan kehidupan
selanjutnya bahkan hingga pada keturunannya. Wanita mempunyai fase atau
tahapan masa yang dikenal lima tahapan masa yaitu fase konsepsi, fase bayi
dan balita, fase remaja, fase dewasa, dan fase usia lanjut.

B. Saran
Wanita memiliki tahapan yang panjang dalam siklus
kehidupannya, oleh sebab itu penting untuk memantau tumbuh
kembangnya mulai dari konsepsi hingga menopuse agar wanita tidak
memiliki masalah dalam siklus kehidupannya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi
untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai pelayanan
kesehatan pada wanita sepanjang daur kehidupan. Serta bermanfaat bagi
institusi/bidan sebagai bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam
meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin H. 2009. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis


terhadap Fenomena.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup.

http://belajarpsikologi.com/kesehatan-reproduksi-remaja/ diunduh pada


tanggal 02 Februari 2018 pukul 20.05 WIB

https://eppydjuhara.wordpress.com/2016/01/19/siklus-kesehatan-wanita-
pada-masa-konsepsi/ diunduh pada tanggal 02 Februari 2018 pukul 20.15 WIB

Ida Bagus Gde manuaba, 2002, Memahami Kesehatan reproduksi wanita,


Area EGC Jakarta.

Maryunani, Anik.2010. “Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan”.


Jakarta : CV. Trans Info Medika.

Novita. 2018. Kebidanan : Asuhan dan Teori Volume 2. Jakarta: ECG

21

Anda mungkin juga menyukai